Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Erat (Intimacy Relationship)

Suatu hubunga erat memiliki ciri-ciri yang bervariasi. Hubungan erat antara anak dan ayah
memiliki karakteristik yang berbeda dengan hubungan erat antara suami dan istri atau hubungan
antara orang yang sedang berpacaran. Namun, secara umum ada beberapa karakteristik yang bisa
dijadikanacuan untuk menilai apakah suatu hubungan itu berkembang ke arah lebih erat ataupun
sebaliknya. Ciri-ciri tesebut antara lain.

1. Terdapat kelekatan emosional. Orang yang terjalin dalam hubungan erat biasanya
berinteraksi denga penuh emosi. Satu sama lain terhubung dengan emosional, dan dipenuhi
dengan rasa sayang dan cinta. Kelekatan emosional ini kadang menuntut kedekatan, dan
keterpisahan akan rasa menyakitkan
2. Satu sama lain mampu memenuhi kebutuhan pasangannya. Orang yang menjalin hubungan
erat ditandai dengan saling pedulidan memnuhi kebutuhan masing-masing, baik secara fisik
ataupun psikis. Dalam hubungan erat, terdapat kesediaan untuk berkorban pada orang yang
disayanginya dan itu di lakukan dengan tulus tanpa intensi pertukaran.
3. Satu sama lain tergantung dan pengaruh memengaruhi secara kuat. Orang yang terlibat
dalam hubungan erat satu sama lain saling menganggap penting, saling tergantung, dan
saling memengaruhi. Dalam sebuah hadis dikatakan, orang yang bersaudara itu ibarat satu
tubuh, jika satu bagian merasa sakit, maka bagian lain pun akan mengalami sakit. Karena
mesara satu kesatuan maka apa yang dikatakan orang yang disayanginya akan menganggap
sangat penting dan berpengaruh terhadap dirinya.

Salah satu bentuk hubungan erat adalah hubungan yang dibangun atas dasar cinta. Sebagian
para ahli mengatakan bahwa cinta merupakan perasaan suka dengan intensitas yang tinggi.
Sebagian lagi mengatakan bahwa cinta dan suka tidak berada dalam satu garis kontinum.
Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Cinta tidak selalu didasari oleh perasaan suka,
dan perasaan suka pun tidak selalu berujung pada emosi cinta.

Secara sosial,cinta merupakan salah satu bentuk emosi yang paling fenomenal karena
kekuatan dari kehebatannya dalam menggerakkan pikiran, emosi, dan perilaku kita. Kekuatan
cinta sangat dahsyat. Ia menginspirasi banyak orang unutk berkarya dan berprestasi.
Menurut Al-Ghazali, al hub atau cinta merupakan “ungkapan yang menggambarkan
kecenderungan hati kepada sesuatu yang menyenangkan”. Jika cinta tersebut semakin mendalam
akan muncul isyqun atau perasaan rindu. Orang yang dilanda isyiqun akan menunjukkan
ketertarikan pada sesuatu yang dicintainya, dan akan rela mengorbankan apa pun yang
dimilikinya. Diriwayat lain, seperti yang dikutip oleh Al-Ghazali, cinta sejati itu memilikitiga
karakteristik: lebih suka perkataan kekasihnya daripada perkataan orang lain, lebih suka bersama
kekasihnya daripada bersama orang lain, dan lebih memilih keridhaan kekasihnya daripada
keridhaan orang lain.

Cinta merupakan emosi yang berhubungan dengan objek tertentu dan objek cinta bisa
berupa ide, orang, benda, ataupun Tuhan. Bagi Islam, hierarki cinta yang paling puncak adalah
cinta kepada Allah Swt, sedangkan cinta-cinta kepada yang selainnya, berada dibawahnya (QS.
Al- Baqarah [2]: 165). Kita boleh mencintai diri sedniri, mencintai anak, istri, harta ataupun
orang lain tapi, kecintaan tersebut tidak boleh mengalahkan kecintaan kita terhadap Allah Swt.
Kita tidak boleh mencintai dunia melebihi kepada Allah Swt.

Bagi islam cinta sejati hanyalah untuk Allah Swt semata. Sebagai ilustras kita mengenal
kisah mengenai betapa cintanya Siti Zulaikha terhadap Nabi Yusuf a.s. tapi begitu Siti Zulaikha
mengenal Allah Swt, cinta sejatinya berubah Siti Zulaikha berkata: “ Wahai Yusuf,
sesungguhnya dahulu aku mencintai tiada lain karena belum mengenal Allah Swt, namun setelah
mengenal-Nya, ternayat hatiku tidak menyisakan tempat untuk mencintai selain Dia, dan tidak
mau menggantikan-Nya dengan yang lain.

Sebagai sebuah emosi berhubungan dengan reaksi-reaksi fisiologis, dan masa lalu, nilai-
nilai, minat dan motivasi. Sebagaimana emosi pada umumnya, cinta paling tidak memiliki tiga
karakteristik umum yaitu, berkaitan dengan tubuh, mempunyai kemampuan untuk memotivasi,
dan sulit dilakukan proses pengaturan karena sifatnya yang sering sekali otomatis dan tidak
disadari.

Tringular thoery og love dari Robert Sternberg menyebutkan dalam setiap cinta itu terdiri
dari tiga unsur. Jika kita merasakan ketiga unsur tersebut, maka kita sudah mengalami
puncaknya jatuh cinta. Ketiga unsur trsebut adalah:
a. Intimacy: merupakan komponen emosional yang melibatkan kedekatan emosional, saling
pengertian, dan dukungan emosional.
b. Passion: merupakan komponen motivasioanal yang melibatkan ketertarikan fisik,
romantisme dan ketertarikan seksual. Passion merupakan faktor yang menyebabkan orang
yang sedang jatuh cinta selalu ingin dekat dengan orang yang dicintainya, apa yang
dilakukan dan dikatakan orang yang dicintai selalu tampak menarik, menyukai benda-benda
apa pun yang menjadi miliki orang yang dicintainya.
c. Commitment: merupakan komponen kognitif yang meliputi pengambilan keputusan untuk
menyatakan cinta dan seberapa jauh komitmen untuk mempertahankan komitmennya
tersebut. Hali ini biasa ditunjukkan dengan perilaku mau berkorban , mendahulukan
kepentingan orang yang dicintainya, berusaha membuat senang orang yang kita cintai, dan
mudah memaafkan.

Berdasarkan kombinasi dari ketiga unsur cinta tersebut. Sternberg mengidentifikasi tujuh
jenis cinta
1. Cinta yang ditandai dengan intimacy tapi tidak dibarengi dengan passion dan commitment
disebut liking.
2. Cinta yang ditandai dengan passion, tapi tidak dibarengi dengan intimacy dan commitment
disebut infatuated love.
3. Cinta yang ditandai dengan commitement, tapi tidak dibarengi dengan passion dan intimacy
disebut empty love.
4. Cinta yang ditandai dengan intimacy dan passion saja disebut romantic love.
5. Cinta yang ditandai dengan commitement dan intimacy saja disebut companionate love.
6. Cinta yang ditandai dengan passion dan commitment saja disebut fatuous love.
7. Cinta sejati yang ditandai passion, commitment dan intimacy disebut consummate love.

Perselingkuhan

Mengapa seseorang melakukan perselingkuhan? Terdapat banyak alasan bagi seseorang


untuk dapat melakukan perselingkuhan. Misalnya kurangnya perhatian istri terhadap suami
merupakan alasan paling umum bagi suami untuk mencari perhatian dari Wanita lain. Apalagi,
jika istri terlalu sibuk bekerja dan sibuk dengan urusannya dirumah maupun diluar, dan postur
tubuh istri yang menggemuk(penampilan) juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
perselingkuhan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perselingkuhan yang dilakukan oleh suami merupakan
suatu hal yang menyakitkan bagi istri. Perselingkuhan tersebut terjadi karena faktor-faktor yang
ada dalam diri subjek, seperti kurang perhatian atau tidak memenuhi harapan istri. Berikut adalah
alasan seseorang melakukan perselingkuhan, yaitu variasi seksual, untuk kesenangan,
companionship dengan wanita lain, kepuasan akan tantangan, merasa tertarik kepada wanita
yang lebih muda, memanfaatkan kesempatan yang ada, keinginan untuk melanggar sesuatu yang
dilarang, kebosanan akan pernikahan, istri tidak lagi menarik secara fisik (tidak memiliki daya
seksual), ingin menyakiti istri, istri menjadi gemuk, istri terlalu fokus pada kerjaan, dan untuk
mendapatkan pengalaman romantis.
Sedangkan menurut thens alasan yang sering digunakan untuk melakukan perselingkuhan
adalah sebagai pelarian karena pernikahannya tidak bahagia ataupun untukmendapatkan cinta.
Selain itu, perbedaan kelas sosial, agama, dan kebiasaan juga dapat dijadikan alasan
perselingkuhan. Selain itu, ketidaksiapan dalam menerima perbedaan dan keunikan masing-
masing merupakan salah satu faktor seseorang melakukan perselingkuhan.
Ada beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu:
a) Berdasarkan jumlah individu yang terlibat;
b) Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai;
c) Berdasarkan jangka waktu; serta
d) Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan diad dan hubungan triad.
1. Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu.
Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot
mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki
tujuan khusus, individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan
‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad
berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan
membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain.
2. Hubungan triad merupakan hubungan antara tiga orang.
Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan anatar
individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara
terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).

Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan tugas dan hubungan sosial.
1) Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan
sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara
pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan
lainlain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan
tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan
sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan
saat makan siang dan sebagianya.
2) Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan
hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang
saling menyapa ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung
dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang
ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan
sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita
untuk mempertahankannya.(Sarlito, 2012).
Jika tidak terdapatnya faktor-faktor kepuasan pernikahan seperti diungkapkan pada paragraf
sebelumnya, maka akan berakibat pada tindakan (diasumsikan) perselingkuhan, walaupun tidak
semua pasangan melakukan perselingkuhan secara umum, namun faktor-faktor kepuasan
pernikahan sebagai indikator kesetiaan seseorang pada pasangannya atau tidak bisa menjadi
pemicu kenapa seseorang melakukan perselingkuhan. Terdapat banyak alasan bagi seseorang
untuk dapat melakukan perselingkuhan selain dari ketidakadaan faktor-faktor kepuasan
pernikahan. Berikut ini adalah sejumlah alasan seseorang melakukan perselingkuhan:
1) Variasi seksual
2) Untuk kesenangan
3) Companionship dengan wanita lain.
4) Kepuasan akan tantangan
5) Merasa tertarik kepada wanita yang lebih muda
6) Memanfaatkan kesempatan yang ada.
7) Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilanggar.
8) kebosanan akan pernikahan.
9) Istri tidak lagi menarik secara fisik
10) Ingin menyakiti istri
11) Istri menjadi gemuk
12) Istri terlalu fokus pada anak
13) Untuk mendapatkan pengalaman romantis.
14) Pelarian karena pernikahan tidak bahagia atupun untuk mendapatkan cinta Perbedaan kelas
sosial, agama, kebiasaan juga dapat dijadikan alasan untuk melakukan perselingkuhan,
ketidaksiapan menerima perbedaan dan keunikan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Sarlito, Sarwono W., 2012,Meinarno, Eko A., Psikologi social, Jakarta:Salemba Humanika.

Myers, David G.2002.Psikologi Sosial social psychology.Jakarta: salemba humanika.

Taylor, Shelley E.2018.Psikologi Sosial.Depok: prenadamedia group

Anda mungkin juga menyukai