Niken
Niken
Step 1
Trad-CAM: pengobatan non konvensional yg bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang meliputi promotif preventif kuratif dan rehabilitative yg
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas keamanan dan
keefektifitasan yg tinggi berdasarkan pada ilmu biomedik yg belum diterima dalam
kedokteran konvensional
Terapi komplementer: terapi tambahan diluar terapi medis. Berfungsi sebagai terapi
pendukung untuk mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
o Katergori (NIA):
Biological based practice
Contoh: suplemen, obat herbal
Main body technique
Contoh: yoga, meditasi
Manipulative and body based practice
Contoh: pijat
Energy theraphys
Contoh: mendan magnet
Ancient medical system
Contoh: terapi dari racikan cina-cina
Terapi alternative: terapi pengganti dari terapi medis dan pasien tidak melakukan
terapi medis
Obat tradisional: suatu obat onbata yg diolah secara tradisional, turun temurun,
bersifat adat istiadat, bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
Sudah dilakukan uji praklinik maupun klinik seperti obat herbal berstandart,
fitofarmaka, untuk menjembatani obat tradisional ke pelayanan kesehatan masyarakat.
Step 2
1. Apakah perbedaan definisi pengobatan komplementer dan pengobatan alternative?
2. Apasaja jenis pengobatan komplementer alterative berdasarkan permenkes th. 2007?
3. Apa perbedaan dari trad cam, obat tradisional, obat modern?
4. Apa saja jenis pengobatan trad cam? Dan tujuan dan ruang lingkup trad-cam?
5. Macam-macam pengobatan beserta perbedaannya?
6. Tahapan pengembangan obat tradisional menjadi fitfarmaka?
7. Apa saja uji untuk menentukan suatu bahan merupakan obat tradisional atau bukan?
8. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari obat tradisional?
9. Siapa saja yg boleh melaksanakan prakterk trad cam?
10. Apa definisi, persyaratan, dan karakteristik dari jamu, obat herbal terstandart,
fitifarmaka?
11. Apa persamaan dan perbedaan antara jamu, obat herbal terstandart, fitofarmaka?
Dalam aspek persyaratan bahan baku, persyaratan uji atau penelitian, dan
penggunaannya secara formal
Step 3
1. Apakah perbedaan definisi pengobatan komplementer dan pengobatan alternative?
Terapi komplementer: terapi tambahan diluar terapi medis. Berfungsi sebagai terapi
pendukung untuk mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Tujuan untuk
meningkatkan fisiologis dan psikososial dari pasien.
a. Katergori (NIA):
Biological based practice
Contoh: suplemen, obat herbal
Main body technique
Contoh: yoga, meditasi
Manipulative and body based practice
Contoh: pijat
Energy theraphys
Contoh: mendan magnet
Ancient medical system
Contoh: terapi dari racikan cina-cina
Terapi alternative: terapi pengganti dari terapi medis dan pasien tidak melakukan
terapi medis
Uji toksisitas:
1. Akut: dalam 1 bulan
2. Subkronik: dalam 1-3 bulan
3. Kronik: >6 bulan
4. Khusus:
a. Kriteria selektif:
i. Obat tradisional memiliki efek khusus untuk
kanker atau cacat bawaan
ii. Obat tradisional potensial untuk wanita usia
subur
d. Tahap pengujian toksisitas lanjut
e. Tahap pengembangan sediaan bahan
f. Tahap uji klinik pada manusia
Fase:
1. Dilakukan pada sukarelawan yg sehat. Untuk menguji
keamanan dan toleransi obat pada tubuh
2. Dilakukan pada sekelompok pasien terbatas ( fase 2 awal)
Dilakukan pada kelompok terbatas dengan pembanding (fase 2
akhir)
3. Pada pasien yg jumlahnya lebih besar dari yg kedua
4. Post-marketing surveillance
STEP 7
1. Apakah perbedaan definisi pengobatan komplementer dan pengobatan alternative?
Terapi komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat
dipakai sebagai pendamping terapi konvensional medis. Pelaksanaannya dapat
dilakukan bersamaan dengan terapi medis.
Erry., Susyanty, A.L., Raharni., Rini, S.H. 2014. Kajian Implementasi Kebijakan Pengobatan
Komplementer Alternatif Akupuntur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 17 No.3
4. Apa saja jenis pengobatan trad cam? Dan tujuan dan ruang lingkup trad-cam?
Jenis pelayanan pengobatan Komplementer Alternatif berdasarkan Permenkes RI,
Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :
Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi,
meditasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga.
Sistem pelayanan pengobatan alternatif (Alternative systems of Medical Practice):
Akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods): Chiropractice, healing
touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
Pengobatan farmakologi dan biologi (Pharmacologic and Biologic Treatments):
Jamu, herbal, dan gurah
Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the
Prevention and Treatment of Disease): diet makro nutrient, mikro nutrient
Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and
Treatment Methods): Terapi ozon, Hiperbarik, EECP.
PERMENKES RI No: 1109/Menkes/PER/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
UJI FARMAKODINAMIK
Bertujuan untuk meneliti efek farmakodinamik dan menelusuri mekanisme
kerja dalam menimbulkan efek dari obat tradisional tersebut.
Dilakukan secara in vitro dan in vivo pada hewan coba.
Cara pemberian obat tradisional dan bentuk sediaan: disesuaikan dengan cara
pemberiannya pada manusia.
Pasal 11
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan hanya dapat memperkerjakan tenaga
pengobatan komplementer-alternatif yang memiliki SBR-TPKA dan ST-TPKA/SIK-
TPKA sesuai ketentuan peraturan ini.
BAB V
TENAGA PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF
Pasal 12
(1) Tenaga pengobatan komplementer-alternatif terdiri dari dokter, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan terstruktur dalam bidang
pengobatan komplementer-alternatif.
(2) Tenaga pengobatan komplementer-alternatif dalam memberikan pengobatan
komplementer-alternatif harus sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan,
pengetahuan dan keterampilan komplementer-alternatif yang dimilikinya.
(3) Dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan
pengobatan komplementer-alternatif tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan
biomedik maka yang bersangkutan dinyatakan sebagai pengobat tradisional.
(4) Tenaga sebagaimana dimaksud apada ayat (3) harus mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional.
Pasal 13
Dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang melakukan pengobatan
komplementer-alternatif harus memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai
dengan standar yang dibuat oleh organisasi profesi terkait.
Pasal 14
(1) Dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnyahanya dapat melakukan
pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Dalam pelaksnaan pengobatan komplementer-alternatif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pembagian fungsi dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya
sebagai berikut:
a. Dokter dan dokter gigi merupakan pelaksana utama untuk pengobatan
komplementer-alternatif secara sinergi dan atau terintegrasi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Tenaga kesehatan lainnya mempunyai fungsi untuk membantu dokter atau
dokter gigi dalam melaksanakan pengobatan komplementer-alternatif secara
sinergi dan atau terintegrasi di fasilitas pelaynan kesehatan.
Permenkes RI No: 1109/Menkes/Per/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-
Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan BAB IV Fasilitas Pelayanan Kesehatan.