Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM VII

BOTANI PHANEROGAMAE

LILIOPSIDA
(SUBCLASSIS COMMELINIDAE DAN SUBCLASSIS ZINGIBERIDAE)

Dosen Pengampu : Asep Mulyani M.Pd


Asisten Praktikum : 1. Santi Nur Fadhillah S.
2. Ahyadi

Disusun oleh :

PIPIT DAMAYANTI (1415106093)


BIOLOGI C / IV
Kelompok 6

PUSAT LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2017
ACARA PRAKTIKUM VII
LILIOPSIDA
(SUBCLASSIS COMMELINIDAE DAN SUBCLASSIS ZINGIBERIDAE)

A. Tujuan
1. Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada
divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Commelinidae dan Zingiberidae.
2. Untuk membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family-
family yang ada dalam Subclassis Commelinidae dan Zingiberidae.
B. Dasar Teori
Liliopsida adalah tumbuhan yang bijinya berkeping tunggal (atau
monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang
secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping
dua atau dikotil. Ciri monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena
hanya memiliki satu daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji
berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita. Terdapat sekitar 50 ribu
hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal terdapat 59.300 jenis.Orchidaceae (suku
anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia
tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.Anggota suku padi-padian (Poaceae
atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia
karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan.Suku-suku lainnya yang
tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku
bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku
pisang-pisangan (Musaceae).Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan
sebagai tanaman hias (Campbell, 2008)
Subkelas Commelinidae pada umumnya berupa herba, sagat jarang yang
berkayu, daun pertulangan sejajar, duduk daun tersebar atau roset akar, bunga
dengan bagian-bagian kelipatan tiga, tidak membentuk sphandiks, biasanya tanpa
sphata yang jelas, nectar, stomata, pembuluh, dan endosperm beragam,
perianthum terdifferensiasi menjadi sepal dan petal pada beberapa familia
perhiasan bunga dapat dibedakan antara kaliks dengan korolla akan tetapi pada
beberapa familia perhiasan bunga sangat tereduksi dan tidak kelipatan 3, stamen
pada umumnya 3 atau 6 jarang 1, 2 atau banyak, spesies yang perianthumnya
tereduksi biasanya terjadi pada spesies yang sudah beradaptasi dengan
penyerbukan angin. Tumbuhan ini mempunyai ovarium superior, pembuluh
biasanya terdapat pada organ vegetatife. Subkelas Commmelinidae terdiri atas 7
ordo, 16 familia dan kurang lebih 15.000 spesies (Sudarsono,2005).
Familia Commeliniaceae merupakan familia yang habitusnya berupa
herba yang memanjat atau tegak, batang sering membengkak pada nodus, daun
tunggal, letak tersebar, mempunyai pelepah, urat daun sejajar, bunga umumnya
dalam perbungaan simosa, bunga biseksual, simetri daun actinomorf atau
zygomorf, kaliks 3 sepal, umumnya sepal, korolla 3 petal lepas, kadang-kadang
bertaji atau bersatu dibawah, stamen 6, kadang-kadang ada yang tereduksi,
menjadi staminodia, filamen sering berambut, ovarium superum, 3 karpel, 2-3
ruang, 1-beberapa ovula tiap ruang dan buah kapsula (Sudarsono,2005).
Familia Cyperaceae merupakan familia yang secara umum berupa terna
perenial yang menyukai habitat yang lembab, bahan-bahan seperti umbi dengan
geragi yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif, batang segitiga, tidak
berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya tidak bercabang, daun bangun pita,
bertulang sejajar dengan upih yang tertutup, biasanya tersusun sebagai roset akar,
bunga kecil tidak menarik, banci atau berkelamin tunggal dan berumah satu,
jarang berumah dua, tersusun dalam bulir-bulir dengan bunga yang terdapat
dalam ketiak suatu daun pelindung, hiasan bunga tereduksi menjadi sisik-sisik,
sekat atau rambut-rambut jarang mempunyai mahkota bahkan tidak ada, benang
sari 3 atau kurang dari 3 dan jarang lebih atau banyak, tangkai sari bebas, kepala
sari beruang 2, membuka dengan celah membujur, bakal buah menumpang, biji
dengan lembaga yang kecil dan endosperm bertepung yang banyak (Mulyani,
2013).
Familia Poaceae atau Gramineae merupakan familia yang berupa terna
anual atau perenial, kadang-kadang berupa herba atau pohon yang tinggi, batang
dengan posisi yang bermacam-macam. Daun umumnya terdiri atau helaian, upih,
dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai, bunga umumnya
banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil dan tidak menarik, tiap bunga
terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku ini disebut “Palea inferior“
kelopak telah berubah menjadi badan yang disebut “Palea superior“ terdiri atas 2
daun kelopak yang berlekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri
atas 2 daun mahkota ( Jarang 3 ), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik
kecil dan dapat membengkak dan dinamakan “Iodicula“ benang sari 1-6 jarang
lebih, biasanya 3, tangkai sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya membuka
dengan celah membuju, bunga demikian ini disebut bunga semu “Floret“ yang
terpisah–pisah atau bersama dengan floret lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu
tangkai, membentuk suatu bulir kecil yang pada pangkalnya mempunyai 2 daun
pelindung tanpa bunga dalam ketiaknya disebut “Gluma“ satu floret atau lebih
dengan gluma membentuk suatu bulir kecil, buah biasanya seperti buah padi
“Caryopsis“, yaitu buah dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah,
jarang berupa buah keras, biji dengan endosperm (Mulyani, 2013).
Subkelas Zingiberidae sebagian besar berupa herba. Daun pada umumnya
roset batang. Bunga dalam karangan, seringkali ada braktea yang berwarna.
Bunga ada yang biseksual dan ada juga yang uniseksualm ada Hypogin tetapi
sebagian besar Epygin. Stamen berjumlah 6 dalam dua lingkaran, tetapi
seringkali hanya 5 atau 1 stamen saja yang fungsional sedangkan sisanya steril
atau berubah menjadi Stamenodium yang petaloid. Gynoecium tersusun dari 3
karpel, beruang 3 atau kadang-kadang beruang. Subkelas Zingiberidae terdiri atas
2 ordo, 9 familia,dan kurang lebih 3800 spesies. Kedua ordo anggota
Zingiberidae yaitu ordo Bromeliales dan ordo Zingiberales. Kedua ordo kurang
lebh mempunyai jumlah spsies yang sama akan tetapi ordo Bromeliales hanya
terdiri atas satu familia yaitu Bromeliaceae. Ordo Zingiberales mempunyai 8
familia yaitu : Strelitziaceae, Heliconiaceae, Musaceae, Lowiaceae, Zingiberacea,
Costaceae, Cannaceae, dan Marantaceae. Famili Streliziacecae, Marantaceae,
Lowiaceae, dan Costaceae (Tjitrosoepomo, 2009).
Familia Bromeliaceae merupakan tumbuhan terna jarang mempunyai
batang yang kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput, bunga banci karena
adanya reduks, kadang-kadang berkelamin tunggal, aktinimorf atau zigomorf,
berbilangan 3 jarang berbilangan 2, mempunyai 2 lingkaran hiasan bunga yang
sama, kadang-kadang hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota.Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya sering berkurang, kadang-
kadang hanya terdapat satu benang sari. Bakal buah dengan bakal biji yang atrop
atau anatrop, buah dengan biji yang mempunyai endosperm bertepung
(Tjitrosoepomo,1987).
Familia Musaceae merupakan kelompok tumbuhanterna yang besar,
sering dengan batang semu yang terdiri atas upih daun yang balut
membalut,dengan daun yang lebar,bangun jorong atau memanjang,ibu tulang
tebal,beralur di sisi atasnya,jelas berbeda dari tulang-tulang cabangnya yang
menyirip.Bunga banci atau berkelamin tunggal, zigomorft, tersususn dalam
sinsiunus yang terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar dan berwarna
menarik (Tjitrosoepomo, 1987).
Heliconiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Merupakan tumbuhan tahunan, batang semu, tingginya 1-2.5 m. daun tersusun
dalam dau baris pada sisi yang berlawanan. Bunga majemuk dalam satu sumbu
dengan bunga yang tersusun dalam dua baris pada sisi yang berlawanan
(cincinni), sumbunya berwarna kuning atau oranye. Tumbuhan ini biasanya
digunkan untuk tanaman hias dan daunnya untuk pembungkus (Tjitrosoepomo,
1987).
Famili Zingiberacea merupakan kelompok tanaman herba berbatang
semu, berdaun lebar dengan pelepah daun yang membungkus batang, namun
beberapa spesies diantaranya ada yang mencapai tinggi hingga 8 meter. Semua
kelompok dari tanaman ini memiliki batang yang berasal dari rizom yang tumbuh
horisontal di bawah tanah yang memiliki akar dan daun.dengan bunga yang
beruma satu (Tjitrosoepomo, 2009).
Familia Cannaceae merupakan tumbuhan terna besar-besar, perenial,
dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti umbi. Daun pada batang
diatas tanah, besar, lebar, bertulang menyirip dengan ibu tulang yang nyata,
tangkai daun pada pangkal melebar menjadi upih. Bunga banci, zigomorf atau
lebih sering asimetrik, besar dengan warna cerah dan menarik, tersusun dalam
rangkaian berbentuk tandan atau malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan
mahkota, masing-masing berbilangan 3, daun-daun kelopak bebas tersusun
seperti genting, daun-daun mahkota berlekatan pada pangkalnya. Buah dengan
kelopak yang tidak gugur dibagian atasnya, berupa buah kendaga yang membuka
dengan rusaknya dinding yang kemudian menjadi kasap berbenjol-benjol. Biji
banyak, bulat, endosperm keras, dan lembaga kecil (Tjitrosoepomo, 2009).
C. Alat dan bahan
1. Alat:
a. Alat tulis
b. Sillet/cutter
2. Bahan:
a. Famili Commelinaceae : Rhoea discolor (Adam hawa)
b. Famili Cyperaceae : Cyperus rotundus (Rumput Teki)
c. Famili Poaceae : Oryza sativa (Padi) dan Zea mays (Jagung)
d. Famili Bromeliaceae : Ananas sativus (Nanas)
e. Famili Musaceae : Musa paradisiaca (Pisang Ambon)
f. Famili Heloceniaceae : Heliconia metalica (Pisang Hias)
g. Famili Zingiberaceae : Alpinia galanga (Lengkuas / Laos ), Curcuma
domestica (Kunyit) dan Zingiber officinale (Jahe)
h. Famili Cannaceae : Canna indica (Bunga tasbih)
D. Prosedur Kerja
1. Diamati spesimen tumbuhan yang ada hal habitus, pola percabangan, dan
bentuk atau segi penampang melintagnya.
2. Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepi
daunnya.
3. Diamati bunga diamati dan dibandingkan pada komposisi, jenis karangan
bunga, dan simetri bunganya.
4. Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga pada Corolla, Calyx, perigonium,
stamen, dan pistilumnya.
5. Bagian – bagian tumbuhan seperti percabangan, letak stipula, penampang
memanjang bunga, stamen, dan pistilumnya diamati dan diberi nama.
F. Pembahasan
Subkelas Commelinidae pada umumnya berupa herba, sagat jarang yang
berkayu, daun pertulangan sejajar, duduk daun tersebar atau roset akar, bunga
dengan bagian-bagian kelipatan tiga, tidak membentuk sphandiks, biasanya tanpa
sphata yang jelas, nectar, stomata, pembuluh, dan endosperm beragam,
perianthum terdifferensiasi menjadi sepal dan petal pada beberapa familia
perhiasan bunga dapat dibedakan antara kaliks dengan korolla akan tetapi pada
beberapa familia perhiasan bunga sangat tereduksi dan tidak kelipatan 3, stamen
pada umumnya 3 atau 6 jarang 1, 2 atau banyak, spesies yang perianthumnya
tereduksi biasanya terjadi pada spesies yang sudah beradaptasi dengan
penyerbukan angin. Tumbuhan ini mempunyai ovarium superior, pembuluh
biasanya terdapat pada organ vegetatife. Subkelas Commmelinidae terdiri atas 7
ordo, 16 familia dan kurang lebih 15.000 spesies (Sudarsono,2005).
Familia Commeliniaceae merupakan familia yang habitusnya berupa
herba yang memanjat atau tegak, batang sering membengkak pada nodus, daun
tunggal, letak tersebar, mempunyai pelepah, urat daun sejajar, bunga umumnya
dalam perbungaan simosa, bunga biseksual, simetri daun actinomorf atau
zygomorf, kaliks 3 sepal, umumnya sepal, korolla 3 petal lepas, kadang-kadang
bertaji atau bersatu dibawah, stamen 6, kadang-kadang ada yang tereduksi,
menjadi staminodia, filamen sering berambut, ovarium superum, 3 karpel, 2-3
ruang, 1-beberapa ovula tiap ruang dan buah kapsula (Sudarsono,2005).
Pengamatan pertama dilakukan pada spesies Rhoea discolor (Adam
hawa) yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas commelidae dan Famili Commelinaceae. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Rhoea discolor (Adam hawa):
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas: Commelinidae
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoea
Species : Rhoea discolor
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Rhoea discolor (Adam
hawa), memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
simpodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
roset batang, bentuk daun pita lanset dengan pertulangan sejajar, tepi daun rata,
ujung daun akuminatus, pangkal daun persiolatus. Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus.
Menurut Dasuki (1992), Habitatnya Semak dengan tinggi 40-60 cm,
sedangkan Batangnya yaitu Kasar, pendek, arah tumbuh tegak lurus (erectus),
warna coklat,Sifat batang basah (herbaceus), berdasarkan panjang umurnya
merupakan tumbuhan muda (annuus), bentuk batang bulat (teres),sifat permukaan
batang memperlihatkan bekas-bekas daun
Menurut Dasuki (1992), Daun tunggal, bangun daun seperti pedang
(ensiformis),ujung daun runcing (acutus), pangkal daun rata (truncatus) memeluk
batang,tepi daun rata (integer), panjang daun 25-30 cm, lebar 3-6 cm,daging daun
tipis lunak (herbaceous),permukaan daun licin suram (laevis opacus),tulang daun
sejajar (rectivernis),permukaan atas daun hijau, permukaan bawah daun merah
kecoklatan Bunga : Majemuk, bentuk mangkok, tumbuh di ketiak
daun,terbungkus kelopak seperti kerang, benang sari silindris,bunga banyak,
warna putih, kepaia putikkuning, mahkota bentuk segitiga, tiga lembar,
putih.Akarnya Serabut, kecoklatan Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias,
tumbuh subur di tanah yang lembab. Termasuk anggota suku gawar-gawaran,
berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 - 60 cm, batang kasar,
pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudahpatah,warna daun
di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah tengguli.Panjang
daun + 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang
Familia Cyperaceae merupakan familia yang secara umum berupa terna
perenial yang menyukai habitat yang lembab, bahan-bahan seperti umbi dengan
geragi yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif, batang segitiga, tidak
berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya tidak bercabang, daun bangun pita,
bertulang sejajar dengan upih yang tertutup, biasanya tersusun sebagai roset akar,
bunga kecil tidak menarik, banci atau berkelamin tunggal dan berumah satu,
jarang berumah dua, tersusun dalam bulir-bulir dengan bunga yang terdapat
dalam ketiak suatu daun pelindung, hiasan bunga tereduksi menjadi sisik-sisik,
sekat atau rambut-rambut jarang mempunyai mahkota bahkan tidak ada, benang
sari 3 atau kurang dari 3 dan jarang lebih atau banyak, tangkai sari bebas, kepala
sari beruang 2, membuka dengan celah membujur, bakal buah menumpang, biji
dengan lembaga yang kecil dan endosperm bertepung yang banyak (Mulyani,
2013)
Pengamatan kedua dilakukan pada spesies Cyperus rotundus (Rumput
Teki), yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas commelidae dan Famili Cyperaceae. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Cyperus rotundus (Rumput Teki):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
SubKelas : Commeliniidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Cyperus rotundus
(Rumput Teki), memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki
percabangan monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal,
letak daun roset batang, bentuk daun pita dengan pertulangan sejajar, tepi daun
rata, ujung daun akuminatus, pangkal daun persiolatus. Macam bunga majemuk,
karangan bunga simosa dan simetri bunga zigomorf. Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus, terdapat bagian tambahan yaitu terdapat trikoma dibagian bunga tetapi
bukan mahkota.
Menurut Dasuki (1992), Tumbuhan ini berhabitus terna atau herba, yaitu
tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau hanya sedikit sekali
mengandung jaringan berkayu, dengan percabangan simpodial yaitu kuncup
terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan,
yang sudah tentu setelah berbungan akan mati. Sementara itu, pertumbuhan dari
tumbuhan tersebut hanya bisa dilakukan oleh kuncup aksila, dengan percabangan
monopodial yaitu yaitu kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetatif dan
hanya mati jika terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler
yang khusus, misalnya pada cabang yang pendek, dan bentuk segi penampang
batangnya triangular, dapat berbentuk segitiga berwarna hijau dan licin.
Menurut Dasuki (1992), Memiliki macam daun tunggal, dengan filotaksis
spiral, memiliki bentuk daun pita (linearis), dengan memiliki pertulangan daun
sejajar (rectinervis) yaitu tiga atau lebih urat daun yang besarnya sebanding
terentang kurang lebih sejajar dari dasar daun dan bertemu lagi pada ujung daun.
Tepi daunnya rata (entire), dengan ujung daun lancip (kuneatus) dan pangkal
daun dekuren. Memiliki bunga majemuk, dengan karangan bunga malai yaitu
bercabang beberapa kali, baik rasemosa atau simosa. Memiliki banyak benang
sari dan putik, juga memiliki pelindung bunga.
Menurut Dasuki (1992), Adapun manfaat dari tumbuhan ini yaitu, pada
umumnya yang digunakan sebagai bahan obat adalah bagian umbi yang telah
dibersihkan dari serabut yang melekat. Dalam keadaan segar, umbi dimemarkan
dan dibubuhkan ke dalam minuman sebagai obat busung air, kencing batu. Air
rebusan umbi umumnya digunakan sebagai pengatur haid, menyembuhkan
keputihan. Juga bersifat sebagai penenang, antispasmodik, melunakkan feses dan
mempercepat pembekuan darah pada luka baru.
Familia Poaceae atau Gramineae merupakan familia yang berupa terna
anual atau perenial, kadang-kadang berupa herba atau pohon yang tinggi, batang
dengan posisi yang bermacam-macam. Daun umumnya terdiri atau helaian, upih,
dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai, bunga umumnya
banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil dan tidak menarik, tiap bunga
terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku ini disebut “Palea inferior“
kelopak telah berubah menjadi badan yang disebut “Palea superior“ terdiri atas 2
daun kelopak yang berlekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri
atas 2 daun mahkota ( Jarang 3 ), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik
kecil dan dapat membengkak dan dinamakan “Iodicula“ benang sari 1-6 jarang
lebih, biasanya 3, tangkai sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya membuka
dengan celah membuju, bunga demikian ini disebut bunga semu “Floret“ yang
terpisah–pisah atau bersama dengan floret lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu
tangkai, membentuk suatu bulir kecil yang pada pangkalnya mempunyai 2 daun
pelindung tanpa bunga dalam ketiaknya disebut “Gluma“ satu floret atau lebih
dengan gluma membentuk suatu bulir kecil, buah biasanya seperti buah padi
“Caryopsis“, yaitu buah dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah,
jarang berupa buah keras, biji dengan endosperm (Mulyani, 2013).
Pengamatan ketiga dilakukan pada spesies Zea mays (Jagung) yang
merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida subkelas
commelidae dan Famili Poaceae Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar Zea
mays (Jagung):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Zea mays (Jagung),
memiliki habitus herba, bentuk batangnya silindris dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang silindris. Macam daunnya tunggal, letak
daun tersebar, bentuk daun pita melebar dengan pertulangan sejajar, tepi daun
rata, ujung daun akuminatus, pangkal daun obtuse (tumpul). Diketahui distribusi
seksnya berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua
kelamin sekaligus.
Menurut Dasuki (1992),Jagung (Zea mays) merupakan tumbuhan yang
memiliki habitus berupa herba dengan pola percabangan monopodial dan bentuk
penampang silindris atau bulat. Daun jagung merupakan daun tunggal yang latk
daunnya tersebar.Daun jagung memiliki daun yang berbentu pita melebar yang
dipenuhi denga linear (garis-garis) denga pertulangan daun yang sejajar atau
parallel.Daun jagung memiliki tepi daun yang rata atau entire dengan ujung daun
yang berbentuk runcing atau akuminatus dan pangkal daun yang berbetuk tumpul
atau obtuse.Bunga jagung merupakan bunga majemuk yang karangan bunganya
rasemosa.Bunga jagung memiliki simetri bunga aktinomorf. Pada perhiasan
bunga jagung hanya terdapat perigonium karena antara mahkota bunga dan
kelopak bunga tidak dapat dibedakan.Alat kelamin bunganya berupa stamen dan
pistillum.Terdapat lemma dan palea dalam floret yang didalam floretnya terdapat
pula rambut-rambut halus. Lemma dan palea adalah bagian tambahan yang
membungkus benang sari dan putik, sehingga berfungsi sebagai pelindung
benang sari dan putik.Pada bagian pangkal dari karangan bunga terdapat gluma.
Jagung merupakan tumbuhan yang distribusi seksnya monoceus atau berumah
satu akan tetapi uniseksual. Artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin
betinanya terpisah karena memiliki bunga masing-masing atau tidak dalam satu
bunga.Bunga jantan berfungsi sebagai benang sati dan bunga betina berfungsi
sebagai putik.
Menurut Dasuki (1992), Jagung merupakan salah satu spesies tumbuhan
yang termasuk pada subkelas Commelinidae. Jagung merupakan tumbuhan
yang kaya akan lemak nabati sehingga sering diolah untuk diambil minyaknya
yang merupakan sumber asam lemak omega-6 yang bermanfaat dalam proses
pertumbuhan anak, menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit jantung, dan
stroke. Selain mengandung serat yang pentin untuk menurunkan kadar kolesterol
jagung juga kaya akan asam folat yang berperan menurunkan kadar homosistein
dalam pembuluh darah. Homosistein merupakan suatu jenis asam amino yang
bila kadarnya meningkat dalam darah dapat merusak pembuluh darah sehingga
meningkatkan serangan jantung dan stroke.Asam folat juga bermanfaat untuk
mencegah merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi
kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk
membentuk acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar sel
otak dalam proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini menurun maka akan
menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga mengandung asam
pentotenat (vitamin B5) yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak untuk diubah menjadi energikerusakan otak bayi saat kelahiran
karena itu pada ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi jagung. Jagung.
Pengamatan keempat dilakukan pada spesies Oryza sativa (Padi) yang
merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida subkelas
commelidae dan Famili Poaceae Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar Oryza
sativa (Padi):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
SubKelas : Commeliniidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Oryza sativa (Padi),
memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
roset, bentuk daun pita lanset dengan pertulangan sejajar, tepi daun rata, ujung
daun lancip, pangkal daun berpelepah. Diketahui distribusi seksnya berumah
satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin sekaligus.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan
coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus
sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya
daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut
daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun
bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya,
namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di
bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian
berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan
timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan
daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari
berikutnya akan muncul daun baru lainnya (Dasuki, 1992)
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada
batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara
bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah
biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan
menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara
20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap
malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang
terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga (Dasuki, 1992)
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6
buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala
putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(Dasuki, 1992)
Subkelas Zingiberidae sebagian besar berupa herba. Daun pada umumnya
roset batang. Bunga dalam karangan, seringkali ada braktea yang berwarna.
Bunga ada yang biseksual dan ada juga yang uniseksualm ada Hypogin tetapi
sebagian besar Epygin. Stamen berjumlah 6 dalam dua lingkaran, tetapi
seringkali hanya 5 atau 1 stamen saja yang fungsional sedangkan sisanya steril
atau berubah menjadi Stamenodium yang petaloid. Gynoecium tersusun dari 3
karpel, beruang 3 atau kadang-kadang beruang. Subkelas Zingiberidae terdiri atas
2 ordo, 9 familia,dan kurang lebih 3800 spesies. Kedua ordo anggota
Zingiberidae yaitu ordo Bromeliales dan ordo Zingiberales. Kedua ordo kurang
lebh mempunyai jumlah spsies yang sama akan tetapi ordo Bromeliales hanya
terdiri atas satu familia yaitu Bromeliaceae. Ordo Zingiberales mempunyai 8
familia yaitu : Strelitziaceae, Heliconiaceae, Musaceae, Lowiaceae, Zingiberacea,
Costaceae, Cannaceae, dan Marantaceae. Famili Streliziacecae, Marantaceae,
Lowiaceae, dan Costaceae (Tjitrosoepomo, 2009).
Familia Bromeliaceae merupakan tumbuhan terna jarang mempunyai
batang yang kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput, bunga banci karena
adanya reduks, kadang-kadang berkelamin tunggal, aktinimorf atau zigomorf,
berbilangan 3 jarang berbilangan 2, mempunyai 2 lingkaran hiasan bunga yang
sama, kadang-kadang hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota.Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya sering berkurang, kadang-
kadang hanya terdapat satu benang sari. Bakal buah dengan bakal biji yang atrop
atau anatrop, buah dengan biji yang mempunyai endosperm bertepung
(Tjitrosoepomo,1987).
Pengamatan kelima dilakukan pada spesies Ananas sativus (Nanas) yang
merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida subkelas
zingiberidae dan Famili Bromeliaceae. Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar
Ananas sativus (Nanas):
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
SubKelas : Zingiberidae
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas sativus

Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Ananas sativus (Nanas)


memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
equitan, bentuk daun pita lanset dengan pertulangan sejajar, tepi daun berduri
rata, ujung daun akuminatus, pangkal daun berpelepah. Diketahui distribusi
seksnya berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua
kelamin sekaligus. Terdapat bagian tambahan duri ditepi daun
Morfologi nanas terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tanaman
nanas antara lain adalah daun, batang, mahkota, tunas tangkai buah (slip),
tunas yang muncul dari ketiak daun di batang (shoot), tunas yang muncul dari
batang di bawah permukaan tanah (sucker), dan akar. Nanas merupakan
tanaman herbal yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tingginya 50-150
cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul pada
roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun
bentuk pedang tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm ujung lancip
menyerupai duri, tepi berduri temple yang membengkok ke atas, sisi bawah
bersisik putih berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun
dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang.
Buahnya bulat panjang, berdaging berwarna hijau jika masak warnanya
menjadi kuning. Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya
kecil, seringkali tidak jadi.
Munculnya daun yang baru rata-rata satu dalam seminggu. Pada
mulanya pertumbuhan daun lebat, setelah berapa lama menjadi cepat. Pada
fase pertumbuhan vegetatif, panjang daun terus meningkat sampai mencapai
maksimum sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Daun tumbuh dari
bagian batang dengan susunan spiral, menuju keatas dengan putaran ke kanan
atau ke kiri. Lebar daun dapat mencapai 6 cm, dan panjang mencapai 90 cm.
Daun terpanjang umumnya terletak sedikit agak ke atas dari bagian tengah
batang. Ujung daun memanjang dan runcing. Pemukaan daun berwarna hijau tua,
sampai dengan merah tua bergaris atau coklat kemerahan. Sedangkan bagian
bawah daun berwarna keperakan. Batang pendek dan tertutup oleh daun-daun
dan akar. Batang berbentuk gada panjang berkisar antara 20-30 cm.
Diameter batang bawah berkisar antara 2-3,5 cm, dibagian atas antara 5,5-6,5
cm, dan dibagian puncak mengecil. Batang beruas-ruas pendek yang terlihat
bila daun-daun dilepas. Panjang ruas bervariasi antara 1-10 mm. Ruas yang
lebih panjang terletak di bagian tengah.
Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping,
dengan sistem perakaran yang dangkal dan terbatas. Kedalaman perakaran
pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan ditanah
biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm. Akar tumbuh dari buku batang,
kemudian masuk kedalam ruang antara batang dengan daun. Bentuk akar
menjadi lebih pipih dan melingkar (membelit batang) karena akar dalam
keadaan terjepit. Akar-akar cabang tumbuh setelah akar adventif dapat
keluar dari ruangan antara batang dan daun.Nanas mempunyai rangkaian
bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga bersifat hermaprodit
berjumlah 100-200, masingmasing berkedudukan di ketiak daun pelindung.
Jumlah bunga membuka setiap hari, berjumlah 5-10 kuntum. Pertumbuhan
bunga dimulai dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20
hari. Waktu dari tanam sampai bunga sekitar 6-16 bulan.Buah nanas merupakan
buah majemuk yang terbentuk dari gabungan 100-200 bunga. Buah
majemuk umumnya membentuk sebuah gada besar, bulat panjang atau bulat
telur, Pada tanaman nanas dikenal tiga macam tunas yaitu tangkai buah
(slip), tunas yang muncul dari ketiak daun di batang (shoot), dan tunas yang
muncul dari batang di bawah permukaan tanah (sucker). Tunas-tunas
tersebut dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman.
Familia Musaceae merupakan kelompok tumbuhanterna yang besar,
sering dengan batang semu yang terdiri atas upih daun yang balut
membalut,dengan daun yang lebar,bangun jorong atau memanjang,ibu tulang
tebal,beralur di sisi atasnya,jelas berbeda dari tulang-tulang cabangnya yang
menyirip.Bunga banci atau berkelamin tunggal, zigomorft, tersususn dalam
sinsiunus yang terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar dan berwarna
menarik (Tjitrosoepomo, 1987).
Pengamatan keenam dilakukan pada spesies Musa paradisiaca (Pisang
Ambon) yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas zingiberidae dan Famili Musaceae. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Musa paradisiaca (Pisang Ambon):
Klasifikasi
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiacal

Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Musa paradisiaca (Pisang


Ambon), memiliki habitus herba berbatang besar, bentuk batangnya bulat dan
memilki percabangan monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya
tunggal, letak daun tersebar, bentuk daun lanset dengan pertulangan menyirip,
tepi daun rata, ujung daun ronkatus, pangkal daun rotundatus. Diketahui
distribusi seksnya berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman
terdapat dua kelamin sekaligus.
Merupakan tanaman yang berhabitus herba yakni tumbuhan dengan
batang yang lunak tidak berkayu atau atau hanya sedikit sekali mengandung
jaringan berkayu, dengan periodesitas annual, tapak dara mempunyai sistem
perakaran yang serabut. Batangnya memiliki percabangan yang monopodial yaitu
kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetatif dan hanya mati jika terjadi
kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler yang khusus, misalnya
pada cabang yang pendek, dan segi penampang tumbuhan ini berbentuk bulat
atau silindris, dan arah tumbuh batangnya adalah tegak lurus. Bentuk dari
batangnya berbentuk bulat silinder berbuku-buku dengan permukaan yang kasar
dan berbuku-buku yang biasanya batang pada pisang terletak di dalam tanah,
sedangkan yang muncul dipermukaan bukanlah batang pisang melainkan
kumpulan dari pelepah-pelepah pisang. (Dasuki, 1992)
Pisang ini memiliki daun tunggal namun lengkap, yaitu terdiri atas
helaian, upih dan tangkai daun, adapun filotaksisnya yaitu roset akar yaitu jika
batang pendek, sehingga daun berjejal-jejal di atas tanah, roset itu amat dekat
dengan akar. Bentuk daunnya memanjang, memiliki pertulangan daun sejajar
atau rectinervis yaitu tiga atau lebih urat daun yang besarnya sebanding terentang
kurang lebih sejajar dari dasar daun dan bertemu lagi pada ujung daun., tipe
daunnya entire atau rata , dengan ujung daun berbelah atau emarginate dan
pangkal daunnya berpelepah. (Dasuki, 1992)
Memiliki bunga majemuk, bunga-bunganya terdapat dalam ketiak spatha
(racemes), dengan simetri bunga zygomorf yaitu hanya dapat dibagi oleh satu
bidang simetri. Tenda bunga atau Perigoniumnya berjumlah 6 ; 1 lepas, 5 bersatu.
Memiliki Stamen 5, kadang-kadang ada 1 staminodium dan distribusi seksualnya
yaitu monoecious bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu,
pada perbungaan yang sama atau tidak, dengan biji sebagai alat
perkembangbiakannya. Bagian lain yang dimiliki tumbuhan ini yaitu memiliki
jantung pisang dan brakhtea yang berwarna putih (Tjitrosoepomo, 2009)
Famili Heliconiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan
berbunga. Merupakan tumbuhan tahunan, batang semu, tingginya 1-2.5 m. daun
tersusun dalam dau baris pada sisi yang berlawanan. Bunga majemuk dalam satu
sumbu dengan bunga yang tersusun dalam dua baris pada sisi yang berlawanan
(cincinni), sumbunya berwarna kuning atau oranye. Tumbuhan ini biasanya
digunkan untuk tanaman hias dan daunnya untuk pembungkus (Tjitrosoepomo,
1987).
Pengamatan ketujuh dilakukan pada spesies Heliconia metalica (Pisang Hias)
yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida
subkelas zingiberidae dan Famili Heloceniaceae. Berikut ini adalah klasifikasi
dan gambar Heliconia metalica (Pisang Hias):
Klasifikasi
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Heliconiaceae
Genus : Heliconia
Species : Heliconia metalica

Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Heliconia metalica (Pisang


Hias), memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
equitan, bentuk daun lanset dengan pertulangan menyirip, tepi daun rata, ujung
daun akuminatus, pangkal daun petiolatus. Alat-alat kelamin bunga benang sari 4
berwarna putih dan 1 putik berwarna putih Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus. Terdapat bagian tambahan yaitu terdapat braktea
Tumbuhan ini berhabitus perdu yaitu tumbuhan berkayu, tidak pernah tinggi,
tidak mempunyai pokok batang utama, tetapi mempunyai beberapa batang yang
kurang lebih sama besar yang berasal dari percabangan dekat ke tanah, dengan
percabangan monopodial yaitu kuncup terminal selalu merupakan bagian
vegetatif dan hanya mati jika terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada
struktur aksiler yang khusus, misalnya pada cabang yang pendek, dan segi
penampang tumbuhan ini berbentuk bulat atau silindris sampai berdiameter
sekitar 1 meter, dengan bentuk penampang bulat. Memiliki daun tunggal namun
lengkap, yaitu terdiri atas helaian, upih dan tangkai daun, adapun filotaksisnya
yaitu roset akar yaitu jika batang pendek, sehingga daun berjejal-jejal di atas
tanah, roset itu amat dekat dengan akar. Bentuk daunnya bulat telur lanset,
memiliki pertulangan daun sejajar atau rectinervis yaitu tiga atau lebih urat daun
yang besarnya sebanding terentang kurang lebih sejajar dari dasar daun dan
bertemu lagi pada ujung daun, tipe daunnya entire atau rata, dengan ujung daun
lancip dan pangkal daunnya tumpul berpelepah. (Dasuki, 1992)
Heliconia metallica ini memiliki bunga majemuk, dengan simetri bunga
aktimorf yaitu dapat dibagi oleh banyak bidang simetri, dengan bentuk mahkota
(Corolla) angulatus dan banyak, stamen poliadelfus bersatu dalam lebih dari dua
ikatan. Memiliki pistillum satu buah, dan distribusi seksualnya mono monoecious
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu, pada perbungaan yang
sama atau tidak, dengan biji sebagai alat perkembangbiakannya. Memiliki
brakhtea yang berwarna orange (Tjitrosoepomo, 2009)
Famili Zingiberacea merupakan kelompok tanaman herba berbatang
semu, berdaun lebar dengan pelepah daun yang membungkus batang, namun
beberapa spesies diantaranya ada yang mencapai tinggi hingga 8 meter. Semua
kelompok dari tanaman ini memiliki batang yang berasal dari rizom yang tumbuh
horisontal di bawah tanah yang memiliki akar dan daun.dengan bunga yang
beruma satu (Tjitrosoepomo, 2009).
Pengamatan kedelapan dilakukan pada spesies Alpinia galanga (Lengkuas /
Laos ), yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas zingiberidae dan Famili Zingiberacea. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Alpinia galanga (Lengkuas / Laos):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Zingiberiidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies :Alpinia galanga

Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Alpinia galanga (Lengkuas /


Laos ), memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
berseling, bentuk daun lanset memanjang dengan pertulangan menyirip, tepi daun
rata, ujung daun runcing, pangkal daun sesil. Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus.
Tanaman lengkuas memiliki habitus herba dengan pola
percabangansimpodial, jenis daunnya tunggal, duduk daun roset dan
petulangannyaCraspesdodromus. Tanaman ini memiliki tipe perbungaan
majemuk, dengan jeniskelamin biseksual, calyx/corolanya bersatu, stamen bagian
dasar bersatu, memilikipistilum stigma bersatu dengan ovarum inverum. Simetri
bunga lengkuas yaituzygomorf dan kelamin tumbuhannya monoecius, memiliki
perlekatan karpelsinkarp dan jenis buahnya majemuk. Tipe plasentanya parietalis,
dan umurtumbuhan lengkuas kurang dari satu tahunLengkuas atau laos (Alpinia
galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah
dataran tinggi maupun dataran rendah.Umumnya masyarakat memanfaatkannya
sebagai campuran bumbu masak danpengobatan tradisional. Pemanfaatan
lengkuas untuk masakan dengan caramememarkan rimpang kemudian dicelupkan
begitu saja ke dalam campuran masakan (Dasuki, 1992).
Pengamatan kesembilan dilakukan pada spesies Curcuma domestica
(Kunyit), yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas zingiberidae dan Famili Zingiberacea. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Curcuma domestica (Kunyit):
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica

Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Curcuma domestica (Kunyit),


memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
berseling, bentuk daun lanset memanjang dengan pertulangan menyirip, tepi daun
rata, ujung daun runcing, pangkal daun sesil. Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus.
Habitus dari Curcuma domestica ini yaitu berupa terna atau herba, yaitu
tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau atau hanya sedikit sekali
mengandung jaringan berkayu, dengan percabangan simpodial yaitu kuncup
terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan,
yang sudah tentu setelah berbungan akan mati. Sementara itu, pertumbuhan dari
tumbuhan tersebut hanya bisa dilakukan oleh kuncup aksila, dengan percabangan
monopodial yaitu yaitu kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetatif dan
hanya mati jika terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler
yang khusus, misalnya pada cabang yang pendek, dan segi penampang tumbuhan
ini berbentuk bulat atau silindris sampai berdiameter sekitar 1 meter, dengan
bentuk penampang bulat atau silindris dan pipih (Dasuki, 1992)
Memiliki macam daun yang tunggal lengkap memiliki pelepah, tangkai dan
daun. Dengan filotaksis roset akar yaitu jika batang pendek, sehingga daun
berjejal-jejal di atas tanah, roset itu amat dekat dengan akar. Bentuk daun
memanjang, dengan pertulangan daun sejajar atau rectinervis yaitu tiga atau lebih
urat daun yang besarnya sebanding terentang kurang lebih sejajar dari dasar daun
dan bertemu lagi pada ujung daun. Tepi daunnya rata (entire), dengan ujung daun
atenuatus-akuminatus dan pangkal daunnya runcing berpelepah. (Dasuki, 1992)
Perbungaan terminal atau pada tangkai khusus, pendek keluar dari rizoma;
menyerupai spika/kapitulum, mamiliki braktea, corolla 3 korola, calyx 3, dan
calix bersatu membentuk tabung. Ovarium inferus, 3 karpel, 3 ruang. Stilus
dalam celah filamen, ujung stilus antara theca dari antheraStamen 6 (1 tereduksi,
2 staminodium, 2 labelum, 1 fertil.) (Dasuki, 1992)
Manfaat kunyit yaitu melancarkan darah dan vital energi, menghilangkan
sumbatan, meluruhkan kentut dan haid, anti radang (anti-inflamasi), mepermudah
persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum),
emerangsang semangat, mengurangi rasa lelah, antikejang, serta antioksidan.
Juga mmpunyai rasa agak pahit, sedikit pedas, berbau khas aromatik, bersifat
sejuk, dan tidak beracun. Bahan kimia yang terkandung di dalam kunyit
diantaranya caffeic acid (Dasuki, 1992)
Pengamatan kesepuluh dilakukan pada spesies Zingiber officinale (Jahe),
yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida
subkelas zingiberidae dan Famili Zingiberacea. Berikut ini adalah klasifikasi dan
gambar Zingiber officinale (Jahe):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Zingiberiidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale

Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Zingiber officinale (Jahe),


memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
tersebar, bentuk daun lanset dengan pertulangan menyirip, tepi daun rata, ujung
daun lancip, pangkal daun sesil.Diketahui distribusi seksnya berumah satu atau
monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin sekaligus.
Tanaman jahe memiliki habitus herba dengan pola percabangan simpodial,
jenis daunnya tunggal, duduk daun berseling dan petulangannya linier. Tanaman
inimemiliki tipe perbungaan majemuk, dengan jenis kelamin
biseksual,calyx/corolanya perigonium, stamen bagian dasar bersatu, memiliki
pistilum stigmabersatu dengan ovarum inverum. Simetri bunga lengkuas yaitu
zygomorf dankelamin tumbuhannya monoecius, memiliki perlekatan karpel
sinkarp dan jenisbuahnya majemuk. Tipe plasentanya parietalis, dan umur
tumbuhan jahe kurangdari satu tahun.Batang jahe merupakan batang semu
dengan tinggi 30 hingga 100 cm.Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar
berwarna kuning hinggakemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip
dengan panjang 15 hingga 23mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun
berbulu halus.Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan
panjang3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik
sebanyak 5hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan
kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua dan sangat umum digunakan
sebagai rempah-rempah dan bahan obat (Dasuki, 1992).
Familia Cannaceae merupakan tumbuhan terna besar-besar, perenial,
dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti umbi. Daun pada batang
diatas tanah, besar, lebar, bertulang menyirip dengan ibu tulang yang nyata,
tangkai daun pada pangkal melebar menjadi upih. Bunga banci, zigomorf atau
lebih sering asimetrik, besar dengan warna cerah dan menarik, tersusun dalam
rangkaian berbentuk tandan atau malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan
mahkota, masing-masing berbilangan 3, daun-daun kelopak bebas tersusun
seperti genting, daun-daun mahkota berlekatan pada pangkalnya. Buah dengan
kelopak yang tidak gugur dibagian atasnya, berupa buah kendaga yang membuka
dengan rusaknya dinding yang kemudian menjadi kasap berbenjol-benjol. Biji
banyak, bulat, endosperm keras, dan lembaga kecil (Tjitrosoepomo, 2009).
Pengamatan kesebelas dilakukan pada spesies Canna indica (Bunga tasbih),
yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida
subkelas zingiberidae dan Famili Cannaceae. Berikut ini adalah klasifikasi dan
gambar Canna indica (Bunga tasbih):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subclass : Zingiberidae
Ordo : Cannales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna indica
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Canna indica (Bunga
tasbih),memiliki habitus herba, bentuk batangnya pipih dan memilki percabangan
simpodial bentuk segi penampang pipih. Macam daunnya tunggal, letak daun
tersebar, bentuk daun lanset dengan pertulangan menyirip, tepi daun rata, ujung
daun akuminatus, pangkal daun petiolatus. Alat-alat kelamin bunga benang sari 4
berwarna putih dan 1 putik berwarna putih Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus. Terdapat bagian tambahan yaitu terdapat braktea berwarna putih.
Canna indica (Bunga Tasbih) adalah salah satu contoh spesies dari subclassis
Zingiberidae family Heliconiaceae. Spesies ini memiliki habitus herba dengan
pola percabangan monopodial serta segi penampang batangnya bulat pipih,
batang semu, permukaan batang rata (laevis), batang berdaging, muncul dari
rimpang, mempunyai nodus, internodus, batang berwarna hijau. Berdaun tunggal
dengan duduk daunnya roset batang (equitant), bentuk daunnya lanset
(lanceolate) dengan pertulangan sejajar (parellel), ujungnya meruncing
(accuminatus), dengan pangkal daunnya tumpul atau rompang (obtuse), bagian
tepi daun rata (entire), merupakan daun tidak lengkap terdiri dari lamina dan
vagina. Sistem perakarnnya serabut (adix adventicia), dengan akar rimpang
(rhizoma). (Dasuki, 1992: 20) Termasuk bunga majemuk dalam karangan bunga
berbentuk tandan (rasemosa), dan simetri aktinomorf, bunga muncul pada ujung
batang, termasuk bunga bisexualis, kelamin bunga terdiri dari benang sari 4 steril
1 fertil, berbentuk lembaran mahkota bunga disebut stamenidium, putik
berbentuk pipih, letak ovarium inferum, yang terdiri dari 3 carpellum, 3 loculus,
3 ovulum, letak ovarium axilaris, terdapat perhiasan bunga berupa corolla 3 petal
lepas, calyx 3 sepal lepas., distribusi seksnya monoceus. Bunga tasbih berkhasiat
untuk menurunkan hipertensi, serta menurunkan panas. Selain itu tanaman ini
juga dapat digunakan untuk mengatasi keputihan,sakit kuning, batuk darah,
radang kulit bernanah, dan lain sebagainya. (Tjitrosoepomo. 2009)
G.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berkut:
1. Subclassis Commelinidae, spesies yang telah diamati pada subkelas
iniRhoea discolor, Cyperus rotundus (Rumput Teki), dan Oryza
sativa (Padi), sedangkan Subclassis Zingiberidae, spesies yang telah
diamati adalahAnanas sativus (Nanas), Musa paradisiaca (Pisang
Ambon), Heliconia metalica (Pisang Hias), Zingiber officinale (Jahe),
dan Canna indica (Bunga Tasbih).
2. Familia Commeliniaceae merupakan familia yang habitusnya berupa
herba yang memanjat atau tegak, batang sering membengkak pada nodus,
daun tunggal, letak tersebar, mempunyai pelepah, urat daun sejajar, bunga
umumnya dalam perbungaan simosa, bunga biseksual, simetri daun
actinomorf atau zygomorf, kaliks 3 sepal, umumnya sepal, korolla 3 petal
lepas, kadang-kadang bertaji atau bersatu dibawah, stamen 6, Pada familia
Commelinaceae diwakili oleh tanaman Rhoeo discolor
3. Familia Cyperaceae merupakan batang segitiga, tidak berongga, dibawah
rangkaian bunga biasanya tidak bercabang, daun bangun pita, bertulang
sejajar dengan upih yang tertutup, biasanya tersusun sebagai roset akar,
bunga kecil tidak menarik, banci atau berkelamin tunggal dan berumah
satu, jarang berumah dua, tersusun dalam bulir-bulir dengan bunga yang
terdapat dalam ketiak suatu daun pelindung, hiasan bunga tereduksi
menjadi sisik-sisik, sekat atau rambut-rambut jarang mempunyai mahkota
bahkan tidak ada, benang sari 3 atau kurang dari 3 dan jarang lebih atau
banyak, tangkai sari bebas, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah
membujur, bakal buah menumpang, biji dengan lembaga yang kecil dan
endosperm bertepung yang banyak. Pada familia Cyperaceae diwakili
oleh tanaman Cyperus rotundus (Rumput Teki)
4. Familia Poaceae atau Gramineae merupakan familia yang berupa terna
anual atau perenial, kadang-kadang berupa herba atau pohon yang tinggi,
batang dengan posisi yang bermacam-macam. Daun umumnya terdiri atau
helaian, upih, dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat
tangkai, bunga umumnya banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil
dan tidak menarik, tiap bunga terdapat dalam ketiak daun pelindung yang
pada suku ini disebut “Palea inferior“ kelopak telah berubah menjadi
badan yang disebut “Palea superior“ terdiri atas 2 daun kelopak yang
berlekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri atas 2 daun
mahkota ( Jarang 3 ), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik kecil
dan dapat membengkak dan dinamakan “Iodicula“ benang sari 1-6 jarang
lebih, biasanya 3, tangkai sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya
membuka dengan celah membuju, bunga demikian ini disebut bunga
semu “Floret“ yang terpisah–pisah atau bersama dengan floret lain,
tersusun dalam 2 baris pada suatu tangkai, membentuk suatu bulir kecil
yang pada pangkalnya mempunyai 2 daun pelindung tanpa bunga dalam
ketiaknya disebut “Gluma“ satu floret atau lebih dengan gluma
membentuk suatu bulir kecil, buah biasanya seperti buah padi
“Caryopsis“, yaitu buah dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan
kulit buah, jarang berupa buah keras, biji dengan endosperm. Untuk
familia Poaceae ini diwakili oleh tanaman Oryza sativa (Padi)
5. Familia Bromeliaceae merupakan Terna jarang mempunyai batang yang
kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput, bunga banci karena adanya
reduks, kadang-kadang berkelamin tunggal, aktinimorf atau zigomorf,
berbilangan 3 jarang berbilangan 2, mempunyai 2 lingkaran hiasan bunga
yang sama, kadang-kadang hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak
dan mahkota.Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya sering berkurang,
kadang-kadang hanya terdapat satu benang sari. Bakal buah dengan bakal
biji yang atrop atau anatrop, buah dengan biji yang mempunyai
endosperm bertepung. Untuk familia Bromeliaceae ini diwakili oleh
tanaman Ananas sativus (Nanas)
6. Familia Musaceae merupakan Terna yang besar, sering dengan batang
semu yang terdiri atas upih daun yang balut membalut,dengan daun yang
lebar,bangun jorong atau memanjang,ibu tulang tebal,beralur di sisi
atasnya,jelas berbeda dari tulang-tulang cabangnya yang menyirip.Bunga
banci atau berkelamin tunggal, zigomorft, tersususn dalam sinsiunus yang
terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar dan berwarna
menarik. Untuk familia Musaceae ini diwakili oleh tanaman Musa
paradisiaca (Pisang Ambon)
7. Heliconiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Merupakan tumbuhan tahunan, batang semu, tingginya 1-2.5 m. daun
tersusun dalam dau baris pada sisi yang berlawanan. Bunga majemuk
dalam satu sumbu dengan bunga yang tersusun dalam dua baris pada sisi
yang berlawanan (cincinni), sumbunya berwarna kuning atau oranye.
Tumbuhan ini biasanya digunkan untuk tanaman hias dan daunnya untuk
pembungkus. Untuk familia Heliconiaceae ini diwakili oleh
tanaman Heliconia metalica(Pisang Hias)
8. Familia Zingiberaceae merupakan Tanaman ini merupakan tanaman herba
berbatang semu, berdaun lebar dengan pelepah daun yang membungkus
batang, namun beberapa spesies diantaranya ada yang mencapai tinggi
hingga 8 meter. Semua kelompok dari tanaman ini memiliki batang yang
berasal dari rizom yang tumbuh horisontal di bawah tanah yang memiliki
akar dan daun. dengan bunga yang beruma satu. Untuk familia
Zingiberacea ini diwakili oleh tanaman Zingiber officinale (Jahe)
9. Familia Cannaceae merupakan Terna besar-besar, perenial, dalam tanah
mempunyai rimpang yang tebal seperti umbi. Daun pada batang diatas
tanah, besar, lebar, bertulang menyirip dengan ibu tulang yang nyata,
tangkai daun pada pangkal melebar menjadi upih. Bunga banci, zigomorf
atau lebih sering asimetrik, besar dengan warna cerah dan menarik,
tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan atau malai. Hiasan bunga
terdiri atas kelopak dan mahkota, masing-masing berbilangan 3, daun-
daun kelopak bebas tersusun seperti genting, daun-daun mahkota
berlekatan pada pangkalnya. Buah dengan kelopak yang tidak gugur
dibagian atasnya, berupa buah kendaga yang membuka dengan rusaknya
dinding yang kemudian menjadi kasap berbenjol-benjol. Biji banyak,
bulat, endosperm keras, dan lembaga kecil. Untuk familia Cannaceae ini
diwakili oleh tanaman Canna indica (Bunga Tasbih)
H. Pertanyaan
1.Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Subclassis
Commenilidae dan Subclassis Zingiberidae?
Jawab: Ciri khusus dari tumbuhan yang termasuk pada subclassis Commelinidae
pherantiumnya terdeferensiasi menjadi sepal dan petal, dimana pada
beberapa family menjadi tereduksi, dan pada subclassis Zingiberidae
mempunyai karaktersitik perianthiumnya berkembang dengan baik, dimana
dengan sepal yang biasanya berdiferensiasi menjadi petal
2. Jelaskan persamaan dari Cyperaceae dan Poaceae?
Jawab: Persamaan dari kedua family, yaitu Cyperaceae dan Poaceae adalah pada
bentuk daunnya yang garis.
3. Apa perbedaan spikelet dan floret?
Jawab: Perbedaan dari spiket dan floret adalah, dimana floret bentuk pada daun
yang menggaris sedangkan spiket adalah bagian dari floret atau garis-garis
daunnya.
4. Apa persamaan Musaceae dan Heliconaceae?
Jawab: Persamaan family Musaceae dan Heliconiaceae adalah sama-sama
mempunyai daun yang berbentuk pelepah.
5. Jelaskan kekhasan Canna indica?
Jawab: Kekhasan dari Canna indica adalah pada bunganya yang mempunyai
warna yang menarik.
6.Tuliskan dan jelaskan spesies tumbuhan anggota Sub kelas Zingiribidae yang
berperan sebagai bumbu dapur sekaligus obat ?
Jawab: Zingiber officinale, Pada dasarnya, manfaat jahe lebih dari sekadar bahan
tambahan dalam resep makanan. Selama bertahun-tahun banyak orang
memanfaatkan jahe untuk proses penyembuhan secara alami. Jahe dipercaya
bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti mual dan masalah
pencernaan. Sebagai rempah-rempah alami, jahe telah ada sejak 2.500 tahun
lalu dan berasal dari Asia Tenggara, manfaat jahe lainnya adalah dapat
menurunkan kolesterol, mengobati mabuk perjalanan, perut kembung,
membuat diare berhenti, dan tentu saja menyegarkan bau mulut. Ramuan
akar jahe juga mampu meningkatkan aliran empedu dan meningkatkan
sistem kardiovaskular.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Dasuki,U.A. 1992. Petunjuk Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung :
Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati ITB
Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat
Laboratorium IAIN
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai