Anda di halaman 1dari 1

asmdkh

Penegakkan diagnosis preeklampsia harus memenuhi kriteria minimal sebagai berikut yaitu adanya
hipertensi mulai usia kehamilan ≥20minggu disertai proteinuria atau dengan salah satu dari tanda
berikut jika tidak terdapat proteinuria yaitu trombositopenia, gangguan ginjal, gangguan liver, edema
paru, gejala neurologis, atau gangguan sirkulasi uteroplasenta. Preeklampsia menurut tingkat
keparahannya dibagi menjadi preeclampsia ringan dan preeklampsia berat. Preeklampsia berat
diartikan sebagai preeklampsia disertai munculnya gejala klinis yang termasuk pemberatan
preeklampsia. Diagnosis preeklampsia berat dapat ditegakkan jika terdapat preeklampsia disertai salah
satu dari kriteria klinis berikut, yaitu tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama,
proteinuria ≥ 3, trombositopenia, adanya keluhan nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri abdomen
atas, oligura, kreatinis serum dan transaminase serum meningkat, restriksi pertumbuhan janin, dan
edema paru. Tekanan darah merupakan penanda yang penting dalam menegakkan diagnosis hipertensi
dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung. Pada preeklampsia peningkatan reaktivitas vaskular dimulai
umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II. Tekanan darah
menjadi biasanya menjadi normal dalam beberapa hari pascapersalinan namun pada beberapa kasus
preeklampsia berat kembalinya tekanan darah normal dapat terjadi hingga 12 minggu pascapersalinan
(Cunningham et al,. 2013). Pada kehamilan yang disertai preeklampsia terjadi penurunan volume
plasma antara 30-40% dibanding wanita yang hamil normal sehingga masuk dalam kondisi
hipovolemia. Hipovolemia yang diimbangi dengan vasokonstriksi pada hipertensi akan berdampak
pada organ-organ penting di tubuh (Prawirohardjo, 2010).

Anda mungkin juga menyukai