Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BOTANI PHANEROGAMAE
LILIOPSIDA
(SUBCLASSIS COMMELINIDAE DAN SUBCLASSIS ZINGIBERIDAE)
Disusun oleh :
A. Tujuan
1. Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada
divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Commelinidae dan Zingiberidae.
2. Untuk membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family-
family yang ada dalam Subclassis Commelinidae dan Zingiberidae.
B. Dasar Teori
Liliopsida adalah tumbuhan yang bijinya berkeping tunggal (atau
monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang
secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping
dua atau dikotil. Ciri monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena
hanya memiliki satu daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji
berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita. Terdapat sekitar 50 ribu
hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal terdapat 59.300 jenis.Orchidaceae (suku
anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia
tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.Anggota suku padi-padian (Poaceae
atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia
karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan.Suku-suku lainnya yang
tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku
bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku
pisang-pisangan (Musaceae).Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan
sebagai tanaman hias (Campbell, 2008)
Subkelas Commelinidae pada umumnya berupa herba, sagat jarang yang
berkayu, daun pertulangan sejajar, duduk daun tersebar atau roset akar, bunga
dengan bagian-bagian kelipatan tiga, tidak membentuk sphandiks, biasanya tanpa
sphata yang jelas, nectar, stomata, pembuluh, dan endosperm beragam,
perianthum terdifferensiasi menjadi sepal dan petal pada beberapa familia
perhiasan bunga dapat dibedakan antara kaliks dengan korolla akan tetapi pada
beberapa familia perhiasan bunga sangat tereduksi dan tidak kelipatan 3, stamen
pada umumnya 3 atau 6 jarang 1, 2 atau banyak, spesies yang perianthumnya
tereduksi biasanya terjadi pada spesies yang sudah beradaptasi dengan
penyerbukan angin. Tumbuhan ini mempunyai ovarium superior, pembuluh
biasanya terdapat pada organ vegetatife. Subkelas Commmelinidae terdiri atas 7
ordo, 16 familia dan kurang lebih 15.000 spesies (Sudarsono,2005).
Familia Commeliniaceae merupakan familia yang habitusnya berupa
herba yang memanjat atau tegak, batang sering membengkak pada nodus, daun
tunggal, letak tersebar, mempunyai pelepah, urat daun sejajar, bunga umumnya
dalam perbungaan simosa, bunga biseksual, simetri daun actinomorf atau
zygomorf, kaliks 3 sepal, umumnya sepal, korolla 3 petal lepas, kadang-kadang
bertaji atau bersatu dibawah, stamen 6, kadang-kadang ada yang tereduksi,
menjadi staminodia, filamen sering berambut, ovarium superum, 3 karpel, 2-3
ruang, 1-beberapa ovula tiap ruang dan buah kapsula (Sudarsono,2005).
Familia Cyperaceae merupakan familia yang secara umum berupa terna
perenial yang menyukai habitat yang lembab, bahan-bahan seperti umbi dengan
geragi yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif, batang segitiga, tidak
berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya tidak bercabang, daun bangun pita,
bertulang sejajar dengan upih yang tertutup, biasanya tersusun sebagai roset akar,
bunga kecil tidak menarik, banci atau berkelamin tunggal dan berumah satu,
jarang berumah dua, tersusun dalam bulir-bulir dengan bunga yang terdapat
dalam ketiak suatu daun pelindung, hiasan bunga tereduksi menjadi sisik-sisik,
sekat atau rambut-rambut jarang mempunyai mahkota bahkan tidak ada, benang
sari 3 atau kurang dari 3 dan jarang lebih atau banyak, tangkai sari bebas, kepala
sari beruang 2, membuka dengan celah membujur, bakal buah menumpang, biji
dengan lembaga yang kecil dan endosperm bertepung yang banyak (Mulyani,
2013).
Familia Poaceae atau Gramineae merupakan familia yang berupa terna
anual atau perenial, kadang-kadang berupa herba atau pohon yang tinggi, batang
dengan posisi yang bermacam-macam. Daun umumnya terdiri atau helaian, upih,
dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai, bunga umumnya
banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil dan tidak menarik, tiap bunga
terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku ini disebut “Palea inferior“
kelopak telah berubah menjadi badan yang disebut “Palea superior“ terdiri atas 2
daun kelopak yang berlekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri
atas 2 daun mahkota ( Jarang 3 ), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik
kecil dan dapat membengkak dan dinamakan “Iodicula“ benang sari 1-6 jarang
lebih, biasanya 3, tangkai sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya membuka
dengan celah membuju, bunga demikian ini disebut bunga semu “Floret“ yang
terpisah–pisah atau bersama dengan floret lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu
tangkai, membentuk suatu bulir kecil yang pada pangkalnya mempunyai 2 daun
pelindung tanpa bunga dalam ketiaknya disebut “Gluma“ satu floret atau lebih
dengan gluma membentuk suatu bulir kecil, buah biasanya seperti buah padi
“Caryopsis“, yaitu buah dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah,
jarang berupa buah keras, biji dengan endosperm (Mulyani, 2013).
Subkelas Zingiberidae sebagian besar berupa herba. Daun pada umumnya
roset batang. Bunga dalam karangan, seringkali ada braktea yang berwarna.
Bunga ada yang biseksual dan ada juga yang uniseksualm ada Hypogin tetapi
sebagian besar Epygin. Stamen berjumlah 6 dalam dua lingkaran, tetapi
seringkali hanya 5 atau 1 stamen saja yang fungsional sedangkan sisanya steril
atau berubah menjadi Stamenodium yang petaloid. Gynoecium tersusun dari 3
karpel, beruang 3 atau kadang-kadang beruang. Subkelas Zingiberidae terdiri atas
2 ordo, 9 familia,dan kurang lebih 3800 spesies. Kedua ordo anggota
Zingiberidae yaitu ordo Bromeliales dan ordo Zingiberales. Kedua ordo kurang
lebh mempunyai jumlah spsies yang sama akan tetapi ordo Bromeliales hanya
terdiri atas satu familia yaitu Bromeliaceae. Ordo Zingiberales mempunyai 8
familia yaitu : Strelitziaceae, Heliconiaceae, Musaceae, Lowiaceae, Zingiberacea,
Costaceae, Cannaceae, dan Marantaceae. Famili Streliziacecae, Marantaceae,
Lowiaceae, dan Costaceae (Tjitrosoepomo, 2009).
Familia Bromeliaceae merupakan tumbuhan terna jarang mempunyai
batang yang kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput, bunga banci karena
adanya reduks, kadang-kadang berkelamin tunggal, aktinimorf atau zigomorf,
berbilangan 3 jarang berbilangan 2, mempunyai 2 lingkaran hiasan bunga yang
sama, kadang-kadang hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota.Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya sering berkurang, kadang-
kadang hanya terdapat satu benang sari. Bakal buah dengan bakal biji yang atrop
atau anatrop, buah dengan biji yang mempunyai endosperm bertepung
(Tjitrosoepomo,1987).
Familia Musaceae merupakan kelompok tumbuhanterna yang besar,
sering dengan batang semu yang terdiri atas upih daun yang balut
membalut,dengan daun yang lebar,bangun jorong atau memanjang,ibu tulang
tebal,beralur di sisi atasnya,jelas berbeda dari tulang-tulang cabangnya yang
menyirip.Bunga banci atau berkelamin tunggal, zigomorft, tersususn dalam
sinsiunus yang terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar dan berwarna
menarik (Tjitrosoepomo, 1987).
Heliconiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Merupakan tumbuhan tahunan, batang semu, tingginya 1-2.5 m. daun tersusun
dalam dau baris pada sisi yang berlawanan. Bunga majemuk dalam satu sumbu
dengan bunga yang tersusun dalam dua baris pada sisi yang berlawanan
(cincinni), sumbunya berwarna kuning atau oranye. Tumbuhan ini biasanya
digunkan untuk tanaman hias dan daunnya untuk pembungkus (Tjitrosoepomo,
1987).
Famili Zingiberacea merupakan kelompok tanaman herba berbatang
semu, berdaun lebar dengan pelepah daun yang membungkus batang, namun
beberapa spesies diantaranya ada yang mencapai tinggi hingga 8 meter. Semua
kelompok dari tanaman ini memiliki batang yang berasal dari rizom yang tumbuh
horisontal di bawah tanah yang memiliki akar dan daun.dengan bunga yang
beruma satu (Tjitrosoepomo, 2009).
Familia Cannaceae merupakan tumbuhan terna besar-besar, perenial,
dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti umbi. Daun pada batang
diatas tanah, besar, lebar, bertulang menyirip dengan ibu tulang yang nyata,
tangkai daun pada pangkal melebar menjadi upih. Bunga banci, zigomorf atau
lebih sering asimetrik, besar dengan warna cerah dan menarik, tersusun dalam
rangkaian berbentuk tandan atau malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan
mahkota, masing-masing berbilangan 3, daun-daun kelopak bebas tersusun
seperti genting, daun-daun mahkota berlekatan pada pangkalnya. Buah dengan
kelopak yang tidak gugur dibagian atasnya, berupa buah kendaga yang membuka
dengan rusaknya dinding yang kemudian menjadi kasap berbenjol-benjol. Biji
banyak, bulat, endosperm keras, dan lembaga kecil (Tjitrosoepomo, 2009).
C. Alat dan bahan
1. Alat:
a. Alat tulis
b. Sillet/cutter
2. Bahan:
a. Famili Commelinaceae : Rhoea discolor (Adam hawa)
b. Famili Cyperaceae : Cyperus rotundus (Rumput Teki)
c. Famili Poaceae : Oryza sativa (Padi) dan Zea mays (Jagung)
d. Famili Bromeliaceae : Ananas sativus (Nanas)
e. Famili Musaceae : Musa paradisiaca (Pisang Ambon)
f. Famili Heloceniaceae : Heliconia metalica (Pisang Hias)
g. Famili Zingiberaceae : Alpinia galanga (Lengkuas / Laos ), Curcuma
domestica (Kunyit) dan Zingiber officinale (Jahe)
h. Famili Cannaceae : Canna indica (Bunga tasbih)
D. Prosedur Kerja
1. Diamati spesimen tumbuhan yang ada hal habitus, pola percabangan, dan
bentuk atau segi penampang melintagnya.
2. Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepi
daunnya.
3. Diamati bunga diamati dan dibandingkan pada komposisi, jenis karangan
bunga, dan simetri bunganya.
4. Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga pada Corolla, Calyx, perigonium,
stamen, dan pistilumnya.
5. Bagian – bagian tumbuhan seperti percabangan, letak stipula, penampang
memanjang bunga, stamen, dan pistilumnya diamati dan diberi nama.
F. Pembahasan
Subkelas Commelinidae pada umumnya berupa herba, sagat jarang yang
berkayu, daun pertulangan sejajar, duduk daun tersebar atau roset akar, bunga
dengan bagian-bagian kelipatan tiga, tidak membentuk sphandiks, biasanya tanpa
sphata yang jelas, nectar, stomata, pembuluh, dan endosperm beragam,
perianthum terdifferensiasi menjadi sepal dan petal pada beberapa familia
perhiasan bunga dapat dibedakan antara kaliks dengan korolla akan tetapi pada
beberapa familia perhiasan bunga sangat tereduksi dan tidak kelipatan 3, stamen
pada umumnya 3 atau 6 jarang 1, 2 atau banyak, spesies yang perianthumnya
tereduksi biasanya terjadi pada spesies yang sudah beradaptasi dengan
penyerbukan angin. Tumbuhan ini mempunyai ovarium superior, pembuluh
biasanya terdapat pada organ vegetatife. Subkelas Commmelinidae terdiri atas 7
ordo, 16 familia dan kurang lebih 15.000 spesies (Sudarsono,2005).
Familia Commeliniaceae merupakan familia yang habitusnya berupa
herba yang memanjat atau tegak, batang sering membengkak pada nodus, daun
tunggal, letak tersebar, mempunyai pelepah, urat daun sejajar, bunga umumnya
dalam perbungaan simosa, bunga biseksual, simetri daun actinomorf atau
zygomorf, kaliks 3 sepal, umumnya sepal, korolla 3 petal lepas, kadang-kadang
bertaji atau bersatu dibawah, stamen 6, kadang-kadang ada yang tereduksi,
menjadi staminodia, filamen sering berambut, ovarium superum, 3 karpel, 2-3
ruang, 1-beberapa ovula tiap ruang dan buah kapsula (Sudarsono,2005).
Pengamatan pertama dilakukan pada spesies Rhoea discolor (Adam
hawa) yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas commelidae dan Famili Commelinaceae. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Rhoea discolor (Adam hawa):
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas: Commelinidae
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoea
Species : Rhoea discolor
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Rhoea discolor (Adam
hawa), memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
simpodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
roset batang, bentuk daun pita lanset dengan pertulangan sejajar, tepi daun rata,
ujung daun akuminatus, pangkal daun persiolatus. Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus.
Menurut Dasuki (1992), Habitatnya Semak dengan tinggi 40-60 cm,
sedangkan Batangnya yaitu Kasar, pendek, arah tumbuh tegak lurus (erectus),
warna coklat,Sifat batang basah (herbaceus), berdasarkan panjang umurnya
merupakan tumbuhan muda (annuus), bentuk batang bulat (teres),sifat permukaan
batang memperlihatkan bekas-bekas daun
Menurut Dasuki (1992), Daun tunggal, bangun daun seperti pedang
(ensiformis),ujung daun runcing (acutus), pangkal daun rata (truncatus) memeluk
batang,tepi daun rata (integer), panjang daun 25-30 cm, lebar 3-6 cm,daging daun
tipis lunak (herbaceous),permukaan daun licin suram (laevis opacus),tulang daun
sejajar (rectivernis),permukaan atas daun hijau, permukaan bawah daun merah
kecoklatan Bunga : Majemuk, bentuk mangkok, tumbuh di ketiak
daun,terbungkus kelopak seperti kerang, benang sari silindris,bunga banyak,
warna putih, kepaia putikkuning, mahkota bentuk segitiga, tiga lembar,
putih.Akarnya Serabut, kecoklatan Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias,
tumbuh subur di tanah yang lembab. Termasuk anggota suku gawar-gawaran,
berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 - 60 cm, batang kasar,
pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudahpatah,warna daun
di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah tengguli.Panjang
daun + 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang
Familia Cyperaceae merupakan familia yang secara umum berupa terna
perenial yang menyukai habitat yang lembab, bahan-bahan seperti umbi dengan
geragi yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif, batang segitiga, tidak
berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya tidak bercabang, daun bangun pita,
bertulang sejajar dengan upih yang tertutup, biasanya tersusun sebagai roset akar,
bunga kecil tidak menarik, banci atau berkelamin tunggal dan berumah satu,
jarang berumah dua, tersusun dalam bulir-bulir dengan bunga yang terdapat
dalam ketiak suatu daun pelindung, hiasan bunga tereduksi menjadi sisik-sisik,
sekat atau rambut-rambut jarang mempunyai mahkota bahkan tidak ada, benang
sari 3 atau kurang dari 3 dan jarang lebih atau banyak, tangkai sari bebas, kepala
sari beruang 2, membuka dengan celah membujur, bakal buah menumpang, biji
dengan lembaga yang kecil dan endosperm bertepung yang banyak (Mulyani,
2013)
Pengamatan kedua dilakukan pada spesies Cyperus rotundus (Rumput
Teki), yang merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas
Liliopsida subkelas commelidae dan Famili Cyperaceae. Berikut ini adalah
klasifikasi dan gambar Cyperus rotundus (Rumput Teki):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
SubKelas : Commeliniidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Cyperus rotundus
(Rumput Teki), memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki
percabangan monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal,
letak daun roset batang, bentuk daun pita dengan pertulangan sejajar, tepi daun
rata, ujung daun akuminatus, pangkal daun persiolatus. Macam bunga majemuk,
karangan bunga simosa dan simetri bunga zigomorf. Diketahui distribusi seksnya
berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin
sekaligus, terdapat bagian tambahan yaitu terdapat trikoma dibagian bunga tetapi
bukan mahkota.
Menurut Dasuki (1992), Tumbuhan ini berhabitus terna atau herba, yaitu
tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau hanya sedikit sekali
mengandung jaringan berkayu, dengan percabangan simpodial yaitu kuncup
terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan,
yang sudah tentu setelah berbungan akan mati. Sementara itu, pertumbuhan dari
tumbuhan tersebut hanya bisa dilakukan oleh kuncup aksila, dengan percabangan
monopodial yaitu yaitu kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetatif dan
hanya mati jika terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler
yang khusus, misalnya pada cabang yang pendek, dan bentuk segi penampang
batangnya triangular, dapat berbentuk segitiga berwarna hijau dan licin.
Menurut Dasuki (1992), Memiliki macam daun tunggal, dengan filotaksis
spiral, memiliki bentuk daun pita (linearis), dengan memiliki pertulangan daun
sejajar (rectinervis) yaitu tiga atau lebih urat daun yang besarnya sebanding
terentang kurang lebih sejajar dari dasar daun dan bertemu lagi pada ujung daun.
Tepi daunnya rata (entire), dengan ujung daun lancip (kuneatus) dan pangkal
daun dekuren. Memiliki bunga majemuk, dengan karangan bunga malai yaitu
bercabang beberapa kali, baik rasemosa atau simosa. Memiliki banyak benang
sari dan putik, juga memiliki pelindung bunga.
Menurut Dasuki (1992), Adapun manfaat dari tumbuhan ini yaitu, pada
umumnya yang digunakan sebagai bahan obat adalah bagian umbi yang telah
dibersihkan dari serabut yang melekat. Dalam keadaan segar, umbi dimemarkan
dan dibubuhkan ke dalam minuman sebagai obat busung air, kencing batu. Air
rebusan umbi umumnya digunakan sebagai pengatur haid, menyembuhkan
keputihan. Juga bersifat sebagai penenang, antispasmodik, melunakkan feses dan
mempercepat pembekuan darah pada luka baru.
Familia Poaceae atau Gramineae merupakan familia yang berupa terna
anual atau perenial, kadang-kadang berupa herba atau pohon yang tinggi, batang
dengan posisi yang bermacam-macam. Daun umumnya terdiri atau helaian, upih,
dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai, bunga umumnya
banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil dan tidak menarik, tiap bunga
terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku ini disebut “Palea inferior“
kelopak telah berubah menjadi badan yang disebut “Palea superior“ terdiri atas 2
daun kelopak yang berlekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri
atas 2 daun mahkota ( Jarang 3 ), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik
kecil dan dapat membengkak dan dinamakan “Iodicula“ benang sari 1-6 jarang
lebih, biasanya 3, tangkai sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya membuka
dengan celah membuju, bunga demikian ini disebut bunga semu “Floret“ yang
terpisah–pisah atau bersama dengan floret lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu
tangkai, membentuk suatu bulir kecil yang pada pangkalnya mempunyai 2 daun
pelindung tanpa bunga dalam ketiaknya disebut “Gluma“ satu floret atau lebih
dengan gluma membentuk suatu bulir kecil, buah biasanya seperti buah padi
“Caryopsis“, yaitu buah dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah,
jarang berupa buah keras, biji dengan endosperm (Mulyani, 2013).
Pengamatan ketiga dilakukan pada spesies Zea mays (Jagung) yang
merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida subkelas
commelidae dan Famili Poaceae Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar Zea
mays (Jagung):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Zea mays (Jagung),
memiliki habitus herba, bentuk batangnya silindris dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang silindris. Macam daunnya tunggal, letak
daun tersebar, bentuk daun pita melebar dengan pertulangan sejajar, tepi daun
rata, ujung daun akuminatus, pangkal daun obtuse (tumpul). Diketahui distribusi
seksnya berumah satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua
kelamin sekaligus.
Menurut Dasuki (1992),Jagung (Zea mays) merupakan tumbuhan yang
memiliki habitus berupa herba dengan pola percabangan monopodial dan bentuk
penampang silindris atau bulat. Daun jagung merupakan daun tunggal yang latk
daunnya tersebar.Daun jagung memiliki daun yang berbentu pita melebar yang
dipenuhi denga linear (garis-garis) denga pertulangan daun yang sejajar atau
parallel.Daun jagung memiliki tepi daun yang rata atau entire dengan ujung daun
yang berbentuk runcing atau akuminatus dan pangkal daun yang berbetuk tumpul
atau obtuse.Bunga jagung merupakan bunga majemuk yang karangan bunganya
rasemosa.Bunga jagung memiliki simetri bunga aktinomorf. Pada perhiasan
bunga jagung hanya terdapat perigonium karena antara mahkota bunga dan
kelopak bunga tidak dapat dibedakan.Alat kelamin bunganya berupa stamen dan
pistillum.Terdapat lemma dan palea dalam floret yang didalam floretnya terdapat
pula rambut-rambut halus. Lemma dan palea adalah bagian tambahan yang
membungkus benang sari dan putik, sehingga berfungsi sebagai pelindung
benang sari dan putik.Pada bagian pangkal dari karangan bunga terdapat gluma.
Jagung merupakan tumbuhan yang distribusi seksnya monoceus atau berumah
satu akan tetapi uniseksual. Artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin
betinanya terpisah karena memiliki bunga masing-masing atau tidak dalam satu
bunga.Bunga jantan berfungsi sebagai benang sati dan bunga betina berfungsi
sebagai putik.
Menurut Dasuki (1992), Jagung merupakan salah satu spesies tumbuhan
yang termasuk pada subkelas Commelinidae. Jagung merupakan tumbuhan
yang kaya akan lemak nabati sehingga sering diolah untuk diambil minyaknya
yang merupakan sumber asam lemak omega-6 yang bermanfaat dalam proses
pertumbuhan anak, menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit jantung, dan
stroke. Selain mengandung serat yang pentin untuk menurunkan kadar kolesterol
jagung juga kaya akan asam folat yang berperan menurunkan kadar homosistein
dalam pembuluh darah. Homosistein merupakan suatu jenis asam amino yang
bila kadarnya meningkat dalam darah dapat merusak pembuluh darah sehingga
meningkatkan serangan jantung dan stroke.Asam folat juga bermanfaat untuk
mencegah merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi
kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk
membentuk acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar sel
otak dalam proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini menurun maka akan
menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga mengandung asam
pentotenat (vitamin B5) yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak untuk diubah menjadi energikerusakan otak bayi saat kelahiran
karena itu pada ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi jagung. Jagung.
Pengamatan keempat dilakukan pada spesies Oryza sativa (Padi) yang
merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida subkelas
commelidae dan Famili Poaceae Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar Oryza
sativa (Padi):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
SubKelas : Commeliniidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
Berdasarkan hasil pengamaatan, didapat bahwa Oryza sativa (Padi),
memiliki habitus herba, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan
monopodial bentuk segi penampang bulat. Macam daunnya tunggal, letak daun
roset, bentuk daun pita lanset dengan pertulangan sejajar, tepi daun rata, ujung
daun lancip, pangkal daun berpelepah. Diketahui distribusi seksnya berumah
satu atau monoseus, yakni dalam satu tanaman terdapat dua kelamin sekaligus.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan
coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus
sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya
daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut
daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun
bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya,
namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di
bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian
berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan
timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan
daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari
berikutnya akan muncul daun baru lainnya (Dasuki, 1992)
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada
batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara
bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah
biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan
menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara
20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap
malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang
terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga (Dasuki, 1992)
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6
buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala
putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(Dasuki, 1992)
Subkelas Zingiberidae sebagian besar berupa herba. Daun pada umumnya
roset batang. Bunga dalam karangan, seringkali ada braktea yang berwarna.
Bunga ada yang biseksual dan ada juga yang uniseksualm ada Hypogin tetapi
sebagian besar Epygin. Stamen berjumlah 6 dalam dua lingkaran, tetapi
seringkali hanya 5 atau 1 stamen saja yang fungsional sedangkan sisanya steril
atau berubah menjadi Stamenodium yang petaloid. Gynoecium tersusun dari 3
karpel, beruang 3 atau kadang-kadang beruang. Subkelas Zingiberidae terdiri atas
2 ordo, 9 familia,dan kurang lebih 3800 spesies. Kedua ordo anggota
Zingiberidae yaitu ordo Bromeliales dan ordo Zingiberales. Kedua ordo kurang
lebh mempunyai jumlah spsies yang sama akan tetapi ordo Bromeliales hanya
terdiri atas satu familia yaitu Bromeliaceae. Ordo Zingiberales mempunyai 8
familia yaitu : Strelitziaceae, Heliconiaceae, Musaceae, Lowiaceae, Zingiberacea,
Costaceae, Cannaceae, dan Marantaceae. Famili Streliziacecae, Marantaceae,
Lowiaceae, dan Costaceae (Tjitrosoepomo, 2009).
Familia Bromeliaceae merupakan tumbuhan terna jarang mempunyai
batang yang kokoh kuat, kadang-kadang mirip rumput, bunga banci karena
adanya reduks, kadang-kadang berkelamin tunggal, aktinimorf atau zigomorf,
berbilangan 3 jarang berbilangan 2, mempunyai 2 lingkaran hiasan bunga yang
sama, kadang-kadang hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota.Benang sari dalam 2 lingkaran, jumlahnya sering berkurang, kadang-
kadang hanya terdapat satu benang sari. Bakal buah dengan bakal biji yang atrop
atau anatrop, buah dengan biji yang mempunyai endosperm bertepung
(Tjitrosoepomo,1987).
Pengamatan kelima dilakukan pada spesies Ananas sativus (Nanas) yang
merupakan spesies dari divisi Magnoliophyta dan dari kelas Liliopsida subkelas
zingiberidae dan Famili Bromeliaceae. Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar
Ananas sativus (Nanas):
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
SubKelas : Zingiberidae
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas sativus