Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan tehknologi sangatlah pesat berbagai kemajuan tekhnologi terus
bermunculan dan terus berkembang. Sejalan berkembangnya jaman dan semakin
sempitnya tanah yang dapat digunakan maka pembangunan gedung gedung di
kampus cenderung bertingkat tinggi sebagai solusi untuk menghadapi
permasalahan tersebut. Pada pembangunan gedung baru fakultas keolahragaan di
Universitas Negeri Malang akan di ikuti dengan dibangunnya gardu beton,
didalam gardu beton ini terdapat peralatan – peralatan listrik seperti :
Transformer, Genset, Control Local Panel , dan peralatan lainnya.
Gardu Beton dan Gedung yang sedang dibangun harus dilengkapi dengan
sistem pembumian yang baik, fungsi dari pembumian peralatan Gardu beton
adalah untuk membatasi tegangan yang timbul antara peralatan dengan tanah.
Arus gangguan tanah yang mengalir di tempat gangguan maupun ditempat
pembumian Gardu Beton dapat menimbulkan tegangan di permukaan tanah yang
dapat mengakibatkan terjadinya tegangan sentuh dan tegangan langkah yang
melampaui batas - batas keselamatan manusia.
Secara umum sistem pembumian adalah melakukan koneksi peralatan ke
bumi, sistem pembumian yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan
kualitas tenaga listrik. Sistem pembumian (Grounding system) adalah sistem
proteksi yang berfungsi membuang arus lebih atau arus gangguan ke dalam tanah.
Sistem pembumian diharapkan memiliki nilai tahanan yang sekecil mungkin,
karena dengan hambatan yang kecil dapat mengalirkan arus lebih langsung ke
tanah.
Tujuan utama dari sistem pembumian adalah menciptakan jalur low
impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik,
membatasi besaran tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang
diperbolehkan, menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi
terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi.
Aspek – aspek yang mempengaruhi sistem pembumian antara lain : kadar
air, mineral atau garam, derajat keasaman, dan tekstur tanah.
Tingkat kehandalan sebuah Grounding ada dinilai konduktivitas logam
terhadap tanah yang ditancapinya. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam
maka semakin baik. Kelayakan Grounding harus mendapatkan nilai tahanan
sebaran maksimal 5 ohm (Anonim 1, 2000 : 68) dengan menggunakan Earth
Grounding Tester. Namun begitu untuk daerah yang resistansi jenis tanahnya
sangat tinggi resistansi pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10 ohm
(Anonim 1, 2000 : 68).
Dikarenakan banyaknya peralatan yang menggunakan komponen listrik
didalam gedung perkuliahan fakultas ilmu keolahragaan di Universitas Negeri
Malang maka diperlukan juga sistem pengaman baik komponen peralatan maupun
gedung itu sendiri salah satunya pengaman dari petir. Dikarenakan sambaran petir
dapat merusak struktur yang terbuat dari bahan seperti batu, kayu, beton, besi
maupun baja yang dapat mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir sehingga
dapat menimbulkan potensi kebakaran, ledakan, ataupun kerusakan yang dapat
membahayakan manusia dan peralatan di gedung tersebut.
Sistem penangkal petir perlu dipasang untuk bangunan yang bertingkat
supaya dapat meminimalisir terjadinya kerugian dan mengurangi resiko kerusakan
akibat dari sambaran petir. Karena kerugian – kerugian yang ditimbulkan sangat
besar maka diperlukan sitem proteksi petir yang dapat melindungi semua bagian
dari suatu bangunan, termasuk manusia dan peralatan yang ada didalamnya
terhadap bahaya dan kerusakan dari sambaran petir (Sepannur Bandri, 2012 : 13).
Salah satu cara yang ditempuh untuk melindungi bangunan tinggi dari
sambaran petir adalah dengan instalasi atau pemasangan penangkal petir yang
handal dan memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga jika terjadi sambaran
petir maka sarana inilah yang akan menyalurkan arus petir kedalam tanah.
Sambaran petir yang terjadi dapat diproteksi dengan cara menyalurkan arus
petir ke bumi untuk dinetralkan arusnya dalam waktu yang singkat. Untuk itu
sitem penangkal petir harus ditunjang dengan sistem isolasi dan pembumian yang
baik sehingga saat dilewati arus petir tidak terjadi kebocoran isolasi yang dapat
menyebabkan kecelakaan ataupun kerusakan di gedung tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat skripsi yang berjudul


“Analisis Perencanaan Sistem Grounding Peralatan dan Penangkal Petir di
Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang” .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan beberapa pemahaman sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan instalasi pemasangan grounding dan penangkal
petir untuk gedung ilmu keolahragaan di Universitas Negeri Malang
menurut standart PUIL 2011 ?
2. Bagaimana perencanaan sistem pentanahan peralatan yang digunakan ?
3. Bagaimana perbandingan radius perlindungan dari penangkal petir tipe
Konvensional dan Elektrostatis ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini :
1. Dapat merencanakan dan menjelaskan pemasangan grounding dan
penangkal petir menurut standart PUIL 2011 di gedung ilmu keolahragaan
di Universitas Malang.
2. Dapat menjelaskan perencanaan sistem pentanahan peralatan
3. Dapat menjelaskan perbandingan radius perlindungan penangkal petir dari
tipe Konvensional dan Elektrostatis.

1.4 Batasan Masalah


Untuk mempersempit lingkup pembahasan dan mempermudah analisis
sesuai tujuan, maka laporan tugas akhir ini ditentukan batasan – batasan masalah
yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir, adapun batasan masalah yang
dimaksud seperti :
1. Hanya membahas perencanaan grounding dan penangkal petir di gedung
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang menurut standart
PUIL 2011.
2. Hanya membahas penangkal petir external di gedung Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Malang.
3. Tidak membahas perencanaan instalasi listrik
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan lebih lanjut, tugas akhir ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi pendahuluan yang membahas latar belakang,
perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, sistematika penulisan
tugas akhir ini.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi dasar teori yang digunakan tentang garis besar isi dari
tugas akhir ini.
BAB III : METODOLOGI
Pada bab ini berisi mengenai waktu dan tempat penelitian, metode
pengambilan data, data hasil observasi, dan diagram alir penyelesaian masalh
dalam proses penyusunan tugas akhir ini.

Anda mungkin juga menyukai