Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START DAN ARUS

START,DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGASUTAN


AUTOTRAFO, STAR DELTA DAN DOL (DIRECT ON LINE)
PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA
(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
Jupiter Arnold Purba, Panusur S.M.L Tobing
Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: jupiterarnoldpurba@yahoo.com

Abstrak
Pada beberapa metode pengasutan motor induksi 3 fasa kebanyakan menghasilkan besaran arus start dan torsi
start yg sangat besar dan nilai yang sangat besar tersebut harus dihindari dengan menggunakan beberapa metode
pengasutan yang bisa menghasilkan arus start dan torsi start yang kecil. Besaran arus start dan torsi start pada motor
dapat dibandingkan satu per satu dengan menggunakan beberapa jenis metode pengasutan seperti autotrafo, star
delta dan DOL (Direct On Line). Perbandingan besaran tersebut akan menghasilkan suatu karakteristik dengan
tujuan untuk mengetahui cara dan waktu pengasutan motor yang paling bagus.. Dipercobaan ini pengasutan Direct
On Line (DOL) menghasilkan arus start sebesar 6,7 A dan torsi start sebesar 3,19 Nm. Untuk pengasutan Star –
Delta menghasilkan arus start sebesar 4,3 A dan torsi start sebesar 1,1 Nm. Pengasutan Autotrafo terdapat tiga
pilihan persentase tegangan untuk melakukan pengasutan yaitu 60%, 70% dan 80 % dimana pada persentase
tegangan 60% menghasilkan arus start sebesar 4,46 A dan torsi start sebesar 1,5 Nm, di. Pada persentase tegangan
70% menghasilkan arus start sebesar 4,57 A dan torsi start sebesar 2 Nm d. Pada persentase tegangan 80%
menghasilkan arus start sebesar 4,77 A dan torsi start sebesar 2,25 Nm.

Kata Kunci: Motor Induksi, DOL, Star – Delta, Autotrafo

1. Pendahuluan menggunakan motor induksi 3 phasa maka


besaran diatas akan sangat berpengaruh,
Motor induksi merupakan motor arus terutama karena arus start yang sangat besar
bolak-balik yang paling banyak diaplikasikan yang bisa mencapai 5 – 6 kali dari arus nominal
dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor motor [2].
ini memiliki konstruksi yang kuat, sederhana
serta membutuhkan perawatan yang tidak 2. Motor Induksi Tiga Phasa
banyak. Selain itu motor juga memberikan
efisiensi yang baik dan putaran yang konstan Motor induksi adalah motor listrik arus
untuk tiap perubahan beban [1]. bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak
Motor – motor pada dasarnya diterapkan sama dengan putaran medan stator, dengan kata
sebagai sumber beban untutk menjalankan alat – lain putaran rotor dengan putaran medan pada
alat tertentu atau membantu manusia dalam stator terdapat selisih putaran yang disebut slip
melakukan tugasnya sehari – hari. Dalam [3].
menjalankan motor ini biasanya orang kurang Motor induksi, merupakan motor yang
memperhatikan Torsi (daya yang dihasilkan memiliki konstruksi yang baik, harganya lebih
motor), kecepatan, dan arus starter dari motor. murah dan mudah dalam pengaturan
Hal ini tidak aneh karena untuk motor – motor kecepatannya, stabil ketika berbeban dan
yang kecil seperti motor induksi 1 phasa 0,25 mempunyai efisiensi tinggi. Mesin induksi
HP dan 0,5 HP, besaran diatas tidak terlalu adalah mesin ac yang paling banyak digunakan
menonjol dan biasanya kecil sekali, khususnya dalam industri dengan skala besar maupun kecil,
dalam arus starter yang kecil. Tetapi apabila dan dalam rumah tangga. Alasannya adalah
bahwa karakteristiknya hampir sesusai dengan
kebutuhan dunia industri, pada umumnya dalam pada konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai
kaitannya dengan harga, kesempurnaan, dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu
pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu
induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya kawasan medan magnet, maka konduktor
memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik
belitan stator. Belitan rotornya tidak terhubung [3].
langsung dengan sumber tenaga listrik, Prinsip kerja motor induksi tiga fasa dapat
melainkan belitan ini dieksitasi oleh induksi dari diurutkan sebagai beikut [3]:
perubahan medan magnetik yang disebabkan 1. Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang
oleh arus pada belitan stator [1]. pada kumparan stator, akan timbul medan
Hampir semua motor ac yang digunakan putar dengan kecepatan ns = 120 f/P
adalah motor induksi, terutama motor induksi 2. Medan stator tersebut akan mmemotong
tiga fasa yang paling banyak dipakai di batang konduktor pada motor
perindustrian. Motor induksi tiga fasa sangat 3. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor
banyak dipakai sebagai penggerak di akan timbul GGL induksi
perindustrian karena banyak memiliki 4. Karena batang konduktor merupakan
keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya. rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I)
5. Adanya arus (I) didalam medan magnet
akan menimbulkan gaya (F) pada rotor
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya
(F) pada rotor cukup besar untuk memikul
kopel pada beban, rotor akan berputar
(a) (b) searah dengan medan putar stator
Gambar 1. Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa 7. GGL induksi timbul karena terpotongnya
(a) rotor (b) stator [1] batang konduktor (rotor) oleh medan stator.
GGL induksi timbul, karena adanya
a. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa perbedaan relatif antara kecepatan medan
putar stator (ns) dengan kecepatan medan
Pada saat terminal tiga fasa stator motor putar rotor (nr).
induksi diberi suplai tegangan tiga fasa
seimbang, maka akan mengalir arus pada b. Torsi Start dan Arus Start
konduktor di tiap belitan fasa stator dan akan
menghasilkan fluksi bolak-balik . Amplitudo Pada saat pengasutan, ketika motor dalam
fluksi per fasa yang dihasilkan berubah secara keadaan diam, besar slip adalah satu, dan daya
sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan mekanis bernilai nol, maka persamaannya
(medan putar) dengan magnitud yang nilainya adalah [4] :
konstan yang berputar dengan kecepatan (1)
sinkron. Medan putar akan terinduksi melalui Pada motor induksi tiga phasa rotor
celah udara menghasilkan ggl induksi (ggl
belitan torsi awal perlu diperbesar apabila torsi
lawan) pada belitan fasa stator. Medan putar
beban lebih besar dari torsi awal,maka untuk
tersebut juga akan memotong konduktor-
menggerakkan beban maka torsi awal perlu
konduktor belitan rotor yang diam. Hal ini
diperbesar.Torsi awal (torsi start) besarnya dapat
terjadi karena adanya perbedaan relatif antara
diatur (diubah) besarnya dengan menggunakan
kecepatan fluksi yang berputar dengan
tahanan variabel dari luar (R luar) yang
konduktor rotor yang diam, yang disebut juga
dihubungkan secara seri ke kumparan rotor
dengan slip (s). Karena belitan rotor merupakan
melalui sikat ( pada motor induksi tiga fasa rotor
rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung
belitan) [4].
(end ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan
(2)
mengalir pada konduktor-konduktor rotor.
Karena konduktor-konduktor rotor yang
Didalam pengoperasiannya motor akan
mengalirkan arus ditempatkan di dalam daerah
mengalami keadaan pengasutan yaitu keadaan
medan magnet yang dihasilkan stator, maka
awal motor dari keadaan mula yang diam (stop),
akan terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz)
lalu mulai bergerak (on), kemudiaan mencapai
keadaan yang normal (steady state). Dari
keadaan mula yang diam sampai dengan
keadaan normal, motor membutuhkan waktu
nominal untuk melakukannya. [4]
Arus mula dapat dirumuskan sebagai
berikut [4].

(3)

3. Metode – Metode Pengasutan Motor


Induksi Tiga Phasa.

Ada beberapa jenis metode pengasutan


motor induksi tiga phasa [1], antara lain :
Gambar 3. Diagram daya star – delta
a. Autotrafo starter starting

Gambar 2. Diagram starter dengan


autotrafo starting
Pada prinsipnya starting dengan autotrafo
hampir sama dengan Star Delta Starter yaitu
dengan mengurangi arus dan torsi saat start dan Gambar 4. Rangkaian kontrol star – delta
mengurangi tegangan mesin yang digerakkan. starting
Metode pengasutan ini ialah dengan cara pada pengasutan star – delta tegangan pada
memasang autotrafo yang ditempatkan pada statornya yaitu :
𝑉line
rangkaian primer (stator). Starting ini digunakan Vstator = Vphasa= √3 (4)
untuk menjalankan motor induksi tiga phasa
dengan menghubungkan pada tap tegangan c. Direct On Line Starter
skunder autotrafo terendah. Pengasutan Direct On Line atau yang
Setelah beberapa saat motor dipercepat tap dikenal dengan istilah pengasutan hubungan
autotrafo diputuskan dari rangkaian dan motor langsung. Gambar rangkaian daya dan gambar
terhubung langsung pada tegangan penuh, rangkaian kontrolnya dapat dilihat pada Gambar
berarti arus yang diambil motor pun pada saat 5 dan Gambar 6.
start kecil, kopel motor lebih kecil dibandingkan
bila motor dihubungkan langsung ke jala – jala.

b. Star – Delta Starter


Start dengan metode star – delta ini
memanfaatkan penurunan tegangan yang dicatu
ke motor saat stator motor terhubung dalam
rangkaian bintang (star). Pada waktu start, yakni
pada saat stator berada pada rangkaian bintang,
arus motor hanya mengambil sepertiga dari arus
motor seandainya motor di start dengan metode
DOL. Berhubung torsi motor berbanding lurus
dengan kuadratis dari tegangan, maka dengan
demikian torsi motor pada rangkaian bintang
juga hanya sepertiga dari torsi pada rangkaian Gambar 5. Rangkaian daya Direct On
delta. Line starting
4.1. Analisa Arus Start dan Torsi Start Pada
Pengasutan Autotrafo

Data hasil percobaan dapat dilihat pada


Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil percobaan pengasutan
menggunakan autotransformator

Gambar 6. Rangkaian kontrol Direct On


Line starting
Analisa perhitungan :
Pada pengasutan mula Direct On Line, Untuk tap tegangan 60% :
motor induksi akan menarik arus yang besarnya Untuk menghitung torsi start :
sampai 6 kali arus nominalnya. Secara berangsur
– angsur ketika kecepatan motor mendekati
nominalnya maka arus akan berada pada kondisi
nominalnya. Karakteristik arus fungsi
pengaturan putaran pada pengasutan DOL
dapat dilihat pada Gambar 7 [2].
Untuk menghitung arus start :

Gambar 7. Karakteristik arus fungsi


putaran pada pengasutan
DOL
Untuk tap tegangan 70% dan 80%
4. Analisa dan Perhitungan digunakan rumus seperti diatas untuk
mendapatkan arus stat maupun torsi startnya,
Untuk dapat melakukan analisa dimana untuk tap tegangan 70% menghasilkan
perbandingan torsi start dan arus start arus start sebesar 8,03 A dan torsi start sebesar
menggunakan metode pengasutan autotrafo, star 4,382 Nm dan untuk tap tegangan 80%
delta dan Direct On Line (DOL) pada motor menghasilkan aus start sebesar 9,17 A dan torsi
induksi 3 fasa, maka perlu melakukan beberapa start sebesar 5,72 Nm.
percobaan pada Laboratorium Konversi Energi
Listrik FT USU untuk mendapatkan data – data 4.2. Analisa dan Pembahasan Torsi Start dan
yang akan dianalisis tersebut. Arus Start Pada Pengasutan Star – Delta.
Percobaan tersebut meliputi pengasutan
terhadap metode – metode pangasutan yang Data hasil percobaan dapat dilihat pada
digunakan seperti pengasutan autotrafo, star Tabel 2.
delta dan Direct On Line (DOL), hasil dari Tabel 2. Data hasil percobaan pengasutan
pengasutan ini menghasilkan data – data yang menggunakan autotransformator
diperlukan untuk menganalisa perbandingan
torsi start dan arus start dari masing – masing
metode tersebut. Analisa dan Pembahasan Torsi
Start dan Arus Start Pada Pengasutan Autorafo.
4.4. Perbandingan Arus Start dan Torsi Start
Analisa perhitungan : Untuk Pengasutan Autotrafo, Star – Delta
Untuk menghitung torsi start pada Star - Delta : dan Direct On Line

Perbandingan arus start dan torsi start


antara pengasutan autotrafo, star – delta dan
direct on line dapat dilihat pada gambar 10 dan
gambar 11

Untuk menghitung arus start pada Star – Delta :

4.3. Analisa dan Pembahasan Torsi Start dan


Arus Start Pada Pengasutan Direct On Line. Gambar 10. Grafik Perbandingan Arus Start
vs Tegangan pada Pengasutan
Data hasil percobaan dapat dilihat pada DOL, Star Delta dan Autotrafo
Tabel 3.

Tabel 3. Data hasil percobaan pengasutan


menggunakan autotransformator

Analisa perhitungan :
Untuk menghitung torsi start pada DOL :

Gambar 11.Grafik Perbandingan Torsi Start


Untuk menghitung arus start pada DOL adalah : vs Tegangan pada Pengasutan
DOL, Star Delta dan Autotrafo

Pembahasan :

Analisa perbandingan Torsi start dan Arus


start pada pengasutan Direct On Line, Star Delta
dan Autotrafo yaitu:
Direct On Line merupakan sistem
pengasutan secara langsung. Jadi tegangan yang
masuk adalah tegangan yang benar – benar
100% dari sumber yaitu PLN, sehingga torsi
start maupun arus start yang dihasilkan lebih 6. Daftar Pustaka
besar perbedaannya dibandingkan dengan kedua
pengasutan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada [1] Wijaya, Mochtar,”Dasar-Dasar Mesin
hasil percobaan diatas. Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta ,
Pada pengasutan Star Delta tegangan stator 2001.
itu dipengaruhi oleh rangkaian kontrol yang [2] Siswoyo, ”Teknik Listrik Industri”, Jilid
berfungsi untuk merubah posisi hubungan motor Kedua, Direktorat Pembinaan Sekolah
dari bentuk star ke delta dimana metode Menengah Kejuruan, Jakarta, 2008.
pengasutan ini memanfaatkan penurunan [3] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
tegangan yang di catu ke motor saat stator Elektronika Daya”, Edisi ke-5, Penerbit
terhubung dalam rangkaian bintang. Jadi hasil Gramedia, Jakarta, 1995.
dari arus start dan torsi start yang dihasilkan [4] Chapman, Stephen J, “Electric Machinery
lebih kecil dari pengasutan DOL. Fundamentals”,Third Edition, McGraw
Pada pengasutan autotrafo terdapat Hill Companies, New York, 1999.
presentase / tap tegangan yang mempengaruhi
besar dari tegangan stator. Sehingga tegangan
sumbernya itu tidak sepenuhnya masuk karena
presentase tegangan tersebut sehingga lonjakan
arus start dan torsi start dari pengasutan ini tidak
besar seperti DOL ataupun Star Delta.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan percobaan


yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Semakin besar tegangan sumber yang
diberikan maka arus start dan torsi start
akan semakin besar.
2. Dari ketiga pengasutan diatas maka
pengasutan Direct On Line yang
menghasilkan arus start dan torsi start yang
paling besar dan metode pengasutan ini
harus dihindari, karena bila terus
menggunakan pengasutan tersebut maka
motor akan cepat rusak.
3. Tegangan sumber yang masuk ke Autotrafo
dapat diatur, sehingga arus start dan torsi
start yang akan dihasilkan dapat di kurangi
besarannya.
4. Pengasutan dengan metode Autotrafo
menghasilkan arus start dan torsi start
sebesar : untuk persentase tegangan 60% :
Istart = 4,46 A dan Tstart = 1,5 Nm; presentase
tegangan 70% : Istart = 4,57 A dan Tstart = 2
Nm; presentase tegangan 80% : Istart = 4,77
A dan Tstart = 2,25 Nm. Untuk metode
pengasutan Star Delta menghasilkan Istart
sebesar 4,3 A dan Tstart sebesar 1,1 Nm serta
metode pengasutan DOL menghasilkan Istart
sebesar 6,7 A dan Tstart sebesar 3,19 Nm

Anda mungkin juga menyukai