Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA

A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa


1. Model Konseptual
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang
fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan
diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek,
benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang
berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsepadalah rangkaian konstruksi yang
sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena,
mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok,
situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual
memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang
dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk
menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Christensen &
Kenny, 2009, hal. 29).
2. Model Konseptual dalam Keperawatan
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999,
dalam Hidayati, 2009).
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena
ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang
utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber
awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan
merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit
yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya
atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien) (Marriner-Tomey, 2004,
dalam Nurrachmah, 2010)
Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :
a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain
termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema
konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada
sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer (Marriner-Tomey ,
2004, dalam Nurrachmah, 2010).

3. Keperawatan Jiwa
a. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa( Yosep, 2010, hal. 1-2 )
1) Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
(American Nurses Associations).
2) Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi
dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang
bersangkutan.
3) Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara
optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada


ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan
dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-
psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa
( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui
pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan
memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok
komunitas ).Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh
sebagai manusia (Sulistiawati dkk , 2005, hal. 5).
b. Komponen Paradigma Keperawatan Jiwa
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan(Sulistiawati dkk, 2005, hal. 5-6)
1) Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan
bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai
kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan
martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai
aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubahdan
keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas
koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku
tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.

2) Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping
yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan
dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3) Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan
salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai
hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
4) Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa
adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal
dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta
memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang
konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang
merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mememberian asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien, merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989
dikutip oleh Keliat,1991). Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi,
diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin,
intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri
dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat
diperbaharui jika keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus
dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan
jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana
kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih
besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya
peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.
Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan
terpenuhi dan / atau masalah teratasi. (Keliat, 2006, hal.1-3)
c. Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut (Yosep, 2010, hal.6)
1) Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi
keperawatan jiwa : yang kompeten).
2) Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat
dengan klien).
3) Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
4) Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
5) Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam
keperawatan jiwa).
6) Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis
dalam keperawatan jiwa).
7) Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya
dalam keperawatan jiwa).
8) Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan
dalam keperawatan jiwa).
9) Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika
dalam keperawatan jiwa).
10) Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses
keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
11) Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar
professional).

B. Beberapa model konsep keperawatan jiwa:


1. Model Psikoanalisa
a. Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang
meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan pada
perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan mempunyai tugas
perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak merupakan simbul dari
konflik.
b. Proses terapi
1) Memakan waktu yang lama
2) Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi” menginterpretasikan
perilaku, menggunakan transferens untuk memperbaiki masa lalu
,mengidentifikasi area masalah.
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
2) Terapis:mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran
dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.
Kelebihan :
a. Dasar teori yang kuat
b. Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien
c. Dapat membuat klieen masalah apa yang selama ini tidak disadarinya
Kekurangan :
a. Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien
b. Memakan waktu yang lama
c. Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama
d. Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih

2. Model Perilaku
a. Konsep
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini
bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
b. Proses terapi
1) Desenlisasi / pengalihan
2) Teknik relaksasi
3) Asertif training
4) Reforcemen/memberikan penghargaan
5) Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self
observasi , self evaluasi , self reforcemen.
c. Peran pasien dan terapis
1. Pasien :
a) Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan rumah
b) Penggalakan latihan
2. Terapis :
a) Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
b) Membantu mengembangkan hirarki perilaku
c) Menguatkan perilaku yang diinginkan
Kekurangan :
a) Kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi
b) Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati
Kelebihan :
Tidak dianjurkan hukaman dalam proses terapi penyembuhan
3. Model Eksistensi
a. Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus
hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat
terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa,sedih,sepi,kurang
kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang
lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti
pada eksistensinya.

b. Proses terapi
1) Rational emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong
menerima dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa yang dilakukan.
2) Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti
berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
3) Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya.
Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia
c. Peran pasien perawat
1) Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu
pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
2) Terapis :
a. Membantu pasien untuk mengenali diri
b. Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
c. Mengenali pasien tentangperasaan tulus
d. Memperluas kesadaran diri pasien
Kelebihan :
Memiliki 3 proses terapi ( terapi rational emotive, terapi logo, terapi realitas
Kekurangan :
1) Susah menerima masukan dari orang lain
2) Klien kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai nilai yang memberi arti eksetensi

4. Model Interpersonal
a. Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau
mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku
berkembang dari hubungan interpersonal. Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain
sesuai dengan apa yang ada pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup
proses intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
1) Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan
data
2) Identifikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep
3) Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
4) Resolusi
Perawat memandirikan klien
b. Proses terapi
1) Mengeksplorasi proses perkembangan
2) Mengoreksi pengalaman interpersonal
3) Reduksi
4) Mengembangkan hubungan saling percaya
c. Peran pasien dengan terapis
1) pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
2) terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan
menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.
Kelebihan :
a) Perawat memiliki wewenang untuk mengembangkan hubungan antara perawat dan klin
dimana perawat bertugas sebagai narasumber/SDM/konsultan/wali bagi klien
b) Klien mendapat keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhannya
Kekurangan :
Kritik yang berlebihan akan mengembangkan sistem diri yang negatif

5. Model Medikal
a. Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa
depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu
masalh biokimia . faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
b. Proses terapi
1) Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek
2) Terapi suportif
3) Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi
2) Terapis :
a. Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
b. Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
c. Menentukan pendekatan terapeutis
Kekurangan :
Berfokus pada diagnosa penyakit sehingga pengobatan didasarkan pada diagnosa itu
Kelebihan :
a) Model medikal terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah
b) Fungsi model medikal mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik tidak
menyalahkan perilaku kliennya

6. Model Komunikasi
a. Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat
pula tersampaikanmungkin tidak selaras. nFase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi ,
orientasi , kerja , terminasi.
b. Proses terapi
1) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
2) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3) Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
4) Melakukan analisa proses interaksi
c. Peran pasien terapis
1) Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk
mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.
2) Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan
prinsip komunikasi yang baik.
Kelebihan :
a. Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak efektif
b. Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktifitas dalam
pencegahan penyakit
Kekurangan :
a. Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima

7. Model Keperawatan
a. Konsep
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap
masalah kesehatan yang actual dan potensial dengan model pendekatan berdasarkan
teori sistem , teori perkembangan , teori interaksi , pendekatan holistik dan teori
keperawatan. Fokus pada :
1) Rentang sehat sakit
2) Teori dasar keperawatan
3) Tindakan keperawatan
4) Hasil tindakan
b. Proses terapi
1) Proses keperawatan
2) Terapi keperawatan : terapi modalitas
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengemukakan masalah
2) Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan
Kelebihan : Pendekatan yang dilakukan dapat didasarkan pada bermacam-macam teori
Kekurangan : Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

8. Model Social
a. Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini
mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan
menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang menimbulkan gejala perilaku
menyimpang.
b. Proses terapi
1) Pencegahan primer
2) Manipulasi lingkungan
3) Intervensi krisis
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis
untuk menyelesaikan masalahnya
2) Terapis :
1. Menggali sistem sosial pasien
2. Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
3. Menciptakan sumber baru
Kelebihan :
1) Perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien mengalami
gangguan jiwa
2) Klien dapat membina hubungan baik dengan perawat sehingga lebih mudah dalam
proses pemulihan
3) Menggunakan sistem pendukung
Kekurangan :
1) Membutuhkan waktu yang lama
2) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

KESIMPULAN
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak gangguan jiwa, melainkan mengandung
berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka
peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 8 model yang terdiri dari Model
Psikoanalisa, Model Perilaku, Model Eksistensi, Model Interpersonal, Model Medikal, Model
Komunikasi, Model Keperawatan, dan Model Sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Stuart Gail. (2007) . buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC


Suliswati dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Isaacs ann. (2005).panduan belajar keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatri edisi 3.
Jakarta:EGC
Yosep Iyus. (2009).keperawatan jiwa.bandung:Refika aditama
Stuart dan sundeen’s.(1998).principle practice of psychiatric nursing sixth edition. St Louis,
missour:mosby-year book
Stuart dan larai.(2001).principles and practice of psychiatric nursing. St Louis mossour :
westline industrial drive
Budi Anna Keliat, dkk. (1998). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. (2009), Proses keperawatan Aplikasi Model Konseptual, Ed.4,
Jakarta, EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Zaidin, Ali. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai