Dasar Elek Tron I Ka
Dasar Elek Tron I Ka
DIODA SEMIKONDUKTOR
I. Tujuan Praktikum
1. Mengutahui komponen elektronika diode semikonduktor
2. Mengetahui karakteristik diode semikonduktor
3. Mampu mengnalisa rangkaian forward bias dan reverse bias pada diode
semikonduktor
II. Bahan Praktikum
1. Diode semikonduktor
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catu daya
5. Multimeter
III. Ringkasan Teori
Diode adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Diode memiliki fungsi hanya menglirkan arus satu arah saja.
Struktur diode adalah sambungan semikonduktor P dan N. satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P, dan satu sisi yang lain adalah tipe N.dengan
struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P ke sisi N. dibawah ini
gambar symbol dan struktur diode serta bentuk karakteristik diode. Untuk diode
yang terbuat dari bahan silicon tegangan induksi adalah diatas 0,7 volt.
(a) (b)
Percobaan
VAK
IAK
0.1 0.1 0
0.2 0.2 0
Ge
0.5 0.3 0
0.5 0.4 0
0.1 0.1 0
0.2 0.2 0
0.4 0.3 0
0.4 0.4 0
Si 1.7 0.5 0
1.7 0.6 0.1
3.4 0.7 0.1
1 0.5 0
2 1.2 0
3 2.0 0
4 2.7 0
5 3.6 0
6 4.2 0
7 5.3 0
Zener 8 5.4 0
9 6.6 0
10 9.8 0
11 9.8 0.1
12 9.9 0.1
Analisa Dioda di catu arah mundur (reverse bias) :
- Germanium
Menurut data hasil percobaan semua arus sama dengan nol, hal ini
membuktikan bahwa dioda jenis germanium apabila dicatu arah mundur akan
menjadi open circuit.
- Silicon
Menurut data hasil percobaan, semua arus sama dengan nol. Hal ini
membuktikan bahwa dioda jenis silicon apabila dicatu arah mundur akan
menjdi open circuit.
- Zener
Menurut data hasil percoban, semua arus sama dengan nol. Hal ini
membuktikan bahwa dioda jenis zener apabila dicatu arus mundur akan
menjadi open circuit. Dan berfungsi sebagai penstabil tegangan.
Dicatu arus maju R = 330 Ω
DIODA Vin, volt Vak,volt IAk,ma Rf =
VAK
IAK
0.1 0.1 0 ∞
0.2 0.2 0 ∞
Ge
0.3 0.3 0 ∞
0.4 0.4 0 ∞
0.12 0.1 0 ∞
0.22 0.2 0 ∞
0.32 0.3 2µ 150
0.46 0.4 19 µ 21,05
Si 0.57 0.5 0,15 3,33
1.4 0.6 2,7 0,22
5,5 0.7 17 0,04
1 0.5 0,77 2,94
2 0,6 4 0,15
3 0,6 6,6 0,09
4 0.7 9 0,07
5 0.7 11,5 0,06
6 0.7 14,5 0,048
7 0.7 16,5 0,042
Zener 8 0.7 19,5 0,35
9 0.7 21 0,03
10 0.7 24 0,029
11 0.7 30 0,023
12 0.7 35 0,02
Analisa Dioda dicatu arah maju (forward bias) :
- Germanium
Menurut data hasil percobaan, semua arus = 0, hal ini disebabkan karena
nilai resistor yng besar sedangkan nilai tegangan inputan kecil, sehingga
menghasilkn arus yang sangat kecil dan avometer tidak dapat membaca
arus tersebut.
- Silicon
Menurut data hasil percobaan, semakin besar tegangan inputan
menghasilkan arus yang semakin besar pula.
- Zener
Menurut data hasil percobaan, semakin besar tegangan inputan
menghasilkan menghasilkan arus yang semakin besar pula.
PERHITUNGAN
VAK
Rumus Rf =
IAK
Dicatu arah mundur
VAK
Germanium : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
Silicon : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
Zener : Rf =
IAK
1
¿ =
0
Dicatu arah maju
VAK
Germanium : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
Silicon : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
Zener : Rf =
IAK
0,5
¿ =2,94
0,77
Gambar
Analisa Dioda Arah Mundur
Dioda Germanium
Dioda Silicon
Dioda Zener
Analisa Dioda Arah Mundur
PERCOBAAN 2
RANGKAIAN CLIPPING
I. Tujuan Prakrikum
a. Menentukan hubungan antara gelombang masukan dan gelombang
keluaran dari suatu rangkaian Limiter.
b. Mengamati bentuk gelombang keluaran Clipping dengan masukan bolak
– balik kombinasi dengan tegangan searah.
II. Bahan Praktikum
a. Penel percoban
b. Audio Generator
c. Osiloskop
d. Catudaya tegangan searah
III. Teori
Sering diinginkan tegangan keluaran dari rangkaian mempunyai
gelombang tertentu. Rangkaian di bawah ini memenuhi kebutuhan tersebut
diatas dengan menggunakan rangkaian pemotong (Clipping).
MASUKAN KELUARAN
VPP Veff Bentuk VDC Veff Bentuk
Gelombang Gelombang
9 4.18
15 6.89
9 4.3
15 6.7
9 3
15 3
Analisa hasil pengukuran disbanding hasil perhitungan
2. Tutup saklar S1
3. Ukur besar tegangan keluar pada T 1 menggunakan multimeter
4. Ukur besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter
5. Ukur tegangan keluaran pada T 1 menggunakan Osiloskop
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan Osiloskop
7. Hitung besar tegangan keluaran pada R1
B. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Center Tap
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :
T 1 = transformasi, D1 = Dioda Semikonduktor, R1 = Resistor
Catatan
Frekuensi penyearah half – wave = 50 Hz
Frekuensi penyearah full wave = 100 Hz
Analisa hasil pengukuran dibandingkan hasil perhitungan
Hasil Perhitungan−Hasil Pengukuran
ketelitian= x 100 %
Hasil Perhitungan
ANALISA PERCOBAAN 3
1. Rangkaiaan penyearah setengah gelombang
f = 50 Hz
R = 1 KΩ
C = 0,1 µF
V P=√ 2 .V eff
¿ 1,414 . 9
¿ 12 ,726 V → Vout trafo
V P−P =2. V P
¿ 2 .12,726
¿ 25,452V → Vout trafo
Vm
V DC =
π
12,726
¿
3,14
¿ 4,05 V → Vout beban
V DC
I DC =
R
4,05
¿
1K
¿ 4,05 mA → Vout beban
Vm
V eff =
√2
12,726
¿
√2
¿9V → Vout beban
2. Rangkaiaan penyearah gelombang penuh
f = 100 Hz
R = 1 KΩ
C = 47 µF
V P=√ 2 .V eff
¿ 1,414 . 9
¿ 12 ,726 V → Vout trafo
V P−P =2. V P
¿ 2 .12,726
¿ 25,452V → Vout trafo
4 fCRL
V DC = xV P
4 fCRL+1
4 .100 . 47 . 10−6 . 103
¿ x 12,726
4 . 100 . 47 .10−6 .103 +1
18,8
¿ x 12,726
19,8
¿ 12,1V → Vout beban
V DC
I DC =
RL
12,1
¿
1K
¿ 12,1 mA → Vout beban
2Vm
V eff =
√2
2. 12,726
¿
1,414
¿ 18 V → Vout beban
3. Rangkaiaan penyearah jembatan
f = 100 Hz
R = 1 KΩ
C = 47 µF
Vout Treafo
V P=√ 2 .V eff
¿ √ 2. 9
¿ 12 ,726 V → Vout trafo
V P−P =2. V P
¿ 2 .12,726
¿ 25,452V → Vout trafo
Vout beban
4 fCRL
V DC = xV P
4 fCRL+1
4 .100 . 47 . 10−6 . 103
¿ x 12,726
4 . 100 . 47 .10−6 .103 +1
18,8
¿ x 12,726
19,8
¿ 12,1V → Vout beban
V DC
I DC =
RL
12,1
¿
1K
¿ 12,1 mA → Vout beban
2Vm
V eff =
√2
2. 12,726
¿
1,414
¿ 18 V → Vout beban
ANALISA HASIL PERHITUNGAN DIBANDINGKAN HASIL
PENGUKURAN
Vr
r= 100 %
V DC
2. Tutup saklar S.
3. Ukur besar tegangan pada T1 dan R1 menggunakan multimeter.
4. Bandingkan dengan tegangan R1 ketika C1 dilepas.
5. Ukur tegangan keluaran T1 dan R1 menggunakan osiloskop.
6. Bandingkan dengan tegangan R1 ketika C1 dilepas dengan osiloskop.
7. Hitung besar tegangan pada R1 dan tegangan ripplenya.
TABEL PERCOBAAN 4
PENYEARA
KETEGA NA G
GELOMBA N
1. Setengah Gelombang
f =100 Hz
R=270Ohm
C 1=100 μF
C 2=1 μF
RL=2,7 kOhm
V P=√ 2 .Veff
V P=1,414.9
V P=12,726 V
V pp=2. V p
V pp=2.12,726
V pp=25,452 V
4. F . C 1 . C2 . R
V DC = xVp
4. F .C 1 .C 2 . R+1
54
V DC = x 12,726
55
V DC =12,5 V
V DC
I DC =
RL
12,5
I DC =
2,7
I DC =4,6 mA
T
Veff out =
1
√
∫
T 0
V p p sin2 t dt2
10
Veff out =
√ 1
∫
20 0
647,7 sin2 t dt
10
Veff out =
√
647,7
20 0
∫ sin2 t dt
647,7 1 1
Veff out =
√ 20 2 4 (
u sin 2 u ¿10
0 )
√
Veff out = 32,38 ( 12 ( 200 π .10−200 π .0) − 14 sin2 ( 200 π .10−200 π .0) )
L=2 mH
C 1=100 μF
C 2=1 μF
RL=2,7 kOhm
V P=√ 2 .Veff
V P=1,414.9
V P=12,726 V
V pp=2. V P
V pp=2.12,726
V pp=25,452 V
4. F .C 1 . C 2 . R
V DC = xV p
4. F .C 1 .C 2 . L+1
40
V DC = x 12,726
41
V DC =12,4 V
V DC
I DC =
RL
12,4
I DC =
2,7 k
I DC =4,6 mA
2. Gelombang Penuh
f =100 Hz
R=270Ohm
C 1=100 μF
C 2=1 μF
RL=2,7 kOhm
V P=√ 2 .Veff
V P=1,414.9
V P=12,726 V
V pp=2. V p
V pp=2.12,726
V pp=25,452 V
4. F . C 1 . C2 . R
V DC = xVp
4. F .C 1 .C 2 . R+1
10,8
V DC = x 12,726
11,8
V DC =13,9 V
V DC
I DC =
RL
13,9
I DC =
2,7
I DC =5,15 mA
2V P
Veff out =
√2
2.12,726
Veff out =
√2
25,452
Veff out =
√2
Veff out =18 V
f =100 Hz
L=2 mH
C 1=100 μF
C 2=1 μF
RL=2,7 kOhm
V P=12,726 V
V pp=25,452 V
4. F .C 1 . C 2 . R
V DC = xV p
4. F .C 1 .C 2 . L+1
8
V DC = x 12,726
9
V DC =11,3 V
V DC
I DC =
RL
11,3
I DC =
2,7 k
I DC =4,2 mA
2V P
Veff out =
√2
2.12,726
Veff out =
√2
25,452
Veff out =
√2
Veff out =18 V
3. Jembatan
f =100 Hz
R=270Ohm
C 1=100 μF
C 2=1 μF
RL=2,7 kOhm
V eff =2.9
V eff =18 V
V P=√ 2 .Veff
V P=1,414.18
V P=25,452 V
4. F . C 1 . C2 . R
V DC = xVp
4. F .C 1 .C 2 . R+1
10,8
V DC = x 25,452
11,8
V DC =23,3 V
V DC
I DC =
RL
23,3
I DC =
2,7 k
I DC =8,6 mA
2V m
Veff out =
√2
2.25,452
Veff out =
√2
Veff out =36 V
f =100 Hz
L=2 mH
C 1=100 μF
C 2=1 μF
RL=2,7 kOhm
V eff =2.9
V eff =18 V
V P=√ 2 .Veff
V P=1,414.18
V P=25,452 V
4. F .C 1 . C 2 . R
V DC = xV p
4. F .C 1 .C 2 . L+1
8
V DC = x 25,452
9
V DC =22,6 V
V DC
I DC =
RL
22,6
I DC =
2,7 k
I DC =8,4 mA
2V m
Veff out =
√2
2.25,452
Veff out =
√2
Veff out =36 V
1. Setengah gelombang
CRC Filter
4,6−4
Idc = × 100% = 13,4%
4,6
12,5−11
Vdc = × 100% = 12%
12,5
24,8−20
Veffout = × 100% = 19,3%
24,8
Filter CLC
12,4−12
Vdc = × 100% = 3,3%
12,4
4,6−4,5
Idc = × 100% = 2,3%
4,6
24,8−20
Veffout = × 100% = 19,3%
24,8
2. Gelombang penuh
Filter CRC
13,9−15
Vdc = × 100% = 7,9%
13,9
5,15−5
Idc = × 100% = 3%
5,15
18−20
Veffout = × 100% = 11,1%
18
Filter CLC
11,3−15
Vdc = × 100% = 26,5%
11,3
4,2−5
Idc = × 100% = 19,05%
4,2
18−20
Veffout = × 100% = 11,1%
18
3. Jembatan
Fitter CRC
23,3−22
V DC = x 100 %
23,3
V DC =5,5 %
8,6−8
I DC = x 100 %
8,6
I DC =6,9 %
36−35
Veff out = x 100 %
36
Veff out =2,8 %
Fitter CLC
22,6−23
V DC = x 100 %
22,6
V DC =1,8 %
8,4−8
I DC = x 100 %
8,4
I DC =4,8 %
36−35
Veff out = x 100 %
36
Jadi pada percobban ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan dari rangkaian
penyearah tanpa filter dan dengan filter terlihat pada bentuk gelombangnya. Lalu
tujuan diberikannya filter pada rangkaian berupa kapasitor dan induktor
dikombinasikan resistor agar tegangan bisa searah dan karena itulah terjadi
tegangan yang tidak digunakan atau ripple. Agar bisa memperkecil maka dapat
digunakan kapasitor, induktor dan resistor jika semakin besar nilai komponen RC
dan RL maka akan mengecilkan ripple dan bisa lebih srabil tegangannya.
PERCOBAAN 5
TRANSISTOR BIPOLAR
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan
Ohmeter
2. Mengetahui karakteristik transistor bipolar
3. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor
bipolar
4. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar
Alpha DC
Perbandingan arus kolektor dengan arus emitor ha,pir sama, alpha DC sebagai
definisi perbandingan kedua arus tersebut.
Ic
αDC= =1
IE
Beta DC
Arus kolektor telah dihubungkan dengan arus emitor dengan menggunakan αDC.
JUga menghubungkan arsu kolektor dengan arus basis dengan mendifinisikan
beta DC transistor:
Ic
βDC=
IB
αDC
βDC=
1−αDC
1. Susunlah rangkaian seperti gamabar dibawah ini, Tentukan Q1, Rs, Vin, Vb
Catatan:
Vin = vpp
VCC−VCE 3−1
-VCC+IC.RC+VCE=0 IC= = =0.16 mA
RC 12 K
IC
βDC= =16
IB
Saat IB = 10µA
VCE=1»VCC = IC.RC+VCE
VCC−VCE 2.92−1
IC= = =0.16 mA
RC 12 K
= (Βdc.IB).RC+VCE
= 1.92+1
= 2.92 V
3.92−2
VCC = 2V » VCC=1.92+2=3.92 IC= =0.16 mA
12 K
4.92−3
VCC = 3V » VCC=1.92+3=4.92 IC= =0.16 mA
12 K
5.92−4
VCC = 4V » VCC=1.92+ 4=5.92 IC= =0.16 mA
12 K
6.92−5
VCC = 5V » VCC=1.92+5=6.92 IC= =0.16 mA
12 K
7.92−6
VCC = 6V » VCC=1.92+6=7.92 IC= =0.16 mA
12 K
8,92−7
VCE = 7V → VCC = 1,92 + 7 = 8,92 V IC = = 0,16 mA
12 K
9,92−8
VCE = 8V → VCC = 1,92 + 8 = 9,92 V IC = = 0,16 mA
12 K
10,92−9
VCE = 9V → VCC = 1,92 + 9 = 10,92 V IC = = 0,16 mA
12 K
Saat IB = 20 µA
IC 1,5. 10 ¯ ³
PDC = = = 75
IB 20 . 10 ¯ ⁶
VCC−VCE 19−1
VCE = 1V → VCC = (Βdc . IB) RC + VCE IC = = =
RC 12 K
1,5mA
20−2
VCE = 2V → VCC = 18 + 3 = 20 V IC = = 1,5 mA
12 K
21−3
VCE = 3V → VCC = 18 + 3 = 21V IC = 1,5 mA
12
Dalam percobaan saat VCE = 3V tegangan pada power supply sudah maksimum.
Saat IB = 30 µA
Menggunakan RB = 2700 Ω dan RC = 330 Ω
IC 2 .10 ¯ ³
βdc = = = 66,7
IB 30 .10 ¯ ⁶
VCE = 1V → VCC = ( βdc . IB ) RC + VCE
= ( 66,7. 30. 10¯⁶) 330 + 1
= 0,7 + 1
= 1,7V
VCC−VCE 1,7−1
IC = = = 2,1 mA
RC 330
2,7−2
VCE = 2V → VCC = 0,7 + 2 = 2,7 V IC = = 2,1 mA
330
2,7−3
VCE = 3V → VCC = 0,7 + 3 = 3,7 V IC = = 2,1 mA
330
4,7−4
VCE = 4V → VCC = 0,7 + 4 = 4,7 V IC = = 2,1 mA
330
5,7−5
VCE = 5 V → VCC = 0,7+5 = 5,7V IC = =2,1mA
330
5,7−6
VCE = 6 V → VCC = 0,7+6 = 6,7 V IC = =2,1 mA
330
5,7−7
VCE = 7 V → VCC = 0,7+7 = 7,7 V IC = =2,1mA
330
5,7−8
VCE = 8 V → VCC = 0,7+8 = 8,7 V IC = =2,1 mA
330
5,7−9
CVE = 9 V → VCC = 0,7+9 = 9,7 V IC = =2,1 mA
330
Saat Ib = 40Μa
Ic 8. 10−3
βdc = = =200
Ib 40. 10−6
VCC−VCE
VCE = Iv → VCC = ( βdc . Ib)RS+VCE IC =
RC
3,64−1
= (200.4010−6 ¿330+1 =
330
= 2,64+1 = 8mA
= 3,64v
4,64−2
VCE = 2 V → VCC = 2,64+2 = 4.64 V IC = =8 mA
330
5,64−3
VCE = 3 V → VCC = 2,64+3 = 5.64 V IC = =8 mA
330
6,64−4
VCE = 4 V → VCC = 2,64+4 = 6.64 V IC = =8 mA
330
7,64−5
VCE = 5 V → VCC = 2,64+5 = 7.64 V IC = =8 mA
330
8,64−6
VCE = 6 V → VCC = 2,64+6 = 8.64 V IC = =8 mA
330
9,64−7
VCE = 7 V → VCC = 2,64+7 = 9.64 V IC = =8 mA
330
10,64−8
VCE = 8 V → VCC = 2,64+8 = 10.64 V IC = =8 mA
330
11,64−9
VCE = 9 V → VCC = 2,64+9 = 11.64 V IC = =8 mA
330
2.92−3
VCE = 1 V » VCC= ×100 %=2.7 %
2.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
3.92−4
VCE = 2 V » VCC= ×100 %=2.01 %
3.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
4.92−5
VCE = 3 V » VCC= ×100 %=1.62 %
4.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
5.92−6
VCE = 4 V » VCC= ×100 %=1.3 %
5.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
6.92−7
VCE = 5 V » VCC= ×100 %=1.1 %
6.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
7.92−8
VCE = 6 V » VCC= ×100 % 1.017 %
7.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
8.92−9
VCE = 7 V » VCC= ×100 %=0.89%
8.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
9.92−10
VCE = 8 V » VCC= ×100 %=0.8 %
9.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
10.92−11
VCE = 9 V » VCC= ×100 %=0.7 %
10.92
0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
Saat IB = 20µA
19−20 1,5−1,6
VCC = 1V » VCC= ×100 %=5,2 % IC= ×100 %=6,6 %
19 1,5
20−21 1,5−1,6
VCC = 2V » VCC= ×100 %=5 % IC= ×100 %=6,6 %
20 1,5
21−22 1,5−1,6
VCC = 3V »VCC= ×100 %=4,7 % IC= × 100 %=6,6 %
21 1,5
Saat IB = 30µA
1,7−2,1 2,1−2
VCC = 1V » VCC= ×100 %=23,5 % IC = ×100 %=4,7 %
1,7 2,1
2,7−3 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=11,1 % IC= × 100 %=4,7 %
2,7 2,1
3,7−4 2,1−2
VCC = 1V » VCC= ×100 %=8,1 % IC = ×100 %=4,7 %
3,7 2,1
4,7−5 2,1−2
VCC = 1V » VCC= ×100 %=6,3 % IC= ×100 %=4,7 %
4,7 2,1
5,7−6 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=5,2% IC = ×100 %=4,7 %
5,7 2,1
6,7−7 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=4,47 % IC = ×100 %=4,7 %
6,7 2,1
7,7−8 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=3,8 % IC= × 100 %=4,7 %
7,7 2,1
8,7−9 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=3,4 % IC= ×100 %=4,7 %
8,7 2,1
9,7−10 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=3 % IC= × 100 %=4,7 %
9,7 2,1
Saat IB = 40 µA
VCE = 1 V
3,6−4 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
3,6 8
= 9,8% = 12,5%
VCE = 2 V
4,64−5 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
4,64 8
= 7,7% = 12,5%
VCE = 3 V
5,64−6 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
5,64 8
= 6,3% = 12,5%
VCE = 4 V
6,64−7 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
6,64 8
= 5,4% = 12,5%
VCE = 5 V
7,64−8 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
7,64 8
= 4,7% = 12,5%
VCE = 6 V
8,64−9 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
8,64 8
= 4,1% = 12,5%
VCE = 7 V
9,64−10 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
9,64 8
= 3,7% = 12,5%
VCE = 8 V
10,64−11 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
10,64 8
= 3,3% = 12,5%
VCE = 9 V
11,64−12 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
11,64 8
= 3% = 12,5%
Rc = 12KΩ
Vcc VCC
Q → Ic sat = VCC cut off =
Rc Vin
3 8
Q1 → Ic sat = =0,25 mA Q6 → Ic sat = =0,67 mA
12k 12k
4 9
Q2 → Ic sat = =0,33 mA Q7 → Ic sat = =0,75 mA
12k 12k
5 10
Q3 → Ic sat = =0,42 mA Q8 → Ic sat = =0,83 mA
12k 12k
6 11
Q4 → Ic sat = =0,5 mA Q9 → Ic sat = =0,92 mA
12k 12k
7
Q5 → Ic sat = =0,58 mA
12k
Saat Ib = 20μA
20
Q1 → Ic sat = =1,67 mA
12k
21
Q2 → Ic sat = =1,75 mA
12k
22
Q3 → Ic sat = =1,83 mA
12k
Rc = 330Ω
Vcc VCC
Q → Ic sat = VCC cut off =
Rc Vin
2,1 7
Q1 → Ic sat = =6,35 mA Q6 → Ic sat = =21,2 mA
330 330
3 8
Q2 → Ic sat = =9,1 mA Q7 → Ic sat = =24,2 mA
330 330
4 9
Q3 → Ic sat = =12,1mA Q8 → Ic sat = =27,3 mA
330 330
5 10
Q4 → Ic sat = =15,1mA Q9 → Ic sat = =30,3 mA
330 330
6
Q5 → Ic sat = =18,2mA
330
Saat Ib = 40 μA
4 8
Q1 → Ic sat = =12,1mA Q5 → Ic sat = =24,2 mA
330 330
5 9
Q2 → Ic sat = =15,1mA Q6 → Ic sat = =27,3 mA
330 330
7 11
Q4 → Ic sat = =21,2 mA Q8 → Ic sat = =37,3 mA
330 330
KARAKTERISTIK FET
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Membuktikan karakteristik fet
Menggambarkan curv transfer ID dan VGS
2. BAHAN PRAKTIKUM
Panel percobaan
Catu daya
Multitester
Kabel penghubung
3. TEORI
FET jenis dibedakan P dan N chanel. Satu kanal dapat dialiri arus listrik,
sedang lebarnya dapat dipengaruhi oleh medan listrik. Medan listrik dapat
meengakibatkan kanal tertutup sama sekali. Kondisi ini disebut “Pitch
Off”. Keunggulan FET disbanding dengan transistor bias impedansi input
berharga 10MΩ s/d ribuan giga Ω.
Hal ini merupakan pra tegangan dari transistor FET agar transistor bekerja pada
mode aktif.
4. GAMBAR RANGKAIAN
TABEL PERCOBAAN 6
FET
VGS = 0 Volt
1,7 – 1 ,5
ID ¿ ×100% = 11,7 %
1,7
2,3 – 2,2
ID ¿ ×100% = 4,3 %
2,3
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
VGS = -1 Volt
0,4 – 0,5
ID ¿ ×100% = 25 %
0,4
0,6 – 0,7
ID ¿ ×100% = 16,6 %
0,6
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18
0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18
0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18
VGS = -2 Volt
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
KESIMPUAN
PERCOBAAN 6
Setelah melakukan percobaan dan perhitungan pada semua perhitungan
dengan nilai yang berbeda. Didapatkan tingkat ketelitian yang lebih dari 10%
artinya percobaan kami telah melewati batas minimal ketelitian, kerusakan alat
ukur atau multimeter yang digunakan, komponen yang digunakan rusak dan lain
sebagainya dari banyak data yang didapatkan dan dibandingkan, disimpulkan
bahwa FET pada suatu rangkaian berfungsi sebagai penguat tegangan dengan
menambahkan tegangan bias, pemberian tegangan bias yang tepat akan menjamin
FET dapat bekerja pada daerah yang aktif