Anda di halaman 1dari 3

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)

22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Telaah Gerak Parabola: Sifat Ellips dalam Gerak Parabola


Hamdi Akhsan dan Supardi*

Abstrak
Telah dilakukan telaah gerak parabola pada kecepatan awal konstan dengan memvariasikan sudut elevasi.
Hasil yang diperoleh sangat menarik, dimana garis hubung dari titik-titik puncak parabola untuk berbagai
sudut elevasi membentuk ellips. Ellips yang terbentuk ternyata mempunyai bentuk yang sama untuk nilai-
nilai kecepatan awal yang diberikan berbeda, yaitu mempunyai panjang sumbu mayor sama dengan dua kali
panjang sumbu minor atau dengan kata lain mempunyai eksentrisitas yang konstan yaitu 12 3 .

Kata-kata kunci: gerak peluru, gerak parabola, titik puncak


sumbu x (mendatar) dan sumbu y (vertikal),
Pendahuluan
maka komponen gerak yang memperoleh
Gerak suatu benda yang merupakan hasil pengaruh gaya hanya dalam arah vertikal saja.
perpaduan antara gerak lurus berubah beraturan Oleh karena itu, gerak peluru seperti ini
(GLBB) dalam arah vertikal (sumbu z) dan gerak mengalami gerak GLB dalam arah sumbu x dan
lurus beraturan (GLB) dalam arah bidang gerak GLBB dalam arah sumbu y.
horizontal (sumbu x,y) disebut dengan gerak
Posisi benda yang mengalami gerak peluru
peluru atau gerak proyektil [1]. Dalam banyak r
kasus gerak ini akan diperumit oleh kehadiran (dua dimensi) dengan kecepatan awal v0 , dapat
hambatan udara, efek gerak perputaran bumi, diberikan dalam masing-masing komponen
dan variasi percepatan gravitasi bumi [2]. Dalam geraknya, yaitu :
makalah ini akan dibahas gerak peluru dengan
asumsi-asumsi bahwa hambatan udara dan efek x = v0 cos α t , (1)
gerak perputaran bumi diabaikan, dan
percepatan gravitasi bumi dianggap tetap. Serta y = v0 sin α t − 12 gt 2 . (2)
akan digunakan anggapan bahwa gerak yang
terjadi hanya dalam dua dimensi, yaitu arah Dalam persamaan (1) dan (2) di atas, vektor
r
sumbu x, yang merupakan GLB dalam gerak kecepatan awal benda v0 diwakili oleh besar
mendatar dan arah sumbu y, yang merupakan
GLBB dalam arah vertikal [3]. kecepatannya v0 , dan arah kecepatannya
diwakili oleh α, yang menyatakan sudut elevasi
Secara garis besar makalah ini akan dibahas
gerak terhadap sumbu x. Dan g menyatakan
mengenai pengertian gerak peluru yang telah
diberikan pada pendahuluan di atas. Pada percepatan gravitasi bumi.
bagian teori dijelaskan mengenai cara Dalam pembahasan mengenai gerak peluru,
memperoleh hubungan antar titik puncak gerak terdapat dua posisi yang istimewa yang sering
parabola secara grafik. Dan hubungan antar titik dibahas di banyak buku teks, yaitu posisi puncak
puncak parabola akan dibahas secara analitik (posisi tertinggi yang dicapai benda, arah
pada bagian hasil dan diskusi. Serta sifat-sifat vertikal) dan posisi terjauh yang bisa dicapai
ellips yang terbentuk oleh garis hubung antar benda (arah horizontal). Makalah ini akan
puncak parabola akan diberikan pada bagian difokuskan pada pembahasan titik puncak. Titik
kesimpulan. puncak gerak peluru akan dicapai bila komponen
kecepatan gerak peluru dalam arah vertikal
Teori sama dengan nol, yaitu posisi dimana benda
Dalam gerak peluru, apabila hambatan udara akan mengalami gerakan membalik.
dan efek gerak perputaran bumi diabaikan, serta Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan benda
percepatan gravitasi dianggap tetap, maka adalah diferensial pertama posisi terhadap waktu
komponen gaya yang bekerja hanyalah gaya [4], maka diperoleh
gravitasi bumi yang dialami oleh benda atau dy
yang seringkali disebut dengan gaya berat vy = = v0 sin α − gt = 0. (3)
benda. Dalam kasus ini, gaya berat benda dt
adalah konstan, baik besar maupun arahnya. Atau dari persamaan (3) di atas dapat pula
Akibatnya, bila pembahasan mengenai gerak ditentukan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
hanya dilakukan dalam dua dimensi, yaitu arah

ISBN : 978-602-19655-0-4 212


Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

benda yang mengalami gerak peluru untuk


mencapai titik puncak, yang diberikan oleh
v0 sin α
tP = . (4)
g
Selanjutnya bila persamaan (4) disubstitusi ke
persamaan (1) dan (2), menghasilkan posisi titik Gambar 2. Grafik garis hubung antar titik puncak
gerak parabola pada kasus v0 = 4 g dan sudut
2
puncak gerak peluru, yaitu
elevasi bervariasi
v02 sin α cos α
xP = , (5)
g Dari gambar 2, terlihat bahwa garis hubung
antar titik puncak dari gerak parabola pada
dan
kasus yang ditinjau menghasilkan bentuk ellips
v02 sin 2 α (grafik berwarna orange pada gambar 2). Tapi
yP = . (6) benarkah bentuknya ellips? Bila benar,
2g bagaimana sifatnya? Ini yang akan menjadi
kajian utama dalam makalah ini.
Lebih lanjut, posisi benda yang mengalami
gerak peluru yang diberikan oleh persamaan (1)
Hasil dan diskusi
dan (2), dapat pula diungkapkan menjadi sebuah
persamaan yang merupakan fungsi y terhadap x, Hubungan antar titik puncak pada gerak
tanpa melibatkan variabel waktu t, yaitu parabola, dapat diturunkan secara analitik
dengan menuliskan kembali titik puncak gerak
g sec 2 α 2 parabola yang diberikan oleh persamaan (5) dan
y = x tan α − x . (7)
(6) dalam sudut rangkap sebagai berikut
2v02
Pada persamaan (3), terlihat dengan jelas xP = v02 sin α cos α g
bahwa hubungan antara fungsi y terhadap x xP = v02 2sin α cos α 2 g
merupakan persamaan parabola [5]. Oleh
karena itu gerak peluru seringkali disebut xP = v02 sin 2α 2 g
sebagai gerak parabola. Dan untuk seterusnya
dalam makalah ini digunakan istilah gerak atau
parabola.
xP
Bila dilakukan telaah pada gerak parabola sin 2α = 2
, (8)
dengan menggambarkan grafik fungsi y v 2g
0
terhadap x pada keadaan dimana kecepatan
dan ordinat puncaknya
awal benda v0 , dipilih konstan dan sudut elevasi
α divariasi dalam selang (0,π). Pada makalah ini yP = v02 sin 2 α 2 g
dipilih kondisi dimana v0 = 4 g dan tiap gambar
2
yP = v02 2sin 2 α 4 g
O
berselang 15 . Grafik fungsi y terhadap x pada
kondisi di atas diberikan oleh gambar 1 di bawah yP = − v02 ( cos 2α − 1) 4 g
ini
atau
yP − v02 4 g
cos 2α = − . (9)
v02 4 g
Selanjutnya dengan menjumlahkan kuadrat dari
persamaan (8) dan (9), akan diperoleh

xP2 ( yP − b )
Gambar 1. Gambar gerak parabola pada kasus 2

v = 4 g dan sudut elevasi bervariasi


2
+ = 1, (10)
0
a2 b2
Hal menarik akan diperoleh bila titik puncak- yang merupakan persamaan ellips [6] dengan
titik puncak gerak parabola yang diberikan oleh
panjang setengah sumbu mayor a ( = v0 2 g ),
2
gambar 1 dihubungkan satu sama lain sehingga
membentuk garis yang mulus, ternyata terbentuk dan panjang setengah sumbu minor
grafik seperti pada gambar 2 di bawah ini

ISBN : 978-602-19655-0-4 213


Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

b (= v02 4 g ), serta berpusat di (0,b). Dan Referensi


eksentrisitas ellips (10) dapat dicari sebagai [1] Tri Kuntoro Priyambodo dan Bambang
berikut Murdika Eka Jati, “Fisika Dasar”, ANDI,
Yogyakarta, Cetakan Pertama, 2009, p. 57
c 1
e= = 1 − ( b a ) = 1 − (1 2 ) = (11) [2] Paul A. Tripler, ”Fisika”, Erlangga, Edisi
2 2
3.
a 2 Ketiga, Jilid 1, Alih Bahasa Lea Prasetio
dan Rahmad W. Adi, Jakarta, 1998, p. 65
Ternyata eksentrisitas ellips yang terbentuk
[3] Francis W. Sears, Mark W. Zemansky, dan
berupa konstanta. Jadi bentuk ellips yang
Hugh D. Young, ”Fisika Universitas”,
diperoleh akan tetap, tidak bergantung pada
Erlangga, Edisi Keenam Jilid 1, Alih Bahasa
kecepatan awal benda maupun perepatan
Sri Jatno W. Dan Soegeng, Jakarta, 1987,
gravitasi bumi. Perbedaan nilai kecepatan awal
p. 130
benda hanya akan membuat perbedaan ukuran
[4] Daniel Kleppner and Robert J.
ellips yang terbentuk tetapi tidak merubah
Kolenkow, ”An Introduction to Mechanics”,
bentuk ellipsnya.
McGraw-Hill, Boston, 1973, p. 14
Pendekatan ini akan sangat menarik bila [5] James Stewart, ”Calculus”, Brooks/Cole
digunakan dalam pembelajaran gerak peluru Publishing Company, Pasific Grove, Fourth
karena memberikan variasi dan nuansa berbeda Edition, 1999, Appendix C, A18
dari kebanyakan pembahasan yang ada di buku- [6] James Stewart, ”Calculus”, Brooks/Cole
buku teks. Publishing Company, Pasific Grove, Fourth
Edition, 1999, Appendix C, A19
Kesimpulan
Bila gerak parabola diplot pada kecepatan
Hamdi Akhsan
awal konstan sedangkan sudut elevasi divariasi Program Studi Pendidikan Fisika
maka garis hubung antara titik puncak-titik FKIP Universitas Sriwijaya
puncak parabola membentuk ellips yang hamdiakhsan@yahoo.co.id
bentuknya tetap dan mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut : Supardi*
1. Panjang sumbu mayor ellips sama dengan Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Sriwijaya
dua kali panjang sumbu minor ellips, yang supardimsi@yahoo.co.id
nilai-nilainya bergantung pada kecepatan
awal benda dan percepatan gravitasi bumi. *Corresponding author
2. Eksentrisitas ellips yang terbentuk adalah
1
2 3 , yang merupakan suatu konstanta,
sehingga bentuk ellipsnya tetap.

ISBN : 978-602-19655-0-4 214

Anda mungkin juga menyukai