Anda di halaman 1dari 10

Catatan MA2252

Bab 1 BILANGAN BULAT

1 Bilangan dan Barisan


Bilangan bulat adalah anggota dari himpunan

{. . . , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, . . .}.

Notasi untuk himpunan bilangan bulat adalah Z. Himpunan bilangan bulat positif dinotasikan
dengan Z+ .
Kita tuliskan x ∈ S untuk menyatakan x anggota dari himpunan S.

Aksioma 1 Sifat Terurut dengan Baik


Setiap himpunan tak kosong beranggota bilangan bulat positif memiliki unsur terkecil. Atau
dengan kalimat lain: Jika ∅ 6= S ⊆ Z+ , maka terdapat s ∈ S sehingga s ≤ u, untuk setiap
u ∈ S.

Tidak semua subhimpunan dari Z memenuhi aksioma ini. Contohnya, himpunan bilangan
bulat yang lebih kecil dari 5 tidak memiliki unsur terkecil, atau himpunan bilangan genap. Z
sendiri tidak memenuhi Aksioma 1.

Definisi 1 Bilangan real r disebut rasional jika terdapat bilangan bulat p dan q, q 6= 0 sehingga
r = p/q. Jika r tidak rasional maka kita katakan r irrasional.

Contohnya bilangan 22/7, 0 = 0/5, −111/34 adalah bilangan rasional. Jelas bahwa se-
tiap bilangan bulat n rasional karena n = n/1. Contoh bilangan irrasional diantaranya adalah

2, π, e.
Himpunan bilangan rasional dinotasikan dengan Q.

Teorema 1 2 irrasional.

Bukti. Akan dibuktikan dengan menggunakan kontradiksi dan memanfaatkan Aksioma 1.


√ √
Andaikan 2 rasional, maka terdapat bilangan bulat positif a dan b sehingga 2 = a/b.

1
√ √ √
Pandang S = {k 2|k dan k 2 bulat positif} ⊆ Z+ . Jelas S 6= ∅ karena a = b 2 ∈ S.

Menurut Aksioma 1, S memiliki unsur terkecil, sebutlah s = t 2, untuk suatu bilangan bulat
bulat positif t.
√ √
Perhatikan bilangan m = s 2 − s = (s − t) 2. Jelas bahwa m bulat (karena selisih dua
√ √ √
bilangan bulat), dan jelas pula m positif (karena m = s 2 − s = s( 2 − 1) dan 2 > 1).
√ √
Jadi m ∈ S. Tetapi m < s (karena 2 < 2 sehingga 2 − 1 < 1), ini bertentangan dengan

diketahui s unsur terkecil di S. Jadi haruslah 2 irrasional.

Definisi 2 Bilangan real α disebut aljabar jika merupakan akar dari sebuah polinom dengan
koefisien bilangan bulat. Dengan kalimat lain, α disebut aljabar jika terdapat bilangan bulat
a0 , a1 , . . . , an sehingga an αn + an−1 αn−1 + · · · + a0 = 0. Jika α tidak aljabar maka kita
katakan α transenden.

Sebagai contoh, 2 adalah aljabar karena merupakan akar dari polinom x2 − 2. Setiap
bilangan rasional adalah aljabar, karena a/b, a, b ∈ Q, b 6= 0, merupakan akar dari polinom
bx − a. Bilangan e dan π adalah transenden.

Definisi 3 Bilangan bulat terbesar dari bilangan real x, dinotasikan sebagai bxc, adalah bi-
langan bulat terbesar yang lebih kecil atas sama dengan x. Jadi bxc adalah bilangan bulat
yang memenuhi
bxc ≤ x < bxc + 1.

Contohnya, b4/3c = 1, b−7/3c = −3, bec = 2, b−1c = −1.


Dengan cara serupa, kita bisa mendefinisikan dxe sebagai bilangan bulat terkecil yang lebih
besar atas sama dengan x. Jadi dxe adalah bilangan bulat yang memenuhi

dxe − 1 < x ≤ dxe.

Sebagai contoh d4/3e = 2, d−4/3e = −1.


Jika n adalah bilangan bulat, maka dapat ditunjukkan bx + nc = bxc + n, untuk x bilangan
real.
Misalkan bxc = m. Maka perdefinisi m ≤ x < m + 1. Akibatnya, m + n ≤ x + n <
m + n + 1, yang berarti bx + nc = m + n = bxc + n.

Definisi 4 Bagian pecahan dari bilangan real, dinotasikan sebagai {x}, adalah selisih antara
x dan bxc. Jadi {x} = x − bxc.

Karena bxc ≤ x < bxc + 1, maka 0 ≤ {x} < 1, untuk setiap bilangan real x.
bxc juga disebut bagian bulat dari x karena x = bxc + {x}.
Sebagai contoh {5/3} = 5/3 − b5/3c = 5/3 − 1 = 2/3, sedangkan {−2/3} = −2/3 −
b5/3c = −2/3 − (−1) = 1/3.
Approksimasi Diophantine adalah bagian dari teori bilangan yang mengkaji tentang bagaimana
mengaproksimasi bilangan real dengan bilangan rasional.

2
Teorema 2 Prinsip Sangkar Merpati
Jika k + 1 atau lebih objek ditempatkan dalam k kotak, maka terdapat sebuah kotak yang
memuat sedikitnya 2 objek.

Teorema 3 Aproksimasi Dirichlet


Jika α adalah bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka terdapat bilangan bulat a dan
b, dengan 1 ≤ a ≤ n sehingga |aα − b| < 1/n.

Bukti. Pandang n + 1 bilangan 0, {α}, {2α}, . . . , {nα}, yang merupakan bagian pecahan dari
bilangan jα, j = 0, 1, . . . , n. Maka 0 ≤ {jα} < 1, untuk j = 0, 1, . . . , n. Perhatikan bahwa
n + 1 bilangan ini terletak di salah satu selang saling lepas [0, 1/n), [1/n, 2/n), . . . , [(n −
1)/n, 1). Ada n + 1 bilangan dan n selang. Maka menurut Prinsip Sangkar Merpati, sedik-
itnya ada dua bilangan yang terletak pada selang yang sama, sebutlah sebagai {kα} dan {lα},
dengan 0 ≤ k < l ≤ n. Karena panjang selang kurang dari 1/n, maka |{lα} − {kα}| < 1/n.
Pilih a = l − k, dan b = blαc − bkαc, maka

|aα − b| = |(l − k)α − (blαc − bkαc)|


= |(lα − blαc) − (kα − bkαc)|
= |{lα} − {kα}| < 1/n.

Karena 0 ≤ k < l ≤ n, maka 1 ≤ a = l − k ≤ n. Jadi terbukti ada a dan b yang sifat yang
diinginkan.
√ √ √
Sebagai contoh, misalkan α = 2, dan n = 6. Maka 1 · 2 ≈ 1.414, 2 · 2 ≈ 2.828, 3 ·
√ √ √ √ √
2 ≈ 4.243, 4· 2 ≈ 5.657, 5· 2 ≈ 7.071, dan 6· 2 ≈ 8.485. Dari enam bilangan ini, 5· 2

mempunyai bagian pecahan terkecil. Perhatikan bahwa |5 · 2 − 7| = |7.071 − 7| = 0.071 <

1/6. Jadi saat α = 2, dan n = 6, kita dapat memilih a = 5 dan b = 7 agar |aα − b| < 1/n.
Barisan {an } adalah daftar bilangan a1 , a2 , . . . .

Definisi 5 Barisan geometri mempunyai bentuk a, ar, ar2 , . . . , dimana a disebut suku awal dan
r disebut rasio. Jadi an = arn , n = 0, 1, . . . .
Barisan aritmatika mempunyai bentuk a, a + d, a + 2d, . . . , dimana a disebut suku awal dan r
disebut beda. Jadi an = a + nd, n = 0, 1, . . . .

Contoh:

1. Pada barisan 5, 11, 29, 83, . . . , kita lihat bahwa setiap suku, dimulai dari suku kedua, kira-
kira adalah 3 kali suku sebelumnya. Jadi bisa diduga formula suku ke-n memuat bentuk
3n . Perhatikan barisan {3n }, n = 1, 2, . . . , yaitu 3, 9, 27, 81, . . . . Jika kita bandingkan
kedua barusan ini, maka dapat kita duga formula suku ke-n adalah an = 3n + 2, n =
1, 2, . . . .

3
2. Jika diberikan barisan 3, 10, 17, 24, . . . , kita lihat bahwa setiap suku, dimulai dari suku ke-
dua, diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 7. Jadi kita bisa menduga bahwa formula
untuk suku ke-n adalah kelipatan 7 ditambah suatu suku awal. Atau an = 7(n − 1) + 3 =
7n − 4, n = 1, 2, . . . .

Barisan juga dapat dinyatakan dalam bentuk rekursif, yaitu nilai suatu suku dinyatakan
dalam suku-suku sebelumnya. Sebagai contoh, diberikan barisan 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, . . . . Per-
hatikan bahwa setelah suku kedua, setiap sukunya dapat dinyatakan sebagai jumlah dari dua
suku sebelumnya. Jadi dapat dibuat dugaan bahwa formula suku ke-n adalah an = an−1 +
an2 , n = 3, 4, . . . , dengan a1 = a2 = 1.

Definisi 6 Himpunan A disebut terbilang jika A berhingga, atau A tak berhingga dan dapat
dibuat korespondensi satu-satu antara A dan Z+ .

Jadi suatu himpunan yang terbilang, anggota-anggotanya dapat dinyatakan sebagai suku-suku
dari suatu barisan.
Contohnya, Z adalah himpunan terbilang, karena dapat didaftarkan sebagai 0, −1, 1, −2, 2, . . . ,
Atau sebagai barisan a0 = 0, a1 = −1, a2 = 1, a3 = −2, a4 = 2, . . . , yaitu a1 = 0, a2n =
n, a2n+1 = −n, n = 1, 2, . . . .

Teorema 4 Q adalah himpunan terbilang.

Bukti. : Secara sederhana, kita tuliskan semua bilangan rasional dalam bentuk matriks seperti
pada Gambar. Dengan menghilangkan suku-suku yang sama (seperti 0/1, 0/2, . . . atau 1/1, 2/2, . . .)
maka kita dapat daftarkan semua bilangan rasional sebagai suku-suku dari suatu barisan, dengan
cara mengurutkannya mengikuti alur panah pada Gambar.

4
2 Penjumlahan dan Perkalian
n
X
Notasi penjumlahan: ak = a1 + a2 + · · · + an .
k=1
Indeks dalam penjumlahan bisa mengambil sebarang dua bilangan bulat, sepanjang batas
bawah tidak lebih besar dari batas atas.
n
X
Jika m dan n adalah bilangan bulat dimana m ≤ n, maka ak = am + am+1 + · · · + an .
k=m
Sifat-sifat terkait penjumlahan
Xn Xn
1. cak = c ak
k=m k=m
n
X n
X n
X
2. (ak + bk ) = ak + bk
k=m k=m k=m

q
n X n
! q

q X
n
X X X X
3. ai bj = ai  bj  = ai bj
i=m j=p i=m j=p j=p i=m
n
X
Misalkan S = ari , yaitu jumlah n+1 suku pertama dari barisan geometri a, ar, ar2 , . . . , arn .
i=0
Maka dengan mengalikan kedua ruas dengan r, kita peroleh
Xn Xn
rS = r ari = ari+1
i=0 i=0
n+1
X
= arj (menggeser indeks j = i + 1)
j=1
Xn
= arj + (arn+1 − a) = S + (arn+1 − a)
j=0

arn+1 − a
Jadi rS − S = an+1 − a. Atau S = .
r−1
n
X
Jika r = 1, maka S = ari = (n + 1)a.
i=0
n
X
Penjumlahan dalam bentuk aj − aj−1 , dimana a0 , a1 , . . . , an adalah barisan bilangan,
j=1
disebut sebagai jumlah kolaps (teleskopik). Jumlah kolaps hanya bergantung dari suku awal
dan suku akhir,
n
X
aj − aj−1 = (a1 − a0 ) + (a2 − a1 ) + · · · + (an − an−1 ) = an − a0 .
j=1
Notasi perkalian: Πnk=1 ak = a1 a2 · · · an .

5
3 Induksi Matematika
Prinsip induksi matematika adalah alat pembuktian yang sangat berguna untuk membuktikan
sifat-sifat yang terkait dengan bilangan bulat.

Teorema 5 (Induksi lemah)


Misalkan S adalah himpunan bilangan bulat positif yang memenuhi dua sifat:
1. 1 ∈ S. (Langkah basis)
2. Jika k ∈ S, maka k + 1 ∈ S. (Langkah induksi)
Maka S = Z+ .

Contoh penggunaan induksi lemah dalam pembuktian


1. Akan ditunjukkan ni=1 (2i − 1) = n2 , untuk n bilangan bulat positif.
P

Jelas bahwa untuk n = 1, 1k=1 (2k − 1) = 1 = 12 . (langkah basis)


P

Misalkan benar untuk n = k ≥ 1, ki=1 (2i − 1) = k 2 . (hipotesis induksi)


P

Maka k+1 1) = ki=1 (2i − 1) + (2(k + 1) − 1) = k 2 + 2k + 1 = (k + 1)2 .


P P
i=1 (2i −P
Jadi benar bahwa ni=1 (2i − 1) = n2 , untuk n bilangan bulat positif.

2. Akan ditunjukkan n < 2n , untuk n bilangan bulat positif.


Jelas bahwa 1 < 21 . Jadi pernyataan benar untuk n = 1. (langkah basis)
Misalkan benar untuk n = k ≥ 1, k < 2k . (hipotesis induksi)
Maka k + 1 < 2k + 1 < 2k + 2k = 2k+1 .
Jadi benar bahwa n < 2n , untuk n bilangan bulat positif.

Teorema 6 (Induksi kuat)


Misalkan S adalah himpunan bilangan bulat positif yang memenuhi dua sifat:
1. 1 ∈ S. (Langkah basis)
2. Untuk sebarang bilangan bulat positif n, jika 1, 2, . . . , n ∈ S, maka n + 1 ∈ S. (Langkah
induksi)
Maka S = Z+ .

Contoh penggunaan induksi kuat dalam pembuktian


1. Akan dibuktikan bahwa perangko bernilai n cents selalu dapat diberikan dalam pecahan
perangko bernilai 2 dan 3 cents, untuk n ≥ 2. Jelas pernyataan benar untuk n = 2 dan 3.
(langkah basis)
Misalkan pernyataan benar untuk semua perangko bernilai 2, 3, . . . , n ≥ 3. (hipotesis
induksi)
Perhatikan bahwa sebarang perangko bernilai n + 1 dapat diberikan sebagai perangko
bernilai n − 1 ditambah satu perangko bernilai 2 cents. Berdasarkan hipotesis induksi
perangko bernilai n − 1 dapat diberikan dalam pecahan 2 dan 3 cents, ini berarti n + 1
juga dapat diberikan dalam pecahan 2 dan 3 cents. Jadi benar bahwa perangko bernilai n
cents selalu dapat diberikan dalam pecahan perangko bernilai 2 dan 3 cents, untuk n ≥ 2.

6
2. A jigsaw puzzle is solved by putting its pieces together in the correct way. Show that
exactly n − 1 moves are required to solve a jigsaw puzzle with n pieces, where a move
consists of putting together two blocks of pieces, with a block consisting of one or more
assembled pieces.
Jelas bahwa untuk n = 1 dibutuhkan 0 langkah untuk menyusun puzzle. Jadi benar un-
tuk n = 1. Misalkan pernyataan benar untuk semua jigsaw yang terdiri dari n potongan,
n ≥ 1. (hipotesis induksi)
Pandang B, jigsaw yang terdiri dari n + 1 potongan, dengan n ≥ 1. Perhatikan langkah
terakhir untuk menyelesaikan jigsaw ini. Langkah terakhir adalah langkah menyatukan
dua blok B1 dan B2 , masing-masing terdiri dari n1 dan n2 potongan, dimana n1 , n2 ≤
n, n1 + n2 = n + 1. Maka berdasarkan hipotesis induksi banyaknya langkah untuk mem-
bangun Bi adalah ni − 1, untuk i = 1, 2. Akibatnya banyaknya langkah untuk menyusun
B adalah (n1 − 1) + (n2 − 1) + 1 = n − 1. Jadi benar bahwa dibutuhkan n − 1 langkah
untuk menyusun jigsaw yang terdiri dari n potongan, n ≥ 1.

4 Bilangan Fibonacci
In his book Liber Abaci, written in 1202, the mathematician Fibonacci posed a problem con-
cerning the growth of the number of rabbits in a certain area. This problem can be phrased
as follows: A young pair of rabbits, one of each sex, is placed on an island. Assuming that
rabbits do not breed until they are two months old and after they are two months old, each pair
of rabbits produces another pair each month, how many pairs are there after n months? Let fn
be the number of pairs of rabbits after n months. We have f1 = 1 because only the original pair
is on the island after one month. As this pair does not breed during the second month, f2 = 1..
To find the number of pairs after n months, add the number on the island the previous month,
fn−1 to the number of newborn pairs, which equals fn−2 , because each newborn pair comes
from a pair at least two months old.

Definisi 7 Barisan Fibonacci didefinisikan secara rekursif dengan f1 = 1, f2 = 1, dan fn =


fn−1 + fn−2 , n ≥ 3. Suku-suku dari barisan ini disebut sebagai bilangan Fibonacci.

Bilangan Fibonacci muncul di banyak aplikasi. Sebagai contoh, di Botani, banyaknya spiral
pada tanaman (phyllotaxis) memenuhi barisan Fibonacci. Bilangan ini juga muncul sebagai
solusi dari masalah pencacahan (counting problems).
Sebagai contoh, misalkan bn , n ≥ 1, adalah banyaknya barisan biner dengan panjang n
yang tidak memuat dua ”1” berturutan. Akan kita tunjukkan bahwa bn merupakan bilangan
Fibonacci. Jelas bahwa b1 = 2, dan b2 = 3. Pandang sebarang barisan biner dengan panjang
n ≥ 3, yang tidak memuat dua ”1” berturutan. Maka barisan ini dapat dibedakan berdasarkan
jenis digit terakhirnya, yaitu berakhiran 0, dan berakhiran 1. Jenis pertama (berakhiran 0) dapat
diperoleh dari barisan biner dengan panjang n − 1, n ≥ 3, dengan cara menambahkan digit

7
terakhir 0. Jadi ada sebanyak bn−1 jenis pertama. Jenis kedua (berakhiran 1) dapat diperoleh
dari barisan biner dengan panjang n − 2, n ≥ 3, dengan cara menambahkan dua digit terakhir
01. Jadi ada sebanyak bn−2 jenis kedua. Akibatnya banyaknya barisan biner dengan panjang n
yang tidak memuat dua ”1” berturutan memenuhi bn = bn−1 + bn−2 , n ≥ 3, dengan b1 = 2 dan
b2 = 3.

Teorema 7 Bilangan Fibonacci fn memenuhi


n
X
1. fk = fn+2 − 1, n ≥ 1.
k=1

2. fn > αn−2 untuk n ≥ 3 dimana α = (1 + 5)/2.

Bukti. Gunakan induksi lemah untuk Bagian 1. Untuk bagian 2 gunakan induksi kuat dan
manfaatkan fakta bahwa α adalah akar dari f (x) = x2 − x − 1. Bukti selengkapnya ada di buku
rujukan.
Dengan menggunakan persamaan karakteristik serupa seperti pada pencarian solusi per-
samaan diferensial linier orde 2 homogen, dapat diperoleh formula eksplisit untuk bilangan
Fibonacci
√ √
Teorema 8 Misalkan n bilangan bulat positif dan α = 1−2 5
dan β = 1+ 5
2 . Maka bilangan
Fibonacci ke n memenuhi
1
fn = √ (αn − β n ) .
5

5 Keterbagian
Definisi 8 Jika a dan b adalah bilangan bulat, dengan a 6= 0, kita katakan a membagi b jika
terdapat bilangan bulat c sehingga b = ac. Jika a membagi b, kita sebut a faktor/pembagi dari
b Jika a membagi b, kita tuliskan a|b, jika tidak demikian, a - b.

Contoh: 13|182, −5|30, 17|289, 6 - 44, 7 - 50, −3|33, and17|0.


Faktor-faktor dari 12 adalah ±1, ±2, ±3, ±4, ±6, ±12. Faktor-faktor dari 13 adalah ±1, ±13.
Beberapa sifat sederhana dari keterbagian diberikan dalam teorema berikut. Sifat-sifat ini
dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi.

Teorema 9 1. Jika a, b, dan c adalah bilangan bulat dimana a|b dan b|c, maka a|c.

2. Jika a, b, c, m dan n adalah bilangan bulat dimana c|a dan c|b, maka c|(ma + nb).

Teorema berikut ini memberikan fakta penting terkait pembagian.

Teorema 10 Algoritma Pembagian


Jika a dan b adalah bilangan bulat dimana b > 0, maka terdapat bilangan bulat q dan r yang
unik sehingga a = bq + r dengan 0 ≤ r < b.

8
Bilangan q disebut hasil bagi dan r disebut suku sisa.
Perhatikan bahwa q adalah bilangan bulat terbesar sehingga bq ≤ a, dan r = a − bq. Akibatnya
q = ba/bc, dan r = a − bba/bc.
Contoh:
Misalkan a = 1028 dan b = 34. Maka a = bq + r dengan 0 ≤ r < b, dimana q = b1028/34c =
30 dan r = 1028 − b1028/34c · 34 = 1028 − 30 · 34 = 8.
Misalkan a = −380 dan b = 75. Maka a = bq + r dengan 0 ≤ r < b, dimana q =
b−380/75c = −6 dan r = −380 − b−380/75c · 75 = −380 − (−6) · 75 = 70.
Contoh:
Akan ditunjukkan bahwa jika n adalah bilangan bulat positif, maka bx/nc = bbxc/nc, untuk x
bilangan real.
Perhatikan ruas kanan. Misalkan bxc = m. Dengan Algoritma Pembagian, terdapat q dan r
sehingga m = nq + r, dimana 0 ≤ r < n. Perhatikan bahwa q = bm/nc. Jelas bahwa
x = bxc + , dimana 0 ≤  < 1.
Sekarang perhatikan ruas kiri,
bx/nc = b(bxc + )/nc = b(m + )/nc = b((nq + r) + )/nc = b(q + (r + ))/nc = bqc = q,
karena 0 ≤ (r + )/n < 1.
Dari Algoritma Pembagian diturunkan definisi paritas sebagai berikut.

Definisi 9 Misalkan n dibagi 2. Jika suku sisa adalah 0, maka n disebut genap, jika suku sisa
adalah 1, maka n disebut ganjil.

Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tidak keduanya nol. Maka faktor persekutuan
dari a dan b membeuk suatu himpunan berhingga yang selalu memuat 1 dan -1.

Definisi 10 Faktor persekutuan terbesar dari bilangan bulat a dan b yang tidak kedua nol
adalah faktor terbesar yang membagi a dan b, dan dinotasikan sebagai gcd(a, b).

Perhatikan bahwa gcd(n, 0) = gcd(0, n) = n, jika n bilangan bulat positif. Sedangkan


gcd(0, 0) = 0.
Sebagai contoh, faktor dari 24 dan 84 adalah ±1, ±2, ±3, ±4, ±6 ± 12. Jadi gcd(24, 84) =
12. Contoh lainnya, gcd(15, 81) = 3, gcd(100, 5) = 5, gcd(17, 25) = 1, gcd(0, 34) = 34,
gcd(−6, −18) = 6, gcd(−17, 289) = 17.

Definisi 11 Misalkan a dan b bilangan bulat, a 6= 0, b 6= 0. Kita katakan a dan b relatif prima
jika gcd(a, b) = 1.

9
6 Latihan
1. Tunjukkan bahwa setiap subhimpunan tak kosong dari bilangan bulat negatif selalu memi-
liki unsur terbesar.

2. Tanpa melakukan semua perkalian, buktikan kesamaan berikut ini.

(a) 10! = 6!7!


(b) 10! = 7!5!3!
(c) 16! = 14!5!2!
(d) 9! = 7!3!3!2!

3. Berapa nilai dari bxc + b−xc, dimana x bilangan real?

4. Tunjukkan bahwa (2n)! < 22n (n!)2 untuk n bilangan bulat positif dengan menggunakan
matematika induksi.

5. Explain what is wrong with the following proof by mathematical induction that all horses
are the same color: Clearly all horses in any set of 1 horse are all the same color. This
completes the basis step. Now assume that all horses in any set of n horses are the same
color. Consider a set of n+1 horses, labeled with the integers 1, 2, . . . , n+1. By the induc-
tion hypothesis, horses 1, 2, . . . , n are all the same color, as are horses 2, 3, . . . , n, n + 1.
Because these two sets of horses have common members, namely, horses 2, 3, 4, . . . , n,
all n + 1 horses must be the same color. This completes the induction argument.

6. Misal diberikan a1 = 1 dan an = an−1 + 2n−1 untuk n ≥ 2.

(a) Prediksikan formula eksplisit dari formula rekursif di atas.


(b) Gunakan matematika induksi untuk menunjukkan bahwa prediksi yang diberikan
benar.

7. Misalkan bxc menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x.
Untuk sebarang bilangan bulat n dan bilangan real x, tunjukkan bahwa jika y = x + n,
maka byc = bxc + n. Jelaskan jawaban Anda.

8. Buktikan bahwa fn+3 + fn = 2fn+2 , n ≥ 1.

9. Misalkan a, b, dan c 6= 0 adalah bilangan bulat.

(a) Tunjukkan bahwa a | b jika dan hanya jika ac | bc.


(b) Apakah terdapat suatu bilangan a, b, dan c yang memenuhi a | bc tetapi a - b dan
a - c? Jelaskan jawaban Anda.

10. Tunjukkan bahwa jika a dan b adalah bilangan bulat positif dan a|b, maka a ≤ b.

10

Anda mungkin juga menyukai