Pelaksanaan Manajemen Puskesmas Terbaru, bahwa pembahasan ini terdiri dari tiga
seri pembahasan yaitu perencanaan puskesmas, lokakarya mini puskesmas dan
penilaian kinerja puskesmas. Maka pembahasan kita kali ini adalah mengenai Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas Terbaru. Adapun ringkasan pembahasan adalah
sebagai berikut: (Klik tema yang bersangkutan untuk langsung menuju ke
pembahasan).
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan
o A. Latar Belakang
o C. Pengertian
o D. Ruang Lingkup
o A. Tahap Persiapan
o B. Analisa Situasi
BAB V : Penutup
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi
Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan.
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni
upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu
tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam penyusunan perencanaan di Puskesmas.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam menyusun
perencanaan kegiatantahunan berdasarkan fungsi dan azas penyelenggaraannya.
b. Tujuan Khusus
1. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya
dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
2. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi
sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
2. Manfaat
Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
D. Ruang Lingkup
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang
dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah dengan menyusun Rencana
Usulan Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan Kegiatan Pengembangan.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku
baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan
Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan Januari tahun
berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1), dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan
(H).
Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di dinas kesehatan kabuptan/kota, diajukan ke
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas kesehatan kabupaten/kota akan
diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, Puskesmas menyusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan. Sumber pembiayaan Puskesmas selain dari anggaran Daerah (DAU) adalah dari
Pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK
disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan ari masyarakat.
Penyesuaian ini dilakukan, olehkarena RPK yang disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-
1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan,
tambahan anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari
tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas, dapat dilihat
pada alur berikut ini:
A. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan
dengan cara:
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas
yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi
keberhasilan penyusunan Perencanaaan Tingkat Puskesmas.
B. Analisa Situasi
Data Umum:
Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1).
Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan
Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/
Desa atau Kantor Kecamatan.
Data Sumber Daya Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas
Pembantu dan Bidan di Desa), mencakup:
Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dinas, komputer, mesin
tik, meubelair, kendaraan(Format – 2e)
Data Peran Serta Masyarakat (Format - 3)
Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.
Kejadian Luar Biasa (Format – 10), dapat dilihat pada Laporan W1 (Simpus).
Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau pihak lain
(Format - 12).
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu Analisa
Masalah dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.
Analisa Masalah
1. Identifikasi masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan
membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan
sumber daya.
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara sekaligus, ketidak tersediaan
teknologi atau adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah
prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat memergunakan berbagai macam metode seperti
kriteria matriks, MCUA, Hanlon, CARL dsb. Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan kepada
masing-masing Puskesmas.
3. Merumuskan masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, berapa besar
masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (what, who,
when, where and how).
Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan metode:
1. diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan karena
digambarkan membentuk tulang ikan),
2. pohon masalah (problem trees)
3. Lingkungan.
Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan sumber data primer (survey) dan data
sekunder yaitu SP2TP (kartu pasien, buku register, LPLPO, dsb) ataupun data lainnya.
Contoh :
1. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram sebab akibat dari
Ishikawa ( fishbone).
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.
Langkah-langkah :
Tuliskan masalah pada kotak di puncak pohon masalah.
Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak di bawahnya
dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk ketegori utama
yang lain.
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kesepakatan di antara anggota
tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus dicari alternatif
pemecahan masalahnya.
Contoh Cara Pemecahan Masalah
Brain storming (curah pendapat)
b. Tipe :
1. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran.
2. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat langsung
menyampaikannya.
c. Langkah-langkah :
1. Tetapkan suatu topik/ masalah sejelas mungkin .
2. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan memikirkannya.
3. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-45
menit.
10.Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau duplikasi
yang terjadi.
11.Buat list pendek yang sangat dekat /berhubungan dengan topik yang dibahas.
Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup
dalam kegiatan
Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan
oleh Puskesmas dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah
sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu
Telah disebutkan bahwa Upaya Kesehatan Pengembangan dapat dipilih dari daftar
upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada atau dapat berupa inovasi yang
dikembangkan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja
Puskesmas. Apabila Puskesmas mempunyai kemampuan, identifikasi masalah dapat
dilakukan bersama masyarakat (Konsil Kesehatan Kecamatan / Badan Penyantun
Puskesmas) melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survey Mawas
Diri).
Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, maka identifikasi
dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas
dengan melibatkan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas (lihat
langkah analisis masalah).
Dari hasil identifikasi ini kemungkinan akan muncul usulan Puskesmas yang sangat
beragam. Dengan pertimbangan kondisi sumber daya yang ada, baik tenaga, sarana
maupun biaya, maka perlu dibuat penyusunan prioritas.
Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan
tersebut tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat setempat maka dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang wajib menyelenggarakannya.
Catatan :
Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan
penyajian data masalah dan potensi yang ada. Delbecq Technique adalah perumusan
dan identifikasi potensi melalui sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.
Tahapan pelaksanaannya dimulai dengan pembentukan tim, menyusun daftar masalah,
menetapkan kriteria penilaian masalah dan menetapkan urutan prioritas masalah
berdasarkan kriteria penilaian.
b) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan ke dalam matriks
Puskesmas dapat melibatkan potensi yang ada di wilayahnya untuk ikut serta dalam
pembiayaan tersebut. Penggalangan dana dapat dilakukan kepada masyarakat,
perusahaan, swasta, atau LSM melalui advokasi dan sosialisasi rencana kegiatan yang
telah disusun dengan didukung oleh data yang telah di olah, sehingga dapat dipahami
oleh masyarakat dan mitra kerja Puskesmas. Potensi lainnya dapat pula berasal dari
pendapatan fungsional Puskesmas atau sumber pembiayaan lainnya.
3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
serta sumber
Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan melibatkan sektor non
kesehatan yang terkait.
Demikianlah yang dapat kami bagikan kepada Mitra Kesehatan Masyarakat tentang
Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, semoga dapat bermanfaat. Pada
pembahasan berikutnya kita akan membahas tentang Pedoman Lokakarya Mini
Puskesmas.