Anda di halaman 1dari 11

BAB I

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PEMBERIAN EDUKASI CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LARANGAN
UTARA KOTA TANGERANG
MAHASISWA NERS STIKes YATSI TANGERANG 2018

Hari/ Tanggal : Jum’at, 30 November 2018


Waktu : 15.00 - Selesai
Topik : Cara Menyusui Yang Baik Dan Benar
Tempat : Rumah Pasien

A. Latar Belakang Kegiatan


Perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak sangat dipengaruhi
oleh ibu. Sejak masa kehamilan janin menerima nutrisi dari ibu melalui
plasenta. Pada masa bayi didalam tubuh ibu secara alami telah disediakan
makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya diberikan ASI. Tumbuh kembang dapat berjalan dengan
pemberian ASI eksklusif seperti keterampilan motorik kasar, motorik halus,
kemampuan bicara dan bahasa (Saraswati dan Mufdlilah, 2014).
Air Susu Ibu (ASI) nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi. ASI
diibaratkan emas yang diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan
hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya yang dapat
menyesuaikan kebutuhan gizi bayi. Pemberian ASI pada bayi merupakan
cara terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang
akan menjadi penerus bangsa. Air susu ibu merupakan makanan yang paling
sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang
bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf
dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit serta
mewujudkan beberapa ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Saraswati
dan Mufdlilah, 2014).
Sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui
lebih dini, karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat
sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui,
isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi
masalah lain. Hal ini dapat menimbulkan gangguan dalam proses menyusui,
sehingga pemberian ASI menjadi tidak adekuat. Pemberian ASI yang tidak
adekuat dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi dan bayi rentan
terhadap penyakit yang pada akhirnya menyebabkan kematian bayi
khususnya pada Bayi Baru Lahir (BBL) (Saraswati dan Mufdlilah, 2014).
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang manajemen laktasi
adalah dengan memberikan penyuluhan. Manajemen laktasi meliputi
perawatan payudara, praktek menyusui yang benar, serta dikenalinya
masalah laktasi dan cara mengatasi. Memberikan informasi tentang
menyusui yang benar pada ibu sangat penting demi suksesnya ibu dalam
memberikan ASI. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan
dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan , dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dengan meminta pertolongan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui efektifitas edukasi cara menyusui yang baik dan
benar terhadap tingkat pengetahuan pada ibu nifas.
2. Tujuan khusus
 Menjadi penambahan informasi pada ibu nifas dan keluarga dalam
menghadapi masalah selama proses menyusui.
 Ibu mampu mempraktekan dan mengaplikasikan cara menyusui
yang baik dan benar

C. Sesi yang Digunakan


Untuk meningkatkan pengetahuan pada ibu nifas dan mengatasi masalah
yang akan dihadapi selama masa menyusui.
D. Peserta
Ny.T dan keluarga

E. Metode dan Media


1. Metode
Berceramah dan demonstrasi
2. Media
Lembar balik

F. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari / Tanggal : Jum’at, 30 November 2018
b. Waktu : 15.00 - Selesai
c. Tempat : Rumah Pasien
2. Susunan Team
a. Leader : Wahyu Surono
b. Moderator : Tsara Febrilia Angeline
c. Pemateri : Ika Lestari, Devi Ariani Safitri
d. Fasilator : Syifa Desfia Nuraeni, Dwi Candra Riski, Siti
Usniah
e. Observer : Teddy Kurniawan Yogo Putro

3. Penguraian Tugas
a. Leader : Wahyu Surono
Uraian Tugas :
1. Memimpin jalannya edukasi
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya edukasi

b. Fasilator : Syifa Desfia Nuraeni, Dwi Candra Riski, Siti Usniah

Uraian Tugas :

1. Membantu leader melaksanakan kegiatan edukasi


2. Menyiapkan segala peralatan dan keperluan untuk kegiatan
edukasi
3. Mengatur segala keperluan selama kegiatan berlangsung

c. Observer : Teddy Kurniawan Yogo Putro


Uraian Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format
yang telah tersedia)
2. Mengamati proses kegiatan edukasi yang berkaitan dengan
waktu, tempat, dan jalanya acara
3. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok

d. Moderator : Tsara Febrilia Angeline


Uraian Tugas :
1. Pembawa sekaligus pemimpin jalannya acara selama kegiatan
berlangsung

G. Setting Tempat
Keterangan :

F F
L : Leader P
F : Fasilitator
M : Moderator F O
P : Peserta L PM PM M
O : Observer
PM : Pemateri

H. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam


- Memberi salam - Mendengarkan dan
- Memperkenalkan diri
memperhatikan
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran

2 10 menit Pelaksanaan : Mengajarkan dan


- Pemberian ASI pada
mendampingi ibu untuk
bayi merupakan cara
melakukan cara pemberian
terbaik bagi
ASI yang benar.
peningkatan kualitas
sumber daya manusia
sejak dini yang akan
menjadi penerus
bangsa.
- Menyampaikan teknik
pemberian ASI yang
benar.

3 5 menit Evaluasi : Melihat ibu lebih


- Melihat pemahaman
memahami cara pemberian
peserta setelah
ASI yang tepat dan benar.
dilakukan tindakan
- Memberikan masukan
- Menyimpulkan hasil
penyuluhan

4 3 menit Penutup : Menjawab salam


- Mengucapkan
terimakasih dan
mengucapkan salam

I. Rencana Evaluasi Kegiatan


Evaluasi
1. Struktur
Rencana kegiatan dipersiapan 5 hari sebelum kegiatan dan informasi
ke pengurus 2 hari.
2. Proses
a. Peserta yang hadir 100%.
b. Tempat di
c. 90% Ny.T dan keluarga aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Hasil
1. Setelah kelompok melakukan edukasi cara menyusui yang baik
dan benar, Ny.T dan keluarga
2. Selain ibu mengetahui cara pemberian ASI yag baik dan benar,
ibu mengetahui manfaat baik ASI untuk pertubuhan dan
perkembangan bayi di masa mendatang.
BAB II
MATERI PENYULUHAN

A. Cara Memberikan ASI Yang Baik dan Benar


1. Posisi
a. Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu,
leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral
payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang
payudara jika diperlukan
b. Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung
melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan
tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya
untuk memegang payudara jika diperlukan
c. Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling
berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu
yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui
pembedahan

2. Tahap tata laksana menyusui


Posisi badan ibu dan badan bayi
a. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
b. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
c. Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
d. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu
e. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
f. Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi
g. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

Posisi mulut bayi dan puting susu ibu


a. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
b. Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C
yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari
yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti
gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari
tengah seperti gunting) dibelakang areola
c. Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks
menghisap)
d. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur
kebawah
e. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan
bahu belakang bayi bukan belakang kepala
f. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-
hadapan dengan hidung bay
g. Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit
mulut bayi
h. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
i. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan
gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
j. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
k. Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan
hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.
Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
l. Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi

3. Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik


a. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
b. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
c. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar
payudara (payudara bagian bawah)
d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
bayi
e. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
f. Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara
ibu
g. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya
puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
h. Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
i. Bibir bawah bayi melengkung keluar
j. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-
kadang disertai berhenti sesaat
k. Terkadang terdengar suara bayi menelan
l. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
m. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

4. Menciptakan praktek menyusui yang baik


a. Posisi yang benar
b. Perlekatan harus benar
c. Tidak diberi botol atau empeng
d. Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
e. Perlihatkan cara menyusui yang efektif

5. Tanda-tanda posisi menyusu yang salah


a. Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
b. Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi
berputar
c. Sebagian besar daerah areola masih terlihat
d. Bayi menghisap sebentar-sebentar
e. Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
f. Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
g. Puting susu ibu lecet dan sakit

6. Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal


a. Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih
sampai kuning muda
b. BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam
sehari
c. Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi
melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur
bukanlah pertanda baik
d. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
e. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai
menyusui
f. Berat badan bayi bertambah

7. Mengeluarkan ASI dengan tangan


Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI
yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu
mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan
mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI
dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat.
Caranya :
a. Cuci tangan sampai bersih
b. Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
c. Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
d. Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan
jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga
berhadapan
e. Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa
menggeser letak kedua jari tadi
f. Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan
memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus
lactiferus
g. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
h. Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan
telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola
dengan kedua jari selalu berhadapan
i. Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan
terperah dari semua bagian payudara
j. Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini
tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. Dkk (Ed.). (2017). Ilmu Kandungan. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Bobak, L. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas
Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Saraswati, E. R. & Mufdlilah. (2014). Pengaruh Penyuluhan Cara Menyusui
Yang Benar Terhadap Perilaku Pemberian ASI Minggu Pertama Pada Ibu
Nifas Di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. STIKes ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai