Anda di halaman 1dari 22

SILABUS

MATA PELAJARAN
BUDAYA MELAYU RIAU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI RIAU
2016
PENDAHULUAN

A. Rasional

Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat


menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Secara umum, pembelajaran budaya melayu Riau bertujuan agar


peserta didik memiliki kecakapan atau kemahiran tentang budaya
melayu Riau. Kecakapan atau kemahiran tentang budaya melayu
Riau merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki
peserta didik terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi,
dan pemecahan masalah (problem solving) yang dihadapi dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari. Budaya melayu Riau selalu
digunakan dalam segala segi kehidupan.

Budaya melayu Riau merupakan karakter, pengetahuan serta


keterampilan yang harus tercermin pada peserta didik di Riau.

Pembelajaran budaya melayu Riau di SMA/MA/SMK/MAK diarahkan


untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber,
mampu mengembangkan bukan hanya memahami namun dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu,
pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik memahami,
mempraktekan serta bersikap positif dan merasa memiliki terhadap
budaya melayu Riau.

Pembelajaran budaya melayu Riau dilakukan dalam rangka mencapai


kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung
(Indirect Teaching).

Silabus mata pelajaran Budaya melayu Riau SMA/MA/SMK/MAK


disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,
tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence)
materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum;
mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta
didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan bermakna
untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan


kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan
pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal.
Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi
dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian
pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif
kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut
merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat
mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru
diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat
perkembangan kemampuan peserta didik.

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Budaya melayu Riau di


Pendidikan Menengah

Pendidikan budaya melayu Riau di sekolah diharapkan memberikan


kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan
pendidikan menengah melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1. memahami konsep dan menerapkan nilai azas-azas jatidiri
budaya melayu Riau dalam kehidupan sehari-hari,
2. melaksanakan azas-azas jadi diri melayu Riau dalam
kehidupan sehari-hari,
3. melakukan pelestarian alam di lingkungan wilayah Riau,
4. mempraktikkan berbagai seni, antara lain seni music, seni
tari dan seni rupa melayu Riau.
5. mengomunikasikan gagasan melalui tunjuk ajar melayu, seni,
pakaian melayu, atau adat dan adab melayu Riau untuk
implementasi budaya melayu Riau,
6. menumbuhkan sikap positif seperti sikap, cermat, teliti, dan
tidak mudah menyerah dalam implementasi budaya melayu
Riau.

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Budaya melayu Riau di


Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

Kompetensi Budaya melayu Riau untuk SMA/MA/SMK/MAK sebagai


berikut.

Aspek Kompetensi Budaya melayu Riau SMA/MA/SMK/MAK


Nilai Azas-azas Memahami dan Menerapkan tentang; Kebersamaan,
dan Jati diri persebatian, gotong royong, tenggang rasa, Ikhlas dan rela
berkorban, Budiman, bertanggung jawab, Musyawarah dan
mufakat, berani, hemat dan cermat serta rendah hati, baik
sangka, tahu diri, terbuka, pemaaf, pemurah, dermawan,
amanah dan Menghargai dan memanfaatkan waktu, hidup
sederhana, santun dan sopan, lapang dada, arif-bijaksana,
mahir bersiasah serta Mewariskan budi, keteladanan, dan
karya.
Alam Riau Memahami dan menyajikan fungsi, hubungan manusia dan
alam serta kearifan melayu dalam pemanfaatan
alam/lingkungan dalam budaya melayu di Riau (daerah
setempat)
Bahasa dan Memahami sejarah bahasa melayu, Keragaman Dialek/Logat
Sastra Melayu dan mendemonstrasikan adab dan kesantunan bahasa
Riau melayu di keluarga dan masyarakat serta Sastra Melayu di
Riau.
Pakaian Melayu Menganalisis dan mendemonstrasikan kaidah dan jenis
Riau pakaian melayu Riau dan daerah setempat
 Kuliner Mengidentifikasi dan membuat masakan tradisional;
Melayu Riau makanan pokok atau berat, makanan ringan dan minuman
melayu Riau.
 Kesenia Memahami dan mendemonstrasikan seni music dan seni
n melayu Riau tari melayu Riau
 Sejarah Memahami dan mempresentasikan Sejarah Melayu Pra-
daerah melayu Kolonial, Islam dan Era Kolonial dan Perjuangan Riau di
Riau masa revolusi kemerdekaan RI dan tokoh-tokoh di Riau
 Adat Memahami hukum dan peradilan adat dan
dan Adab mendemonstrasikan adat dalam upacara daur hidup (rite
melayu Riau de passage), Adat dalam aktivitas sehari-hari, adat dan
makna upacara pengobatan, perayaan social dan hari besar
keagamaan dan adab melayu di Riau dan daerah setempat
 Kepemi Memahami dan menyajikan tentang pemimpin dalam
mpinan budaya Melayu Riau.
melayu Riau

D. Kompetensi Inti pada kelas X sampai dengan kelas XII


SMA/MA/SMK/MAK sebagai berikut.

Kelas X Kelas XI Kelas XII


KI 1: Menghayati dan KI 1: Menghayati dan KI 1: Menghayati dan
mengamalkan mengamalkan mengamalkan
ajaran agama yang ajaran agama yang ajaran agama yang
dianutnya dianutnya dianutnya
KI 2 : Menunjukkan KI 2: Menunjukkan KI 2: Menunjukkan
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, tanggung disiplin, tanggung disiplin, tanggung
jawab, peduli jawab, peduli jawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, damai), santun, damai), santun,
responsif, dan pro- responsif, dan pro- responsif, dan pro-
aktif sebagai bagian aktif sebagai bagian aktif sebagai bagian
dari solusi atas dari solusi atas dari solusi atas
berbagai berbagai berbagai
permasalahan permasalahan permasalahan
dalam berinteraksi dalam berinteraksi dalam berinteraksi
secara efektif secara efektif secara efektif
dengan lingkungan dengan lingkungan dengan lingkungan
sosial dan alam sosial dan alam sosial dan alam
serta menempatkan serta menempatkan serta menempatkan
diri sebagai diri sebagai diri sebagai
cerminan bangsa cerminan bangsa cerminan bangsa
dalam pergaulan dalam pergaulan dalam pergaulan
dunia dunia dunia
KI 3: Memahami, KI 3: Memahami KI 3: Memahami,
menerapkan, dan ,menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan pengetahuan mengevaluasi
faktual, konseptual, faktual, konseptual, pengetahuan
prosedural prosedural, dan faktual, konseptual,
berdasarkan rasa metakognitif prosedural, dan
ingintahunya berdasarkan rasa metakognitif
tentang ilmu ingintahunya berdasarkan rasa
pengetahuan, tentang ilmu ingintahunya
teknologi, seni, pengetahuan, tentang ilmu
budaya, dan teknologi, seni, pengetahuan,
humaniora dengan budaya, dan teknologi, seni,
wawasan humaniora dengan budaya, dan
kemanusiaan, wawasan humaniora dengan
kebangsaan, kemanusiaan, wawasan
kenegaraan, dan kebangsaan, kemanusiaan,
peradaban terkait kenegaraan, dan kebangsaan,
penyebab fenomena peradaban terkait kenegaraan, dan
dan kejadian, serta penyebab fenomena peradaban terkait
menerapkan dan kejadian, serta penyebab fenomena
pengetahuan menerapkan dan kejadian, serta
prosedural pada pengetahuan menerapkan
bidang kajian yang prosedural pada pengetahuan
spesifik sesuai bidang kajian yang prosedural pada
dengan bakat dan spesifik sesuai bidang kajian yang
minatnya untuk dengan bakat dan spesifik sesuai
memecahkan minatnya untuk dengan bakat dan
masalah memecahkan minatnya untuk
masalah memecahkan
masalah
KI 4: Mengolah, menalar, KI 4: Mengolah, menalar, KI 4: Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan
ranah konkret dan ranah konkret dan mencipta dalam
ranah abstrak ranah abstrak ranah konkret dan
terkait dengan terkait dengan ranah abstrak
pengembangan dari pengembangan dari terkait dengan
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari
sekolah secara sekolah secara yang dipelajarinya di
mandiri, dan mandiri, bertindak sekolah secara
mampu secara efektif dan mandiri serta
menggunakan kreatif, serta bertindak secara
metoda sesuai mampu efektif dan kreatif,
kaidah keilmuan menggunakan dan mampu
metoda sesuai menggunakan
kaidah keilmuan metoda sesuai
kaidah keilmuan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui


pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan


sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta
didik lebih lanjut.

Ruang lingkup Budaya melayu Riau SMA/MA/SMK/MAK mencakup:


1. Azas dan jati diri melayu Riau,
2. Alam dan lingkungan Riau,
3. Bahasa dan Sastra melayu Riau,
4. Pakaian melayu Riau,
5. Kuliner melayu Riau,
6. Kesenian melayu Riau,
7. Sejarah daerah melayu Riau,
8. Adat dan Adab melayu Riau,
9. Kepemimpinan melayu Riau.

E. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran
Pembelajaran Budaya melayu Riau menggunakan pendekatan
saintifik yang dapat diperkuat dengan model-model
pembelajaran, antara lain: Model Pembelajaran Kooperatif;
Pembelajaran Kontekstual; Model Pembelajaran Penemuan
Terbimbing; Project Based Learning; dan Problem Based Learning.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru
baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada
silabus.

Pada proses pembelajaran langsung, pendekatan saintifik


disesuaikan dengan materi yang ada pada mata pelajaran
budaya melayu Riau dimana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta
didik melakukan kegiatan belajar mengamati kejadian, peristwa,
situasi, pola, fenomena yang terkait dengan budaya melayu Riau
dan mulai dikenalkan pemodelan budaya melayu Riau dalam
berbagai bentuk; menanya atau mempertanyakan mengapa atau
bagaimana fenomena bisa terjadi; mengumpulkan atau menggali
informasi melalui mencoba, percobaan, mengkaji,
mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan
fenomena tersebut; serta melakukan asosiasi atau menganalisis
secara kritis dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma
yang sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis.

Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan


keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional
effect. Pada pembelajaran tidak langsung yang terjadi selama
proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan
pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam
proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu,
pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan
perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.

2. Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh


informasi atau data mengenai proses dan hasil belajar peserta
didik. Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru
dalam mengembangkan pendekatan, teknik, dan instrumen
penilaian hasil belajar dengan pendekatan penilaian otentik
yang memungkinkan para pendidik menerapkan program
remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan
program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori
pebelajar cepat.

Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan


data hasil pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi
yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang
bertujuan memfasilitasi peserta didik memperoleh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan
karakteristik peserta didik. Implementasi Kurikulum 2013
menghendaki agar penilaian hasil belajar peserta didik
mencakup penilaian kompetensi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang pelaksanaannya terintegrasi dengan proses
pembelajaran dan menjadikan portofolio sebagi instrumen
utama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penilaian pada pembelajaran dengan Kurikulum 2013, yaitu: (1)
mengukur tingkat berpikir peserta didik mulai dari rendah
sampai tinggi, (2) menekankan pada pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan),
(3) mengukur proses kerjasama, bukan hanya hasil kerja, (4)
menggunakan portofolio pembelajaran peserta didik.

Dengan demikian kompetensi peserta didik yang dinilai pada


tiap ranah kompetensi disesuaikan dengan aktivitas yang
ditempuh peserta didik dalam proses pembelajaran. Terkait hal
itu perlu diingat, dalam Standar Proses dinyatakan bahwa
sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap
satuan pendidikan. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi”.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Aktivitas-aktivitas
pada tiap ranah kompetensi tersebut bergradasi.
F. Buku Teks Pelajaran
Pemanfaatan buku teks pelajaran tetap diperlukan untuk
merangsang minat baca dan meningkatkan kreativitas peserta didik.
Lembar kerja (LKS) sedapat mungkin disusun oleh guru dengan
memberi peluang kreativitas peserta didik terlibat dalam merancang
prosedur kegiatan.

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN


PEMBELAJARAN

A. Kelas X

Alokasi waktu: 2 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai


melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada
pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan
melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan


sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta
didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi


Keterampilan sebagai berikut ini.

Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
3.1. Mendeskripsikan Nilai Azas-azas  Mengidentifikasi nilai azas-
azas-azas jatidiri Jati diri melayu azas Jati diri melayu Riau
melayu (Tunjuk Ajar Riau dan Tunjuk dan Tunjuk Ajar Melayu.
Melayu) Riau tentang; Ajar Melayu:  Mendiskusikan makna
Kebersamaan, 1. “TAM-4”, Tunjuk Ajar Melayu.
persebatian, gotong “Senenek-  Menafsirkan makna Tunjuk
royong, tenggang rasa, semoyang”, Ajar Melayu.
Ikhlas dan rela “Seaib dan  Mengomunikasikan makna
berkorban, Budiman, semalu”, Tunjuk Ajar Melayu
bertanggung jawab, “Senasib  Mempresentasikan dan
Musyawarah dan sepenanggung mendemonstrasikan sikap
mufakat, berani, an”, “Seadat sesuai azas-azas jatidiri
hemat dan cermat sepusaka, melayu (Tunjuk Ajar Melayu)
serta rendah hati. sepucuk setali Riau tentang; Kebersamaan,
4.1. Menampilkan sikap darah”, persebatian, gotong royong,
sesuai azas-azas “Seanak tenggang rasa, Ikhlas dan rela
jatidiri melayu (Tunjuk sekemenakan” berkorban, Budiman,
Ajar Melayu) Riau , “Sesampan bertanggung jawab,
tentang; sehaluan”, Musyawarah dan mufakat,
Kebersamaan, “Mendapat berani, hemat dan cermat
persebatian, gotong sama berlaba, serta rendah hati.
royong, tenggang rasa, hilang sama
Ikhlas dan rela merugi”
berkorban, Budiman, 2.TAM 7
bertanggung jawab, 3.“TAM-10” dan
Musyawarah dan “Bertanam
mufakat, berani, budi dan
hemat dan cermat membalas
serta rendah hati. budi”
4.“TAM-11” dan
“Ingat dan
Minat”
5.“TAM-15” dan
“Menegakkan
marwah dalam
musyawarah,
menegakkan
daulat dalam
mufakat”
6.“TAM-16” dan
“Tahan
menantang
matahari”;
“tuah sakti
hamba negeri,
esa hilang dua
terbilang,
patah tumbuh
hilang
berganti, tak
Melayu hilang
di bumi”
7.“TAM-18”
8.“TAM-19” dan
“Merendah
menjunjung
tuah”, “dimana
bumi dipijak,
di situ langit
dijunjung; di
mana air
disauk, di situ
ranting
dipatah”
3.2. memahami fungsi Fungsi alam  Mengidentifikasi fungsi alam
alam dalam budaya dalam budaya dalam budaya melayu di Riau
melayu di Riau melayu di Riau;  Mendiskusikan fungsi alam;
4.2. menyajikan berbagai ruang hidup (lebensraum)
fungsi alam dalam 1. ruang hidup sesama makhluk dan budaya:
budaya melayu di (lebensraum) simbol marwah, sumber
Riau sesama pengetahuan dan dinamika
makhluk. budaya (“alam terkembang
2.budaya: simbol jadi guru”), dan sumber
marwah, nafkah dalam budaya melayu
sumber di Riau
pengetahuan  Membuat laporan tentang
dan dinamika fungsi alam; ruang hidup
budaya (“alam (lebensraum) sesama makhluk
terkembang dan budaya: simbol marwah,
jadi guru”), sumber pengetahuan dan
dan sumber dinamika budaya (“alam
nafkah. terkembang jadi guru”), dan
sumber nafkah dalam
budaya melayu di Riau
 Mepresentasikan fungsi alam;
ruang hidup (lebensraum)
sesama makhluk dan budaya:
simbol marwah, sumber
pengetahuan dan dinamika
budaya (“alam terkembang
jadi guru”), dan sumber
nafkah dalam budaya melayu
di Riau
3.3. mendeskripsikan hubungan  Mengidentifikasi fungsi
hubungan manusia manusia dan alam dalam budaya melayu di
dan alam dalam alam dalam Riau
budaya melayu di budaya melayu  Mendiskusikan fungsi
Riau (daerah di Riau (daerah alam; ruang hidup
setempat). setempat): (lebensraum) sesama makhluk
4.3. Menyajikan hubungan 1. Hubunga dan budaya: simbol marwah,
manusia dan alam n kepatuhan sumber pengetahuan dan
dalam budaya melayu 2. Hubunga dinamika budaya (“alam
di Riau (daerah n dialogic terkembang jadi guru”), dan
setempat). sumber nafkah dalam
budaya melayu di Riau
 Membuat laporan
tentang fungsi alam; ruang
hidup (lebensraum) sesama
makhluk dan budaya: simbol
marwah, sumber
pengetahuan dan dinamika
budaya (“alam terkembang
jadi guru”), dan sumber
nafkah dalam budaya melayu
di Riau
 Mepresentasikan fungsi
alam; ruang hidup
(lebensraum) sesama makhluk
dan budaya: simbol marwah,
sumber pengetahuan dan
dinamika budaya (“alam
terkembang jadi guru”), dan
sumber nafkah dalam
budaya melayu di Riau
3.4. menganalisis kearifan kearifan  Mangamati dan
melayu dalam melayu dalam mengidentifikasi kearifan
pemanfaatan pemanfaatan melayu dalam pemanfaatan
alam/lingkungan alam/ alam/lingkungan; pembagian
4.4. Menyajikan hasil lingkungan: ruang, teknik berladang,
analisis kearifan teknik dan pilihan tanaman
melayu dalam berkebun
pemanfaatan Bentuk-bentuk  Mengumpulkan dan mengolah
alam/lingkungan kearifan: informasi untuk membuat
kesimpulan tentang kearifan
1. Pembagian melayu dalam pemanfaatan
ruang, alam/lingkungan; pembagian
misalnya: ruang, teknik berladang,
kampung teknik dan pilihan tanaman
(tempat berkebun
hidup),  Menyajikan dan
dusun menpresentasikan tentang
(untuk kearifan melayu dalam
kebun), pemanfaatan
peladangan alam/lingkungan; pembagian
(padi dan ruang, teknik berladang,
palawija), teknik dan pilihan tanaman
hutan-tanah berkebun
cadangan, 
hutan- 
tanah/rimba 
larangan.
2. Teknik
berladang
3. Teknik dan
pilihan
tanaman
kebun

3.5. Memahami adab Adab dan 6. Mengamati dan


dan kesantunan kesantunan mengidentifikasi Adab dan
bahasa melayu di bahasa melayu kesantunan bahasa melayu di
keluarga dan di keluarga dan keluarga dan masyarakat;
masyarakat masyarakat: Bahasa mendaki (kepada yang
4.5 Mempraktikkan 1. Bahasa lebih tua), Bahasa mendatar
adab dan mendaki (kepada yang sebaya), Bahasa
kesantunan bahasa (kepada yang menurun (kepada yang lebih
melayu dalam lebih tua) muda), Bahasa dalam
pergaulan sehari- 2. Bahasa Musyawarah dan Bahasa
hari mendatar dalam Acara adat,
(kepada yang 7. Mendiskusikan Adab dan
sebaya). kesantunan bahasa melayu di
3. Bahasa keluarga dan masyarakat;
menurun Bahasa mendaki (kepada yang
(kepada yang lebih tua), Bahasa mendatar
lebih muda). (kepada yang sebaya), Bahasa
4. Bahasa menurun (kepada yang lebih
dalam muda), Bahasa dalam
Musyawarah. Musyawarah dan Bahasa
5. Bahasa dalam Acara adat
dalam Acara 8. Menyusun salah satu
adat konsep yang akan
disimulasikan yang
menerapkan Adab dan
kesantunan bahasa melayu di
keluarga dan masyarakat;
Bahasa mendaki (kepada yang
lebih tua), Bahasa mendatar
(kepada yang sebaya), Bahasa
menurun (kepada yang lebih
muda), Bahasa dalam
Musyawarah dan Bahasa
dalam Acara adat
9. Mensimulasikan salah
satu kegiatan yang
menerapkan Adab dan
kesantunan bahasa melayu di
keluarga dan masyarakat;
Bahasa mendaki (kepada yang
lebih tua), Bahasa mendatar
(kepada yang sebaya), Bahasa
menurun (kepada yang lebih
muda), Bahasa dalam
Musyawarah dan Bahasa
dalam Acara adat
3.6 Memahami sejarah sejarah bahasa  Mengamati sejarah
bahasa melayu melayu: bahasa melayu; Bahasa
4.6. Menulis laporan 1. Mengetahui Melayu Klasik dalam tradisi
tentang sejarah dan tulis dan sejarah Bahasa
bahasa melayu memahami Melayu menjadi Bahasa
klasik sampai sejarah Indonesia
bahasa melayu Bahasa  Mendiskusikan sejarah
menjadi bahasa Melayu bahasa melayu; Bahasa
Indonesia menjadi Melayu Klasik dalam tradisi
Bahasa tulis dan sejarah Bahasa
Indonesia Melayu menjadi Bahasa
Indonesia
2. Mengenal dan  Membuat laporan tentang
memahami sejarah bahasa melayu;
Bahasa Bahasa Melayu Klasik dalam
Melayu Klasik tradisi tulis dan sejarah
dalam tradisi Bahasa Melayu menjadi
tulis: Bahasa Indonesia
 Mempresentasikan
a. Wacana
sejarah bahasa melayu;
kisahan
Bahasa Melayu Klasik dalam
(sejarah dan
tradisi tulis dan sejarah
hikayat)
Bahasa Melayu menjadi
b. Wacana
Bahasa Indonesia
syarahan
keagamaan
c. Wacana
laporan/
jurnalistik
(catatan
perjalanan)
d. Wacana
puitik
(syair)
3.7. Memahmi kaidah kaidah pakaian  Mengamati terhadap
pakaian melayu Riau melayu Riau kaidah pakaian melayu Riau
dan daerah setempat dan daerah dan daerah setempat antara
4.7. Mendemonstrasikan setempat: lain menutup aurat:
pakaian sesuai 1. Menutup “Dikurung oleh
dengan kaidah aurat: Syara’,dikungkung oleh Adat”
pakaian melayu Riau “Dikurung , tertutup, tidak jarang, dan
dan daerah setempat oleh longgar (tidak ketat)
Syara’,dikung  Mengumpulkan
kung oleh informasi dan mengolah
Adat”: informasi berdasarkan hasil
2. tertutup, pengamatan terhadap kaidah
3. tidak pakaian melayu Riau dan
jarang, dan daerah setempat.
4. longgar  Melakukan diskusi
(tidak ketat) terhadap kaidah pakaian
melayu Riau dan daerah
setempat, serta membuat
suatu kesimpulan.
 Melakukan demonstrasi
pakaian yang sesuai dengan
kaidah pakaian melayu Riau
dan daerah setempat

3.8. Menganalisis jenis- jenis-jenis  Mengamati jenis-jenis


jenis pakaian melayu pakaian pakaian melayu Riau dan
Riau dan daerah melayu Riau daerah setempat berupa
setempat dan daerah pakaian melayu harian,
4.8. Menyajikan hasil setempat: pakaian melayu resmi,pakaian
analisis jenis-jenis 1. Pakaian pembesar, pakaian adat dan
pakaian melayu Riau Melayu harian pakaian pengantin.
dan daerah setempat 2. Pakaian  Mengidentifikasi jenis-
Melayu resmi jenis pakaian melayu Riau
3. Pakaian dan daerah setempat berupa
pembesar pakaian melayu harian,
4. Pakaian pakaian melayu resmi,pakaian
adat pembesar, pakaian adat dan
5. Pakaian
pakaian pengantin.
pengantin  Melakukan diskusi
terhadap hasil identifikasi
(menganalisis) jenis-jenis
pakaian melayu Riau dan
daerah setempat berupa
pakaian melayu harian,
pakaian melayu resmi,pakaian
pembesar, pakaian adat dan
pakaian pengantin
 Mempresentasikan/meny
ajikan hasil analisis jenis-jenis
pakaian melayu Riau dan
daerah setempat
3.9. Memahami Makanan Makanan 4. Mengamati Makanan
tradisional Melayu tradisional tradisional: Makanan pokok
Riau dan daerah Melayu Riau atau berat, Makanan ringan
setempat dan daerah dan Minuman tradisional
4.9 Membuat Makanan setempat: Melayu Riau dan daerah
tradisional Melayu 1. Makanan setempat.
Riau dan daerah pokok atau 5. Mendiskusikan Makanan
setempat berat tradisional: Makanan pokok
tradisional atau berat, Makanan ringan
Melayu Riau dan Minuman tradisional
dan daerah Melayu Riau dan daerah
setempat setempat.
2. Makanan 6. Mendiskusikan salah
ringan menu Makanan tradisional:
tradisional Makanan pokok atau berat,
Melayu Riau Makanan ringan dan
dan daerah Minuman tradisional Melayu
setempat Riau dan daerah setempat.
3. Minuma 7. Membuat salah satu
n tradisional Makanan tradisional:
Melayu Riau Makanan pokok atau berat,
dan daerah Makanan ringan dan
setempat Minuman tradisional Melayu
Riau dan daerah setempat.

Anda mungkin juga menyukai