Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa


sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan
dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala
lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang
dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda. Orang yang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggiloan jiwa, persepsi dan
emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul. Pada makalah ini akan di jelaskan pengertian, prinsip-
prinsip kewirausahaan dan konsep kewirausahaan dalam islam

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan?
2. Apa manfaat dari kewirausahaan ?
3. Apa fungsi dari kewirausahaan ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam kewirausahaan ?
5. Bagaimana konsep kewirausahaan dalam islam ?

1
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui manfaat dari kewirausahaan.
3. Untuk memberitahu fungsi yang terdapat dalam kewirausahaan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam kewirausahaan.
5. Untuk mengetahui konsep kewirausahaan dalam islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan


penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dan lain-lain.
Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui
inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship, sedangkan wirausaha
berasal dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur, secara tertulis digunakan
pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya "Kamus Dagang'.
Entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun
orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan
dijual.
Pengertian kewirausahaan menurut intruksi presiden RI No.4 tahun 1995;
“Kewirausahaan adalah semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaca mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yangh lebih baik
dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
(Kasmir, 2007:18). Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para
ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda,
diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan
kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), eksplorasi berbagai peluang
(Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan
secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

3
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self
employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak
menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi resiko atau ketidakpastian.
2. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-
alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
3. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan
diisyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
4. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
2. Memperkenalkan metoda produksi baru,
3. Membuka pasar yang baru (new market),
4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan
wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis
serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.

4
5. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
6.Entrepreneurship Centre At Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,mengembangkan,dan
membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif,peluang,cara lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
resiko atau ketidakpastian.
7.Peter F.Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang
wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang
berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
6. Zimmere
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha).
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian
tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian
besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang
produktif.Seorang wira usahawan selalu di haruskan menghadapi resiko atau
peluang yang muncul, serta di kaitkan dengan tindakan yang inovatif dan
kreatif.Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumberdaya, tenaga
kerja, bahan dan faktor produksi lainya menjadi lebih besar dari pada
sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara- cara
baru.

5
Ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri
seorang wirausaha, di antaranya sebagai berikut:
1. Wiraizsaha adalah seorang pencipta perusahaan.
2. Wirausaha adalah seorang yang selalu melihat perbedaan, baik antar orang
maupun antar fenomena kehidupan sebagai peluang dan kesulitan.
3. Wirausaha adalah orang yang cenderung mudah jenuh terhadap segala
kemampuan hidup.

2.2 Manfaat Kewirausahaan


Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis
mikro, kecil, atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras,
menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di
suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha
sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau
menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat
kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba
memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2. Memberi peluang melakukan perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat
menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut
mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana
yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk
melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara
untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai
masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang
lebih baik.

6
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali
membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak
berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan
antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja.
Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk
menyatakan aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang
ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri.
Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada
mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya
sendiri.
4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan,
keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk
mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya
raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi
berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya
(Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil
penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri
mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. “Orang-orang yang bekerja
memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan
daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan
lain).
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat
yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan
kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik
menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang
telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang
dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa

7
kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi
nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakan
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil
adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan
kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu,
sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka
menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan
mereka senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan harus
mengikutu nasihat Harvey McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan
usaha yang anda sukai dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja
sehari pun dalam hidup anda” Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar
bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses
atau perjalanannya.
Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa
menjadi usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin
diperoleh jika seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau
menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan (Leonardus, 2009)

2.3 Fungsi Wirausaha

Pada dasarnya manusia membutuhkan makan, minum, pakaian, dan


sebagainya. Kebutuhan itu akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan
zaman yang menuntun manusia untuk melakukan kegiatan konsumtif.
Pengangguran yang semakin meningkat kalau tidak ditanggulangi akan membuat
manusia berpotensi ke arah negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa
kewirausahaan bagi setiap manusia sehingga menekan jumlah pengangguran.

Setiap Wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai


berikut:

8
1. Fungsi pokok wirausaha yaitu:

a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang


tujuan dan sasaran perusahaan.

b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan.

c. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.

d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya.

e. Menentukan modal yang diinginkan (modal sendiri atau modal dari luar).

f. Memilih dan mernetapkan kreteria pegawai/karyawan dan


memotivasinya.

g. Mengendalikan secara efektif dan efesien.

h. Mencari dan menciptakan cara baru.

i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input serta


mengelolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik.

j. Memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan


sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.

2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:

a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan


peluang usaha.

b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.

c. Menjaga lingkingan usaha agar tidak merugiakan masyarakat mauoun


merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.

d. Meluangkan dan peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan turut
serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar (Leonardus,2009)

9
2.4 Jenis Kewirausahaan

1. Innovating Entrepreneurship

Bereksperimentasi secara agresif, terampil mempraktekkan transformasi-


transformasi atraktif.

2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para innovating Entrepreneurship.
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri
yang bersangkutan.
4. drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk
melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal
tersebut akan mengakibatkan mereka merugikan dengan produsen lain. Di
banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain
disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship dalam konteks ilmu ekonomi
disebut sebagai Rent-seekers(pemburu rente).
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap
berikut :
1. Proses inovasi
2. Proses pemicu
3. Proses pelaksanaan
4. Proses pertumbuhan

2.5 Prinsip-Prinsip Kewirausahaan

Dari prinsip-prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Dhidiek D.


Machyudin, Khafidlul Ulum dan Leonardus Saiman, maka prinsip-prinsip
berwirausaha dapat disempurnakan menjadi 14 prinsip, antara lain:

10
1. mulailah dan jangan takut gagal;
2. penuh semangat;
3. kreatif dan inovatif;
4. sabar, tekun, tabah;
5. optimis;
6. membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan;
7. bertindak dengan penuh perhitungan;
8. pantang menyerah;
9. ambisius;
10. peka terhadap pasar;
11. berbisnis dengan standar etika;
12. mandiri;
13. jujur; dan
14. peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci
sukses berwirausaha.

A. Pola Pikir Wirausaha


Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10
kualitas, sebagai berikut:
1. Memiliki Locus of Control internal
Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya.
2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar
hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat
mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai.
Namun demikian, saat ini sudah banyak contohnya dimana restoran yang
dibuka di tempat terpencil justru diserbu pelanggannya. Begitu pula dengan
pendirian sebuah BPS maupun Klinik bersalin, tidak harus di tempat yang
ramai.

11
3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang Bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa bekerja
sama dengan bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan anak sehingga
bersinergi.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai
hal.
Sebagai contoh: Dalam menjalankan praktek sebagai penolong persalinan
seorang bidan bukan hanya menolong persalinan saja tetapi juga menawarkan
jasa lain satu paket dengan jasa persalinan dengan tarif tertentu. Misalnya:
Paket A:`Tarif 1.000.000 dengan layanan sebagai berikut: persalinan normal
2 hari+ biaya mecuci ari-ari+biaya mengurus akte lahir bayi+ biaya pijat ibu
dan bayi.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Bidan
dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu membaca trend
jaman.
6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa
artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati,
ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
7. Perseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan
mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul selalu kembali ke posisi semula.
Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup
adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit
setelah jatuh dan bangun setelah terjerambab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis
Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk

12
keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan
kekuatan sendiri.
10. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri
adalah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik diri sendiri.
Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai
prestasi yang optimal.

2.6 Konsep Kewirausahaan Dalam Islam ( Q.S Al-Jummuah : 10 )


Kewirausahaan dan Perdagangan dalam pandangan islam merupakan
aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu’amalah, yaitu
masalah yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia
dan tetap akan di pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Manusia diperintahkan
untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik serta
diperintahkan untuk berusaha mencari rizki. Semangat kewirausahaan
diantaranya terdapat dalam QS. Hud:61, QS.Al-Mulk:15 dan QS.Al-Jumuh:10,
dimana manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke
arah
QS. Al-Jummuah 10 yang artinya :“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Konsep kewirausahaan telah diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum beliau menjadi Rasul. Rosulullah telah
memulai bisnis kecil-kecilan pada usia kurang dari 12 tahun dengan cara membeli
barang dari suatu pasar, kemudian menjualnya kepada orang lain untuk
mendapatkan keuntungan agar dapat meringankan beban pamannya. Bersama
pamannya, Rosulullah melakukan perjalanan dagang ke Syiria. Bisnis Rosulullah
terus berkembang sampai kemudai Khadijah menawarkan kemitraan bisnis
dengan sistem profit sharing. Selama bermitra dengan Khadijah, Rosulullah telah
melakukan perjalanan ke pusat bisnis di Hbasyah, Syiria dan Jorash (Ermawati,
n.d.).
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan wirausaha. Banyak
ditemukan ayat atau hadits yang mendorong umat Islam untuk berwirausaha,

13
misalnya keutamaan berdagang seperti disebutkan dalam hadits yang
artinya: “Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia
perdagangan itu ada 9 dari 10 pintu rizki (HR. Ahmad). Kemudian Pernah Nabi
ditanya Oleh para sahabat: ”pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah
?”beliau menjawab “Seorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual
beli yang bersih.”(HR. Al Bazzar). Oleh karena itu, “..apabila shalat telah
ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rizki)
Allah” (QS. al-Jumu’ah: 10).
Perjalanan bisnis Rosulullah selama bertahun-tahun memberikan hikmah
tentang bagaimana unsur-unsur manajemen usaha Rosulullah SAW. Bahkan
dalam aktifitas penggembalaan kambing yang dilakukan oleh Rosulullah terdapat
nilai-nilai luhur yang terkandung yaitu: pendidikan rohani, latihan merasakan
kasih sayang kepada kaum lemah, serta kemampuan mengendalikan pekerjaan
berat dan besar. Antonio (2007) mengungkapkan hikmah dari kegiatan
menggembala kambing terhadap unsur-unsur manajemen adalah sebagai berikut:
1. Pathfinding (mencari) Mencari padang gembalaan yang subur,
2. Directing (mengarahkan) Mencari padang gembalaan yang subur,
3. Controlling (mengawasi) kambing Agar tidak tersesat atau terpisah dari
kelompok,
4. Protecting(melindungi) kambing gembalaan Dari hewan pemangsa dan
pencuri,
5. Reflecting (perenungan) Alam, manusia dan Tuhan
Trim (2009) mengungkapkan bahwa kredibilitas dan kapabilitas Nabi
Muhammad SAW terdapat dalam empat karakter unggulnya, yaitu FAST
(Fathonah, Amanah, Shiddiq dan Tabligh) ditambah faktor I, yaitu Istiqomah.
Sifat Fathonah (cerdas) dalam diri Nabi Muhammad SAW dituliskan oleh Roziah
Sidik, seorang penulis asal Malaysia menyebutkan bahwa Rosulullah adalah
seorang jenius dengan bukti kepakaran sebagai 1)ahli politik; 2)ahli strategi peran;
3) ahli diplomasi; 4) ahli hubungan antar kaum; 5) ahli strategi; 6) negarawan; 7)
pengambil keputusan; 8) ahli perlembagaan; 9) ahli pembangunan SDM; 10) ahli
pembangunan masyarakat; 11) ahli tata keluarga; 12) ahli dakwah.

14
Sifat amanah (komitmen) tercermin dalam sikap Rosulullah yang
senantiasa menggunakan akad, kesepakatan atau perjanjian bisnis dengan sistem
kesepakatan bersama. Seseorang dianggap melalaikan komitmen apabila tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama. Rosulullah SAW bersabda :
“Allah Azza wa jalla berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari kedua belah pihak
yang berserikat selama salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati
temannya. Jika salah satu dari keduanya telah mengkhianati temannya, Aku
terlepas dari keduanya.” (HR Abu Dawud).
Sifat Shiddiq (benar dan jujur) dapat tercermin dari beberapa sikap
Rosulullah. Pertama, Rosulullah bersikap baik dan jujur kepada perusahaan atau
pemegang saham. Terbukti, setelah membantu bisnis pamannya, Rosulullah
mampu mengelola bisnis Khadijah ra dengan baik. Kedua, Rosulullah bersikap
baik dan jujur kepada pegawai. Rosulullah pernah menasehati untuk membayar
upah seorang pegawai sebelum keringatnya kering. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan tidak boleh menunda-nunda hak seorang pegawai apabila
perusahaan sedang tidak mengalami kesulitan untuk membayar gaji tersebut.

Sifat Tabligh (Komunikatif). Sifat Rosulullah untuk senantiasa bersikap


tabligh sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 9 yaitu :
“ .........oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Terakhir adalah sifat
Istiqomah (keteguhan hati yang konsisten). Rosulullah senantiasa istiqomah
dalam menjalankan nilai-nilai bisnis Islam (FAST) untuk dapat menjaga
kepercayaan bisnis dari orang lain. Pustaka :

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi


peluang peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang
produktif.Seorang wira usahawan selalu di haruskan menghadapi resiko atau
peluang yang muncul, serta di kaitkan dengan tindakan yang inovatif dan kreatif.
Adapun manfaat kewirausahaan yaitu memberi peluang dan kebebasan untuk
mengendalikan nasib sendiri memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan
dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Fungsi
kewirausahaan adalah membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil
resiko tentang tujuan dan sasaran perusahaan, memutuskan tujuan dan sasaran
perusahaan ,menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani, menghitung
skala usaha yang diinginkannya.
prinsip-prinsip berwirausaha dapat disempurnakan menjadi antara lain mulailah
dan jangan takut gagal, penuh semangat, kreatif dan inovatif; Kewirausahaan dan
Perdagangan dalam pandangan islam merupakan aspek kehidupan yang
dikelompokkan kedalam masalah mu’amalah, yaitu masalah yang berkenaan
dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap akan di
pertanggungjawabkan kelak di akhirat.

3.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan serta keterampilan dalam membuat makalah kewirausahan ,
yaitu melalui jalur pendidikan formal atau melalui pelatihan khusus, serta
dapat menggali, mengkaji dan meneliti secara cermat tentang
kewirausahaan.

16
b. Bagi Institusi Pendidikan
Agar memperbanyak buku-buku yang berkaitan dengan Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas, sehingga dapat dijadikan literatur dalam
pembuatan laporan Asuhan Kebidanan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemah. Depag 2009 Al Hadits


Anoraga, Panji. 2007. Pengantar Bisnis Pengelola Bisnis Dalam Era Globalisasi.
Jakarta: Rineka Cipta
Antonio, Syafi’i. 2007. Muhammad saw: The Super Leader Super Manager.
Jakarta: ProLM.
Ermawati, tuti. n.d. Kewirausahaan dalam Islam. Pustaka LIPI E-
Libraryhttp://www.pdii.lipi.go.id/repository/index.php/record/view/21185. di
akses pada 13/11/2018
Justin G. Longenecker, & dkk. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil Buku I.
(2001, Jakarta: Salemba Empat).hal:4
Leonardus Saiman. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus. (2009,
Jakarta: Salemba Empat).hal:42-43
Leonardus Saiman. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-
kasus. (2009, Jakarta: Salemba Empat).hal:45-46
Kemenkes RI Permenkes 1464/2010 Tentang Praktik Bidan, Jakarta 2010
Longenecker, Justin G & dkk. 2001. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil
Buku I. Jakarta: Salemba Empat
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus.
Jakarta: Salemba Empat
Trim, bambang. 2009. Briliant Enterpreneur Muhammad saw. Bandung:
Salamadani

18

Anda mungkin juga menyukai