Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Anatomi Fisiologi
Tonsil adalah dua benjolan bulat yang terletak di kanan kiri ujung
belakang rongga mulut. Setiap tonsil terdiri atas jaringan yang mirip
dengan kelenjar getah bening, yang ditutupi oleh lapisan kulit dalam
berwarna merah muda. Sementara itu, jaringan lunak yang terletak di langit-
langit belakang dan terletak di tengah tonsil disebut dengan adenoid. Tonsil
bagian dari jaringan limfoid yang melingkari faring dan secara kolektif
dikenal sebagai cincin weldeyer. Cincin ini terdiri dari jaringan limfoid dari
dasar lidah (tonsil lidah) dan tonsil tekak, adenoid, dan jaringan limfoid pada
dinding posterior. Jaringan ini berperan sebagai pertahanan terhadap sebagai
pertahanan terhadap infeksi, tetapi dia dapat menjadi tempat infeksi akut
atau kronis.
Tonsil terdiri dari atas:
a. Tonsil faringealis atau adenoid agak menonjol keluar dari atas faring dan
letak di belakang koana.
b. Tonsil palatine atau faucial, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk.
c. Tonsil ingual atau tonsil pangkal lidah, epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk.
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar keseluruh
tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut,
hidung dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang mengalami
peradangan pada tonsil disebut dengan tonsillitis, penyakit ini merupakan
salah satu gangguan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
System imunitas ada 2 macam salah satu yaitu imunitas seluler dan
humoral imunitas seluler bekerja dengan membuat sel limfoid T dan

4
dapat “memakan” kuman da virus serta membunuhnya. Sedangkan
imunitas humoral bekerja karena adanya sel limfoid B yang dapat
menghasilkan zat imunoglobin yang dapat membunuh kuman dan virus.
Kuman yang dimakan imunitas seluler tonsil da adenoid terkadang tidak
mati dan tetap bersarang disana serta menyebabakan infeksi amandel
yang kronis dan berulang ( tonsil kronis) infeksi yang berulang ini akan
menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel
sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan
membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal.
2.1 2.2

2. Definisi
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang
sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.(Sriyono, 2006).
Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi.
(Harnawatiaj, 2006)
Tonsilitis Kronik adalah tonsillitis akibat dari peradangan, factor
predisposisi ;rangsangan kronik (rokok dan makanan), pengaruh cuaca,
pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygient mulut yang tidak
baik/buruk.

5
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah
suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok
Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridonsdan Streptococcus
pyrogenes namun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi
virus
FungsiTonsil :
a. Membentuk zat-zat anti yang terbentuk di dalam sel plasma pada waktu
terjadi reaksi seluler.
b. Mengadakan limfositosis dan limfositolisis.
c. Menangkap dan menghancurkan benda-benda asing maupun
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan mulut.
d. Memproduksi hormon, khusus nya hormon pertumbuhan

3. Etiologi Tonsilitis
Etiologi menurut etiologi tonslitis adalah :
Tonsil berfungsi membantu meyerang bakteri dan mikoorganisme lainnya
sebagai tindakan pencegahan terhadap benda terhadap infeksi. Tonsil bisa
dikalahkan oleh bakteri maupun virus , sehingga membengkak dan meradang
menyebabkan tonsilitis. Infeksi ini terjai pada hidung/faring menyebar
melalui sistem limpa ke tonsil hipertropi yang disebabkan oleh infeksi bisa
menyebabkan tonsil membengkak sehingga bisa menghambat keluar masuk
udara. 50% bakteri penyebabnya, tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun
virus sehingga membengkak dan meradang dan juga menyebabkan tonsilitis.
Penyebab utama tonsilitis adalah kuman golongan:
a. Streptokokus Beta Hemolitikus adalah bakteri gram positif yang dapat
berkembangbiak ditenggorokan yang sehat dan bisa menyebabkan
infeksi saluran nafas akut.
b. Streptokokus Pyogenesis adalah bakteri gram positif bentuk bundar yang
tumbuh dalam rantai panjang dan menyebabkan infeksi streptokokus
group A. Streptokokus Pyogenesis adalah penyebab banyak penyakit

6
penting pada manusia berkisar dari infeksi khasnya bermula
ditenggorakan dan kulit.
c. Streptokokus Viridans adalah kelompok besar bakteri
streptokokus komensal yang baik a-hemolitik,menghasilkan warna hijau
pekat agar darah. Viridans memiliki kemampuan yang unik sintesis
dekstran dari glukosa yang memungkinkan mereka mematuhi agregat
fibrin-platelet dikatup jantung yang rusak.
d. Virus Influenzaadalah virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus
influenza). Virus ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin
pada manusia gejala umum yang terjadi yaitu demam, sakit tenggorokan,
sakit kepala, hidung tersumbat. Dalam kasus yang buruk influenza juga
dapat menyebabkan terjadinya pneumonia
T0 :bila sudah dioperasi
T1 :ukuran yang normal ada
T2 :pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
T3 :pembesaran mencapai garis tengah
T4 :pembesaran melewati garis tengah

Faktor Predisposisi
1. Rangsangan kronis( rokok atau makanan)
2. Higient mulut yang buruk
3. Pengaruh cuaca ( udara dingin, lembab, suhu yang berubah – ubah)
4. Alergi (iritasi kronis atau alergen)
5. Keadaaan umum (gizi jelek, kelelehan fisik)

4. Patofisiologi
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus
masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui
sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada tonsil

7
menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil
membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga
dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi,
bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.

Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan


dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :

1. Sistem Gastrointestinal

Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk
menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.

2. Sistem Pulmoner

Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada


tonsil dan faring, klien sering batuk.

3. Sistem Imun

Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun,
klien mudah terserang demam.

4. Sistem Muskuloskeletal

Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan


gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Sistem Endokrin

Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar


tiroid.

8
Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung dan mulut,
amandel berperan sebagai filter atau penyaring yang menyelimuti
organisme berbahahaya, sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi
ringan pada amandel. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk
antibody terhadap infeksi yang akan datang, akan tetapi kadang- kadang
amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus. Infeksi bakteri dari
virus inilah yang menyebabkan tonsillitis.
Kuman mengfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan
limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang
dengan infiltasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak
pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detribus.
Tonsillitis dimulai dengan gejala sakit tenggorokan sehingga nafsu makan
berkurang. Radang pada tonsil dapat menyebabkan kesukaran menelan,
demam, bengkak, dan kelenjar getah bening melemah didalam daerag sub
mandubular, sakit pada sendi otot , kedinginanan, seluruh tubuh, sakit
kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi yang berlebihan membuat
pasien mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa
mengental.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membrane
semu (pseudomembran) sedangkan pada tonsillitis kronis terjadi karena
proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis.
Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti dengan
jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara
kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas
sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan
jaringan sekitar fosa tonsillitis. Pada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfe submandibula.

9
PATHWAY

5. Manifestasi Klinik
a. Nyeri tenggorakan dan nyeri telan

10
b. Sulit menelan
c. Demam, mual
d. Anoreksia
e. Kelenjar limfe
f. Pharing hyperemesis
g. Edema pharing
h. Pembesaran tonsil
i. Mulut berbau dan otalgia (sakit telingga)
j. Malaise

6. Komplikasi Tonsilitis
Komplikasi tonsillitis yang paling banyak didapat demam rematik,
nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman,
streptococcus
Komplikasi yang lain dapat berupa :
a. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatumole, abses
ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan
oleh Streptococus
b. Mastoiditisakut
Rupture spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi
kedalam sel-sel mastoid
c. Laryngitis
Merupakan proses peradangan dari membrane mukosa yang berbentuk
laring. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa
karena virus, bakteri, lingkungan maupun karena alergi.
d. Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satu atau
lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau

11
ruangan yang berisi udara dari dinding yang terdiri dari membrane
mukosa.
e. Rhinitis
Merupakan penyakit inflamasi membrane mukosa dari cavum nasal dan
nasopharing

7. Penatalaksanaan Tonsilitis
Penangan pada pasien dengan tonsillitis adalah :
a. Penatalaksanaan medis
 Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, eritromisindll
 Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen
 Analgesik untuk meredakan nyeri
b. Penatalaksanaan keperawatan
 Kompres dengan air hangat
 Istirahat yang cukup
 Pemberian cairan yang adekuat, perbanyak minum air hangat
 Kumur dengan air hangat
 Pemberian diit cairan atau lunak sesuai kondisi pasien
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat
diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
a. Leukosit : terjadi peningkatan
b. Hemoglobin : terjadi penurunan

12

Anda mungkin juga menyukai