Anda di halaman 1dari 67

PERCOBAAN 1

DIODA SEMIKONDUKTOR
I. Tujuan Praktikum
1. Mengutahui komponen elektronika diode semikonduktor
2. Mengetahui karakteristik diode semikonduktor
3. Mampu mengnalisa rangkaian forward bias dan reverse bias pada diode
semikonduktor
II. Bahan Praktikum
1. Diode semikonduktor
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catu daya
5. Multimeter
III. Ringkasan Teori
Diode adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Diode memiliki fungsi hanya menglirkan arus satu arah saja.
Struktur diode adalah sambungan semikonduktor P dan N. satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P, dan satu sisi yang lain adalah tipe N.dengan
struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P ke sisi N. dibawah ini
gambar symbol dan struktur diode serta bentuk karakteristik diode. Untuk diode
yang terbuat dari bahan silicon tegangan induksi adalah diatas 0,7 volt.

(a) (b)

Gambar 1 (a) simbol dan struktur diode (b) karakteritik diode


Gambar rangkaian sesuai dengan tugas yang telah diberikan:

Gambar 1.2 Dioda silicone dirangkai dengan bias maju

Gambar 1.3 Dioda silicone dirangkai dengan bias mundur

Gambar 1.4 Diode zener dirangkai dengan bias maju

Gambar 1.5 dioda zener dirangkai dengan bias mundur


IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Percobaan

1 a. diode dicatu arah maju

 Susunlah rangkaian yang telah di tugaskan pada kuliah dengan memasang


diode silicon arah maju
 Tepatkan catu daya dengan tegangan keluaran = 0 volt
 Lakukan percobaan dengan melengkapi table yang telah dibuat

b. diode dicatu arah mundur

 Susunlah rangkaian yang telah ditugaskan pada kuliah dengan memasang


diode silicon arah mundur (reverse bias)
 Tepatkan catu daya dengan tegangan = 0 volt
 Lakukan percobaan dengan meengkapi table yang sudah dibuat

c. lakukan percobaan diatas dengan mengganti diode silicon menjadi germanium

JANGAN MELAKUKAN PERCOBAAN SEBELUM RANGKAIAN


DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH ASISTAN PRAKTIKUM

d. karakteristik diode zener

 Buat rangkaian dengan mengganti diode silicon dengan diode zener


 Amati tegangan break down dari diode zener
 Lakukan percobaan sesuai dengan table yang telah dibuat
V. TUGAS LAPORAN RESMI

1. Buat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

2. gambarkan pada kertas grafik dari percobaan yang telah dilakukan


ANALISA PERCOBAAN I

Dicatu arah mundur R = 330 Ω


DIODA Vin, volt Vak,volt IAk,ma Av =

VAK
IAK
0.1 0.1 0
0.2 0.2 0
Ge
0.5 0.3 0
0.5 0.4 0
0.1 0.1 0
0.2 0.2 0
0.4 0.3 0
0.4 0.4 0
Si 1.7 0.5 0
1.7 0.6 0.1
3.4 0.7 0.1
1 0.5 0
2 1.2 0
3 2.0 0
4 2.7 0
5 3.6 0
6 4.2 0
7 5.3 0
Zener 8 5.4 0
9 6.6 0
10 9.8 0
11 9.8 0.1
12 9.9 0.1
Analisa Dioda di catu arah mundur (reverse bias) :
- Germanium
Menurut data hasil percobaan semua arus sama dengan nol, hal ini
membuktikan bahwa dioda jenis germanium apabila dicatu arah mundur akan
menjadi open circuit.
- Silicon
Menurut data hasil percobaan, semua arus sama dengan nol. Hal ini
membuktikan bahwa dioda jenis silicon apabila dicatu arah mundur akan
menjdi open circuit.
- Zener
Menurut data hasil percoban, semua arus sama dengan nol. Hal ini
membuktikan bahwa dioda jenis zener apabila dicatu arus mundur akan
menjadi open circuit. Dan berfungsi sebagai penstabil tegangan.
Dicatu arus maju R = 330 Ω
DIODA Vin, volt Vak,volt IAk,ma Rf =

VAK
IAK
0.1 0.1 0 ∞
0.2 0.2 0 ∞
Ge
0.3 0.3 0 ∞
0.4 0.4 0 ∞
0.12 0.1 0 ∞
0.22 0.2 0 ∞
0.32 0.3 2µ 150
0.46 0.4 19 µ 21,05
Si 0.57 0.5 0,15 3,33
1.4 0.6 2,7 0,22
5,5 0.7 17 0,04
1 0.5 0,77 2,94
2 0,6 4 0,15
3 0,6 6,6 0,09
4 0.7 9 0,07
5 0.7 11,5 0,06
6 0.7 14,5 0,048
7 0.7 16,5 0,042
Zener 8 0.7 19,5 0,35
9 0.7 21 0,03
10 0.7 24 0,029
11 0.7 30 0,023
12 0.7 35 0,02
Analisa Dioda dicatu arah maju (forward bias) :
- Germanium
Menurut data hasil percobaan, semua arus = 0, hal ini disebabkan karena
nilai resistor yng besar sedangkan nilai tegangan inputan kecil, sehingga
menghasilkn arus yang sangat kecil dan avometer tidak dapat membaca
arus tersebut.
- Silicon
Menurut data hasil percobaan, semakin besar tegangan inputan
menghasilkan arus yang semakin besar pula.
- Zener
Menurut data hasil percobaan, semakin besar tegangan inputan
menghasilkan menghasilkan arus yang semakin besar pula.
PERHITUNGAN
VAK
Rumus Rf =
IAK
Dicatu arah mundur
VAK
 Germanium : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
 Silicon : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
 Zener : Rf =
IAK
1
¿ =
0
Dicatu arah maju
VAK
 Germanium : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
 Silicon : Rf =
IAK
0,1
¿ =
0
VAK
 Zener : Rf =
IAK
0,5
¿ =2,94
0,77
Gambar
Analisa Dioda Arah Mundur
 Dioda Germanium
 Dioda Silicon
 Dioda Zener
Analisa Dioda Arah Mundur
PERCOBAAN 2
RANGKAIAN CLIPPING
I. Tujuan Prakrikum
a. Menentukan hubungan antara gelombang masukan dan gelombang
keluaran dari suatu rangkaian Limiter.
b. Mengamati bentuk gelombang keluaran Clipping dengan masukan bolak
– balik kombinasi dengan tegangan searah.
II. Bahan Praktikum
a. Penel percoban
b. Audio Generator
c. Osiloskop
d. Catudaya tegangan searah
III. Teori
Sering diinginkan tegangan keluaran dari rangkaian mempunyai
gelombang tertentu. Rangkaian di bawah ini memenuhi kebutuhan tersebut
diatas dengan menggunakan rangkaian pemotong (Clipping).

IV. Prosedur Percoban


a. Susunlah rangkaian dari tugas yang telah diberikan saat kuliah.
b. Buat tabel dari poercobaan yang akan dilakukan,
c. Lengkapilah tabel dengan perhitungan serta data pengkuran.
d. Bandingkan hasil perhitungan disbanding hasil pengukuran.
e. Hitunglah ketelitian dengan satuan (%)
V. Tugas Laporan Resmi
a. Setelah melakukan percobaan kemudian membandingkan hasil
percobaan dengan perhitungan bila ada perbedaan, hal apa yang
membuat beda?
b. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan yang telah dilakukan.

MASUKAN KELUARAN
VPP Veff Bentuk VDC Veff Bentuk
Gelombang Gelombang
9 4.18
15 6.89
9 4.3
15 6.7
9 3
15 3
Analisa hasil pengukuran disbanding hasil perhitungan

Hasil perhitungan−Hasil Pengukuran


Ketelitian¿ x100%
2! Hasil Perhitungan
PERCOBAAN 3
RANGKAIAN PENYEARAH DENGAN FILTER
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui manfaat dioda sebagai penyearah
2. Mampu merancang rangkaian penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh
3. Mengetahui cara kerja rangkaiaan penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh
4. Menganalisa rangkaiaan penyearah setengah gelombang dan gelombang
penuh
5. Mengetahui cara kerja rangkain dengan filter
II. Bahan Praktikum
1. Transformtor
2. Dioda semi konduktor
3. Resistor
4. Panel percobaan
5. Multimeter
6. Osiloscope
III. Ringkasn Materi Teori
Penyearah berfungsi untuk menyearahkan gelombang tegangan AC menjadi
tegangan DC. Penyearah ada 2 macam, yaitu penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang penuh. Sedangkan filter berfungsi
sebagai rangkaian yang digunakan untuk menghilangkan ripple (riak).
 Penyearah setengah gelombang
Nilai tegangan puncak input transformaor :
VP
V RMS=
√2
Tegangan rata-rata DC pada penyearah setengah gelombang
VP
V DC = =0,318 x V P
π
Frekuensi output :
f out =f ¿
 Penyearah gelombang penuh
Tegangan rata-rata DC penyearah gelombang penuh :
2V P
V DC =
π
Frekuensi output :
f out −f ¿
 Konstanta waktu panjang
Rangkaian gelombang penuh yang diberikan frekuensi 50 Hz dari jala-
jala listrik, periode outputnya adalah :
1 1
T= = =10 ms
f 100
Agar mempunyai konstanta waktu panjang R LC harus lebih besar dari
10 ms berapa besarnya? Palingsedikit 10 kali, yaitu :
R LC ≥10 ms
Dianggap konstanta waktu panjang, jika kondisi ini dipenuhi,
aproxsimasi berikut dapat digunakan untuk penyerah puncak
gelombang penuh :
0,00417
V DC =(1− )V P
R LC
Dan
0,0024 V P
V r=
R LC
Dimana V r adalah harga ripple efektif
Juga rukus yang bermanfaat unruk kapasitansi minimum
0,24❑
C MIN =
r RL
Jika diberi faktor ripple dalam % dan resistansi beban, dapat
menggunakan rumus ini untuk menghitung kapasitansi minimum yng
dibutuhkan untuk menyaring (filter).
IV. Tugas Pendahuluan
Gambar rangkaian sesui dengan tugas yang telah diberikan
V. Langkah Percobaan
A. Penyearah Setengah Gelombang
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T 1,
D1 dan R1

2. Tutup saklar S1
3. Ukur besar tegangan keluar pada T 1 menggunakan multimeter
4. Ukur besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter
5. Ukur tegangan keluaran pada T 1 menggunakan Osiloskop
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan Osiloskop
7. Hitung besar tegangan keluaran pada R1
B. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Center Tap
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :
T 1 = transformasi, D1 = Dioda Semikonduktor, R1 = Resistor

Gambar 3 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


2. Tutup saklar S2
3. Ukur besar tegangan pada T 1 menggunkan multimeter
4. Ukur besar tegangan pada resistor beban menggunakan multimeter
5. Ukur tegangan keluaran pada T 1 menggunakan Osiloskop
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan Osiloskop
7. Hitung besar keluaran R1
TABEL PERCOBAAN 3
RANGKAIAN PENYERAH
Penyearan V out Trafo V out beban
V eff V P−P V DC V eff I DC Bentuk
Gelombang
Setengah 9V 26,5 V 3,5 V 8,2 V 5 mA
Gelombang
Gelombang 9V 26,5 V 10 V 19 V 14 mA
penuh
jembatan 9V 26,5 V 10 V 19 V 14 mA

Catatan
Frekuensi penyearah half – wave = 50 Hz
Frekuensi penyearah full wave = 100 Hz
Analisa hasil pengukuran dibandingkan hasil perhitungan
Hasil Perhitungan−Hasil Pengukuran
ketelitian= x 100 %
Hasil Perhitungan
ANALISA PERCOBAAN 3
1. Rangkaiaan penyearah setengah gelombang

f = 50 Hz
R = 1 KΩ
C = 0,1 µF

V P=√ 2 .V eff
¿ 1,414 . 9
¿ 12 ,726 V → Vout trafo
V P−P =2. V P
¿ 2 .12,726
¿ 25,452V → Vout trafo
Vm
V DC =
π
12,726
¿
3,14
¿ 4,05 V → Vout beban
V DC
I DC =
R
4,05
¿
1K
¿ 4,05 mA → Vout beban
Vm
V eff =
√2
12,726
¿
√2
¿9V → Vout beban
2. Rangkaiaan penyearah gelombang penuh

f = 100 Hz
R = 1 KΩ
C = 47 µF
V P=√ 2 .V eff
¿ 1,414 . 9
¿ 12 ,726 V → Vout trafo
V P−P =2. V P
¿ 2 .12,726
¿ 25,452V → Vout trafo
4 fCRL
V DC = xV P
4 fCRL+1
4 .100 . 47 . 10−6 . 103
¿ x 12,726
4 . 100 . 47 .10−6 .103 +1
18,8
¿ x 12,726
19,8
¿ 12,1V → Vout beban
V DC
I DC =
RL
12,1
¿
1K
¿ 12,1 mA → Vout beban
2Vm
V eff =
√2
2. 12,726
¿
1,414
¿ 18 V → Vout beban
3. Rangkaiaan penyearah jembatan

f = 100 Hz
R = 1 KΩ
C = 47 µF

 Vout Treafo
V P=√ 2 .V eff
¿ √ 2. 9
¿ 12 ,726 V → Vout trafo
V P−P =2. V P
¿ 2 .12,726
¿ 25,452V → Vout trafo
 Vout beban
4 fCRL
V DC = xV P
4 fCRL+1
4 .100 . 47 . 10−6 . 103
¿ x 12,726
4 . 100 . 47 .10−6 .103 +1
18,8
¿ x 12,726
19,8
¿ 12,1V → Vout beban
V DC
I DC =
RL
12,1
¿
1K
¿ 12,1 mA → Vout beban
2Vm
V eff =
√2
2. 12,726
¿
1,414
¿ 18 V → Vout beban
ANALISA HASIL PERHITUNGAN DIBANDINGKAN HASIL
PENGUKURAN

Hasil Perhitungan−Hasil Pengukuran


ketelitian= x 100 %
Hasil Perhitungan
1. Rangkaian penyearah setengah gelombang
25,452−26,5
 V P−P = x 100 %=4,12 %
25,452
4,05−3,5
 V DC = x 100 %=11,1%
4,05
9−8,2
 V eff = x 100 %=8,9 %
9
4,05−5
 I DC = x 100 %=23,4 %
4,05
2. Rangkaian penyearah gelombng penuh
25,452−26,5
 V P−P = x 100 %=4,12 %
25,452
12,1−10
 V DC = x 100 %=17,35 %
12,1
18−19
 V eff = x 100 %=5,5 %
18
12,1−14
 I DC = x 100 %=15,7 %
12,1
3. Rangkaiaan penyearah jembatan
25,452−26,5
 V P−P = x 100 %=4,12 %
25,452
12,1−10
 V DC = x 100 %=17,35 %
12,1
18−19
 V eff = x 100 %=5,5 %
18
12,1−14
 I DC = x 100 %=15,7 %
12,1
GAMBAR GRAFIK PERCOBAAN 3
1. Setengah Gelombang
2. Gelombang Penuh
3. Rangkaian Penyearah Jembatan
KESIMPULAN PERCOBAAN 3
1. Dari percobaan yang hasilnya telah dibandingkan dengan analisa perhitungan
didapatkan ketelitian yang besarnya <10% dan sebagian >10%. Maka bisa
disimpulkan percobaan yang kami lakukan terdapat kesalahan. Kesalahan
tersebut dipengaruhi beberahal seperti kesalahan pembacaan, kerusakan alat
ukur dan komponen yang digunakan.
2. Untuk rangkaian penyearah hampir sama semuanya, dalam menyearahkan
tegangan hanya saja yang membedakan adalah frekuensi pada setiap
rangkaian.
3. Pada akhirnya V keluaran akan disaring oleh C yang berfungsi sebagai filter
untuk menghilangkan ripple pada gambar V DC outputan.
PERCOBAAN 4
REGULATOR CATU DAYA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui regulator catu daya menggunakan IC regulator 78xx dan
79xx.
2. Mampu merancang rangkaian regulator catu daya.
3. Mengetahui cara kerja rangkaian regulator catu daya.
4. Mampu menganalisa rangkaian regulator catu daya.
II. Bahan praktikum
1. Transformator
2. Dioda bridge
3. Kapasitor
4. Resistor
5. Projectboard
6. Multimeter
7. Osiloskop
III. RINGKASAN TEORI
Pada rangkaian penyearah yang hanya menggunakan dioda penyearah masih
memiliki sinyal AC sehingga belum searah seperti halnya DC pada baterai sinyal
AC yang tidak diinginkan ini dinamakan ripple. Faktor ripple adalah besarnya
presentase perbandingan antara tegangan ripple dengan tegangan DC yang
dihasilkan.

Vr
r= 100 %
V DC

Untuk memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor semakin


besar nilai kapasitor maka akan semakin kecil nilai tegangan ripple.

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Carilah persamaan untuk mengitung tegangan DC dan tegangan Ripple
rangkaian penyearah dengan filter kapasitor.
2. Jelaskan cara kerja rangkaian pada percobaan A dan gambarkan sinyal
masukan dan keluaranya.
3. Jelaskan cara kerja kapasitor sebagai filter dan gambarkan sinyal
keluarannya sebelum dan sesudah di filter.
4. Jika pada percobaan A nilai R1=1K dan C1=2200uf dan tegangan
sekunder pada trafo 24V.
Hitung : tegangan output DC dan tegangan ripplenya menggunakan
persamaan yang diperoleh dari no.1
V. LANGKAH PERCOBAAN
Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter Kapasitor
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini tentukan nilai
T1=............, R1=............. ,C1=...........

Gambar 5 rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor

2. Tutup saklar S.
3. Ukur besar tegangan pada T1 dan R1 menggunakan multimeter.
4. Bandingkan dengan tegangan R1 ketika C1 dilepas.
5. Ukur tegangan keluaran T1 dan R1 menggunakan osiloskop.
6. Bandingkan dengan tegangan R1 ketika C1 dilepas dengan osiloskop.
7. Hitung besar tegangan pada R1 dan tegangan ripplenya.
TABEL PERCOBAAN 4

RANGKAIAN PENYEARAH DENGAN FILTER

PENYEARA

KETEGA NA G
GELOMBA N

Hitunglah : ATegangan ripple pada masing-masing percobaan

B. Ripple factor dalam (%)


ANALISA PERCOBAAN 4

1. Setengah Gelombang

f =100 Hz
R=270Ohm

C 1=100 μF

C 2=1 μF

RL=2,7 kOhm

V P=√ 2 .Veff

V P=1,414.9

V P=12,726 V

V pp=2. V p
V pp=2.12,726

V pp=25,452 V

4. F . C 1 . C2 . R
V DC = xVp
4. F .C 1 .C 2 . R+1

4.50 .100 . 10−6 .10−6 .270


V DC = x 12,726
4.50 .100 .10−6 . 10−6 .270+1

54
V DC = x 12,726
55

V DC =12,5 V

V DC
I DC =
RL

12,5
I DC =
2,7

I DC =4,6 mA
T

Veff out =
1


T 0
V p p sin2 t dt2

10

Veff out =
√ 1

20 0
647,7 sin2 t dt

10

Veff out =

647,7
20 0
∫ sin2 t dt

647,7 1 1
Veff out =
√ 20 2 4 (
u sin 2 u ¿10
0 )


Veff out = 32,38 ( 12 ( 200 π .10−200 π .0) − 14 sin2 ( 200 π .10−200 π .0) )

Veff out =√ 32,38.19

Veff out =24,8 V


f =50 Hz

L=2 mH

C 1=100 μF

C 2=1 μF

RL=2,7 kOhm

V P=√ 2 .Veff

V P=1,414.9

V P=12,726 V

V pp=2. V P

V pp=2.12,726

V pp=25,452 V

4. F .C 1 . C 2 . R
V DC = xV p
4. F .C 1 .C 2 . L+1

4.50 .100 . 10−6 .2. 10−6 . 10−3


V DC = x 12,726
4.50 .100 .10−6 . 10−6 .2 .10−3+ 1

40
V DC = x 12,726
41

V DC =12,4 V

V DC
I DC =
RL

12,4
I DC =
2,7 k
I DC =4,6 mA

Veff out =24,8 V

Veff out =25 V

2. Gelombang Penuh

f =100 Hz

R=270Ohm

C 1=100 μF

C 2=1 μF

RL=2,7 kOhm

V P=√ 2 .Veff

V P=1,414.9

V P=12,726 V
V pp=2. V p
V pp=2.12,726

V pp=25,452 V

4. F . C 1 . C2 . R
V DC = xVp
4. F .C 1 .C 2 . R+1

4.100 .100 . 10−6 .10−6 .270


V DC = x 12,726
4.100 .100 .10−6 . 10−6 .270+1

10,8
V DC = x 12,726
11,8

V DC =13,9 V

V DC
I DC =
RL

13,9
I DC =
2,7

I DC =5,15 mA

2V P
Veff out =
√2
2.12,726
Veff out =
√2
25,452
Veff out =
√2
Veff out =18 V
f =100 Hz

L=2 mH

C 1=100 μF

C 2=1 μF

RL=2,7 kOhm

V P=12,726 V

V pp=25,452 V

4. F .C 1 . C 2 . R
V DC = xV p
4. F .C 1 .C 2 . L+1

4.100 .100 . 10−6 .2. 10−6 . 10−3


V DC = x 12,726
4.100 .100 .10−6 . 10−6 .2 .10−3+ 1

8
V DC = x 12,726
9

V DC =11,3 V
V DC
I DC =
RL

11,3
I DC =
2,7 k

I DC =4,2 mA

2V P
Veff out =
√2
2.12,726
Veff out =
√2
25,452
Veff out =
√2
Veff out =18 V
3. Jembatan

f =100 Hz

R=270Ohm

C 1=100 μF

C 2=1 μF

RL=2,7 kOhm

V eff =2.9

V eff =18 V

V P=√ 2 .Veff

V P=1,414.18

V P=25,452 V
4. F . C 1 . C2 . R
V DC = xVp
4. F .C 1 .C 2 . R+1

4.100 .100 . 10−6 .10−6 .270


V DC = x 25,452
4.100 .100 .10−6 . 10−6 .270+1

10,8
V DC = x 25,452
11,8

V DC =23,3 V

V DC
I DC =
RL

23,3
I DC =
2,7 k

I DC =8,6 mA

2V m
Veff out =
√2
2.25,452
Veff out =
√2
Veff out =36 V

f =100 Hz

L=2 mH
C 1=100 μF

C 2=1 μF

RL=2,7 kOhm

V eff =2.9

V eff =18 V

V P=√ 2 .Veff

V P=1,414.18

V P=25,452 V

4. F .C 1 . C 2 . R
V DC = xV p
4. F .C 1 .C 2 . L+1

4.100 .100 . 10−6 .2. 10−6 . 10−3


V DC = x 25,452
4.100 .100 .10−6 . 10−6 .2 .10−3+ 1

8
V DC = x 25,452
9

V DC =22,6 V

V DC
I DC =
RL

22,6
I DC =
2,7 k

I DC =8,4 mA

2V m
Veff out =
√2
2.25,452
Veff out =
√2
Veff out =36 V

Analisa Hasil perhitungan dibanding hasil pengukuran

hasil perhitungan−hasil pengukuran


Ketelitian : × 100%
hasil perhitungan

1. Setengah gelombang
CRC Filter

4,6−4
Idc = × 100% = 13,4%
4,6

12,5−11
Vdc = × 100% = 12%
12,5

24,8−20
Veffout = × 100% = 19,3%
24,8

Filter CLC
12,4−12
Vdc = × 100% = 3,3%
12,4

4,6−4,5
Idc = × 100% = 2,3%
4,6

24,8−20
Veffout = × 100% = 19,3%
24,8

2. Gelombang penuh
Filter CRC
13,9−15
Vdc = × 100% = 7,9%
13,9
5,15−5
Idc = × 100% = 3%
5,15

18−20
Veffout = × 100% = 11,1%
18

Filter CLC
11,3−15
Vdc = × 100% = 26,5%
11,3

4,2−5
Idc = × 100% = 19,05%
4,2

18−20
Veffout = × 100% = 11,1%
18

3. Jembatan

Fitter CRC

23,3−22
V DC = x 100 %
23,3

V DC =5,5 %

8,6−8
I DC = x 100 %
8,6

I DC =6,9 %

36−35
Veff out = x 100 %
36
Veff out =2,8 %

Fitter CLC

22,6−23
V DC = x 100 %
22,6

V DC =1,8 %

8,4−8
I DC = x 100 %
8,4

I DC =4,8 %

36−35
Veff out = x 100 %
36

Veff out =2,8 %


Kesimpulan

Dari percobaan yang hasilnya telah dibandingkan dengan analisa perhitungan


didapatkan ketelitian yang besarnya < 10% dan sebagian >10%. Bisa disimpulkan
bahwa pecobaan yang kami lakukan terdapat kesalahan. Hal tersebut dipengaruhi
beberapa faktor seperti kesalahan pembacaan, kerusakan alat ukur atau komponen
yang digunakan dalam percobaan.

Jadi pada percobban ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan dari rangkaian
penyearah tanpa filter dan dengan filter terlihat pada bentuk gelombangnya. Lalu
tujuan diberikannya filter pada rangkaian berupa kapasitor dan induktor
dikombinasikan resistor agar tegangan bisa searah dan karena itulah terjadi
tegangan yang tidak digunakan atau ripple. Agar bisa memperkecil maka dapat
digunakan kapasitor, induktor dan resistor jika semakin besar nilai komponen RC
dan RL maka akan mengecilkan ripple dan bisa lebih srabil tegangannya.

PERCOBAAN 5
TRANSISTOR BIPOLAR
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan
Ohmeter
2. Mengetahui karakteristik transistor bipolar
3. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor
bipolar
4. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar

II. Bahan Praktikum


1. Transistor 2N3904 (bawa datasheet perkelompok)
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catudaya
5. Multimeter

III. Ringkasan Teori


Transistor adalah salah satu komponen elektronik aktif. Transistor dapat berfungsi
sebagai penguat arus maupun tegangan. Dibawa ini adalah symbol transistor NPN
dan PNP

Gambar 6 transistor NPN dan PNP

Alpha DC

Perbandingan arus kolektor dengan arus emitor ha,pir sama, alpha DC sebagai
definisi perbandingan kedua arus tersebut.

Ic
αDC= =1
IE

Beta DC
Arus kolektor telah dihubungkan dengan arus emitor dengan menggunakan αDC.
JUga menghubungkan arsu kolektor dengan arus basis dengan mendifinisikan
beta DC transistor:

Ic
βDC=
IB

Hubungan anatara αDC dan βDC

Hukum kirchoff menyatakan : IE+IB

Dengan alajabar maka dapat disusun menjadi :

αDC
βDC=
1−αDC

IV. Langklah Percobaan


Sebelum melakukan percobaan tentukan terlebih dahulu kaki-kakipada transistor
yang akan digunakan

Karakteristik ransistor Bipolar

1. Susunlah rangkaian seperti gamabar dibawah ini, Tentukan Q1, Rs, Vin, Vb

Gambar 5.1 Rangkaian Transistor


Gambar 5.2 Pra Tegangan Tetap Gambar 5.3 Pra Tegangan Sendiri

Gambar 5.4 Transistor sebagai penguat

5.1 Transistor dengan Pra tegangan Tetap

 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.2


 Atur tegangan catu daya VCC=9 volt, dan hubungkan dengan rangkain
 Dengan Ib=10µA, ukur IC dan VCE variable dari 0 s/d 9 volt
 Ulangi percobaan diatas dengan ib=20µA, 30, 40 dan 50 µA

5.2 Transistor dengan Pra Tegangan Sendiri

 BUatalah rangkaian seperti pada gambar 5.3


 Catudaya tetap 9 volt DC
 UKur arus Ib, Ic serta tegangan VCE

5.3 Respon Frekuensi Pada Rangkaian Penguat

 Rangkaian tetap seperti pada gambar 5.4


 DEngan tegangan masukan tetap seperti tugas 5.4 amati, catat dan gambar
tegangan keluaran dengan frekuensi bersifat variable
VI. Tugas Pendahuluan
1. Dari gambar-gambar rangkaiaan diatas tentukan ICsat, VCE cut-off serta
titik kerja dari masing-masing
2. Apa yang anda ketahui tentang band-width, factor kualitas, serta frekuensi
cut-off
VII. Tugas Laporan Resmi

1. Dari percobaan yang telah dilakukan hitunglah secara teori untuk


menghitung Ib,Ic serta VCE tentukan titik kerja (Q) dari masing-masing
rangkaian
2. Bandingkan hasil perhitungan dan percobaan bila ada perbedaan hal apa
yang meneyebabkan perbedaan tersebut
3. Gambar dalam kertas grafik respon frekuensi terhadap system penguat
4. Dari gamabar grafik yang telah dilakukan tentukan band-width, serta
frekuensi cut-off.
RANGKAIAN IB IC,mA VCE,volt Vin
0.15 1 3
0.15 2 4
0.15 3 5
0.15 4 6
10µA 0.15 5 7
0.15 6 8
0.15 7 9
0.15 8 10
0.15 9 11
1.6 1 20
1.6 2 21
1.6 3 22
4
20µA 5
Pra Tegangan
6
Tetap
7
8
9
2 1 2.1
2 2 3
2 3 4
2 4 5
30µA 2 5 6
2 6 7
2 7 8
2 8 9
2 9 10
8 1 4
9 2 5
9 3 6
9 4 7
40µA 9 5 8
9 6 9
9 7 10
9 8 11
9 9 12

 Vcc = volt, HFE= x9


Transistor Sebagai Penguat

Frekuensi Tegangan Bentuk Av = AV=


Keluaran, Vpp Gelombang Vout Vout
=… x =dB
Vin Vin

Catatan:

Vin = vpp

Perubahan frekuensi dapat dengan skala oktaf atau decade

99 RTH,KΩ VTH, IB, µA IC-mA VCE,


Pra Tegangan Sendiri volt volt
ANALISA PERCOBAAN 5

Dengan KVL εe=0

VCC−VCE 3−1
-VCC+IC.RC+VCE=0 IC= = =0.16 mA
RC 12 K

IC
βDC= =16
IB

Saat IB = 10µA

VCE=1»VCC = IC.RC+VCE
VCC−VCE 2.92−1
IC= = =0.16 mA
RC 12 K

= (Βdc.IB).RC+VCE

= 1.92+1

= 2.92 V

3.92−2
VCC = 2V » VCC=1.92+2=3.92 IC= =0.16 mA
12 K
4.92−3
VCC = 3V » VCC=1.92+3=4.92 IC= =0.16 mA
12 K

5.92−4
VCC = 4V » VCC=1.92+ 4=5.92 IC= =0.16 mA
12 K

6.92−5
VCC = 5V » VCC=1.92+5=6.92 IC= =0.16 mA
12 K
7.92−6
VCC = 6V » VCC=1.92+6=7.92 IC= =0.16 mA
12 K

8,92−7
VCE = 7V → VCC = 1,92 + 7 = 8,92 V IC = = 0,16 mA
12 K
9,92−8
VCE = 8V → VCC = 1,92 + 8 = 9,92 V IC = = 0,16 mA
12 K
10,92−9
VCE = 9V → VCC = 1,92 + 9 = 10,92 V IC = = 0,16 mA
12 K
Saat IB = 20 µA
IC 1,5. 10 ¯ ³
PDC = = = 75
IB 20 . 10 ¯ ⁶

VCC−VCE 19−1
VCE = 1V → VCC = (Βdc . IB) RC + VCE IC = = =
RC 12 K
1,5mA
20−2
VCE = 2V → VCC = 18 + 3 = 20 V IC = = 1,5 mA
12 K
21−3
VCE = 3V → VCC = 18 + 3 = 21V IC = 1,5 mA
12

Dalam percobaan saat VCE = 3V tegangan pada power supply sudah maksimum.
Saat IB = 30 µA
Menggunakan RB = 2700 Ω dan RC = 330 Ω
IC 2 .10 ¯ ³
βdc = = = 66,7
IB 30 .10 ¯ ⁶
VCE = 1V → VCC = ( βdc . IB ) RC + VCE
= ( 66,7. 30. 10¯⁶) 330 + 1
= 0,7 + 1
= 1,7V
VCC−VCE 1,7−1
IC = = = 2,1 mA
RC 330

2,7−2
VCE = 2V → VCC = 0,7 + 2 = 2,7 V IC = = 2,1 mA
330
2,7−3
VCE = 3V → VCC = 0,7 + 3 = 3,7 V IC = = 2,1 mA
330
4,7−4
VCE = 4V → VCC = 0,7 + 4 = 4,7 V IC = = 2,1 mA
330

5,7−5
VCE = 5 V → VCC = 0,7+5 = 5,7V IC = =2,1mA
330

5,7−6
VCE = 6 V → VCC = 0,7+6 = 6,7 V IC = =2,1 mA
330

5,7−7
VCE = 7 V → VCC = 0,7+7 = 7,7 V IC = =2,1mA
330

5,7−8
VCE = 8 V → VCC = 0,7+8 = 8,7 V IC = =2,1 mA
330

5,7−9
CVE = 9 V → VCC = 0,7+9 = 9,7 V IC = =2,1 mA
330

Saat Ib = 40Μa

Ic 8. 10−3
βdc = = =200
Ib 40. 10−6

VCC−VCE
VCE = Iv → VCC = ( βdc . Ib)RS+VCE IC =
RC

3,64−1
= (200.4010−6 ¿330+1 =
330

= 2,64+1 = 8mA
= 3,64v

4,64−2
VCE = 2 V → VCC = 2,64+2 = 4.64 V IC = =8 mA
330

5,64−3
VCE = 3 V → VCC = 2,64+3 = 5.64 V IC = =8 mA
330

6,64−4
VCE = 4 V → VCC = 2,64+4 = 6.64 V IC = =8 mA
330

7,64−5
VCE = 5 V → VCC = 2,64+5 = 7.64 V IC = =8 mA
330

8,64−6
VCE = 6 V → VCC = 2,64+6 = 8.64 V IC = =8 mA
330

9,64−7
VCE = 7 V → VCC = 2,64+7 = 9.64 V IC = =8 mA
330

10,64−8
VCE = 8 V → VCC = 2,64+8 = 10.64 V IC = =8 mA
330

11,64−9
VCE = 9 V → VCC = 2,64+9 = 11.64 V IC = =8 mA
330

Analisa hasil perhitungan dibanding nilai pengukuran

Hasil Perhitungaan−Hasil Pengukuran


Ketelitian = x 100 %
Hasil Perhitungan

2.92−3
VCE = 1 V » VCC= ×100 %=2.7 %
2.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

3.92−4
VCE = 2 V » VCC= ×100 %=2.01 %
3.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

4.92−5
VCE = 3 V » VCC= ×100 %=1.62 %
4.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16
5.92−6
VCE = 4 V » VCC= ×100 %=1.3 %
5.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

6.92−7
VCE = 5 V » VCC= ×100 %=1.1 %
6.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

7.92−8
VCE = 6 V » VCC= ×100 % 1.017 %
7.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

8.92−9
VCE = 7 V » VCC= ×100 %=0.89%
8.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

9.92−10
VCE = 8 V » VCC= ×100 %=0.8 %
9.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

10.92−11
VCE = 9 V » VCC= ×100 %=0.7 %
10.92

0.16−0.15
IC= ×100 %=6.2%
0.16

Saat IB = 20µA

19−20 1,5−1,6
VCC = 1V » VCC= ×100 %=5,2 % IC= ×100 %=6,6 %
19 1,5

20−21 1,5−1,6
VCC = 2V » VCC= ×100 %=5 % IC= ×100 %=6,6 %
20 1,5

21−22 1,5−1,6
VCC = 3V »VCC= ×100 %=4,7 % IC= × 100 %=6,6 %
21 1,5
Saat IB = 30µA

1,7−2,1 2,1−2
VCC = 1V » VCC= ×100 %=23,5 % IC = ×100 %=4,7 %
1,7 2,1

2,7−3 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=11,1 % IC= × 100 %=4,7 %
2,7 2,1

3,7−4 2,1−2
VCC = 1V » VCC= ×100 %=8,1 % IC = ×100 %=4,7 %
3,7 2,1

4,7−5 2,1−2
VCC = 1V » VCC= ×100 %=6,3 % IC= ×100 %=4,7 %
4,7 2,1

5,7−6 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=5,2% IC = ×100 %=4,7 %
5,7 2,1

6,7−7 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=4,47 % IC = ×100 %=4,7 %
6,7 2,1

7,7−8 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=3,8 % IC= × 100 %=4,7 %
7,7 2,1

8,7−9 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=3,4 % IC= ×100 %=4,7 %
8,7 2,1

9,7−10 2,1−2
VCC = 1V » VCC= × 100 %=3 % IC= × 100 %=4,7 %
9,7 2,1

Saat IB = 40 µA

 VCE = 1 V
3,6−4 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
3,6 8
= 9,8% = 12,5%

 VCE = 2 V
4,64−5 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
4,64 8
= 7,7% = 12,5%

 VCE = 3 V
5,64−6 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
5,64 8
= 6,3% = 12,5%

 VCE = 4 V
6,64−7 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
6,64 8
= 5,4% = 12,5%

 VCE = 5 V
7,64−8 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
7,64 8
= 4,7% = 12,5%

 VCE = 6 V
8,64−9 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
8,64 8
= 4,1% = 12,5%

 VCE = 7 V
9,64−10 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
9,64 8
= 3,7% = 12,5%

 VCE = 8 V
10,64−11 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
10,64 8
= 3,3% = 12,5%

 VCE = 9 V
11,64−12 8−9
VCC = x 100% IC = x 100%
11,64 8
= 3% = 12,5%

Titik Kerja Percobaan 5


Saat Ib = 10μA

Rc = 12KΩ

Vcc VCC
Q → Ic sat = VCC cut off =
Rc Vin

3 8
Q1 → Ic sat = =0,25 mA Q6 → Ic sat = =0,67 mA
12k 12k

VCE cut off = 3 V VCE cut off = 8 V

4 9
Q2 → Ic sat = =0,33 mA Q7 → Ic sat = =0,75 mA
12k 12k

VCE cut off = 4 V VCE cut off = 9 V

5 10
Q3 → Ic sat = =0,42 mA Q8 → Ic sat = =0,83 mA
12k 12k

VCE cut off = 5 V VCE cut off = 10 V

6 11
Q4 → Ic sat = =0,5 mA Q9 → Ic sat = =0,92 mA
12k 12k

VCE cut off = 6 V VCE cut off = 11 V

7
Q5 → Ic sat = =0,58 mA
12k

VCE cut off = 7 V

Saat Ib = 20μA

20
Q1 → Ic sat = =1,67 mA
12k

VCE cut off = 20 V

21
Q2 → Ic sat = =1,75 mA
12k

VCE cut off = 21 V

22
Q3 → Ic sat = =1,83 mA
12k

VCE cut off = 22 V


Saat IB = 30μA

Rc = 330Ω

Vcc VCC
Q → Ic sat = VCC cut off =
Rc Vin

2,1 7
Q1 → Ic sat = =6,35 mA Q6 → Ic sat = =21,2 mA
330 330

VCE cut off = 2,1 V VCE cut off = 7 V

3 8
Q2 → Ic sat = =9,1 mA Q7 → Ic sat = =24,2 mA
330 330

VCE cut off = 3 V VCE cut off = 8 V

4 9
Q3 → Ic sat = =12,1mA Q8 → Ic sat = =27,3 mA
330 330

VCE cut off = 4 V VCE cut off = 9 V

5 10
Q4 → Ic sat = =15,1mA Q9 → Ic sat = =30,3 mA
330 330

VCE cut off = 5 V VCE cut off = 10 V

6
Q5 → Ic sat = =18,2mA
330

VCE cut off = 6 V

Saat Ib = 40 μA

4 8
Q1 → Ic sat = =12,1mA Q5 → Ic sat = =24,2 mA
330 330

VCE cut off = 4 V VCE cut off = 8 V

5 9
Q2 → Ic sat = =15,1mA Q6 → Ic sat = =27,3 mA
330 330

VCE cut off = 5 V VCE cut off = 9 V


6 10
Q3 → Ic sat = =18,2mA Q7 → Ic sat = =30,3 mA
330 330

VCE cut off = 6 V VCE cut off = 10 V

7 11
Q4 → Ic sat = =21,2 mA Q8 → Ic sat = =37,3 mA
330 330

VCE cut off = 7 V VCE cut off = 11 V


PERCOBAAN 6

KARAKTERISTIK FET

1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Membuktikan karakteristik fet
 Menggambarkan curv transfer ID dan VGS

2. BAHAN PRAKTIKUM
 Panel percobaan
 Catu daya
 Multitester
 Kabel penghubung

3. TEORI
FET jenis dibedakan P dan N chanel. Satu kanal dapat dialiri arus listrik,
sedang lebarnya dapat dipengaruhi oleh medan listrik. Medan listrik dapat
meengakibatkan kanal tertutup sama sekali. Kondisi ini disebut “Pitch
Off”. Keunggulan FET disbanding dengan transistor bias impedansi input
berharga 10MΩ s/d ribuan giga Ω.

Gambar 3.1 JFET kanal N Gambar 3.2 JFET kanal P


Untuk kanal N antara Gate dan Source diberi tegangan negatif.

Untuk kanal P antara Gate dan Source diberi tegangan positif.

Hal ini merupakan pra tegangan dari transistor FET agar transistor bekerja pada
mode aktif.

4. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 4.1 FET N kanal


5. PROSEDUR PRAKTIKUM
 Susunlah rangkaian pada gambar 4.1
 Tepatkan tegangan VGS= 0 volt atau kutub G dan S dihubung
singkat
 Atur tegangan VDS sesuai dengan tabel, ukur arus ID
 Ulangi percobaan diatas untuk VGS= -0,25V, -0,5V sampai
didapat ID=0 ampere, saat ID=0 ampere maka VGS = VGSoff =
VP
6. TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan karakteristik FET kanal N dan kanal P.
2. Terangkan karakteristik diatas.
3. Sebutkan transistor FET dengan transistor bipolar.
7. LAPORAN RESMI
1. Dari percobaan yang telah dilakukan hitung ID.
2. Bandingkan hasil perhitungan anda dengan hasil pengukuran.
3. Dapatkan ketelitian dalam.
4. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan serta perhitungan yang
telah anda lakukan.

TABEL PERCOBAAN 6
FET

VGS ID,mA VDS,Volt VDD


VGS=0V 1,5 1 5,8V
2,2 2 8,3V
2,5 3 10V
2,5 4 11V
2,5 5 12V
2,5 6 13V
VGS=-0,5V 1 1 4,2V
1,5 2 6V
1,6 3 7,3V
1,7 4 8,6V
1,7 5 10V
1,7 6 11V
VGS=-1V 0,5 1 2,2V
0,7 2 3,8V
0,7 3 5V
0,7 4 6V
0,7 5 7V
0,7 6 8V
VGS=-1,5V 0,14 1 1,4V
0,14 2 2,4V
0,19 3 3,5V
0,19 4 4,5V
0,19 5 5,5V
0,19 6 6,5V
VGS=-2V 0 1 1V
0 2 2V
0 3 3V
0 4 4V
0 5 5V
ANALISA PERCOBAAN 6 FET

 Saat VGS = 0 Volt


5,8−1
ID ¿ = 1,7 mA
2k 7
8,3−2
ID ¿ = 2,3 mA
2k 7
10−3
ID ¿ = 2,6 mA
2k 7
11−4
ID¿ = 2,6 mA
2k 7
12−5
ID ¿ = 2,6 mA
2k 7
13−6
ID¿ = 2,6 mA
2k 7

 Saat VGS = -0,5 Volt


4,2−1
ID ¿ = 1,1 mA
2k 7
6−2
ID ¿ = 1,4 mA
2k 7
7,5−3
ID ¿ = 1,6 mA
2k 7
8,6−4
ID¿ = 1,7 mA
2k 7
10−5
ID ¿ = 1,8 mA
2k 7
11−6
ID¿ = 1,8 mA
2k 7

 Saat VGS = -1 Volt


4,2−1
ID ¿ = 0,4 mA
2k 7
3,8−2
ID ¿ = 0,6 mA
2k 7
5−3
ID ¿ = 0,7 mA
2k 7
6−4
ID¿ = 0,7 mA
2k 7
7−5
ID ¿ = 0,7 mA
2k 7
8−6
ID¿ = 0,7 mA
2k7

 Saat VGS = -1,5 Volt


1,4−1
ID ¿ = 0,15 mA
2k 7
2,4−2
ID ¿ = 0,15 mA
2k 7
3,5−3
ID ¿ = 0,18 mA
2k 7
4,5−4
ID¿ = 0,18 mA
2k7
5,5−5
ID ¿ = 0,18 mA
2k 7
6,5−6
ID¿ = 0,18 mA
2k 7

 Saat VGS = -2 Volt


1−1
ID ¿ = 0 mA
2k 7
2−2
ID ¿ = 0 mA
2k 7
3−3
ID ¿ = 0 mA
2k 7
4−4
ID¿ = 0 mA
2k 7
5−5
ID ¿ = 0 mA
2k 7
ANALISA HASIL PERHITUNGAN DIBANDING HASIL PENGUKURAN
Hasil Perhitungan−Hasil Pengukuran
KETEITIAN= × 100%
Hasil Pengukuran

 VGS = 0 Volt
1,7 – 1 ,5
ID ¿ ×100% = 11,7 %
1,7
2,3 – 2,2
ID ¿ ×100% = 4,3 %
2,3
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6
2,6−2,5
ID ¿ ×100% = 3,8 %
2,6

 VGS = -0,5 Volt


1,1−1
ID ¿ ×100% = 9 %
1,1
1,4 – 1,5
ID ¿ ×100% = 7,1 %
1,4
1,6−1,6
ID ¿ ×100% = 0 %
1,6
1,7−1,7
ID ¿ ×100% = 0%
1,7
1,8−1,7
ID ¿ ×100% = 5,5%
1,8
1,8−1,7
ID ¿ ×100% = 5,5%
1,8

 VGS = -1 Volt
0,4 – 0,5
ID ¿ ×100% = 25 %
0,4
0,6 – 0,7
ID ¿ ×100% = 16,6 %
0,6
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7
0,7−0,7
ID ¿ ×100% = 0 %
0,7

 VGS = -1,5 Volt


0,15−0,14
ID ¿ ×100% = 6,6 %
0,15
0,15−0,14
ID ¿ ×100% = 6,6 %
0,15
0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18

0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18

0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18

0,18−0,19
ID ¿ ×100% = 5,5 %
0,18

 VGS = -2 Volt
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
0−0
ID ¿ ×100% = 0 %
0
KESIMPUAN
PERCOBAAN 6
Setelah melakukan percobaan dan perhitungan pada semua perhitungan
dengan nilai yang berbeda. Didapatkan tingkat ketelitian yang lebih dari 10%
artinya percobaan kami telah melewati batas minimal ketelitian, kerusakan alat
ukur atau multimeter yang digunakan, komponen yang digunakan rusak dan lain
sebagainya dari banyak data yang didapatkan dan dibandingkan, disimpulkan
bahwa FET pada suatu rangkaian berfungsi sebagai penguat tegangan dengan
menambahkan tegangan bias, pemberian tegangan bias yang tepat akan menjamin
FET dapat bekerja pada daerah yang aktif

Anda mungkin juga menyukai