Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN FUNGSI KOGNITIF

PADA LANJUT USIA DI PANTI JOMPO


KOTA BANDA ACEH

Rahmad Mulya, Endang Mutiawati Rahayuningsih2, M. Darma Muda Setia3


1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 2) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala/Bagian Saraf RSUDZA Banda Aceh; 3)Staf Pengajar Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala/Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh

ABSTRAK
Gangguan kognitif merupakan penyakit degeneratif yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang seperti hipertensi, diabetes
mellitus tipe 2, dan indeks massa tubuh yang tidak ideal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan status gizi dengan fungsi kognitif pada lanjut
usia. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan
potong lintang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian didapatkan sebanyak 47 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan uji Spearman’s rho. Hasil uji Chi-
Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan fungsi kognitif (p=0,032), serta uji Spearman’s rho menunjukkan adanya
korelasi lemah antar kedua variable (r=+0,288). Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu terdapat hubungan antara status gizi dengan fungsi kognitif pada lanjut usia
di panti jompo Kota Banda Aceh.

Kata kunci: gangguan kognitif, status gizi, lanjut usia

ABSTRACT
Cognitive impairment is a degenerative disease that increases every year around
the world, including Indonesia. Many factors can affect a person's cognitive
functions such as hypertension, type 2 diabetes mellitus, and unideal body mass
index. The purpose of this study was to analyze the relationship between
nutritional status and cognitive function in the elderly. This study used
observational analytic method with cross sectional design. The sampling method
uses total sampling technique. The results of the study showed that 47 samples
met the inclusion criteria. Data analysis using Chi-Square test and Spearman’s
rho test. The Chi-Square test results showed that there was a significant
relationship between nutritional status and cognitive function (p = 0.032), and the
Spearman’s rho test showed a weak correlation between the two variables (r = +
0.288). The conclusion of this study is that there is a relationship between
nutritional status and cognitive function in the elderly in nursing homes in Banda
Aceh.

Keywords: cognitive impairment, nutritional status, elderly

1
PENDAHULUAN terjadinya penurunan dari
Indonesia merupakan fungsi kognitif.(3) Penelitian
negara dengan usia harapan Rizal (2016) di sebuah panti
hidup yang megalami jompo di Kota Banda Aceh
peningkatan dari 68,6 tahun menemukan sebanyak 88,5%
(2004) menjadi 72 tahun dari penghuni panti jompo
(2015). Menurut hasil tersebut mengalami
Survey Ekonomi dan Sosial penurunan fungsi kognitif.(4)
Nasional (SUSENAS) tahun Banyak faktor yang
2014, jumlah lansia di dapat mempengaruhi fungsi
Indonesia mencapai 20,24 kognitif seseorang seperti
juta jiwa atau sekitar 8,03% hipertensi, diabetes mellitus
dari total penduduk tipe 2, dan indeks massa
Indonesia. Hal ini tubuh yang tidak ideal.(5)
menunjukkan terjadinya Dibandingkan dengan lansia
peningkatan dibandingkan yang memiliki berat badan
dengan data hasil sensus normal, lansia dengan berat
penduduk pada tahun 2010 badan kurang memiliki
yaitu 18,1 juta jiwa atau risiko 2,3 kali lebih besar
7,6% dari total penduduk untuk mengalami gangguan
Indonesia. Salah satu kognitif, sedangkan lansia
masalah umum dikalangan dengan berat badan berlebih
lanjut usia ialah terjadinya dan obesitas memiliki resiko
penurunan fungsi kognitif 1,74 dan 1,71 lebih besar
yang menyebabkan lansia untuk mengalami gangguan
menjadi penduduk yang kognitif.(6)
tergolong tidak produktif.(1) Obesitas dan
Prevalensi demensia kelebihan berat badan adalah
di negara-negara maju suatu kondisi dimana terjadi
sekitar 1,5% pada usia 65 akumulasi lemak yang
tahun, dan bertambah berlebihan sehingga dapat
menjadi 30% pada usia 80 menimbulkan gangguan
tahun.(2) Pada tahun 2013, kesehatan. World Health
perkiraan jumlah penderita Organization (WHO)
penyakit Alzheimer di melaporkan bahwa sekitar
Indonesia akan menyentuh 1,6 milyar dewasa
angka satu juta jiwa. Jumlah mengalami kelebihan berat
tersebut diperkirakan akan badan dan sekitar 400 juta
meningkat dua kali lipat dewasa mengalami obesitas
pada tahun 2030, dan akan pada tahun 2005. Epidemi
menjadi empat juta jiwa dari obesitas dan kelebihan
pada tahun 2050.(1) berat badan ini diperkirakan
Penelitian Hasan (2001) di akan meningkat menjadi 2,3
Medan pada 473 subjek milyar dan 700 juta pada
berbagai usia, mendapatkan tahun 2015.(7) WHO juga
skor MMSE rata-rata 21 menemukan pada tahun 2016
untuk subjek berusia diatas terdapat sebanyak 8,9% dari
60 tahun yang menandakan populasi dunia mengalami

2
kurang berat yang didapatkan adalah
badan/underweight.(8) ordinal dan ordinal. Teknik
Penelitian Peltzer (2017) pengolahan data yang akan
pada 29509 penduduk digunakan untuk penelitian
Indonesia dari berbagai ini adalah Uji Chi-Square
wilayah diperoleh sebanyak dengan penilaian hubungan
11,2% individu mengalami melalui nilai p-value yang
kekurangan berat badan, dan akan dibandingkan dengan
sebanyak 49% individu nilai α = 0,05. Jika nilai p-
mengalami obesitas.(9) value < 0,05 maka terdapat
Aceh termasuk salah hubungan yang signifikan
satu provinsi di Indonesia sedangkan jika nilai p-value
dengan prevalensi obesitas > 0,05 maka tidak terdapat
diatas angka nasional. Secara hubungan yang signifikan
umum angka obesitas di antara dua variabel yang
Provinsi Aceh sebesar 26%, diuji.
melebihi angka nasional
15,4%. Provinsi Aceh juga HASIL DAN PEMBAHASAN
termasuk kedalam provinsi Total sampel selama
dengan jumlah penduduk penelitian ini adalah 47
dewasa kurus diatas angka orang lansia yang tinggal di
nasional. Persentase panti jompo Kota Banda
penduduk diatas 18 tahun Aceh. Distribusi frekuensi
dengan IMT kurus di karakteristik lansia dibagi
Provinsi Aceh mencapai atas 7 karakteristik, yaitu
angka 11,1%, melebihi jenis kelamin, umur, tinggi
angka nasional sebesar 8,7%. lutut, berat badan, indeks
(10)
massa tubuh, status gizi, dan
skor MMSE. Karakteristik
METODOLOGI PENELITIAN umum sampel penlitian
Desain penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 1
digunakan dalam penelitian
ini adalah desain penelitian Tabel 1. Karakteristik umum
analitik dengan pendekatan sampel penelitian
Cross Sectional Survey. Karakteristik Frekuen Persenta
Sampel dalam si (n=47) se (%)
penelitian ini adalah seluruh
Usia
penghuni panti jompo di
Kota Banda Aceh. Penelitian 60-64 5 10,6%
ini dilakukan dengan metode 65-69 7 14,9%
non-probability sampling
70-74 17 36,2%
yaitu total sampling.
Penelitian ini 75-79 11 23,4%
menggunakan analisis 80-84 4 8,5%
bivariat untuk mencari
85-89 3 6,4%
hubungan antara variabel
Jenis Kelamin
dependen dan independen.
Pada penelitian ini, jenis data Laki-laki 15 31,9%

3
Perempuan 32 68,1% tahun adalah sampel
Berat Badan terbanyak dengan jumlah 17
orang (36,2%). Sebagian
40-44 13 27,7% besar sampel adalah
45-49 9 19,1% perempuan yang berjumlah
50-54 4 8,5%
32 orang (68,1%).
Sedangkan untuk berat
55-59 5 10,6% badan, 13 terbanyak sampel
60-64 9 19,1% lansia tersebut memiliki
berat badan di rentang 40-44
65-69 4 8,5%
Kg (27,7%). Tinggi lutut
70-74 3 6,4% dari sampel dominan berada
Tinggi Lutut di rentang 45-49 cm yaitu
sebanyak 34 orang (72,3%).
40-44 7 14,9% Indeks masa tubuh sebagian
45-49 34 72,3% besar sampel berada pada
50-54 6 12,8%
rentang 18,5-25,0 (55,3%),
dan status gizi juga
Indeks Massa terbanyak berada di rentang
Tubuh normal (55,3%). Untuk Hasil
skor MMSE, sebanyak 24
<18,5 11 23,4%
sampel memiliki skor mmse
18,5-25,0 26 55,3% normal (51,1%).
>25,0 10 21,3% Berdasarkan data hasil
penelitian, maka semua data
Status Gizi tersebut diuji dengan analisis
Kurus 11 23,4% bivariat dengan uji statistik
Normal 26 55,3% Chi-Square yang hasilnya
bisa dilihat di tabel 2.
Gemuk 10 21,3% Berdasarkan hasil uji
Skor MMSE tersebut, didapatkan nilai p =
0,032 yang menunjukkan
Normal 24 51,1%
bahwa terdapat hubungan
Gangguan yang signifikan antara status
Kognitif Ringan 18 38,3% gizi dengan fungsi kognitif
pada lanjut usia di panti
Gangguan jompo Kota Banda Aceh.
Kognitif Berat 5 10,6% Hasil dari uji tersebut
dijelaskan pada tabel 2 yang
Tabel 1 menunjukkan ada di bawah ini.
rentang rentang usia 70-74

Tabel 2. Hubungan status gizi dengan fungsi kognitif


Status Fungsi Kognitif
Normal Terganggu
Gizi Total P Correlation
Value coefficient
n % n % n %

4
Kurus 2 4,3 9 19,1 11 23,4
Normal 17 36,3 9 19,1 26 55,4 0,032 +0,288
Gemuk 5 10,6 5 10,6 10 21.2
Total 24 51,2 23 48,8 47 100
Hasil penelitian ini status gizi yang tidak ideal (kurus
menjelaskan bahwa status gizi atau gemuk) memiliki performa
berpengaruh terhadap terhadap dibawah lansia dengan status gizi
fungsi kognitif pada lanjut usia, yang ideal. Penurunan fungsi
dimana status gizi yang tidak ideal kognitif didapati terjadi lebih besar
dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada lansia dengan status gizi kurus
seseorang saat berusia lanjut. Hal ini dibandingkan dengan lansia yang
sesuai dengan penelitian yang memiliki status gizi gemuk, dimana
dilakukan oleh Wang dkk. (2017) masing-masing memiliki angka
dimana orang dengan status gizi resiko 2,3 dan 1,7 kali lebih besar
kurus memiliki resiko untuk dibandingkan dengan lansia normal.
mengalami penurunan fungsi (6) Hal yang sama juga didapati oleh
kognitif sebesar 2,3 kali lebih besar Sabia et al. (2009) dan Dahl et al.
dibanding orang dengan status gizi (2012) didalam studi mereka, dimana
normal, dimana hal ini diakibatkan subyek dengan IMT kurus memiliki
oleh gangguan metabolisme hormon. skor MMSE yang lebih rendah
Sedangkan orang dengan status gizi dibandingkan dengan subyek yang
gemuk atau obes memiliki resiko memiliki IMT gemuk.(2)(16) Namun
1,74 dan 1,71 kali lebih besar untuk mereka belum dapat menjelaskan
mengalami gangguan fungsi kognitif kenapa hal tersebut dapat terjadi.
dibanding orang dengan status gizi Peneliti juga belum menemukan
normal, dimana gizi berlebih dapat buku atau jurnal yang dapat
memicu terjadinya gangguan menjelaskan hal tersebut secara rinci,
vaskuler maupun non-vaskuler sehingga diharapkan kedepannya ada
seperti aterosklerosis atau inflamasi. penelitian yang dapat menelusuri
(6)
Faktor lain yang turut berpengaruh fenomena tersebut.
adalah jenis kelamin. Katherin et.al
(2015) melakukan penelitian pada KESIMPULAN DAN SARAN
398 subyek dan menemukan bahwa Kesimpulan
subyek dengan jenis kelamin Berdasarkan hasil penelitian
perempuan mengalami penurunan maka dapat disimpulkan bahwa:
fungsi kognitif yang lebih cepat
dibandingkan dengan laki-laki. Hal 1. Karakteristik responden pada
ini berhubungan dengan penurunan penelitian ini adalah sebagian
hormon reproduksi serta efek dari besar responden berjenis kelamin
protein ApoE4.(11) Faktor lain yang wanita, berada pada rentang usia
turut mempengaruhi fungsi kognitif 70-74 tahun, terbanyak memiliki
pada lansia adalah usia, kebiasaan status gizi normal, dan dominan
merokok, tempat tinggal, stress, memiliki fungsi kognitif yang
tingkat pendidikan, status sosio normal.
ekonomi, dan riwayat penyakit 2. Terdapat hubungan antara status
kardiovaskuler.(12)(13–15) gizi dengan fungsi kognitif pada
Berdasarkan uraian diatas, dapat lanjut usia di panti jompo Kota
disimpulkan bahwa lansia dengan Banda Aceh.

5
3. Lansia dengan status gizi kurus 1. Kementrian Kesehatan Republik
mengalami penurunan fungsi Indonesia. MENKES: LANSIA
kognitif yang lebih tinggi YANG SEHAT, LANSIA
dibandingkan dengan lansia yang YANG JAUH DARI
memiliki status gizi gemuk. DEMENSIA. 2016.

2. Séverine Sabia, Mika Kivimaki,


Saran
Martin J Shipley, Michael G
Beberapa saran dan masukan
Marmot AS-M. Body mass
terkait dengan penelitian ini adalah:
index over the adult life course
1. Bagi instansi yang mengelola and cognition in late midlife: the
kalangan lansia, peneliti Whitehall II Cohort Study
menyarankan agar instansi [Internet]. 2009. Available from:
memberikan makanan dengan http://ajcn.nutrition.org/content/
gizi seimbang dan 89/2/601.long
mengadakan kegiatan
aktivitas fisik rutin untuk 3. Hasan, Kiking Ritarwan,
menjaga atau memperbaiki Sumarnita Tarigan, Aldy S
status gizi lansia.Perlunya Rambe, Irfan Darfika, Lubis,
edukasi kepada orang tua Indra Bhakti S. The Mini Mental
untuk screening dini State Examination in Healthy
gangguan bahasa ekspresif Individuals in Medan, Indonesia
dan disleksia terhadap anak by Age and Education Level.
mereka karena dua hal 2001;6:19–22.
tersebut dapat mempengaruhi
proses belajar dan sosialisasi 4. Mohd. Rizal Fahmi Adha1 N.
anak di masa depan Gambaran Demensia pada Usia
2. Tenaga kesehatan disarankan Lanjut di UPTD Rumoh
untuk memberikan edukasi Seujahtera Geunaseh Sayang
kepada masyarakat tentang Ulee Kareng Banda Aceh.
pentingnya menjaga status 2016;1–8.
gizi yang ideal untuk
mencegah terjadinya 5. Kivipelto M, Ngandu T,
gangguan fungsi kognitif saat Laatikainen T, Winblad B,
usia lanjut. Soininen H, Tuomilehto J. Risk
3. Peneliti selanjutnya score for the prediction of
diharapkan dapat melakukan dementia risk in 20 years among
penelitian untuk menemukan middle aged people: a
hal-hal penyebab lansia longitudinal, population-based
dengan status gizi kurus study. Lancet Neurol.
mengalami penurunan fungsi 2006;5(9):735–41.
kognitif yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lansia 6. Wang F, Zhao M, Han Z, Li D,
yang memiliki status gizi Zhang S, Zhang Y, et al.
gemuk. Association of body mass index
with amnestic and non-amnestic
DAFTAR PUSTAKA mild cognitive impairment risk
in elderly. BMC Psychiatry.

6
2017;17(1):1–7. turkish sample. Int J Gerontol
[Internet]. 2013;7(3):137–41.
7. WHO. Obesity and Overweight Available from:
[Internet]. 2017. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ijge.2
http://www.who.int/en/news- 013.01.002
room/fact-sheets/detail/obesity-
and-overweight 13. Gorelick P, Scuteri A, Black S.
contributions to cognitive
8. World Health Organization. impairment and dementia a
Prevalence of Underweight statement for healthcare
Among Adults, BMI<18, Crude professionals from the American
Estimates by World Bank Heart Association/American
Income Group [Internet]. 2016 Stroke Association. Stroke.
[cited 2018 Jun 28]. Available 2011;42(9):2672–713.
from:
http://apps.who.int/gho/data/vie 14. Boswell Dean E, Schilbach F,
w.main.NCDBMILT18CWBv? Schofield H. Poverty and
lang=en Cognitive Function. NBER Conf
Vol “The Econ Asset Accumul
9. Pengpid S, Peltzer K. The Poverty Traps.” 2016;
Prevalence of Underweight,
Overweight/Obesity and Their 15. Meranus D, Kukull W,
Related Lifestyle Factors in Gustafson DR. Obesity and
Indonesia, 2014-2015. Aims Cognitive Decline: Role of
Public Heal. 2017;4(6):633–49. Inflammation and Vascular
Changes. 2015;28(1):36–43.
10. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Riset 16. Dahl AK, Hassing LB, Fransson
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) EI, Gatz M, Reynolds CA,
2013. Lap Nas 2013. 2013;1– Pedersen NL. Body mass index
384. across midlife and cognitive
change in late life.
11. Lin KA, Roy K, Rathakrishnan 2013;37(2):296–302.
BG, Marks DM, Petrella JR,
Doraiswamy PM. Marked
gender differences in
progression of mild cognitive
impairment over 8 years.
Alzheimer’s Dement Transl Res
Clin Interv [Internet].
2015;1(2):103–10. Available
from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.trci.2
015.07.001

12. Akdag B, Telci EA, Cavlak U.


Factors affecting cognitive
function in older adults: A

Anda mungkin juga menyukai