Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

PREDIKSI WAKTU TEMPUH DAN TARIF YANG


DIINGINKAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR UNTUK
MENGGUNAKAN TREM SURABAYA PADA KORIDOR
TERMINAL JOYOBOYO – JL RAJAWALI SURABAYA
Adhi Muhtadi1 dan Hera Widyastuti2
1)
Mahasiswa Program Studi S2 MRT ITS Surabaya, email:adhimuhtadi1974@gmail.com
2)
Dosen MRT ITS Surabaya, email:hera.widyastuti@yahoo.co.uk

ABSTRAK
Jumlah sepeda motor di Surabaya telah menembus angka 10.095.753 juta unit pada Tahun 2011. Hal ini
menjadikan jaringan jalan di Surabaya penuh sesak setiap harinya dan rawan kemacetan. Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya berupaya agar Kota Surabaya memiliki alternatif angkutan umum yang dapat
diandalkan sehingga pengguna sepeda motor beralih untuk menggunakan Trem Surabaya (Surotram).
Sebelum dioperasikannya trem di Surabaya, maka diperlukan studi tentang prediksi waktu dan tarif yang
diinginkan pengguna sepeda motor untuk beralih ke Surotram pada koridor Terminal Joyoboyo – Jl.
Rajawali. Metode penelitian menggunakan kuesioner penawaran waktu dan tarif yang diajukan kepada
responden dengan teknik stated preference.. Waktu yang ditawarkan kepada responden adalah 25 dan 30
menit dengan biaya yang bervariasi yaitu Rp. 5000,-, Rp. 6.000,-, Rp. 7.000,- dan Rp. 8.000,-. Jumlah
responden yang direncanakan sebanyak 200. Teknik analisis selanjutnya untuk mengetahui probabilitas
pengguna sepeda motor dan mobil akan beralih ke trem adalah menggunakan teknik regresi logistik.
Sedangkan untuk uji kelayakan model (goodness of fit) penentuan parameter model logistik akan
menggunakan prinsip estimasi maximum likelihood (ML) dan uji Hosmer and Lemeshow. Pemodelan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Output penelitian ini adalah model regresi
logistik dan besaran probabilitas responden untuk beralih menggunakan Surotram.
Hasil model regresi logistik untuk pengguna sepeda motor adalah:

Probabilitas terbesar pengguna sepeda motor beralih ke Surotram adalah skenario pertanyaan dengan
waktu tempuh sebesar 25 menit dan tarif Rp. 5000,- yakni sebesar 66,64%. Sedangkan probabilitas
pengguna sepeda motor beralih ke Surotram terendah apabila Surotram dioperasikan dengan waktu
tempuh 30 menit dan tarif Rp. 8.000,- yakni hanya sebesar6,76%.

Kata kunci: waktu tempuh, tarif perjalanan, pengguna sepeda motor, Surotram

1. PENDAHULUAN
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012, jumlah sepeda motor pada Tahun 2011
sebanyak 10.095.753 unit. Pertumbuhan jumlah sepeda motor mencapai 5,94% per
tahun. Ironisnya, jumlah panjang jalan di Surabaya pada Tahun 2011 adalah 1426,65
km. Perkembangan panjang jalan di Surabaya hanya 0,4%/tahun. Kondisi
perkembangan jalan yang tidak sebanding dengan perkembangan sepeda motor sangat
riskan akan berdampak pada semakin luasnya daerah kemacetan dan semakin lamanya
jam sibuk di sebagian besar jalan Kota Surabaya khususnya pada koridor Terminal
Joyoboyo – Jl. Rajawali. Kondisi yang demikian, menjadikan Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya berkeinginan mengoperasikan trem pada koridor tersebut untuk
menekan tingkat kemacetan.

ISBN 978-979-99327-9-2 229


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

1.1 Permasalahan
1. Bagaimana model probabilitas pemilihan moda transportasi Surotram ditinjau dari
pengguna sepeda motor?
2. Berapa besar probabilitas pengguna sepeda motor untuk memilih Surotram?

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemilihan Moda dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Pemilihan moda (modal split) dapat didefinisikan sebagai pembagian secara
seimbang/proporsional jumlah seluruh pelaku perjalanan kedalam berbagai metode
perjalanan atau moda transportasi. Pemilihan moda transportasi di Indonesia dibedakan
ke dalam dua jenis moda pokok, yakni kendaraan umum dan kendaraan pribadi.
Kendaraan umum (bermotor) dibedakan menjadi kendaraan jalan raya dan jalan rel,
sedangkan kendaraan pribadi (bermotor) terdiri dari mobil pribadi dan sepeda motor.
Pelaku perjalanan di Surabaya cenderung lebih menyukai bepergian dengan
menggunakan kendaraan pribadi karena berbagai sebab, antara lain karena kendaraan
umum di Indonesia dianggap masih jauh dari kenyamanan, keamanan, dan diragukan
ketepatan waktunya. Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi juga masih dianggap
memiliki status sosial yang lebih tinggi dan guna memenuhi gaya hidup masyarakat
masa kini. Berikut pola pemilihan moda transportasi di Indonesia.

Gambar 1: Pola Pemilihan Moda Transportasi di Indonesia


Sumber: Tamin (2000)
2.2 Stated Preference
Stated preference mendekatinya dengan apa yang disebut sebagai constructed market
yaitu nilai didasarkan pada suatu set barang atau jasa hipotetik. Metode atau teknik
stated preference (SP) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur preferensi
masyarakat atau konsumen apabila kepada mereka diberikan alternatif atau pilihan.

ISBN 978-979-99327-9-2 230


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Teknik Stated Preference merupakan teknik pengumpulan data yang mengacu pada
pendekatan terhadap pendapat responden dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif.
Teknik ini menggunakan desain eksperimental untuk membuat sejumlah alternatif
situasi imaginer (Pearce, et.al, 2002).
2.3 Regresi Logistik
Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel
dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya
terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang
biasanya diberi angka 0 (memilih sepeda motor) atau 1 (memilih Surotram). Regresi
logistik akan membentuk variabel prediktor/respon yang merupakan kombinasi linier
dari variabel independen. Nilai variabel prediktor ini kemudian ditransformasikan
menjadi probabilitas dengan fungsi logit. Regresi logistik tidak mengasumsikan
hubungan antara variabel independen dan dependen secara linier. Regresi logistik
merupakan regresi non linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola kurva
linier. Berdasarkan data bivariat (X,Y), dimana X adalah variabel numerik atau variabel
satu-nol dan Y adalah variabel respon satu-nol, dapat diperlihatkan model regresi
logistik dengan bentuk umum sebagai berikut (Washington, et.al, 2003):

..………………………………………………..(1)

dimana p = P(Y=1) menyatakan proporsi skor/nilai Y=1 di dalam populasi di antara


semua skor/nilai satu-nol yang mungkin.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Wawancara dengan Responden
Lokasi penelitian untuk pengambilan data responden pengguna sepeda motor sepanjang
koridor utara-selatan Kota Surabaya dan diupayakan pada rencana lokasi pemberhentian
trem seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1: Rencana Lokasi Penyebaran Kuesioner Penelitian

No Lokasi Penyebaran No Lokasi Penyebaran Kuesioner


Kuesioner
1 Terminal Joyoboyo 6 BG Junction
2 Taman Bungkul 7 Jembatan Merah Plaza
3 Gramedia Expo 8 Jl. Kramat Gantung
4 Tunjungan Plaza 9 Jl. Baliwerti
5 Pasar Blauran 10 Delta Plaza Surabaya

3.2 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pengguna sepeda motoryang melewati koridor utara –
selatan rute Trem Surabaya yaitu:
1. Terminal Joyoboyo – Jl. Raya Darmo – Jl. Basuki Rachmad – Jl. Embong Malang –
Jl. Blauran - Jl. Bubutan – Jl. Indrapura - Jl. Rajawali.
2. Jl. Rajawali – Jl. Veteran – Jl. Pahlawan – Kramat Gantung – Jl. Gemblongan – Jl.
Tunjungan – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Raya Darmo – Terminal Joyoboyo.

ISBN 978-979-99327-9-2 231


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

3.3 Teknik Sampling


1) non probabilistik, mengingat jumlah pelaku perjalanan yang berasal dari luar Kota
Surabaya dan melewati Bundaran Waru setiap hari tidak diketahui secara tepat;
2) purposive sampling (sampel bersyarat), pemilihan sampel yang ditentukan
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yaitu pelaku perjalanan pengguna angkutan
umum dan kendaraan pribadi yang melakukan perjalanan memasuki Kota Surabaya
setiap hari.
3) convenience sampling, peneliti memiliki kebebasan untuk memilih responden yang
dijumpai di beberapa lokasi pengambilan sampling.
Untuk penelitian transportasi beberapa ahli menyarankan jumlah responden antara 200
hingga 300. Dalam penelitian ini akan diambil sample sebesar 200 responden.

4. PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Umum Responden
4.1.1 Pendapatan
Pendapatan per bulan responden pengguna sepeda motor dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel 2: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan


Pendapatan Frekuensi Prosentase
< Rp. 1.500.000,- 36 18%
Rp. 1.500.000,- - Rp. 2.000.000,- 62 31%
Rp. 2.000.000,- - Rp. 2.500.000,- 42 21%
Rp. 2.500.000,- - Rp. 3.000.000,- 34 17%
Rp. 3.000.000,- < 26 13%
Jumlah 200 100%

4.1.2 Arah Perjalanan


Arah perjalanan sehari-hari dari responden pengguna sepeda motor dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 3: Karakteristik Responden Berdasarkan Arah Perjalanan

Arah Perjalanan Frekuensi Prosentase


Surabaya Utara 24 12%
Surabaya Selatan 86 43%
Surabaya Timur 30 15%
Surabaya Barat 16 8%
Surabaya Pusat 44 22%
Jumlah 200 100%

Potensi penumpang Surotram cukup besar yakni penumpang yang bertujuan ke


Surabaya Utara, Surabaya Selatan dan Surabaya Pusat yakni sebesar 154 atau 77% dari
keseluruhan responden.

ISBN 978-979-99327-9-2 232


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

4.1.3 Jumlah Perjalanan


Jumlah perjalanan per hari dari responden pengguna sepeda motor dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 4: Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Perjalanan


Juml Frekuensi Prosentase
Perjalanan
2 208 54%
3 73 19%
4 62 16%
5 30 8%
5< 12 3%

4.2 Alasan Utama Menggunakan Kendaraan Pribadi


Alasan utama menggunakan kendaraan pribadi menurut responden pengguna sepeda
motor dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5: Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Sepeda Motor


Alasan Mengg Sepeda Frekuensi Prosentase
Motor
Efisiensi Biaya 46 23%
Tujuan Perjalanan 12 6%
Lebih dari 1
Memilih Rute Terpendek 10 5%
Efisiensi Waktu 88 44%
Keamanan 6 3%
Kenyamanan 34 17%
Lainnya 4 2
Jumlah 200 100%

4.2.1 Biaya Transportasi Menggunakan Kendaraan Pribadi


Biaya transportasi menggunakan kendaraan pribadi menurut responden pengguna
sepeda motor adalah sebagai berikut.

Tabel 6: Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Sepeda Motor


Biaya Trans Mengg Sepeda Frekuensi Prosentase
Motor
< Rp. 5.000,- 6 3%
Rp. 5.000,- sd Rp. 7.500,- 94 47%
Rp. 7.500,- sd Rp. 10.000,- 52 26%
Rp.10.000,- sd Rp. 12.500,- 40 20%
Rp.12.500,- < 8 4%
Jumlah 200 100%

4.2.2 Waktu Perjalanan Rata-rata per Hari

ISBN 978-979-99327-9-2 233


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Waktu perjalanan rata-rata per hari menggunakan kendaraan pribadi menurut responden
pengguna sepeda motor adalah seperti tabel berikut ini.

Tabel 7: Karakter Responden Berdasarkan Waktu Perjalanan Rata-rata per Hari


Waktu Perjal Rata-rata Frekuensi Prosentase
per Hari
< 30 menit 8 4%
30 – 40 menit 32 16%
40 – 50 menit 64 32%
50 – 60 menit 80 40%
60 menit < 16 8%
Jumlah 200 100%

4.2.3 Penggunaan Angkutan Umum


Pada bagian ini, responden pengguna sepeda motor diberikan pertanyaan tentang
penggunaan angkutan umum bila tidak menggunakan kendaraan pribadi. Jawaban
responden akan ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 8: Karakter Responden Berdasarkan Penggunaan Angkutan Umum


Penggun Angk Frekuensi Prosentase
Umum
Mikrolet 84 42%
Bis Kota 28 14%
Komuter 16 8%
Taksi 52 26%
Lainnya 20 10%
Jumlah 200 100%

4.3 Pilihan Perjalanan


Pada bagian kuesioner pilihan perjalanan ini peran pertanyaan berupa stated preference
mulai berjalan dalam penelitian ini. Hal ini mengingat Trem Surabaya belum beroperasi
pada waktu responden diberikan pertanyaan tentang tarif dan waktu tempuh Trem
Surabaya. Sebagai gambaran umum kepada responden, direncanakan Trem Surabaya
akan beroperasi pada koridor utara – selatan (Jl. Rajawali – Terminal Joyoboyo) dan
sebaliknya. Trem direncanakan beroperasi dengan jadwal yang teratur, jumlah gerbong
trem yang cukup, menggunakan pendingin udara (AC), bersih, aman, dan nyaman. Juga
tidak lupa untuk memberikan fasilitas tempat parkir bagi pengguna sepeda motor di tiap
halte dan stasiun sehingga memudahkan pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke
Trem Surabaya. Untuk pengguna sepeda motor, diberikan pertanyaan tentang beberapa
kondisi operasional trem terkait waktu tempuh dan tarifnya. Berikut ini ditampilkan
tabel beberapa pertanyaan kepada responden terkait pemilihan moda trem Surabaya dari
responden pengguna sepeda motor.
Responden tinggal memilih jawaban ya atau tidak dengan cara mencentang beberapa
pilihan tarif dan waktu tempuh Trem Surabaya. Hasil dari pilihan responden itulah yang
akan diolah untuk mendapatkan persamaan regresi logistik pemilihan moda transportasi
Trem Surabaya.

ISBN 978-979-99327-9-2 234


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Tabel 9: Pertanyaan Pilihan Perjalanan Kepada Responden Pengguna Sepeda Motor


Angkutan Massal Cepat

Skenario Trem Surabaya Ya Tidak


Wak tempuh Biaya
(menit) (Rp)
1 25 8000
2 30 7000
3 30 8000
4 25 7000
5 30 6000
6 25 5000
7 30 5000
8 25 6000

4.4 Hasil Olahan Jawaban Responden Pengguna Sepeda Motor


4.4.1 Interpretasi Model Regresi Logistik
Berikut hasil olahan jawaban responden pengguna sepeda motor yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 10: Variables in the Equation output SPSS Versi 18.0


95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 waktu -.063 .022 8.160 1 .004 .939 .899 .980
tarif -.001 .000 245.354 1 .000 .999 .999 .999
Constant 7.267 .721 101.724 1 .000 1432.830

a. Variable(s) entered on step 1: waktu, tarif.


Model awal persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut:

………………………………………………………………(2)
Dari tabel diatas, dapat dirumuskan persamaan model regresi logistiknya sebagai
berikut:

P = e (7.267 – 0.063 x Waktu – 0.001 x Tarif)


(7.267 – 0.063 x Waktu – 0.001 x
1 + e
Tarif
)……………………………………………………..(3)

Untuk mempermudah interpretasi hasil tabel dan persamaan regresi logistik tersebut di
atas, maka persamaan yang sudah didapat akan dimasukkan ke dalam beberapa skenario
pertanyaan yang diajukan kepada responden pengguna sepeda motor yang hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini. Sehingga didapatkan probabilitas pemilihan
Surotram dari jawaban responden pengguna sepeda motor.

ISBN 978-979-99327-9-2 235


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Tabel 11: Probabilitas Memilih Trem Surabaya Menurut Responden Pengguna Sepeda
Motor
Angkutan Massal Cepat Peluang
Memilih
Skenario Trem Surabaya
Wak tempuh Biaya
Trem
(menit) (Rp)
1 25 5000 0.66641
2 25 6000 0.42360
3 25 7000 0.21282
4 25 8000 0.09046
5 30 5000 0.59315
6 30 6000 0.34910
7 30 7000 0.16479
8 30 8000 0.06767

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa bila Surotram dioperasikan dengan waktu tempuh
25 menit dan tarif diberlakukan sebesar Rp. 5000,-, maka probabilitas pengguna sepeda
motor yang akan beralih ke Surotram sebesar 66,64%. Sedangkan bila Surotram
dioperasikan dengan waktu tempuh 30 menit da tarif diberlakukan sebesar Rp. 8.000,-
maka probabilitas pengguna sepeda motor yang akan beralih ke Surotram hanya sebesar
6,76%.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Model regresi logistik untuk
pengguna sepeda motor adalah:

P = e (7.267 – 0.063 x Waktu – 0.001 x Tarif)


1 + e (7.267 – 0.063 x Waktu – 0.001 x Tarif)…………………………………………………..(3)

Probabilitas pengguna sepeda motor untuk beralih ke trem dengan 16 skenario waktu
tempuh dan biaya trem adalah sebagai berikut:

Tabel 12: Probabilitas Pengguna Sepeda Motor Beralih ke Trem


Wak tempuh Biaya
Trem
(menit) (Rp)
1 25 5000 0.66641
2 25 6000 0.42360
3 25 7000 0.21282
4 25 8000 0.09046
5 30 5000 0.59315
6 30 6000 0.34910
7 30 7000 0.16479
8 30 8000 0.06767

ISBN 978-979-99327-9-2 236


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Setelah melihat hasil-hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Hasil peneltian ini dapat memberikan gambaran bahwa pengguna sepeda motor
tidak mudah beralih ke Surotram meskipun dengan waktu tempuh yang relatif lebih
cepat cepat dan biaya yang terjangkau. Oleh karena itu, Pemkot harus
memperhatikan beberapa faktor lainnya agar pengguna sepeda motor dapat beralih
ke Surotram dalam jumlah yang lebih besar.
2. Untuk penelitian di masa yang akan datang – apabila Surotrem sudah beroperasi –
maka dapat ditambahkan variabel-variabel kualitas layanan yang dapat dirasakan
oleh penumpang trem missal ketepatan waktu, banyaknya armada, kesesuaian
headway, keamanan, kenyamanan, adanya fasilitas park and ride di tiap halte dan
terminal serta yang terpenting adalah konektivitas dengan feeder dan trunk yang
akan disediakan oleh Pemkot Surabaya.

6. DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik (2012), Surabaya Dalam Angka Tahun 2012, Bab 8 Perhubungan dan
Pariwisata, Surabaya
2. Suharjo, Bambang (2008), Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Cetakan ke-1,
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
3. Tamin, Ofyar Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Cetakan ke-2,
Bandung: Penerbit ITB
4. Pearce, David and Ozdemiroglu, Ece (2002), Economic Valuation with Stated Preference
Technice, Summary Guide, Department for Transport, Local Government and The Region,
March 2002.
5. Washington, S.P., Karlaftis, M.G., Mannering, F.l. (2003), Statistical and Econometric
Methods for Transportation Data Analysis, Chapman & Hall USA.

ISBN 978-979-99327-9-2 237

Anda mungkin juga menyukai