SAB Kolase Veni Istiani
SAB Kolase Veni Istiani
Disusun Oleh :
KELOMPOK 13
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 13
Hari :
Tanggal :
( ) ( )
NIP. NIP.
RENCANA KEGIATAN SATUAN ACARA BERMAIN
DI RUANG 15 RSSA MALANG
1. Topik :
Penerapan terapi bermain dengan kegiatan bermain seni kolase
2. Tujuan Umum :
Pasien mampu mengembangkan kemampuan motorik halus dan kreatifitas dalam seni
menempel (kolase)
3. Tujuan Khusus :
Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
Anak mampu menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan motorik halus
dalam berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar
Anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres atau cemas karena sakit atau
dirawat
4. Landasan teori :
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial. Karakteristik bermain pada anak usia pra sekolah (4-6
tahun) adalah cooperatif play, anak bermain bersama dengan jenis permainan yang
terorgainisasi dan terencana.
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar mengisi waktu tetapi
kebutuhan anak seperti halnya makan, minum serta kasih sayang. Anak memerlukan variasi
permainan untuk kesehatan fisik, mental, emosi, intelektual, kreatifitas dan sosial. Pada
anak pra sekolah tujuan kegiatan bermain adalah :
a. Mengembangkan kemampuan motorik
b. Merangsang daya imajinasi
c. Menumbuhkan sportivitas
d. Mengembangkan kepercayaan diri
e. Mengembangkan kreatifitas
f. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan
5. Prinsip bermain yang dilakukan, adalah :
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan.
3. Kelompok umur/usia klien sama.
4. Melibatkan orang tua.
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan.
6. Kriteria Anggota bermain :
a. Usia pra sekolah (4-6 tahun)
b. Keadaan umum : cukup baik, kooperatif, dan tidak berpenyakit menular
c. Menyetujui/bersedia
d. Tidak ada gangguan pada fungsi motorik ektremitas atas yang mengganggu pergerakan
7. Proses seleksi :
a. Merekrut anak yang berusia pra sekolah
b. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
c. Membuat kontrak dengan anak dan orang tua yang menyetujui untuk bermain
1) Mendahului dengan ajakan bermain
2) Setelah anak menyetujui bermain, baru kita laksanakan terapi bermain di ruang yang
telah ditentukan
8. Struktur Kelompok :
a. Tempat bermain : Ruang 15 RSSA Malang
b. Pelaksanaan : Kamis, 8 September 2016
c. Lamanya bermain : 30 menit (pukul 10.30 – 11.00 WIB)
9. Alokasi waktu :
5 menit persiapan
20 menit pelaksanaan
5 menit evaluasi
Jumlah anggota : 10 anak
Alat Bantu : kertas warna-warni, lem, kertas putih bergambar sebagai tempat menempel
Pengorganisasian
10. Pengorganiasaian :
Leader : Dini Anjani
Co Leader : Veni Istiani
Fasilitator : Anggit Kukuh Priyono
Observer : Candra Restu Mentari
11. Diskripsi Tugas :
a. Leader :
Mengkoordinir seluruh kegiatan
Memimpin permainan
b. Co Leader
Membantu mengkoordinasikan seluruh kegiatan
Membantu memimpin permainan
c. Fasilitator
Memotivasi anggota dalam perkenalan kelompok
Memotivasi dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan terapi bermain
Bertanggung jawab terhadap proses antisipasi masalah
d. Observer
Mengamati semua proses yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya
kegiatan
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok sebagai
evaluasi kelompok
12. Kegiatan permainan :
a. Pra interaksi
Leader mengorganisir kegiatan, peralatan dan pembagian tugas
Menata tempat bermain
Mengajak anak untuk setuju mengikuti bermain
b. Proses kerja
Leader mengenalkan diri dan team bermain
Leader menetapkan kontrak waktu untuk bermain
Fasilitator memulai memimpin permainan menempel dengan langkah sebagai
berikut: 1) membagikan kertas warna-warni, 2) meminta untuk menyobek-nyobek
dalam ukuran kecil, 3) mempersiapkan kertas putih bergambar, 4) memberikan lem
pada kertas warna yang telah disobek, 5) menempelkan pada kertas putih sesuai
dengan contoh dan kreatifitas anak, 6) biarkan hasil kolase hingga lem mengering.
Selama permainan fasilitator :
- Mengaktifkan anak-anak berperan serta
- Menggunakan gerakan-gerakan yang dimengerti dan dapat diikuti
- Mengembangkan pola seni kolase yang dapat diikuti oleh anak yaitu dengan
menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan imajinasinya
Selama permainan observer mengamati respon anak
c. Terminasi
Observer meminta anak satu-persatu menunjukkan hasil kolase yang sudah dibuat
kepada fasilitator
Eksplorasi anak setelah melakukan seni kolase sesuai kreatifitas dan imajinasinya
Salam penutup
13. Kriteria evaluasi
a. Struktur
Persiapan pasien
Keluarga bersedia mengikutsertakan anak dalam kelompok bermain
Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
Anak siap untuk melakukan permainan seni kolase
Lingkungan
Lingkungan bermain menunjang
Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan
Media
Anak dapat menyobek kertas dengan ukuran secukupnya dan menghias gambar
sesuai kreatifitas dan imajinasinya
b. Proses
Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
Fasilitator memperagakan bagaimana cara menyobek kertas ke dalam ukuran
kecil-kecil
Anak mampu menyobek kertas berwarna sesuai yang diperagakan/diinstruksikan
Anak dapat aktif menempel kertas sesuai kreatifitas dan imajinasinya sesuai
yang diinstruksikan oleh petugas
Anak mampu bertahan dalam permainan sampai permainan selesai
c. Hasil
Anak mampu menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan imajinasinya
yang difasilitasi oleh leader untuk menghias suatu gambar yang ada di
hadapannya.
Contoh pola gambar yang akan dihias menggunakan seni kolase:
Atau gambar lain dapat menyesuaikan apa yang diinginkan oleh anak saat itu.
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN SENI KOLASE
1. Konsep Bermain
DAFTAR PUSTAKA
Muharrar, Syakir dan Sri, Verayanti. 2013. Kolase, Montase, Mozaik. Semarang: Esensi.
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva Press.
Sukardi, Evan S. dan Hajar, Pamandhi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas, Dirjen Dikti.