Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA PERAWATAN LUKA CAPD DI RUMAH

DI RUANG 22 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2017
VISI DAN MISI RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG

Visi

Menjadi rumah sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat.

Motto

1. Menciptakan tata kelola rumah sakit yang baik melalui penataan dan perbaikan manajemen
yang berkualitas dunia. Profesional menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit
yang dapat memenuhikebutuhan dan keinginan masyarakat melalui pengembangan sistem
pelayanan yang terintegrasi dan komperhensif.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian melalui pengembangan pendidikandan
penelitian berkualitas internasional.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik secara profesional.

SLOGAN

With Love We Serve


LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan ini telah disahkan dan disetujui pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Februari 2018

Tempat : Ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Kaur Ruang 22
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CARA PERAWATAN LUKA CAPD DI RUMAH

Mata Penyuluhan : Cara Perawatan Luka CAPD Dirumah

Pokok Bahasan : Cara Perawatan Luka CAPD Dirumah

Sub Pokok Bahasan : Bagaimana Cara Perawatan Luka CAPD Dirumah

Sasaran : Keluarga pasien / Pengunjung

Hari/Tanggal : Kamis,8 Februari 2018

Waktu : 10.00 - selesai

Tempat : Ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

A. LATAR BELAKANG
Sebuah penelitian di Indonesia mengungkapkan bahwa sebanyak 6,2% dari populasi
penduduk Indonesia menderita gagal ginjal. Para penderita itu harus menjalani terapi dan
pengobatan yang memerlukan biaya besar. Dari angka 6,2% tersebut, banyak penderita
yang mengalami gagal ginjal kronik tahap lima (Suhardjono, 2008). Transplantasi ginjal
dan peritonial dialisis merupakan pilihan terapi pengganti ginjal yang dapat dijadikan
alternatif pengobatan. Saat ini, terdapat teknologi baru yang hadir sebagai terapi bagi
penderita gagal ginjal, yaitu Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Terapi
pengganti ginjal ini sesuai sebagai metode pengobatan yang diberikan kepada pasien gagal
ginjal yang tidak mungkin lagi diobati secara konservatif dengan diet dan obat-obatan
(Suhardjono, 2008). CAPD merupakan dialisis mandiri yang bisa dilakukan sendiri oleh
penderita. Dengan demikian, penggunaan metode CAPD dapat dijadikan pilihan selain
hemodialisis dan transpalansi ginjal.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang ‘’CARA
PERAWATAN LUKA CAPD’’
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai Cara Perawatan CAPD sasaran
diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pengertian dari CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
b. Menjelaskan tujuan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
c. Menjelaskan manfaat dari CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
d. Menjelaskan kekurangan dari CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal
Dyalisis)
e. Menjelaskan cara perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
yang benar

C. ANALISA SITUASI
a. Sasaran
1. Pengunjung dan keluarga pasien yang ada di Ruang 22 RSUD dr.Saiful Anwar
2. Interaksi antara penyuluh dan audience cukup baik
3. Minat dan perhatian dalam menerima penyuluhan cukup baik

b. Penyuluh
1. Mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, DIII Stikes
Kepanjen, Stikes Bojonegoro, Stikes Mojokerto, Stikes Kediri serta CI lahan dan
CI institusi
2. Mampu mengkomunikasikan materi penyuluhan dengan metode yang baik

c. Ruangan
1. Di Ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar Malang
2. Ruangan cukup memadai untuk menampung 10 orang
3. Penerangan, ventilasi cukup baik, suasana cukup kondusif untuk terlaksananya
kegiatan penyuluhan

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet

F. MATERI
1. Pengertian CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
2. Tujuan perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
3. Manfaat perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
4. Kekurangan perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
5. Cara perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)

G. PENGORGANISASIAN
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Fasilitator :

H. KEGITAN PEYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
4. Membuat kontrak 3. Menjawab pertanyaan
waktu 4. Menyutujui kontrak
5. Menggali waktu
pengetahuan tentang 5. Audience menjawab
cara perawatan luka pertanyaan
CAPD dirumah
2. Kegiatan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan Ceramah 15
Inti a. Pengertian CAPD memperhatikan dan menit
b. Tujuan perawatan penjelasan penyuluh tanya
CAPD 2. Aktif bertanya jawab
c. Manfaat 3. Audience mendengarkan
perawatan CAPD
d. Kekurangan
perawatan CAPD
e. Cara perawatan
CAPD
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta

3. Evaluasi 1. Memberikan 1. Menjawab pertanyaan Diskusi 5 menit


pertanyaan pada 2. Kaur Ruang 22
audience memberikan kritikan dan
2. Kritikan dan saran saran
dari Kaur Ruang 22 3. Pembimbing Institusi
3. Kritikan dan saran memberikan kritikan dan
dari pembimbing saran
institusi
4. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Menyimpulkan materi Diskusi 5 menit
yang disampaikan penyuluhan
dengan audience 2. Menjawab salam
2. Salam penutup

I. EVALUASI :
1. Evaluasi Audience
Pertanyaan evaluasi yang diberikan pada audience :
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias dengan materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan tanpa alasan yang
penting
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan dapat memahami jawaban penyuluh dengan
baik dan benar
3. Peserta penyuluhan mengerti dan memahami tentang Cara Perawatan Luka CAPD
Dirumah sesuai tujuan khusus yang meliputi :
a. Pengertian CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
b. Tujuan perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
c. Manfaat perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
d. Kekurangan perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
e. Cara perawatan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
CARA PERAWATAN

LUKA CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis) DIRUMAH

A. Definisi
CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis) adalah metode pencucian darah
dengan mengunakan peritoneum (selaput yang melapisi perut dan pembungkus organ
perut). Selaput ini memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah.
Zat-zat dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga
perut. Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke
dalam rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah
metabolic dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut, kemudian
cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.

B. Tujuan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)


Sebagai terapi pengganti, kegiatan CAPD mempunyai tujuan :
1. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat
2. Membuang kelebihan air.
3. Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
4. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
5. Memperbaiki status kesehatan penderita.

C. Keuntungan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)


1. Dapat dilakukan sendiri di rumah atau tempat kerja
2. Pasien menjadi mandiri (independen), meningkatkan percaya diri
3. Simpel, dapat dilatih dalam periode 1-2 minggu.
4. Jadwal fleksibel, tidak tergantung penjadwalan rumah sakit sebagaimana HD
5. Pembuangan cairan dan racun lebih stabil
6. Diit dan intake cairan sedikit lebih bebas
7. Cocok bagi pasien yang mengalami gangguan jantung
8. Pemeliharaan residual renal function lebih baik pada 2-3 tahun pertama

D. Kekurangan CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis)


1. Resiko infeksi
2. Peritonitis
3. Exit site
4. Tunnel
5. BB naik karena glukosa, pada cairan CAPD diabsorbsi

E. Cara Perawatan Luka CAPD (Continious Ambulatory Peritoneal Dyalisis) Dirumah


1. Memberikan petunjuk tentang perawatan dressing dan kapan balutan dapat dilepas.
2. Melakukan penggantian selang kateter 4-8 minggu sekali atau maksimal 6 bulan sekali
pada jenis kateter tertentu.
3. Mengajarkan klien untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila :
a. Keluar nanah atau cairan
b. Cairan dialisat yang mengalir dari perut terlihat pekat
c. Tidak ada cairan dialisat mengalir keluar dari perut pasien selama pertukaran,
bahkan setelah mengubah posisi dan menggunakan jarum suntik.
d. Pasien mengalami demam atau kedinginan
e. Pasien mengalami nyeri di perut saat melakukan pertukaran dialisat
f. Ada benjolan baru yang telah tumbuh di perut pasien saat melakukan pertukaran
CAPD.
g. Area disekitar exit site kemerahan, meradang atau terasa sakit. Sedangkan hal-hal
yang harus dilakukan pasien antara lain :
Perawatan kateter dan exit site :
- mandi setiap hari, jangan berendam
- ganti pakaian dalam maupun pkaian luar
- jangan gunakan bahan kimia misalnya alcohol, klorin yang mengandung
klorida untuk membersihkan exit site.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.edikusmiadi.com/2012/07/peritoneal-dialy

Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah , Volume 2. Jakarta : EGC.

Supartondo. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit, FKUI

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai