Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

Resiko kerusakan, kehilangan, dan bahaya adalah seuatu yang tidak dapat
dihindari oleh manusia. Mereka yang sangat berhati-hati akan mencari
cara agar kerugian yang mereka terima tidak menjadi beban yang berat.
Asuransi menghadirkan berbagai produk dalam membantu mengurangi
resiko yang terjadi. Namun dalam kenyataanya asuransi konvensional
terdapat penyimpangan terhadap syari’at islam seperti riba, gharar dan
maysir.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat sekarang ini kerusakan, kerugian, dan bahaya adalah suatu kenyataan
yang tidak lepas dari adanya manusia di dunia ini. Sehingga kemungkinan terjadinya
resiko khususnya dalam kehidupan ekonomi cukup besar. Tentunya apabila diantara
ketiga resiko itu terjadi, kita pasti membutuhkan dana untuk menyelesaikan persoalan
tersebut. Oleh karena itu sebagian orang mengambil suatu cara dan sistem agar dapat
menghindari resiko kerusakan, kerugian, dan bahaya tersebut. Salah satu caranya
dengan asuransi yang merupakan sebuah sistem untuk mengurangi risiko kehilangan
finansial dengan jumlah besar.

Sistem asuransi sendiri di Indonesia sudah berkembang dengan cukup luas.


Dengan melakukan perjanjian asuransi sebagai pengalihan dan pembagian resiko
mempunyai kegunaan yang positif baik bagi masyarakat, perusahaan, maupun bagi
pembangunan negara. Mereka yang menggunakan jasa asuransi akan merasa tentram
karena mendapat perlindungan dari kemungkinan tertimpanya suatu kerugian. Maka
dalam makalah ini akan dijelaskan tentang asuransi konvensional serta melihat

1
langsung penerapan sistem asuransi di kantor PT. Asuransi Jasindo cabang Bandung
tersebut.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui secara lebih luas dan terperinci mengenai kegiatan di kantor
PT Asuransi Jasindo cabang Bandung
2. Untuk mengetahui apakah dalam praktek asuransinya sudah sesuai dengan
yang disyari’atkan Islam.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya untuk masyarakat terkait
dengan praktek asuransi tersebut.
B. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, belum pernah ada yang meneliti
dengan tema dan judul yang sama terhadap apa yang kami tulis di makalah ini. Maka
dari itu, makalah ini murni hasil dari penelitian yang kami lakukan di kantor PT
Asuransi Jasindo cabang Bandung tanpa ada campur tangan dari hasil penelitian orang
lain.

C. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor PT. Asuransi Jasindo cabang Bandung,


yang mana penelitian ini difokuskan kepada penerapan sistem asuransi di kantor
tersebut. Dan dalam prakteknya sesuai syari’at islam atau belum.

2. Jenis Penelitian

Adapun untuk jenis penelitian termasuk dalam kategori penelitian lapangan


(Field Research) yaitu salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang

2
digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapangan biasa
dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya berdasarkan konteks.

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Konvensional

Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang artinya


pertangguhan. Kemudian dari istilah tersebut timbul istilah assuradeur yang berarti
penanggung (nasabah), dan geassureerde yang berarti tertanggung (perusahaan
asuransi).1 Ada beberapa yang mendefinisikan asuransi secara istilah, diantaranya:

1. Mehr dan Cammack

Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko dengan


menggabungkan sejumlah unit perlindungan yang cukup, untuk menjadikan
kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian terprediksi selanjutnya
ditanggung oleh, atau dibagi secara proporsional di antara seluruh unit yang
tergabung.2

2. Mark R. Green

Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko,


dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang
cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat di
ramalkan dalam batas-batas tertentu.

1
Sistem Keuangan Islam.jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.2015.
2
Ir. Muhammad Syakir Sula,Asuransi Syari’ah.Jakarta: Gema Insani.2014.

3
3. Pasal 1 UU No.2 tahun 1992 tertang usaha perasuransian

Asuransi adalah perjanjian antara 2 pihak atau lebih, yang mana pihak
penanggung mengaitkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi (cicilan)
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tetanggung, yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggalnya seseorang atau hidup seseorang yang dipertangguhkan.

B. Jenis-jenis Asuransi
1. Asuransi Jiwa

Jenis asuransi satu ini dikenal memberikan keuntungan finansial pada


tertanggung atas kematiannya. Sistem pembayaran untuk jenis asuransi jiwa pun
bermacam-macam. Ada perusahaan asuransi yang menyediakan pembayaran
setelah kematian dan yang lainnya bisa memungkinkan tertanggung untuk
mengklaim dana sebelum kematiannya.

Asuransi jiwa dapat dibeli untuk kepentingan diri sendiri dan atas nama
tertanggung saja atau dibeli untuk kepentingan orang ketiga. Bahkan asuransi jiwa
juga dikenal bisa dibeli pada kehidupan orang lain. Sebagai ilustrasinya, misalkan
seorang suami bisa membeli asuransi jiwa yang akan memberikan manfaat
kepadanya setelah kematian sang istri. Orang tua juga dapat mengasuransikan diri
terhadap kematian sang anak.

2. Asuransi Kesehatan

Jenis asuransi satu ini juga cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Asuransi
kesehatan merupakan produk asuransi yang menangani masalah kesehatan
tertanggung karena suatu penyakit serta menanggung biaya proses perawatan.

4
Umumnya, penyebab sakit tertanggung yang biayanya dapat ditanggung oleh
perusahaan asuransi adalah cedera, cacat, sakit, hingga kematian karena
kecelakaan.

Asuransi kesehatan juga dikenal bisa dibeli untuk kepentingan tertanggung saja
atau kepentingan orang ketiga. Perusahaan asuransi kesehatan swasta seperti
Prudential, Allianz, AIA,  Cigna, dan Manulife menjadi sebagian dari jajaran nama
besar yang menyediakan berbagai macam produk asuransi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Indonesia dan sudah tersebar luas di seluruh dunia.

3. Asuransi Kendaraan

Asuransi kendaraan yang paling populer di Indonesia adalah jenis asuransi


mobil yang fokus terhadap tanggungan cedera kepada orang lain atau terhadap
kerusakan kendaraan orang lain yang disebabkan oleh si tertanggung. Asuransi ini
juga bisa untuk membayar kehilangan atau kerusakan kendaraan bermotor
tertanggung.

Asuransi kendaraan merupakan salah satu produk asuransi umum. Jenis


asuransi satu ini sempat menjadi booming ketika terjadi kerusuhan Mei 1998 karena
peristiwa tersebut membuat minat masyarakat terhadap kepemilikan proteksi untuk
kendaraan pribadi meningkat secara drastis.

4. Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan merupakan alternatif terbaik dan solusi menjamin


kehidupan yang lebih baik terutama pada aset pendidikan anak. Biaya premi yang
harus dibayarkan tertanggung kepada perusahaan asuransi berbeda-beda sesuai
dengan tingkatan pendidikan yang ingin didapatkan nantinya.

5
Memahami pentingnya penggunaan asuransi pendidikan untuk anak-anak kini
menjadi sesuatu yang menjadi perhatian para orang tua. Tingginya biaya pendidikan
dan kondisi lain yang memperburuk ekonomi seperti melemahnya mata uang kita
terhadap dollar Amerika berpengaruh pada biaya pendidikan anak nantinya.
Menyadari bahwa hal ini jelas akan memberatkan orang tua, maka tak jarang orang
tua sekarang memilih untuk mempunyai asuransi pendidikan.

5. Asuransi Bisnis

Asuransi ini merupakan layanan proteksi terhadap kerusakan, kehilangan,


maupun kerugian dalam jumlah besar yang mungkin terjadi pada bisnis seseorang.
Asuransi ini memberikan penggantian dari kerusakan yang diakibatkan oleh
kebakaran, ledakan, gempa bumi, petir, banjir, angin ribut, hujan, tabrakan, hingga
kerusuhan.

Perusahaan asuransi biasanya menawarkan berbagai macam manfaat dari


asuransi bisnis seperti perlindungan terhadap karyawan sebagai aset bisnis,
perlindungan investasi dan bisnis, asuransi jiwa menyeluruh untuk seluruh
karyawan, hingga paket perlindungan asuransi kesehatan bagi karyawan.3

C. Prinsip Asuransi Konvensional

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, asuransi konvensional


memiliki 6 prinsip dasar yang digunakan yaitu:

1. Insurable interest adalah hak mengasuransikan yang timbul dengan adanya


hubungan keuangan antara yang tertanggung dan obyek pertanggungan serta
dilindungi hukum atau sah menurut hukum yang berlaku.

3
https://www.cermati.com/artikel/jenis-jenis-asuransi-di-indonesia-apa-saja/

6
2. Utmost good faith adalah kedua belah pihak yang terlibat dalam asuransi secara
timbal balik harus didasari kesepakatan asuransi dengan itikad yang baik.

3. Proximate cause merupakan prinsip yang berkaitan dengan masalah yang akan
timbul jika terjadi peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian bagi
pihak yang tertanggung.

4. Indemnity merupakan metode dan sistem yang diperlukan dalam proses


penggantian kerugian.

5. Subrogation merupakan prinsip yang berhubungan dengan keadaan ketika


kerugian yang dialami tertanggung akibat dari pihak ketiga (orang lain).

6. Contribution berarti ketika perusahaan asuransi telah membayar ganti rugi


kepada pihak tertanggung, maka perusahaan berhak menuntut perusahaan
asuransi lain yang terlibat ke dalam obyek tersebut untuk membayar kerugian
sesuai dengan prinsip contribution. 4

D. Analisis Fiqh Ta’min terhadap Asuransi Konvensional

1. Perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syari’ah


diantaranya:

a. Visi Misi

Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan
misi social. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi
aqi’dan, misi ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.

4
Nur Hidayati Rosidah. Jurnal Asuransi Konvensional dan Asuransi Syari’ah : Perbedaan dalam
lingkup Akutansi.diambil dari http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
akuntansi/article/view/6791/3531.

7
b. Dewan Pengawas

Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi


untuk mengawasi pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-
praktik yang bertentangan dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi
konvensional tidak ada dewan pengawas sehingga dalam praktiknya tidak diawasi
dan kemungkinan pelaksanaannya tidak sesuai dengan kaidah syariah.

c. Akad

Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli


sedangkan akad dalam asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.

d. Investasi

Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-
batas perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau
system yang digunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah.
Investasi dilakukan dengan batas perundang-undangan, sepanjang tidak
bertenangan dengan prinsip syariah. Bebas dari riba dan tenpat investasi yang
terlarang.

e. Dana Premi

Dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional seluruhnya


menjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut
kemana saja. Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam
bentuk iuran atau kontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan
sebagai pemegang amanah dalam mengelola dana tersebut. Tidak ada pemisahan
dana dalam asuransi konvensional. Pada beberapa produk tertentu dapat
mengakibatkan dana hangus. Dalam asuransi syariah ada pemisahan dana yaitu dana
ta’barru, derma dan dana peserta sehingga tidak mengenal dana hangus.

8
f. Sumber Pembiayaan Klaim

Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan.


Perusahaan akan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena segala
resiko sudah ditransfer dari nasabah ke perusahaan. Sumber dana klaim dalam
asuransi syariah dari tabarru’, yaitu peserta saling menanggung. Jika salah satu
peserta mengalami musibah, maka peserta lain akan ikut menanggung resiko.

g. Pengelolaan

Adanya transfer of risk dalam asuransi konvensional atau terjadinya transfer


resiko dari nasabah keped menanggung (perusahaan). Lain halnya dalam asuransi
syariah yang mengenal adanya sharing of risk yang berarti terjadinya proses saling
menanggung antara satu peserta dengan peserta lain.

h. Keuntungan

Dalam asuransi konvensional. Seluruh keuntungan yang didapat adalah


milik perusahaan. Sedangan dalam asuransi syariah keuntungan tidak sepenuhnya
milik perusahaan tetapi dibagi antara peserta dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip
bagi hasil.

2. Pandangan Ulama Kontemporer Terhadap Asuransi Konvensional

Melihat dari proses dan sistem yang diterapkan asuransi konvensional, para
imam 4 madzhab tidak ada yang berfatwa tentang asuransi. Akan tetapi, para ulama
kontemporer dan cendikiawan muslim menyatakan adanya unsur haram seperti
Riba, Gharar, dan Maysir.

a. Riba (Bunga)

Saat terjadinya peristiwa yang dialami nasabah, sebagian besar lebih yang
terjadi ternyata lebih banyak uang cicilan yang dibayarkan dari pada uang yang

9
diberikan penanggung atau perusahaan asuransi kepada nasabah. Tentunya uang
tersebut menjadi statusnya riba, dikarenakan adanya kelebihan uang yang disetorkan
oleh nasabah kepada perusahaan asuransi.

b. Gharar (ketidakpastian)

Ketidakpastian sumber dana yang dipakai untuk membayar klaim dari


pemegang polis asuransi. Al-Gharar adaalah suatu akad yang akibatnya tersembunyi
atau akibatnya dua kemungkinan di mana yang paling sering terjadi adalah ditakuti.
Unsur gharar itu sendiri menyebabkan ketidak pastian yang sama dengan judi
dimana yang satu diuntungkan sedangkan yang lain dirugikan. Disamping itu
adanya kemungkinan dana asuransi termkumpul dari pembayran premi yang
dibungakan.

c. Maisir

Maisir atau judi dalam asuransi konvensional kemungkinan adanya. Karena para
perusahaan asuransi sering kali mempertaruhkan premi berdasarkan suatu kondisi
yang akan terjadi dengan membayarkan ganti rugi kepada tertanggung (nasabah).
Tetapi tertanggung (nasabah) tidak akan mendapat apa-apa apabila resiko yang
diasuransikan tidak terjadi.5

E. Hasil Penelitian

PT. Asuransi Jasindo Cabang Bandung adalah perusahaan asuransi konvensional


yang sudah berdiri cukup lama. Sebenarnya PT. Asuransi cabang Bandung ini di bagi
didua tempat berbeda sesuai dengan produk yang ditawarkan, ada yang di bagian
Korporasi dan satu lagi adalah bagian ritel yang mana menjadi objek penelitian kami.

5
Sistem Keuangan Islam.jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.2015.

10
Produk ritel yang ditawarkan oleh PT Asuransi Jasindo cabang Bandung di
antaranya:

1. Jasindo Agri (Petani, nelayan)


2. Jasindo Health (kesehatan)
3. Jasindo Travel Insurance (Perjalanan)
4. Jasindo Sekolah
5. Jasindo Pengangkutan Cargo
6. Jasindo Kebakaran
7. Jasindo Oto (Kendaraan)

Dari kedepalan produk ritel tersebut semuanya memiliki manfaat masing-


masing. Mereka juga mengedepankan pelayan dengan kualitas yang terbaik, ramah dan
sopan santun dalam melayani nasabahnya. Kemudian dalam sistem praktek yang
diterapkan pada perusahaan tersebut jika dikaitkan dengan adanya unsur yang
menyalahi syari’at memang tidak dapat di pungkiri adanya riba dalam proses
transaksinya.

Pada saat akad dilakukan, kita seperti sedang akad jual beli. Karena kita seperti
membeli jasa yang mereka tawarkan kemudian membayarkan dengan premi (cicilan)
sesuai dengan jumlah yang ditawarkan dan jangka waktu yang ditentukan. Jadi apabila
dalam jangka waktu tersebut tertanggung (nasabah) belum melunasi premi, maka akan
terjadi pembatalan dan perusahaan asuransi tidak bertanggung jawab atas resiko yang
terjadi. Tetapi uang yang sudah di bayar sebelumnya sepenuhnya menjadi milik
perusahaan.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Produk yang ditawarkan asuransi konvensional pada dasarnya membantu


masyarakat dalam meringankan beban resiko keuangan yang ditanggung. Akan tetapi
dalam proses prakteknya, ada beberapa faktor yang tidak sesuai dengan syari’at islam.
Maka kita sebagai muslim harus lebih pandai-pandai memilih tempat asuransi, agar
terhindar dari praktek kecurangan yang kemungkinan besar terjadi di perusahaan
asuransi konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Sistem Keuangan Islam.jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.2015.

Syakir, M Sula,Asuransi Syari’ah.Jakarta: Gema Insani.2014.

https://www.cermati.com/artikel/jenis-jenis-asuransi-di-indonesia-apa-saja/

Nur Hidayati Rosidah. Jurnal Asuransi Konvensional dan Asuransi Syari’ah :


Perbedaan dalam lingkup Akutansi.diambil dari
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnalakuntansi/article/view/6791/3531.

12

Anda mungkin juga menyukai