Anda di halaman 1dari 19

Seperti yang kami sampaikan sebelumnya pada pembahasan dengan judul Pedoman

Pelaksanaan Manajemen Puskesmas Terbaru, bahwa pembahasan ini terdiri dari tiga
seri pembahasan yaitu perencanaan puskesmas, lokakarya mini puskesmas dan
penilaian kinerja puskesmas. Maka pembahasan kita kali ini adalah mengenai Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas Terbaru. Adapun ringkasan pembahasan adalah
sebagai berikut: (Klik tema yang bersangkutan untuk langsung menuju ke
pembahasan).

DAFTAR ISI
 BAB I : Pendahuluan
o A. Latar Belakang

o B. Tujuan dan Manfaat

o C. Pengertian

o D. Ruang Lingkup

 BAB II : Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas

 BAB III : Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas

o A. Tahap Persiapan

o B. Analisa Situasi

o C. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

o D. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

 BAB IV : Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam Proses


Perencanaan Tingkat Puskesmas

 BAB V : Penutup

Berikut ini pembahasan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas sesuai dengan


ringkasan tersebut di atas:

BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang


bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan


Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan Wajib merupakan upaya
kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan
kesepakatan global maupun nasional.

Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi
Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan.

Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui perwakilan masyarakat
dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan (bagi yang
sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakannya, tetapi
telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib
menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya
Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya
Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan
Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan
sebagainya.

Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-


pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Adapun
perawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai upaya
pelayanan yang ada, sehingga diharapkan pelayanan Puskesmas bersifat menyeluruh.

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni
upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan


harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus


melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh
kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.

Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu
tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam penyusunan perencanaan di Puskesmas.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam menyusun
perencanaan kegiatantahunan berdasarkan fungsi dan azas penyelenggaraannya.
b. Tujuan Khusus
1. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya
dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
2. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi
sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.

2. Manfaat
 Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
 Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.

 Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang


ada.
C. Pengertian

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.

Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan


Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

D. Ruang Lingkup

Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam


Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang.

Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang
dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

BAB II : Mekanisme Perencanaan Tingkat


Puskesmas

Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah dengan menyusun Rencana
Usulan Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan Kegiatan Pengembangan.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku
baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan
Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan Januari tahun
berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1), dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan
(H).

Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di dinas kesehatan kabuptan/kota, diajukan ke
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.

Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas kesehatan kabupaten/kota akan
diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, Puskesmas menyusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan. Sumber pembiayaan Puskesmas selain dari anggaran Daerah (DAU) adalah dari
Pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK
disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan ari masyarakat.
Penyesuaian ini dilakukan, olehkarena RPK yang disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-
1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan,
tambahan anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari
tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas, dapat dilihat
pada alur berikut ini:

Alur Perencanaan Puskesmas

BAB III : Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat


Puskesmas

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap


sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan
dengan cara:
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas
yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi
keberhasilan penyusunan Perencanaaan Tingkat Puskesmas.

3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh


Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen
Kesehatan.

B. Analisa Situasi

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan


permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan
data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data
khusus.

Data Umum:
 Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1).

Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan
Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/
Desa atau Kantor Kecamatan.
 Data Sumber Daya Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas
Pembantu dan Bidan di Desa), mencakup:

 Ketenagaan (Format - 2a)

 Obat dan bahan habis pakai (Format – 2b)

 Peralatan (Format – 2c)

 Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (Pusat dan Daerah),


masyarakat, dan sumber lainnya (Format – 2d)

 Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dinas, komputer, mesin
tik, meubelair, kendaraan(Format – 2e)
 Data Peran Serta Masyarakat (Format - 3)
Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.

 Data Penduduk dan Sasaran Program ( Format - 4)


Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk seluruhnya
berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio
ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin (persentase di tiap desa/
kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/ Desa, Kantor
Kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

 Data sekolah ( Format - 5)


Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakup jenis
sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil,
jumlah guru UKS , dll.

 Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja Puskesmas (Format- 6)


Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan
makanan/ minuman, tempat-tempat umum , tempat pembuangan sampah,
sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah.

Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)


 Status Kesehatan terdiri dari:

 data kematian (Format -7),

 Kunjungan Kesakitan (Format - 8),

 Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan (Format - 9).

 Kejadian Luar Biasa (Format – 10), dapat dilihat pada Laporan W1 (Simpus).

 Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap desa/


kelurahan, dapat dilihat dari Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (Format - 11).

 Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau pihak lain
(Format - 12).

C. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan memperhatikan hal-


hal sebagai berikut:
1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang
masih bermasalah.
2. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu Analisa
Masalah dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.

Analisa Masalah

Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim Penyusun


Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun
Puskesmas melalui tahapan:

1. Identifikasi masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan
membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan
sumber daya.

Contoh tabel identifikasi masalah:

Contoh Tabel Identifikasi Masalah


2. Menetapkan urutan prioritas masalah.

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara sekaligus, ketidak tersediaan
teknologi atau adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah
prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat memergunakan berbagai macam metode seperti
kriteria matriks, MCUA, Hanlon, CARL dsb. Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan kepada
masing-masing Puskesmas.

Contoh Kriteria matriks:


Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1 – 5. Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau tingkat perkembangan dan tingkat keseriusan semakin memprihatinkan apabila tidak
diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U) dengan tingkat perkembangan (G) dan tingkat keseriusan
(S). Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar dari ketiga hal tersebut
dan disusun dalam bentuk matriks.
Contoh Kriteria Matriks
Penggunaan kriteria penilaian tidak harus terpaku pada contoh di atas, akan tetapi
dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman petugas, situasi dan kondisi setempat.

3. Merumuskan masalah

Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, berapa besar
masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (what, who,
when, where and how).

4. Mencari akar penyebab masalah

Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan metode:
1. diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan karena
digambarkan membentuk tulang ikan),
2. pohon masalah (problem trees)

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari :


1. Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur kerja
manajemen alat, obat dan dana.
2. Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensi, kepatuhan pelayanan medis dan non
medis.

3. Lingkungan.

Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah :


1. man, money, material, methode
2. apa, bagaimana, mengapa, dimana

Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan sumber data primer (survey) dan data
sekunder yaitu SP2TP (kartu pasien, buku register, LPLPO, dsb) ataupun data lainnya.

Contoh :
1. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram sebab akibat dari
Ishikawa ( fishbone).

Masalah: Cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.


Langkah-langkah :
 Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
 Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk ke arah kepala ikan.

 Tetapkan kategori utama dari penyebab.

 Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.

 Lakukan “brainstorming” (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-masing


kategori.

 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.

 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub


penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.

 Setelah semua ide/ pendapat dicatat, lakukan klarifikasi (data) untuk


menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Yang perlu diperhatikan :


 Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/ penyebab yang sesungguhnya, untuk itu diperlukan
pengumpulan data untuk memastikannya.
 Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga tidak
terjadi kerancuan
dalam mencari kemungkinan penyebabnya.

 Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab


secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab
yang penting yang mungkin terjadi.
 Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam proses penyusunan
fishbone diagram tersebut.

Diagram Sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone)


2. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan “pohon masalah (problem trees)”.

Langkah-langkah :
 Tuliskan masalah pada kotak di puncak pohon masalah.
 Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.

 Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak di bawahnya
dengan arah panah menuju ke kotak masalah.

 Lakukan “brainstorming” (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-masing


kategori.

 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk ketegori utama
yang lain.

 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub


penyebab dan letakkan pada kotak yang ada di bawahnya.
 Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi, tidak
sesuai dengan masalah, dll.

Pohon Masalah (Problem Trees)


5. Menetapkan cara-cara pemecahan masalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kesepakatan di antara anggota
tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus dicari alternatif
pemecahan masalahnya.
Contoh Cara Pemecahan Masalah
Brain storming (curah pendapat)

Adalah suatu metode untuk dapat membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang suatu


topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu yang singkat
dan bebas dari
kritik.
a. Manfaat dari brain storming adalah untuk:
1. Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
2. Pengembangan kreatifitas berpikir dari anggota tim

3. Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim)

b. Tipe :
1. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran.
2. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat langsung
menyampaikannya.

c. Langkah-langkah :
1. Tetapkan suatu topik/ masalah sejelas mungkin .
2. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan memikirkannya.

3. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-45
menit.

4. Anggota tim menyampaikan ide/gagasan/pendapat (secara terstruktur atau tidak


terstruktur).

5. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah pendapat


terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan yang sama. Bila
yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan pendapat
pada gilirannya harus mengucapkan “Pass”, dan kesempatan diberikan pada
anggota berikutnya.

6. Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani memberikan/mengajukan


pendapat.
7. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat anggota
yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus segera menegur
dengan kata-kata : “ no comment please”

8. Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart/papan tulis sehingga dapat


dilihat oleh seluruh anggota.

9. Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.

10.Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau duplikasi
yang terjadi.

11.Buat list pendek yang sangat dekat /berhubungan dengan topik yang dibahas.

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi upaya kesehatan wajib, upaya


kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi :
1. Kegiatan tahun yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana,
operasional dan program hasil analisis masalah).
2. Kebutuhan Sumber Daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada
tahun sekarang.

3. Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke


dalam format RUK Puskesmas.

Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk matriks dengan memperhatikan


berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah
sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
2.1. Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib

a) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib ke dalam matriks

RUK Upaya Kesehatan Wajib


Catatan :
 Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya
mencapai tujuan program.
 Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program

 Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup
dalam kegiatan

 Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan
oleh Puskesmas dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah
sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu

 Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang ada

 Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, masyarakat atau


pendapatan fungsional Puskesmas

b) Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib

Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib diajukan ke Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota untuk mendapat pembahasan pembiayaannya. Apabila sumber
pembiayaan berasal dari non pemerintah maka diusulkan kepada institusi yang
bersangkutan.

c) Waktu penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Jadwal penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dilaksanakan dengan memperhatikan


siklus perencanaan kabupaten/ kota, yaitu jadwal pembahasan yang dilakukan
kabupaten/ kota sehingga RUK tersebut harus sudah selesai atau sudah diterima oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum dilakukan pembahasan, demikian pula
dengan Rencana Usulan Kegiatan untuk mitra kerja Puskesmas.

2.2 Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan

a) Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan

Telah disebutkan bahwa Upaya Kesehatan Pengembangan dapat dipilih dari daftar
upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada atau dapat berupa inovasi yang
dikembangkan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja
Puskesmas. Apabila Puskesmas mempunyai kemampuan, identifikasi masalah dapat
dilakukan bersama masyarakat (Konsil Kesehatan Kecamatan / Badan Penyantun
Puskesmas) melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survey Mawas
Diri).
Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, maka identifikasi
dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas
dengan melibatkan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas (lihat
langkah analisis masalah).
Dari hasil identifikasi ini kemungkinan akan muncul usulan Puskesmas yang sangat
beragam. Dengan pertimbangan kondisi sumber daya yang ada, baik tenaga, sarana
maupun biaya, maka perlu dibuat penyusunan prioritas.
Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan
tersebut tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat setempat maka dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang wajib menyelenggarakannya.
Catatan :
Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan
penyajian data masalah dan potensi yang ada. Delbecq Technique adalah perumusan
dan identifikasi potensi melalui sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.
Tahapan pelaksanaannya dimulai dengan pembentukan tim, menyusun daftar masalah,
menetapkan kriteria penilaian masalah dan menetapkan urutan prioritas masalah
berdasarkan kriteria penilaian.
b) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan ke dalam matriks

RUK Upaya Kesehatan Pengembangan


c) Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan.

Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan diajukan ke Dinas


Kesehatan Kabupaten/ Kota bersama-sama dengan Upaya Kesehatan Wajib untuk
pembahasan lebih lanjut. Rencana Usulan Kegiatan ini dapat juga diajukan
pembiayaannya kepada pihak non pemerintah.

Puskesmas dapat melibatkan potensi yang ada di wilayahnya untuk ikut serta dalam
pembiayaan tersebut. Penggalangan dana dapat dilakukan kepada masyarakat,
perusahaan, swasta, atau LSM melalui advokasi dan sosialisasi rencana kegiatan yang
telah disusun dengan didukung oleh data yang telah di olah, sehingga dapat dipahami
oleh masyarakat dan mitra kerja Puskesmas. Potensi lainnya dapat pula berasal dari
pendapatan fungsional Puskesmas atau sumber pembiayaan lainnya.

D. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi
dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.

Langkah-langkah penyusunan RPK adalah :


1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
2. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.

3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
serta sumber

4. daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.

5. Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK


6. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

Contoh RPK Puskesmas

Tahap Perencanaan Puskesmas


BAB IV: Dukungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam Proses Perencanaan
Tingkat Puskesmas
Di tingkat kabupaten/kota, dinas kesehatan bertanggung jawab atas kelancaran dan
keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan kesehatan di kabupaten/ kota, dalam
hal ini termasuk Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). Perencanaan tingkat
Puskesmas juga harus dapat mengakomodasikan hasil diskusi pembangunan tingkat
desa dan tingkat kecamatan.

Dukungan dinas kesehatan kabupaten/ kota dalam proses perencanaan tingkat


Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota agar diterbitkan Surat Edaran
Bupati/ Walikota tentang Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas dan diinformasikan
ke seluruh Puskesmas serta semua instansi kesehatan maupun non kesehatan yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

2. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar proses perencanaan,


pembahasan dan persetujuan terhadap rencana usulan kegiatan dapat diselenggarakan
tepat waktu. Sehingga realisasi anggaran dapat tepat waktu, dan selanjutnya
Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.

3. Pemberian tanda penghargaan kepada Puskesmas yang telah melaksanakan


Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik dan kepada instansi non kesehatan yang
telah memberikan peran aktif dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.

4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas


melalui forum resmi, seperti rapat tim perencanaan kesehatan kabupaten/ kota maupun
kegiatan lainnya dalam rangkaian proses Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dalam hal
ini dapat ditempuh dengan membentuk Tim Perencanaan Kesehatan Tingkat
Kabupaten/Kota yang beranggotakan lintas program dan lintas sektor.

5. Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas


yang memuat :
1. Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan tahunan kabupaten/ kota,
termasuk ketentuan prioritas upaya kesehatan untuk wilayah kabupaten/ kota
yang bersangkutan.
2. Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing program dan Puskesmas,
termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk pelayanan kesehatan swadaya
masyarakat.

3. Ketentuan-ketentuan tentang sumber daya (tenaga, peralatan dan pembiayaan).


6. Supervisi dan bimbingan teknis.
 Melakukan pelatihan bagi staf Puskesmas dalam pengenalan dan penguasaan
Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas serta berbagai kebijakan pelaksanaan
pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota.
 Melakukan bimbingan teknis dalam proses penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas, untuk:

1. Memberi penjelasan atas petunjuk teknis penyusunan Perencanaan


Tingkat Puskesmas sebagai masukan terhadap rencana usulan kegiatan
puskesmas yang sedang disusun dan saran-saran perbaikan/umpan balik
yang diperlukan.

2. Membantu kemajuan kegiatan penyusunan Perencanaan Tingkat


Puskesmas, agar setiap Puskesmas dapat menyelesaikan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan secara tepat waktu.

 Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan melibatkan sektor non
kesehatan yang terkait.

7. Menyusun rencana tahunan kesehatan kabupaten/ kota, dengan proses sebagai


berikut :
 Menyusun Pra-Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
supervisi dan bimbingan teknis penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas.
 Melaksanakan pertemuan /pembahasan perencanaan kesehatan Kabupaten/Kota
dengan membahas Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.

 Menyusun rancangan Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan


Pra Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil konsultasi Rencana
Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana Tahunan ini dibahas dalam
Pra-Rakorbang Kabupaten/Kota yang melibatkan sektor non kesehatan yang
terkait.

 Menyusun dan menyampaikan Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota


kepada Pemerintah DaerahKabupaten/Kota untuk dibahas dalam Rakorbang
TingkatKabupaten/Kota.

8. Menyusun Rencana Operasional :


 Rencana Operasional disusun secara terpadu dengan memperhatikan secara
seksama semua kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber (DAU, DAK, APBD).
 Rencana operasional disusun dengan memperhatikan Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas yang sudah diakomodasikan dalam Rencana Tahunan Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan Puskesmas dalam proses
penyusunannya. Dengan demikian, alokasi kegiatan dan sumber pembiayaan
untuk setiap Puskesmas telah termuat dalam Rencana Operasional ini.
BAB V: Penutup

Buku Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan dapat digunakan


sebagai salah satu pegangan dalam penyusunan dan pembinaan Perencanaan Tingkat
Puskesmas di daerah. Dengan demikian Puskesmas diharapkan mampu menyusun
rencana kegiatan tahunannya secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang
dihadapi dan kemampuan sumber daya yang ada, dengan tetap mengembangkan dan
membina peran erta masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.

Demikianlah yang dapat kami bagikan kepada Mitra Kesehatan Masyarakat tentang
Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, semoga dapat bermanfaat. Pada
pembahasan berikutnya kita akan membahas tentang Pedoman Lokakarya Mini
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai