Anda di halaman 1dari 13

1

Nama : Baiq Yulianti


NIM : 1501030316
Kelas : VI.A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

A. Latar belakang
Matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi
yang didasarkan kepada pengamatan atau observasi (induktif) tetapi generalisasi
harus didasarrkan pada pembuktian secara deduktif.1 berbagai model atau metode
pembelajaran diterapkan guna menciptakan situasi belajar lebih kondusif. Yang
diharapkan adalah kesan peserta didik terhadap matematika berubah.
Mathematics is the manipulation of abstract symbols according to the specific as
rules.2 hal ini akan sangat berpengaruh pada bagaimana guru menyampaikan
materi matematika dengan baik sehingga akan menjadi lebih mudah dimengerti.
Pembelajaran matematika perlu disiapkan dengan maksimal, berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan bermacam model pembelajaran, model
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran matematika lebih menekankan
pada keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran atau mengarahkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran
matematika peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari secara holistik,
bermakna, autentik dan aktif.
Pembelajaran matematika yang kurang melibatkan siswa secara aktif akan
menyebabkan siswa tidak dapat menggunakan kemampuan matematikanya secara

1 Ruseffendi, Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Depdikbud, 1993, hal.3


2
Carter. 2007. What is Mathematics, University of South Alabama, h.2
2

optimal dalam menyelesaikan masalah matematika. Selain itu, pembelajaran


matematika yang kurang menarik minat siswa akan menyebabkan siswa tidak
akan memperhatikan pelajaran di kelas, sehingga siswa kurang memahami dan
menguasai konsep matematika. Akibatnya, mereka tidak dapat menyelesaikan
soal-soal matematika dengan baik yang menyebabkan hasil belajar matematika
menjadi rendah.
Mengacu pada latar belakang masalah di atas dengan melihat situasi siswa
yang bosan dengan pelajaran matematika dikarenakan hanya diajarkan dengan
metode ceramah saja. Maka peneliti akan mengangkat judul untuk diterapkan ke
sekolah tersebut agar suasana pembelajaran siswa menarik di kelas dan bisa
berminat dengan pelajaran matematika. Judul yang akan saya angkat untuk
diterapkan di sekolah tersebut ialah penerapan model pembelajaran problem
based learning bertujuan supaya minat dan hasil belajar siswa dalam pelajaran
matematika meningkat.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: apakah penerapan model problem based learning (pbl) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi menyelesaikan masalah
di smp islam al-mahmudiyah

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “apakah penerapan model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika”.
3

D. Manfaat
1. Implikasi (teori)
a) Hasil penelitian diharapkan dapat membuat siswa tidak bosan belajar di
kelas khususnya dalam mata pelajaran matematika.
b) Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika.
2. Aplikasi (praktis)
a) Bagi siswa
(1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran
matematika.
(2) Meningkatkan pemahaman siswa pada konsep materi yang diteliti
pada proses pembelajaran serta mencapai kompetensi yang diharapkan
b) Bagi guru
Memberikan pegalaman kepada guru terkait metode yang digunakan dan
menginspirasikan guru untuk meggunakan metode yang sesuai dan
menarik dalam proses pembelajaran.
c) Bagi peneliti
(1) Sebagai sumber pustaka atau refrensi bagi para peneliti selanjutnya.
(2) menambah pengetahuan peneliti sebagai calon guru sehingga
pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan sebagai bekal ketika
mengajar.

E. Definisi istilah
1. Definisi model problem based learning
Model pembelajaran problem based learning adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan
4

yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki


keterampilan memecahkan masalah.3
2. Hasil belajar siswa
Hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar. Hasil tersebut terutama
berkat evaluasi guru, hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran. Kedua
dampak tersebut bagi guru dan siswa.4

F. Kajian teoritis
1. Kajian studi terdahulu
Adapun penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
a) Penelitian yang di lakukan oleh ristia puji saputri pada tahun 2017, yang
berjudul “pengaruh model pembelajaran problem based learningterhadap
hasil belajar tematik”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata
hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran setelah menggunakan
model pembelajaran problem based learning pada kelas va lebih tinggi
dari nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum menggunakan model
pembelajaran problem based learning. Dari hasil analisis didapat bahwa
hasil thitung lebih besar dari ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa thitung<
ttabel. Sehingga h0 ditolak dan ha diterima dapat disimpulkan terdapat
pengaruh hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem
based learning yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
b) Penelitian yang di lakukan oleh yenni fitra sury pada tahun 2016, yang
berjudul, “penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa”. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada

3
Khaeruman, Trik- trik Mengajar, (Mataram: Lembaga Penilitian dan Pendidikan, 2016) hlm.
209
4 Ibid., hlm.8
5

bab iv di atas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi terhadap aktivitas


guru dalam menerapkan model problem based learning (pbl) selama dua
siklus mengalami peningkatan pada setiap siklus, dapat diketahui bahwa
model pbl mampu meningkatkan aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran diantaranya membimbing siswa dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan baik secara individu maupun secara
kelompok, memberi tanggapan atas presentasi hasil diskusi. Berdasarkan
hasil analisis lembar observasi aktivitas siswa terlihat bahwa siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran menggunakan model pbl, hal ini terlihat
dari siswa yang telah aktif dalam proses pembelajaran, berani
mengemukakan pendapat dan bertanya tentang hal yang belum diketahui
siswa. Siswa telah dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitang
dengan uang. Dari hasil analisis lembar observasi aktivitas guru dan
lembar observasi aktivitas siswa diperoleh peningkatan sehingga
mengalami peningkatan hasil belajar siswa dari siklus i ke siklus ii, yaitu
ketunbtasan klasikal dari 70% mencapai 92% dengan 25 siswa yang telah
mencapai KKM.

2. Kajian Teori
a. Model Pembelajaran Problem Based Learning
1) Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem based learningmerupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir
rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki dengan situasi baru, mengenal
adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan siswa dalam membuat judgement secara objektif. Barrow
(dalam huda, 2013:271) mendefinisikan bahwa “problem based
learning merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui proses
6

menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah”. 20 masalah tersebut


dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran. Problem
based learning merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma
pengajaran menuju paradigma pembelajaran barr dan tagg (dalam
huda, 2013:271) jadi, fokus dari model pembelajaran ini adalah pada
pembelajaran siswa bukan pada pengajaran guru.5
2) Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning
Tujuan utama problem based learningadalah untuk mengarahkan
peserta didik mengembang kemampuan belajar kolaboratif. Martinis
yamin (2011, h.25) kemampuan berpikir dan strategi-strategi
belajarnya sehingga peserta didik bisa belajar dengan kemampuan
sendiri tanpa bantuan orang lain atau pembelajar (self-directed
learning strategies). Hsiao (1996, h.10)
Adapun tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini
adalah:
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalahpembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis
masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah
formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai
di luar sekolah.
c. Belajar pengarahan sendiri (self directed learning) yaitu setiap
individu harus mampu mengembangkan hasil pemikiran untuk
mencapaiu suatu tujuan dalam meningkatkan prestasi setiap
pembelajaran. Resnick (ibrahim dan nur(2004, h.12) jadi tujuan
problem based learning adalah sangat berpengaruh pada

5 Etin Solihatin & Raharjo, Cooperative Learning, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011) hlm.4
7

keberhasilan peserta didik dalam mengembangkan materi


pembelajaran, karena punya variasi-variasi dalam menyelesaikan
permasalahan secara bersama. Masing-masing pendapat individu
digabungkan menjadi suatu pemecahan masalah yang menjadi
tanggung jawab bersama dalam menjadi kesepakatan untuk
mencari titik temu permasalahan-permasalahan.6
3) Keuntungan Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut sanjaya (2007: 220) sebagai suatu model pembelajaran
problem based learning memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a) Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
b) Membantu siswa dalam mentrasfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata.
c) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan. Disamping itu, pbm dapat mendorong siswa untuk
melakukan evaluasi sendiri baik kerhadap hasil maupun proses
belajarnya.
d) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
e) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata..7
4) Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut djamarah dan zain (2006: 19) problem based learning,
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

6
Abiyu Mifzal, hlm.38
7
Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter, (Jakarta:Remaja Rosdakarya,
2012) hlm.276-278
8

a) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini


harus tumbuh dari siswa sesuai dengan kemampuan.
b) Mencari data atau keterampilan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan cara
membaca buku-buku, menulis, meneliti, bertanya, berdiskusi,
dan lain-lain.
c) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersubut. Dugaan
jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data-data yang
diperoleh dari langkah kedua di atas.
d) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam
langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah
sehingga yakin bahwa jawaban tersebut benar-benar cocok.
e) Menarik kesimpulan. Artinya, siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tersebut.8
b. Hasil belajar siswa
Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk melihat keberhasilan
peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang disampaikan
selama pembelajaran. Hal ini akan ditentukan dengan terjadinya
perubahan tingkah laku pada peserta didik setelah proses pembelajaran
berakhir. Sebagaimana hal yang dikemukakan oleh suprijono (2009:5)
bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Hamalik (2008:2) menyatakan “hasil belajar adalah tingkah laku


yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan
baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan
menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional dan pertumbuhan

8 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Jawa Timur: Musmedia Buana Pustaka, 2009)
hlm.121
9

jasmani”. Selanjutnya menurut gagne (dalam suprijono, 2009:6) hasil


belajar berupa: (1) informasi verbal, (2) keterampilan intelektual, (3)
strategi kognitif (4) keterampilan motorik dan (5) sikap. “hasil belajar
sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan peserta didik
terhadap tujuantujuan intruksional” sudjana (2001:34).9

3. Hipotesa
Menurut cholid narbuko dan abu achmadi, ”hipotesis merupakan dugaan
sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu jawaban
sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam
perumusan masalah”.10
Pada penelitian ini akan diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha :penerapan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Ho : penerapan model pembelajaran problem based learning tidak dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

4. Kerangka berfikir
Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar tergantung dari
pelaksanaan atau proses belajar tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat keberhasilan belajar salah satunya adalah penggunaan model
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang tepat sangat menunjang
keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Namun pada kenyataannya, masih
banyak guru yang menggunakan metode langsung yang bersifat teacher
centered sehingga siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran. Saat ini
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik mulai dilakukan
oleh guru, karena sifat pembelajarannya student centered sehingga

9
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta:Prenada Group, 2016) hlm. 57
10 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2015),hlm.163
10

pembelajarannya lebih didominasi oleh aktivitas siswa. Selain penerapan


model pembelajaran, kemampuan awal siswa diduga juga mempengaruhi
peningkatan hasil belajar IPS Terpadu. 38 Penelitian ini terdiri dari variabel
independen (bebas), variabel dependen (terikat) dan variabel moderator.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem
Based Learning sebagai X. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini
adalah hasil belajar Matematika (Y). Variabel moderatornya adalah
kemampuan awal siswa yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan
awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran berbasis masalah yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Pembelajaran
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa ini, diterapkan untuk membangun
pengetahuan siswa, membantu siswa belajar mandiri, meningkatkan
keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja dalam kelompok,
keterampilan berfikir kritis, serta kemampuan berbicara. Model pembelajaran
ini didasarkan atas teori psikologi kognitif, terutama berlandaskan teori
Piaget. Teori ini memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses
dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan memahami realitas
melalui pengalaman dan interaksi mereka. Pembelajaran berbasis masalah
juga didukung oleh teori konstruktivisme. Menurut teori konstruktivisme,
siswa belajar mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
lingkungannya. Pembelajaran ini dapat membuat siswa belajar melalui upaya
penyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk
mengonstruksi pengetahuan siswa (Sani, 2014: 127). 39 Dengan belajar
penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan
sendiri problem yang dihadapi. Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang 40 dimiliki
sebelumnya. Dengan demikian, kemampuan awal siswa diduga dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar. Tingkatan kemampuan awal terbagi
11

menjadi dua yaitu kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
Peneliti menduga bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh yang berbeda dari
kemampuan awal siswa yang berbeda dengan model pembelajaran yang
berbeda terhadap hasil belajar Matematika.. Model tersebut dianggap mampu
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika dan pada analisis data
akan dikaitkan dengan kemampuan awal siswa. Berdasarkan uraian diatas
maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kemampuan
Awal tinggi

Model Problem Hasil


Based learning Belajar
Pembelajaran
Kemampuan
Awal rendah

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu.11 adapun penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai
metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang
konkrit/ empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat di temukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif,
karena penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.12

11 Sugionao, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R&D, (Bandung:


Alfabeta,2014), hlm.2.
12 Ibid, hlm.7.
12

2. Populasi dan Sampel


a) Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.13.
b) Sampel
Menurut syofian siregar “sampel adalah suatu prosedur
penagambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil
dan dipergunakan untuk menetukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari
suatu populasi”.14
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Menurut syofian siregar “pengumpulan data merupakan langkah yang
penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan
masalah yang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan”.15
a) Metode tes
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang
harus dikerjakan) oleh test, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut dapat menghasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi test, nilai mana yang dapat dibandingkan
dengan nilai standar tertentu.16
b) Metode observasi

13 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),hlm.53.


14 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuanttatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014),hlm.56.
15 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuanttatif. . .hlm.39
16 Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hlm.62.
13

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan


penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas
tentang kondisi objek penelitian tersebut.17
c) Metode wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan yang di lakukan dua orang atau lebih dengan
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.18 seperti halnya metode observasi, metode
wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh keadaan
awal tentang penelitian guna mencari tahu tentang permasalahan-
permasalahan yang ada dalam lokasi penelitian.
4. Analisis data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan teknik statistik yaitu
dengan menggunakan uji t. Sebelum uji t dilakukan terlebih dahulu uji
prasyarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas. Setelah uji prasyarat
dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan
dengan menggunakan rumus uji t.

17 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuanttatif. . .hlm.42


18 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian . . .hlm.83

Anda mungkin juga menyukai