ADHI MUHTADI Tesis SPD Motor PDF
ADHI MUHTADI Tesis SPD Motor PDF
ABSTRAK
Jumlah sepeda motor di Surabaya telah menembus angka 10.095.753 juta unit pada Tahun 2011. Hal ini
menjadikan jaringan jalan di Surabaya penuh sesak setiap harinya dan rawan kemacetan. Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya berupaya agar Kota Surabaya memiliki alternatif angkutan umum yang dapat
diandalkan sehingga pengguna sepeda motor beralih untuk menggunakan Trem Surabaya (Surotram).
Sebelum dioperasikannya trem di Surabaya, maka diperlukan studi tentang prediksi waktu dan tarif yang
diinginkan pengguna sepeda motor untuk beralih ke Surotram pada koridor Terminal Joyoboyo – Jl.
Rajawali. Metode penelitian menggunakan kuesioner penawaran waktu dan tarif yang diajukan kepada
responden dengan teknik stated preference.. Waktu yang ditawarkan kepada responden adalah 25 dan 30
menit dengan biaya yang bervariasi yaitu Rp. 5000,-, Rp. 6.000,-, Rp. 7.000,- dan Rp. 8.000,-. Jumlah
responden yang direncanakan sebanyak 200. Teknik analisis selanjutnya untuk mengetahui probabilitas
pengguna sepeda motor dan mobil akan beralih ke trem adalah menggunakan teknik regresi logistik.
Sedangkan untuk uji kelayakan model (goodness of fit) penentuan parameter model logistik akan
menggunakan prinsip estimasi maximum likelihood (ML) dan uji Hosmer and Lemeshow. Pemodelan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Output penelitian ini adalah model regresi
logistik dan besaran probabilitas responden untuk beralih menggunakan Surotram.
Hasil model regresi logistik untuk pengguna sepeda motor adalah:
Probabilitas terbesar pengguna sepeda motor beralih ke Surotram adalah skenario pertanyaan dengan
waktu tempuh sebesar 25 menit dan tarif Rp. 5000,- yakni sebesar 66,64%. Sedangkan probabilitas
pengguna sepeda motor beralih ke Surotram terendah apabila Surotram dioperasikan dengan waktu
tempuh 30 menit dan tarif Rp. 8.000,- yakni hanya sebesar6,76%.
Kata kunci: waktu tempuh, tarif perjalanan, pengguna sepeda motor, Surotram
1. PENDAHULUAN
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012, jumlah sepeda motor pada Tahun 2011
sebanyak 10.095.753 unit. Pertumbuhan jumlah sepeda motor mencapai 5,94% per
tahun. Ironisnya, jumlah panjang jalan di Surabaya pada Tahun 2011 adalah 1426,65
km. Perkembangan panjang jalan di Surabaya hanya 0,4%/tahun. Kondisi
perkembangan jalan yang tidak sebanding dengan perkembangan sepeda motor sangat
riskan akan berdampak pada semakin luasnya daerah kemacetan dan semakin lamanya
jam sibuk di sebagian besar jalan Kota Surabaya khususnya pada koridor Terminal
Joyoboyo – Jl. Rajawali. Kondisi yang demikian, menjadikan Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya berkeinginan mengoperasikan trem pada koridor tersebut untuk
menekan tingkat kemacetan.
1.1 Permasalahan
1. Bagaimana model probabilitas pemilihan moda transportasi Surotram ditinjau dari
pengguna sepeda motor?
2. Berapa besar probabilitas pengguna sepeda motor untuk memilih Surotram?
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemilihan Moda dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Pemilihan moda (modal split) dapat didefinisikan sebagai pembagian secara
seimbang/proporsional jumlah seluruh pelaku perjalanan kedalam berbagai metode
perjalanan atau moda transportasi. Pemilihan moda transportasi di Indonesia dibedakan
ke dalam dua jenis moda pokok, yakni kendaraan umum dan kendaraan pribadi.
Kendaraan umum (bermotor) dibedakan menjadi kendaraan jalan raya dan jalan rel,
sedangkan kendaraan pribadi (bermotor) terdiri dari mobil pribadi dan sepeda motor.
Pelaku perjalanan di Surabaya cenderung lebih menyukai bepergian dengan
menggunakan kendaraan pribadi karena berbagai sebab, antara lain karena kendaraan
umum di Indonesia dianggap masih jauh dari kenyamanan, keamanan, dan diragukan
ketepatan waktunya. Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi juga masih dianggap
memiliki status sosial yang lebih tinggi dan guna memenuhi gaya hidup masyarakat
masa kini. Berikut pola pemilihan moda transportasi di Indonesia.
Teknik Stated Preference merupakan teknik pengumpulan data yang mengacu pada
pendekatan terhadap pendapat responden dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif.
Teknik ini menggunakan desain eksperimental untuk membuat sejumlah alternatif
situasi imaginer (Pearce, et.al, 2002).
2.3 Regresi Logistik
Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel
dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya
terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang
biasanya diberi angka 0 (memilih sepeda motor) atau 1 (memilih Surotram). Regresi
logistik akan membentuk variabel prediktor/respon yang merupakan kombinasi linier
dari variabel independen. Nilai variabel prediktor ini kemudian ditransformasikan
menjadi probabilitas dengan fungsi logit. Regresi logistik tidak mengasumsikan
hubungan antara variabel independen dan dependen secara linier. Regresi logistik
merupakan regresi non linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola kurva
linier. Berdasarkan data bivariat (X,Y), dimana X adalah variabel numerik atau variabel
satu-nol dan Y adalah variabel respon satu-nol, dapat diperlihatkan model regresi
logistik dengan bentuk umum sebagai berikut (Washington, et.al, 2003):
..………………………………………………..(1)
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Wawancara dengan Responden
Lokasi penelitian untuk pengambilan data responden pengguna sepeda motor sepanjang
koridor utara-selatan Kota Surabaya dan diupayakan pada rencana lokasi pemberhentian
trem seperti pada tabel berikut ini.
3.2 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pengguna sepeda motoryang melewati koridor utara –
selatan rute Trem Surabaya yaitu:
1. Terminal Joyoboyo – Jl. Raya Darmo – Jl. Basuki Rachmad – Jl. Embong Malang –
Jl. Blauran - Jl. Bubutan – Jl. Indrapura - Jl. Rajawali.
2. Jl. Rajawali – Jl. Veteran – Jl. Pahlawan – Kramat Gantung – Jl. Gemblongan – Jl.
Tunjungan – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Raya Darmo – Terminal Joyoboyo.
4. PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Umum Responden
4.1.1 Pendapatan
Pendapatan per bulan responden pengguna sepeda motor dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Waktu perjalanan rata-rata per hari menggunakan kendaraan pribadi menurut responden
pengguna sepeda motor adalah seperti tabel berikut ini.
………………………………………………………………(2)
Dari tabel diatas, dapat dirumuskan persamaan model regresi logistiknya sebagai
berikut:
Untuk mempermudah interpretasi hasil tabel dan persamaan regresi logistik tersebut di
atas, maka persamaan yang sudah didapat akan dimasukkan ke dalam beberapa skenario
pertanyaan yang diajukan kepada responden pengguna sepeda motor yang hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini. Sehingga didapatkan probabilitas pemilihan
Surotram dari jawaban responden pengguna sepeda motor.
Tabel 11: Probabilitas Memilih Trem Surabaya Menurut Responden Pengguna Sepeda
Motor
Angkutan Massal Cepat Peluang
Memilih
Skenario Trem Surabaya
Wak tempuh Biaya
Trem
(menit) (Rp)
1 25 5000 0.66641
2 25 6000 0.42360
3 25 7000 0.21282
4 25 8000 0.09046
5 30 5000 0.59315
6 30 6000 0.34910
7 30 7000 0.16479
8 30 8000 0.06767
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa bila Surotram dioperasikan dengan waktu tempuh
25 menit dan tarif diberlakukan sebesar Rp. 5000,-, maka probabilitas pengguna sepeda
motor yang akan beralih ke Surotram sebesar 66,64%. Sedangkan bila Surotram
dioperasikan dengan waktu tempuh 30 menit da tarif diberlakukan sebesar Rp. 8.000,-
maka probabilitas pengguna sepeda motor yang akan beralih ke Surotram hanya sebesar
6,76%.
Probabilitas pengguna sepeda motor untuk beralih ke trem dengan 16 skenario waktu
tempuh dan biaya trem adalah sebagai berikut:
Setelah melihat hasil-hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Hasil peneltian ini dapat memberikan gambaran bahwa pengguna sepeda motor
tidak mudah beralih ke Surotram meskipun dengan waktu tempuh yang relatif lebih
cepat cepat dan biaya yang terjangkau. Oleh karena itu, Pemkot harus
memperhatikan beberapa faktor lainnya agar pengguna sepeda motor dapat beralih
ke Surotram dalam jumlah yang lebih besar.
2. Untuk penelitian di masa yang akan datang – apabila Surotrem sudah beroperasi –
maka dapat ditambahkan variabel-variabel kualitas layanan yang dapat dirasakan
oleh penumpang trem missal ketepatan waktu, banyaknya armada, kesesuaian
headway, keamanan, kenyamanan, adanya fasilitas park and ride di tiap halte dan
terminal serta yang terpenting adalah konektivitas dengan feeder dan trunk yang
akan disediakan oleh Pemkot Surabaya.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik (2012), Surabaya Dalam Angka Tahun 2012, Bab 8 Perhubungan dan
Pariwisata, Surabaya
2. Suharjo, Bambang (2008), Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Cetakan ke-1,
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
3. Tamin, Ofyar Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Cetakan ke-2,
Bandung: Penerbit ITB
4. Pearce, David and Ozdemiroglu, Ece (2002), Economic Valuation with Stated Preference
Technice, Summary Guide, Department for Transport, Local Government and The Region,
March 2002.
5. Washington, S.P., Karlaftis, M.G., Mannering, F.l. (2003), Statistical and Econometric
Methods for Transportation Data Analysis, Chapman & Hall USA.