BAB 1-3 Refisi UP
BAB 1-3 Refisi UP
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
meninggal karena PTM. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001,
1
2
hanya keadaan fisik atau jiwa, namun merupakan fenomena multi dimensi
mereka yang telah cukup lama untuk mengalaminya, akan tetapi usia tidak
kenyataanya, sebagian besar penyakit kronis terjadi pada semua usia, walaupun
maupun global pada saat ini. Data WHO tahun 2008 menunjukan bahwa dari
kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien.
kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar
penyakit kronis (DM Tipe 2 dan Hipertensi). Aktifitas dalam prolanis meliputi
yaitu kurang dari 20 orang, sedangkan yang memiliki peserta banyak tidak
oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan asosiasi
fasilitas kesehatan tingkat pertama, dibagi dalam dua Zona yaitu Zona aman dan
Zona kurang. Pada target Zona kurang rasio kunjunagn pasien ≤50% sedangkan
sejak 2016. Peserta Prolanis berharap mendapatkan fasilitas yang baik dan
sesuai standar serta dalam manajeman Puskesmas sendiri tidak mengalami miss
terjadi di awal tahun 2017 dengan rasio kunjungan pasien Prolanis ≤50%,
tadinya di hargai Rp. 6000,00 per-orang menjadi Rp. 5400,00 per-orang, setelah
tidak sesuai dengan penurunan peserta malah menjadi bertambah banyak peserta
5
dari 100 orang masuk kedalam zona aman dengan catatan peserta Prolanis
dalam kondisi sehat atau stabil. Kemunduran peserta ini terjadi di manajemen
mendapat obat selama sebulan sekali, yang di lakukan setiap hari rabu dengan
tanggal yang sudah di jadwalkan. Bagi peserta DM tipe 2 di lakukan cek gula
darah selama sebulan sekali. Senam untuk peserta Prolanis dilakukan seminggu
sekali setiap hari Jumat dan durasi senam kurang lebih 60 menit. MOU
tahun 2016, dari hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa kegiatan Prolanis di
Puskesmas Wonopringgo berjalan baik, dari segi manajemen dan dari segi
Manusia) yang selalu memotivasi pasien untuk hidup baik dalam menjaga
6
kualitas hidup masyarakat. Ancaman yang dimiliki yaitu suatu hal dari yang
berasal dari luar yang menahan Puskesmas Wonopringgo untuk stabil di zona
aman.
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
2013).
KABUPATEN PEKALONGAN.”
1. 2. Identifikasi Masalah
sekali setiap hari Rabu, Home visit, senam bersama yang di lakukan setiap hari
jumat, dan konseling. Pemberian obat untuk peserta Prolanis sebulan sekali dan
untuk pasien DM tipe 2 dilakukan cek gula darah selama sebulan sekali. MOU
1. 3. Rumusan Masalah
1. 4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Pekalongan.
8
2. Tujuan khusus
Wonopringgo.
Wonopinggo.
1. 5. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
masyarakat.
Kabupaten Pekalongan.
2. Praktis
9
3. Strategis
1) Lingkup keilmuan
Kesehatan (AKK)
2) Lingkup masalah
3) Lingkup sasaran
Sasaran pada penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan pengguna Prolanis
4) Lingkup lokasi
10
5) Lingkup waktu
Perbedaan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan peneliti terdahulu antara lain, Fokus penelitian pada
Puskesmas dengan menggunakan Analisis SWOT. Lokasi penelitian ini terjadi di wilayah Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
Pekalongan. Rancangan penelitian ini menggunakan diskriptif kualitatif. Variabel yang diteliti menggunakan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Infoman peneltian di bedakan menjadi 2 yaitu infoman utama yang terdiri dari Dokter, Pemegang progam
Prolanis, Kepala Puskesmas dan infoman triangulasi tediri dari 4 peserta penderita Hipertensi dan 4 peserta penderita DM tipe 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Prolanis
2. 1. 1. Definisi
penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
2. 1. 2. Tujuan
14
15
status kesehatan.
2. 1. 4. Langkah pelaksanaan
terdaftar PROLANIS :
RS)
Laboratorium)
peserta PROLANIS
terdaftar PROLANIS
12) Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
Faskes Pengelola:
b. Menganalisa data
2. 1. 5. Aktifitas Prolanis
Langkah - langkah:
3 bulan pertama
Faskes Pengelola:
2) Menganalisis data
Pengelola
4. Home Visit
Sasaran:
(PPDM)
20
turut (PPHT)
Langkah – langkah:
Visit
Pengelola
kesehatan peserta
bergabung.
Care).
dengan asosiasi fasilitas kesehatan tingkat pertama, dibagi dalam dua Zona
yaitu Zona aman dan Zona kurang. Pada target Zona kurang rasio
2. 2.1. Hipertensi
A. Definisi
diatas normal yang ditunjukan oleh angka systolic (bagian atas) dan
2011: 7)
tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ
pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung
(Dinkes Jateng,2012:38).
B. Klasifikasi
tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang
lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis (Tabel 2.1). Klasifikasi
akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien pada
C. Etologi
D. Patofisiologi
(Bustan, 2007:61)
E. Diagnosis
rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan
ditegakkan bila tekanan darah ≥140/90 mmHg, bila salah satu baik
dengan mengukur tekanan darah. Bila tekanan darah tidak terkontrol dan
pusing, penglihatan kabur, rasa sakit didada, mudah lelah dll (Depkes RI,
2013:17).
Stroke
dilatasi hingga 1,5 kali lebih besar dan berresiko untuk ruptur),
Gagal ginjal.
kebutaan.
2. 2.2. DM Tipe 2
A. Definisi
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
B. Gejala DM tipe 2
a. Gejala paradiabetes
menjadi terganggu jika tidak makan dalam waktu yang lama (Nurjanah,
2006).
29
b. Gejala diabetes
sering haus (polidipsia) dan lapar (polifagia), cepat lemas dan cepat
lelah, berat badan menurun drastis, kesemutan pada jari tangan dan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktifitas fisik. Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan,
yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak
1) Kontrol berat badan Anda. Risiko diabetes tipe 2 meningkat jika berat
2) Tetap ikuti pola makan rendah lemak dan biasakan makan dalam porsi
kecil.
garam yang tinggi. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar
2. 3. Perencanaan
perncanaan adalah suatu proses menganailisis dan memahami sistem yang dianut,
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai, memperkirakan
Suatu perencanaan yang baik adalah dialkukan secara terus menerus dan
berkelanjutan.
Sautu perencanaan yang baik adalah berorientasi pada masa depan. Artinya
akan datang.
5) Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mampu kelola dalam arti sifat wajar,
logis, objektif, jelas, runtun dan telah disesuaikan dengan sumber daya.
2. 4. Strategi
tujuan jangka panjang. Dengan kata lain, strategi merupakan suatu pernyataan
tentang cara-cara yang akan digunakan dimasa depan untuk mencapai tujuan yang
atau jangka panjang Puskesmas yang menggambarkan arah yang harus dituju
memusatkan perhatian untuk melakuakan pekerjaan yang benar dan efektif dan
bertujuan agar Puskesmas berfungsi dengan baik serta tanggap dan antisipatif
2. 5. Analisis SWOT
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
33
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
S = Strenght (kekuatan)
sebagai suatu kesempatan program untuk mencapai secara objektif dan lebih
efektif.
W = Weakness (kelemahan)
Situasi apa, rintangan atau pembatas dalam lingkungan pemasaran sosial dan
perubahan yang muncul secara potensial merusak atau problem dalam mencapai
O = Opportunity (peluang)
dalam lingkungan atau dapat berguna secara efektif untuk pencapaian pemasaran
T = Threath (ancaman)
Aspek-aspek apa dari suatu pemasaran atau kelemahan organisasi yang terutama
mudah mendapat kritikan dari ancaman lingkungan yang telah di identifikasi yang
2. 6. Puskesmas
pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan
kesehatan, saran peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang
1. Man
sumberdaya lainnya.
2. Money
setiap program, setiap kegiatan atau rutin maupun proyek, besar maupun
kecil, semua tidak akan terlaksana tanpa adanya penyediaan uang atau
3. Materials
Materials (material) yaitu materi yang terdiri dari bahan setengah jadi dan
bahan jadi.
4. Machines
efisiensi kerja.
5. Method
metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya
pekerjaan.
6. Market
mendistribusi barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai
tujuan organisasi.
36
2. 8. Alur pikir
METODE PENELITIAN
3. 1. Alur penelitian
37
38
3. 2. Fokus Penelitian
modifikasi teori SWOT menurut Fatimah ibtisam (2016). Sehingga variabel yang
pendukung penelitian.
39
3. 3. Waktu Penelitian
3. 4. Definisi Operasional
N Cara pengambilan
Variabel Definisi operasional Dimensi Indikator
o data
Keunggulan program Prolanis yang Wawancara
Memiliki strategi dalam
1 Kekuatan ditawarkanPuskesmasWonopringgodibandingPuskesm Method mendalam, observasi
meningkatkan kepesertaan
as lain dan dokumentasi
Memiliki kelebihan dibanding Wawancara
Man mendalam, observasi
dengan FKTP yang lain
dan dokumentasi
Pengukur keberhasilan Wawancara
Kelemaha
2 Rintangan atau perubahan yang muncul dalam Prolanis Method Prolanis di Puskesmas mendalam, observasi
n
Wonopringgo dan dokumentasi
Perbaikan program agar tetap Wawancara
Man mendalam, observasi
stabil di Zona aman
dan dokumentasi
Peserta yang bukan dari wilayah Wawancara
BertambahnyapesertaProlanisdapatmeningkatkankapita
3 Peluang Market Wonopringgo dapat masuk ke mendalam, observasi
sipendapatanPuskesmasWonopringgo
Puskesmas Wonopringgo dan dokumentasi
Wawancara
SDM yang dimiliki Puskesmas
Man mendalam, observasi
Wonopringgo berkualitas
dan dokumentasi
Wawancara
Suatu hal yang dapat menahan organisasi dalam Penghalang Prolanis stabil di
4 Ancaman Man mendalam, observasi
pencapaian stabilitas zona aman zona aman
dan dokumentasi
Wawancara
Peserta Prolanis tidak rutin
Man mendalam, observasi
berkunjung
dan dokumentasi
41
1. Jenis Penelitian
ancaman.
2. Rancanagan Penelitian
metode studi kasus yang menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam,
3. 6. Informan Penelitian
(Siswanto, dkk, 2013). Oleh karena itu peneliti menggunakan informan utama dan
informan triangulasi.
A. Informan utama
Informan utama dalam penelitian ini terdiri dari 3 informan, informan yaitu :
2) Dokter
Prolanis
Wonopringgo.
B. Informan triangulasi
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder.
3. 7. 1. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya yaitu
3. 7. 2. Data Sekunder
kepustakaan.
Pencatatan data selama melakukan penelitian sangat penting karena menjadi dasar
yang akan dianalisis berdasarkan hasil wawancara. Oleh karena itu, pencatatan
data harus dilakukan dengan cara yang baik dan setepat mungkin. Alat bantu
1. Pedoman Wawancara
2. Observasi
pada objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam hal ini,
3. Alat perekam
Alat perekam sebagai alat pengumpul data agar memudahkan peneliti untuk
mengingat kembali apa yang telah dikatakan informan dan dapat digunakan
lebih berkonsentrasi pada apa yang telah dikatakan oleh informan. Alat
menjadi bahan utuh yang menghasilkan bentuk analisis yang cermat saat
4. Catatan lapangan
Catatan dalam penelitian ini sangat berguna bagi peneliti, sebagai alat
perantara yang peneliti lihat dan rasakan dalam rangka pengumpulan data.
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa didengar, dilihat dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
semua harus didukung data yang ada dilapangan dalam hal ini adalah catatan
lapangan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Dalam model ini ada tiga komponen analisis untuk mengolah data
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih
1) Reduksi data
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2) Penyajian data
sistematis sehingga bila dibaca akan mudah dipahami dari berbagai hal
3) Penarikan kesimpulan
46
sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini sebagai hipotesis dan bila
penelitian ini adalah triangulasi sumber. Data yang diperoleh kemudian diuji
yang satu dengan yang lain. Dengan demikian diharapkan mutu dari keseluruhan
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu pra lapangan, lapangan dan
pasca lapangan.
2) Tahap lapangan
47
Wonopringgo.
Judul:
“Perencanaan strategis Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Wonopringgo Kabupaten Pekalongan”
Perumusan Masalah:
Bagaimanakah Perencanan strategis Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di
Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?
Tujuan:
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi Analisis dalam program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) di
Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan berdasarkan analisa SWOT
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi visi, misi, nilai-nilai Prolanis di Puskesmas Wonopringgo
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) Prolanis bagi Puskesmas Wonopringgo.
c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi peluang (opportunity) dan ancaman
(threath) Prolanis bagi PuskesmasWonopringgo.
Jenis Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain Diskriptif kualitatif
Metode Kualitatif:
1. Rancangan Penelitian : Metode studi kasus dengan desain diskriptif
kualitatif
2. Informan Penelitian :
a. Informan Utama (koordinasi pemegang program, Dokter, Kepala Puskesmas
Wonopringgo)
b. Informan Triangulasi (peserta Prolanis penderita Hipertensi dan peserta Prolanis
penderita DM tipe 2)
3. Metode Pengumpulan Data : Data Primer dan Data Sekunder
4. Alat Pengumpulan Data : Pedoman Wawancara, Alat Perekam, dan Catatan
Lapangan
5. Teknis Analisis Data : Reduksi, Penyajian Data dan Penarikan
Kesimpulan
6. Validitas data : Triangulasi
Output Penelitian:
Menyusun Analisis dalam Program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) di Puskesmas
Wonopringgo Kabupaten Pekalongan