Anda di halaman 1dari 2

Barang bekas bagaikan emas

Aku ingat jelas pada hari pertama aku pindah ke rumah baruku. Pada saat itu ayah yang
sedang ditugaskan ke luar Pulau Jawa memaksakan untuk memboyong keluarganya ke
Manado. Pagi itu terdengar kicauan burung dan ayam jantan yang berkokok serta suara rintik
hujan yang turun membuat aku terbangun dari pulau kapuk. Udara yang sangat dingin
memaksaku untuk membuka jendela kamarku embari melihat pemandangan sekitar.
“Hooaam..” ucapku sambil setengah masih mengantuk. “Bangun robi, ayo bangun. Kita harus
segera memesan tiket pesawat karena ayahmu ditugaskan keluar jawa dalam waktu cukup
lama, maka kita diajak pindah oleh ayah kesana” ucap mama dengan buru-buru serta
mengambil handuk Real Madrid kebanggaanku. “Siap mama..” Jawabku dengan tegas dan
sedikit senyum. Aku segera ke kamar mandi dan mandi yang bersih. Setelah itu aku bergegas
untuk ganti pakaian dan suasana dingin diluar itu memaksaku untuk mengenakan sweater
lengan panjangku yang saat itu aku dapatkan dari ibuku sebagai hadiah di hari ulang tahunku.
Setelah selesai ganti pakaian ayah menungguku dimeja makan, segera aku kesana. “Robi ayo
kita makan bersamakebetulan mama membuatkan nasi goreng spesial kesukaan kita” ucap
ayah sambil melahap nasi goreng dan tersenyum. “Oke yah, daritadi bau nasi gorengnya
sudah tercium dari kamar” jawabku sambil sedikit bercanda dan mama yang sedang
menyiapkan barang bawaan pekerjaan ayah.

Setelah itu kami keluar rumah bergegas untuk pergi ke bandara dengan barang bawaan yang
cukup banyak. Tetapi ayah telah di fasilitasi mobil untuk menunjang pekerjaannya jadi tidak
perlu bingung. Lalu setelah semua di mobil kami bergegas untuk berangkat. Dan setelah
sampai dibandara ayah segera membeli tiket pesawat tujuan Manado. Kami menunggu 15
menit dan siap berangkat. Ketika kami sudah berada di pesawat kami bertiga melihat
pemandangan dari langit yang kurang lebih berada di ketinggian 7000 kaki.tidak terasa pula
aku yang sedang menikmati perjalanan kurang lebih 40 menit pun pesawat mendarat. Dan
setelah kami berada dibandara ayah bergegas mencegat taksi untuk ke rumah baru yang
difasilitasi oleh pekerjaan ayah. Setelah sampai ditempat tujuan betapa kagetnya aku, rumah
yang cukup besar dan disampingnya ada kolam renang yang ukurannya cukup luas. Aku suka
rumah baruku.

Esoknya, pagi-pagi seperti biasa aku jogging jalan-jalan sekitar rumah baruku. Aku melihat
seorang laki-laki yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu, segera aku hampiri dia, “Selamat
pagi mas, kok pagi-pagi gini mas susudah sibuk mengerjakan sesuatu dari kardus bekas ini?”
kataku sambil bercanda dan menunjuk kardus bekas yang sedang ia kerjakan. “Memang mau
dibuat apa kardus bekas seperti ini?” imbuhku. “Selamat pagi juga dik, kebetulan ini adalah
pekerjaan sampingan saya yaitu membuat kerajinan bingkai foto dari kardus bekas. Daripada
dibuang sia-sia kan lebih baik didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Hasilnya pun bisa
untuk mencukupi biaya kuliah kakak” ucap masnya sambil menjelaskan panjang lebar. “Wah
aku suka cara berfikir kakak, sebelumnya perkenalkan nama saya Robi, saya baru saja pindah
dari jakarta” sahutku sambil memperkenalkan diri. “Nama saya Andi,” dan kitapun saling
berjabat tangan. Setelah pertemuan itu kami sering bertemu dan berccakap-cakap mengenai
pemanfaatan barang bekasyang dapat menghasilkan uang. Saking senangnya aku
menceritakan kepqada ayahku bahwa aku mempunyai teman seperti kan andi. Dan setelah
aku ceritakan panjang lebar, kebetulan ayah yang pekerjaan kantornya membutuhkan bingkai
foto untuk hasil dokumentasi. Bukan main-main, ayah pun memesan 50 bingkai foto kepada
kan Andi. “Robi, besok kamu bilang ke kak andi, ayah tertarik dengan dengan hasil kerajinan
kak andi, ayah membutuhkan 50 bingkai foto untuk menunjang pekerjaan ayah” ucap ayah.
“Oke yah, besok kak andi akan ku beri tahu” balasku. Esoknya akupun segera menemui kak
andi dan menceritakan kejadian kemarin. Dan setelah mendengarnya, kak andi sangat
bahagia. “Alhamdulillah,terima kasih sekali dik robi, berkat dik robi usaha saya jadi laku
banyak” ucap kak andi sambil berbunga-bunga dan bersyukur. “Oke kak, mungkin Allah
SWT yang telah memberi rejeki kepada kak andi melalui saya.” Balasku sambil tersenyum.

San setelah kejadian itu, aku diajari membuat bingkai foto bekas oleh kak andi. Dan kita jual
bersama-sama. Dalam batinku berkata “Sungguh senang sekali mempunyai teman seperti kak
andi”

Anda mungkin juga menyukai