Anda di halaman 1dari 6

Kekurangan dari Kesempurnaan

Oleh : Ahmad Fikri

Di suatu keheningan malam yang sunyi lahirlah seorang ksatria harapan keluarga yang
diberi nama Yahya. Yahya adalah seorang putra yang dimpikan keluarganya,bukan hanya ayah
atau ibunya tetapi juga bagi kakek dan neneknya. Kelahiran Yahya kedunia ternyata tidaklah
seperti harapan keluarganya. Yahya lahir kedunia tidaklah dengan kesempurnaan melainkan
dengan sebuah kekurangan.

Tak ada yang mengerti bahwa hancurnya perasaan sang ibu terhadap kelahiran Yahya
saat ini namun sang ayah tetap berusaha menenangkan. Sambil memeluk sang istri ayah berkata
‘’wahai ibu bersabarlah mungkin ini cobaan dari sang illahi’’.

Dengan nada yang begitu lembut ayah menenangkan ibu dalam hatinya juga hadir sebuah
perasaan kecewa diantara dua sisi. disisi pertama dia tidak dapat mengindahkan bahwa itu adalah
putanya disisi lain hatinya sangat tersayat sebab putranya tidak lahir dalam keadaan yang
sempurna.

Dengan tetesan air mata di pipi ayah mencoba untuk meng-azani kelahiran sang anak
yang sangat didambakan. Sebagai seorang ayah tentunya hadir perasaan kasih sayang yang tidak
terkira namun disebalik hal itulah yang membuat sang ibu berniat membuang sang anak. Sebab
hal itulah yang seolah membuat pikiran sang ayah seakan dirasuki oleh sesosok iblis yang
berbisik buanglah anakmu. Penyakit cacat yang diderita sang anak memang hanyalah penyakit
pada umumnya namun hal inilah yang membuat sang ayah dan ibu sangat malu dan sulit untuk
menerima keadaan sang anak. Penyakit yang diderita sang anak iyalah disabilitas pada bagian
kaki. disabilitas merupakan kelainan pada organ tubuh makhluk hidup yang seharusnya tidak
dimiliki oleh suatu organ tersebut atau luar biasa. Program Kebijakan Pemerintah bagi
Penyandang Cacat cenderung berbasis belas kasihan (charity), sehingga kurang memberdayakan
penyandang cacat untuk terlibat dalam berbagai masalah. Kurangnya sosialisasi peraturan
perundang-undangan tentang penyandang cacat menyebabkan perlakuan stakeholder unsur
pemerintah dan swasta, yang kurang peduli.
Penyakit yang dimiliki Yahya merupakan kekurangan fisik pada bagian kaki
menyebabkan Yahya sangat sulit berjalan. Dengan keputusan yang begitu mantap sang orang tua
pun menitipkan Yahya kesebuah panti binaan jakrta yaitu Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara
Cahaya Bathin . Disanalah Yahya dan kawan-kawan senaisbnya hidup bersama saling berbagi
cerita,berbagi pengalaman,hingga berbagi pelajaran.

Tak terasa sudah lima belas tahun berlalu Yahya akhirnya mulai tumbuh dewasa dan
sudah mulai menunjukan bakat utamanya sehingga membuat seorang pelatih lembing tekagum-
kagum dan salut padanya . suatu hari sang pelatih bernama Julio menghampiri Yahya dan
bertanya.

“ anak muda siapakah namamu bolehkah saya mengetahuinya?.” Ucap Julio kepada Yahya.

“Tentu saja,paman namaku adalah Yahya.” Ucap Yahya kepada Julio sesambil menahan tongkat
kakinya.

“Apakah cita-citamu Yahya jika kau besar nanti?.” Tanya Julio sambil memegang rokok
ditanganya.

Lalu dengan lantang Yahya menjawab “ Aku ingin menjadi seorang Atlet.” Sambil berdiri
dengan tongkatnya.

“Luar biasa Yahya paman akan mendukungmu dengan kemampuan yang paman miliki.” Ucap
Julio sambil menghisap rokok ditangannya sesekali.

“Benarkah,paman apakah paman bias membantuku dengan keadaan ku yang seperti ini?.” Ucap
Yahya dengan wajah yang terlihat sangat bahagia.

“Aku sangat yakin Yahya bahwa engkau memiliki bakat yang luar biasa.” Ucap Julio sambil
meyakinkan Yahya.

“Kalo begitu bisakah kau melatihku wahai paman Julio?.” Ujar Yahya dengan raut muka
memaksa.
“Aku akan memikirkan permintaanmu Yahya dan akan memberitahumu jika memang aku
bersedia.” Ucap Julio dengan ekspresi termenung.

“Baiklah paman aku akan menunggu kabar tentang kepastian dari paman untuk menjadi
pelatihku.” Ucap Yahya dengan wajah begitu penasaran.

“Sampai jumpa Yahya aku akan segera memikirkan permintaan darimu.” Ucap Julio sambil
melambaikan tangan kepada Yahya.

“Baiklah paman sampai jumpa lagi ditempat ini.” Ujar Yahya sambil membalas melambaikan
tangan kepada Julio.

Kemudian setelah berpamitan dengan Yahya, Julio pun melanjutkan perjalanannya untuk

pulang kerumah. Saat diperjalanan Julio berpikir dengan keras dan mencari keputusan yang

benar-benar tepat agar keputusannya untuk melatih Yahya tidak sia-sia. Tak lama kemudian

setelah berjalan menuju pulang Julio bertemu dengan seorang temannya yang berasal dari

Vietnam. Julio pun memanggilnya dan mereka singgah disebuah warung kopi kemudian Julio

mengajak temannya tersebut untuk berbincang-bincang. Setelah bebincang cukup lama temannya

pun mengatakan bahwa ternyata temannya tersebut sedang berlibur di Indonesia . Kemudian

Julio pun menceritakan tentang keputusannya untuk mengangkat Yahya menjadi seorang anak

didiknya dan mengatakan bahwa Yahya merupakan anak berbakat yang selama ini ia cari. Lalu

temannya tersebut mengatakan bahwa dia sangat mendukung keputusan Julio untuk mengangkat

Yahya sebagai anak didiknya dan memberikan dukungan serta keperluan apapun yang

semestinya dia dapat membantu. Kemudian Julio mengucapkan terima kasih atas dukungan dari

rekannya tersebut.

Setelah itu Julio pun berpamitan kepada temannya untuk melanjutkan perjalanan pulang

kerumah. Sekitar sepuluh menit kemudian Julio pun sampai dirumah. Setelah sampai dirumah

Julio duduk dan menyalakan TV dan melihat sebuah berita bahwa akan diadakan lomba lempar

lembing antar provinsi dalam waktu enam bulan mendatang.


Dengan wajah terkejut Julio langsung teringat dengan Yahya,bagaimana tidak ini lah
momen yang tepat untuk membuktkan bahwa Yahya memang memiliki kemampuan yang luar
biasa. Sekilas Julio mulai berpikir bahwa dia akan segera memberikan keputusan untuk melatih
Yahya sebab karena adanya informasi tentang lomba ini lah membuat semangat Julio berkobar
untuk mengangkat Yahya sebagai anak didiknya.

Keesokan harinya dengan penuh semangat Julio pergi keasrama tempat tinggal Yahya
untuk menemuinya,saat itu Yahya tengah duduk disebuah taman didekat asramanya. Julio pun
memulai pembicaraan dengan Yahya.

“Maaf mengganggumu bersantai Yahya.” Ucap Julio sambil menempuk pundak Yahya.

“ Eh,paman julio kukira siapa?.” Ujar Yahya dengan ekspresi terkejut.

“ Bagaimana Yahya kabarmu hari ini?. Ucap Julio dengan gaya basa-basinya.

“Begini Yahya aku ingin menyampaikan bahwa, keputusanku untuk melatih kamu telah aku
setujui.” Ucap Julio dengan lantang.

“Benarkah,paman apakah ini sungguh-sungguh?.” Ucap Yahya dengan wajah kegirangan.

“ Benar Yahya jadi mulai hari esok kita akan latihan secara rutin dilapangan tempat asrama
kamu.” Ujar Julio sambil mengelus bahu Yahya.

“ Baiklah paman aku akan menunggumu besok dilapangan.” Ucap Yahya dengan penuh
semangat.

Keesokan harinya Yahya pun menunggu Julio dilapangan untuk memulai latihan
pertamanya. Julio datang setelah Yahya menunggu sekitar lima menit kemudian.Tanpa banyak
bicara Julio langsung mengajak Yahya Memulai latihan. Julio menyuruh Yahya untuk meletakan
tongkatnya disebuah bangku kali inin Julio mengajarkan Yahya untuk berdiri dengan tenang
kemudian,Julio menyuruh Yahya untuk melemparkan lembingnya. Lemparan pertama Yahya
cukup mengagumkan Yahya berhasil melemparkan lembing dengan jarak lima belas meter pada
latihan pertamanya. Hal ini tentun membuatb Julio sangat terkejut bagaimana tidak anak
disabilitas seperti Yahya mampu memulai sesi latihan dengan baik. Hal membuat julio semakin
yakin bahwa bakat Yahya memang luar biasa.
Tidak terasa Yahya sudah berlatih selama lima bulan lebih dan lomba yang selama ini
ditunggu Julio pun akan dimulai hanya dalam beberapa minggu lagi. Julio belum mengatakan
kepada Yahya Bahwa dia akan diikutkan disebuah lomba namun ia telah berencana akan
memberitahu Yahya setelah lomba akan dimulai setelah satu minggu tersisa. Julio mulai
memberikan latihan keras kepada Yahya agar latihan Yahya selama ini membuahkan hasil.
Ternyata latihan Yahya selama ini benar-benar sangat memberikan perubahan sehingga Julio pun
berniat memberitahu Yahya akan lomba tersebut.

Setelah letihnya perjuangan Yahya berlatih dengan fisiknya yang tak sempurna tibalah
saatnya bagi Julio untuk memberitahu bahwa ia akan diikut sertakan dalam lomba lempar
lembing jarak seratus meter tahun ini. Lomba tersisa satu minggu lagi Julio mengajak Yahya
untuk pergi kesebuah warung makan dan mengajaknya makan lalu terjadilah percakapan.

“Mengapa paman mengajaku kesini?.” Ucap Yahya dengan wajah bingung.

“Kali ini sengaja Yahya aku meliburkan latihan kita karena ada hal yang ingin kuberitahukan
padamu.” Ucap Julio sambil tersenyum

“Ada apa paman apakah paman berhenti untuk melatihku?.” Ucap Yahya dengan wajah
bingung.’

“Tidak Yahya tetapi minggu depan kau akan ikut lomba antar provinsi.” Ucap Julio dengan
tenang.

“Benarkah? Paman apakah aku pantas ikut lomba tersebut.” Ucap Yahya dengan nada penuh
semangat.

“Tentu saja Yahya lagipula latihanmu selama ini sudah sangat baik dan aku rasa inilah saatnya
membuktikan bakatmu.” Ujar Julio sambil mengelus bahu Yahya.

“Baiklah paman jika itu memang keputusanmu aku akan bersedia.” Ucap Yahya dengan penuh
semangat.

“Baiklah Yahya aku akan mendaftarkanmu minggu depan.” Ucap Julio sambil tersenyum.
Seminggu kemudian saat yang ditunggu pun tiba. Julio membawa anak didiknya untuk
mengikuti lomba tersebut tentunya Yahya anak didik kebanggaannya. Tibalah saatnya dengan
tongkat ditangannya Yahya pun menaruh tongkatnya dan duduk sambil menunggu perlombaan
dimulai. Julio pun memberikan semangat penuh kepada Yahya. Setelah satu jam menunggu
perlombaan dimulai Yahya mendapat urutan pelempar kesebelas dari pelempar lainnya. Tiba
saatnya Yahya berlomba Julio menemuk dan memberikan semangat kepada Yahya. Yahya pun
berdiri dan mulai melempar dan Yahya berhasil melemparkan lembingnya dengan jarak
terjauhnya yaitu 87,3 meter dan jarak terjauh pelempar diraih oleh anggit nugroho berasal dari
jawa barat dengan jarak terjauhnya 89.1 meter. Dan sesi lomba pun berakhir tibalah saatnya
pembagian hadiah ternyata Yahya menjadi pelempar juara dua dan mendapatkan hadiah sebuah
medali perak dan uang tunai 300 juta rupiah. Isak tangis pun mengiringi Yahya dan Julio karena
kemenangan ini merupakan langkah yang menjadi awal perjalanan Yahya sebagai seorang atlet
lembing.

Kini Yahya menjadi seorang atlet nasional yang selalu mewakili Indonesia dalam ajang
lomba atlet disabilitas antar negara dan membuat Julio serta orang tua yang dahulu telah
membuangnya. Namun kini Yahya kembali kekeluargnya dan menikah dengan atlet bulutangkis
bernama dewi dan Yahya telah memberangkatkan umrah orang tuanya,pelatihnya dan pengasuh
yang dulu merawatnya ke tanah suci yaitu mekah.

Jumlah kata : 1,476 kata

Anda mungkin juga menyukai