1 PB PDF
1 PB PDF
Abstrak
Makalah ini menjelaskan pembuatan Miniatur Water Level Control yang digunakan sebagai salah satu bentuk simulasi
dari proses yang terjadi dalam dunia industri. Project ini juga dilengkapi dengan SCADA sistem, yang akan memberikan
gambaran lebih nyata tentang proses yang dimaksud. Untuk lebih memudahkan proses kontrol dan monitoring, maka
bentuk dan ukurannya-pun dibuat dalam model miniatur yang mudah dibawa (portable). Miniatur water level control
dibuat sebagai plant yang dikontrol oleh PLC. PLC yang digunakan ada 2 macam yaitu: OMRON CPM1 dan
MODICON TSX Micro 3721. Sedangkan komputer dalam hal ini SCADA software akan memvisualisasikan proses
yang terjadi pada plant. Dari pengujian yang dilakukan, sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan yaitu
mempertahankan level ketinggian air. Di mana pencapaian kestabilan terjadi apabila nilai sensor sama dengan set_point.
Untuk menjalankan sistem digunakan metode kontrol PID dengan bias (teg_pompa = bias + error).
Kata kunci: miniatur water level control, PLC, SCADA software, kontroler PID.
Abstract
The paper discuss the implementation of Miniature Water Level Control which is made as a simulation from the
industrial process. These project is equipped with SCADA to give a real visualisation of industrial process. To make the
controlling and monitoring process easier, the project is made in small size (miniature model) which is easy to be brought
(portable). .Miniature water level control was made as a plant which is controlled by PLC. There are two PLCs which is
used, i.e. OMRON CPM1 and MODICON TSX Micro 3721. The computer, in this case the SCADA software, will
visualize the process which is happened on the plant. From the experiment which is done, the plant can give the good
response and keep the water level on the desired height. The system is stable when the height of water is the same as the
set point. PID Control bias method (pump_voltage = bias + error) is used to run these system.
Keywords: miniatur water level control, PLC, SCADA software, PID controller.
PLC yang digunakan ada 2 macam yaitu OMRON Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 3, di mana
CPM1 yang dalam pemrogramannya menggunakan Data input diberikan oleh sensor level ketinggian
software SYSWIN 3.0 dengan struktur bahasa yang menggunakan metode float to resistance. Input
Ladder Logic dan PLC MODICON TSX Micro diterima oleh PLC dalam bentuk 8 bit data digital.
3721 V.2 dibantu dengan PL7 Junior Software
dengan struktur bahasa yang digunakan adalah Dalam prosesnya PLC akan membandingkan data
Structure Text. dari komputer (ketinggian yang diinginkan) dengan
input. Di samping itu PLC juga mengirimkan data
• OMRON CPM1-20CDR-A
(level ketinggian air) sesuai data input-nya. Setelah
Tegangan supply yang dibutuhkan adalah 100 –
proses selesai (1 scan time), PLC mengeluarkan
240 VAC, 50/60Hz. Jumlah I/O OMRON
CPM1-20CDR-A adalah 20 pin, 12 pin input output berupa 8 bit data. Ke-8 bit data tersebut akan
dan 8 pin output. Range tegangan operasional diolah untuk mengatur kerja dari pompa air yang
OMRON CPM1-20CDR-A adalah 85 – 264V akan memompa air ke tandon.
untuk tegangan AC dan 20.4 – 26.4V untuk
Sebagai catatan sistem dijalankan dengan kondisi
tegangan DC. [2]
kran pada plant terbuka penuh. Jadi program yang
• MODICON TSX Micro 3721 V.2.0 dibuat telah dikondisikan khusus untuk pengaturan
PLC tersebut memiliki 10 rak yang bisa ketinggian air pada ketinggian tertentu dengan
digunakan untuk input/output module. Dari 10 kondisi kran yang terbuka penuh.
• Penyelaras Tegangan
Sensor level ketinggian memiliki prinsip seperti Penyelaras tegangan adalah rangkaian pengkon-
potensiometer, penjelasan ada pada bab berikut- disi yang menggunakan prinsip dari compara-
nya. Sensor ini perlu dihubungkan dengan tor, di mana rangkaian tersebut digunakan untuk
pembagi tegangan untuk mendapatkan level mensinkronkan tegangan ADC “5 Vdc” dengan
tegangan yang sesuai. tegangan PLC “ 24 Vdc”.
• DAC dan I to V
• Optocoupler
Rangkaian tersebut digunakan sebagai penghasil • Common Collector dan Pompa Air
logika “0” (0 volt) dan “1” (5 volt) di mana PLC
memiliki output relay dengan karakteristik
sourcing 24 volt. Dengan demikian jika output
PLC memberi logika “1” maka akan dihasilkan
tegangan 24 volt sedangkan untuk logika “0”
PLC tidak mengeluarkan tegangan.
• Buffer
Gambar 13. Driver Pompa Air [7]
pung itu sendiri. Gerakkan tersebutlah yang mem- Jadi ada jarak yang dibutuhkan oleh pelampung
buat sensor tidak memberi respon. Untuk lebih jelas untuk mendapat gaya ke-atas yaitu setebal pelam-
bisa dilihat pada gambar 21. pung itu sendiri. Gerakkan tersebutlah yang
membuat sensor tidak memberi respon. Setelah ada
pada posisi mengapung, barulah sensor memberikan
data yang linier.
Desain Bias
Desain bias ini didapatkan dari beberapa pengujian
mulai dari pengujian debit air yang masuk dan
keluar, lewat perhitungan rumusan serta meng-
gunakan metode trial and error.
Gambar 21. Respon Pelampung Saat Pengisian
Tandon
Kecepatan pompa = 0,87 . ketinggian + 14,495 (iii) Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dengan meng-
0,33 gunakan rumusan bias (iv) didapatkan error untuk
tiap ketinggian. Oleh karena itu untuk menentukan
Nilai dari kecepatan pompa inilah yang digunakan nilai bias dilakukan dengan trial and error.
sebagai bias. Berdasarkan hasil pengujian (pengu-
jian desain perhitungan bias), maka bisa ditarik Tabel 2. Bias dan Set_point (2)
kesimpulan bahwa desain bias lewat perhitungan di
atas, dirasa kurang tepat, karena debit air yang keluar BIAS SET_POINT
KETINGGIAN
tidak konstan, sedangkan debit air yang masuk HEX DEC HEX DEC
selalu konstan(lebih lengkap lihat pengujian desain 2 41 65 18 24
perhitungan bias). 3 46 70 31 49
4 4B 75 4A 74
Selain rumusan di atas ada juga rumusan baru yang 5 50 80 63 99
didapat dari rumus debit (debit = luas penampang. 6 55 85 7C 124
kecepatan aliran fluida) yaitu
7 5A 90 95 149
Debit (Q)= luas penampang (A).kecepatan aliran (v) 8 5F 95 AE 174
1 9 64 100 C7 199
A = .π .d 2 10 69 105 E0 224
4
v = 2.g.ketinggian
11 6E 110 F9 249
g = 9,8 m/s 2
Pengujian Kestabilan Sistem
= 2.9,8.ketinggian
Pengujian kestabilan sistem dilakukan dengan
Debit (Q) = 1 .π .d 2 . 2.9,8.ketinggian (iv)
4 menggunakan bias berdasarkan hasil pengujian trial
and error. Di bawah ini adalah salah satu hasil
Rumusan diatas kemudian diterapkan pada tiap pengujian sistem pada ketinggian 6 cm.
ketinggian dan didapatkan regresi linier:
Debit air yang keluar
= 0,87.ketinggian+13,73 (v)
Dari persamaan (i) dan (v) maka bisa didapatkan
hubungan antara debit air yang masuk dan
ketinggian seperti persamaan (vi)
Kecepatan pompa
= 0,28 . ketinggian (mm) + 16,085 (vi)
0,34