Anda di halaman 1dari 3

Larutan Buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang ekstrim pada saat terjadi

pertambahan jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan. Buffer tersusun dari asam lemah dengan basa
konjugasinya atau oleh basa lemah dengan asam konjugasinya. Reaksi diantara kedua komponen penyusun
ini disebut dengan reaksi asam-basa konjugasi. Larutan penjangga yang bersifat asam akan
mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7) sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa akan
mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7) (Anonim, 2013).
Prinsip kerja larutan buffer yaitu pengaruh penambahan sedikit asam dan basa terhadap penyangga.
Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, maka asam tersebut akan bereaksi dengan zat
yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi
dengan zat yang bersifat dengan zat yang bersifat asam. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah
pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Larutan penyangga
tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Fungsi
buffer pada reaksi kimia adalah larutan yang dapat mempertahankan pH karena pada reaksi kimia pada
cairan tubuh manusia bersifat enzimatik yaitu reaksi yang bersifat enzim sebagai katalis yang dapat bekerja
secara optimum apabila pH tetap sehingga diperlukan larutan penyangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Anonim (2004) bahwa reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu
reaksi yangmelibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja dengan baik
padapH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum, diperlukan lingkunganreaksi
dengan pH yang relative tetap, unutk itu maka diperlukan larutan penyangga. Pembuatan larutan buffer
asetat, pH larutan buffer cenderung tetap, artinya perubahan pH yang terjadi tidak terlalu besar.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam
larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada.
Prinsip kerja pengukuran pH menggunakan kertas lakmus adalah kertas lakmus akan berubah warna
menjadi merah saat pH dari suatu larutan lebih asam atau berubah warna menjadi biru saat pH dari suatu
larutan lebih basa. Cara pemakaiannya dengan meneteskan cairan dari larutan yang akan di uji pH-nya ke
atas kertas lakmus atau dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam larutan yang akan di uji pH-nya
tersebut.
pH larutan penyangga tidak akan berubah atau tetap mempertahankan pH-nya. Hal ini sesuai prinsip kerja
larutan penyangga, yaitu ketika ion Hidrogen (H+) ditambahkan pada larutan penyangga, ion tersebut
akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga. Begitu juga Ion hidroksida (OH-) akan
ternetralisasi oleh asam.

Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat atau campuran basa
lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya CH3COOH dengan CH3COONa dan larutan NH3
dengan larutan NH4CI. Campuran larutan ini mempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha
untuk mengubah pH penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak mengubah pH
larutan

Larutan buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang ekstrim pada saat terjadi
pertambahan jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan. Buffer tersusun dari asam lemah dengan basa
konjugasinya atau oleh basa lemah dengan asam konjugasinya.

a. Sabun larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak
Sabun + air → larutan koloid
b. Dalam air terlarut secara kolodial dan bersifat surfaktan yang terdiri dari molekul yang suka air
(hidrofil) dan tidak suka air (hidrofob)
c. Dalam air sadah (mengandung Ca dan Mg berlebih) mengendap sebagai sabun kalsium/ natrium.
d. Dalam asam, sabun akan terhidrolisa menjadi asam lemak kembali.
RCOONa + HCl → RCOOH + NaCl
e. Larutan encer sabun terionkan membentuk anion dari alkil karboksilat, yang aktif sebagai pencuci
(ZAP)
f. Hidrolisa dalam air bersifat alkali dan terbentuk molekul RCOONa, RCOOH, dan ion-ion RCOO-, OH-
, dan Na+
g. Panjang rantai alkil akan mempengaruhi sifat fisik sabun seperti derajat hidrolisa, suhu titer, dan titik
keruh. Untuk sabun jumlah C-nya 14,15, dan 17

Coconut Oil ( Minyak Kelapa )


Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun.
Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan
(kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat sekitar
44-52%, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.

Detergent atau sabun dapat digunakan sebagai pembersih pada air sadah karena detergent tidak
dapat bereaksi dengan air sadah sehingga tidak akan menimbulkan endapan yang dimungkinkan daapat
merugikan. Sedangkan pada sabun tidak dapat bekerja pada air sadah karena sabun bereaksi pada air sadah
yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerak pada baju maupun lantai.
Adapun sebab sabun dan detergen bisa menjadi sebagai pembersih kotoran atau lemak dikarenakan
sabun dan detergen terdiri dari ujung hidrokarbon yang bersifat hidrokarbon yang bersifat non polar dan
ujung satunya besifat polar. Bagian non polar akan mengelilingin tetesan minyak dan melarutkannya sesuai
dengan asas like dissolved like, sedangkan ujung polar dari molekul tersebut segera akan terlarut dalam air.
Detergent lebih efektif membersihkan kotoran karena kerja detergent tidak dipengaruhi air sadah.
Sedangkan sabun tidak bekerja efektif pada air sadah.
q

Anda mungkin juga menyukai