Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Sejarah dan Perkembangan Pabrik


1.1.1. Sejarah PT PERTAMINA (Persero)
Eksplorasi minyak bumi pertama kali di Indonesia dilakukan di kaki Gunung
Ceremai di Cirebon oleh dua pengusaha Belanda bernama Jan Reerink dan Van
Hoevel pada tahun 1871. Eksploitasi pertama dilakukan pada tanggal 15 Juni 1885
di Telaga Tunggal daerah Pangkalan Brandan oleh Aelko Jan Zooen Zijkler
dengan pengeboran dikedalaman 120 meter. Sumur tersebut merupakan sumur
minyak pertama di Hindia Belanda yang bertaraf produksi komersial.
Penemuan-penemuan sumber minyak di daerah lain di Indonesia mulai
banyak dilakukan, seperti di Telaga Sahid daerah pantai Sumatera Utara tahun
1885, di daerah Kruka sebelah selatan Surabaya tahun 1888, di desa Minyak
Hitam daerah Muara Enim-Sumatera Selatan tahun 1898, di daerah Riam Kiwa
dekat Sanga-Sanga-Kalimantan Timur tahun 1897 dan di desa Ledok-Jawa Timur
tahun 1901. Dengan adanya penemuan sumber minyak bumi di Indonesia tersebut
mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan minyak asing baik besar
maupun kecil pada abad ke 19, seperti:
a. AS (Andrian Stoop), tahun 1887
b. KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890
c. STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890
d. TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894
e. BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894
f. NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), tahun 1894
g. DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894
h. NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), tahun 1894
i. NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894
j. Kilang minyak di Plaju didirikan oleh Shell pada tahun 1907
k. Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun 1933
Pemerintah Hindia Belanda juga membangun Kilang Minyak Pangkalan
Brandan pada tahun 1891. Pada tahun 1894 Kilang Minyak Balikpapan dibangun

1
2

oleh Shell Transport and Trading Company. Kemudian pada tahun 1904, Kilang
Plaju mulai didirikan oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij dan tahun 1923
mulai mengolah minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi. Pada
tahun 1907, perusahaan minyak De Kloninklijke Nederlandsche Petroleum
Company dan Shell Transport and Trading Company bergabung menjadi Royal
Dutch Shell yang lebih dikenal dengan sebutan Shell dengan tiga anak
perusahaan, yaitu: Bataafsche Petroleum Maatschappij sebagai
eksploitasi,produksi dan pengolahan; Asiatic Petroleum sebagai pemasaran; dan
Anglo Saxon Petroleum sebagai pengangkutan. Pada tahun 1912, Nederlandsche
Koloniale Petroleum Maatschappij mendapatkan konsesi di daerah Sumatera
bagian selatan dan tahun 1921 menemukan lapangan minyak Talang Akar
Pendopo.
Pada tahun 1921, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Nederlandsche
Aardoline Maatschappij. Pada tahun 1922, Kilang Minyak Sungai Gerong mulai
didirikan dan tahun 1926 mulai dioperasikan oleh Nederlandsche Koloniale
Petroleum Maatschappij.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, maka usaha-usaha untuk
mengambil alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai
dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari Kolonel
Ibnu Sutowo, PT EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah namanya
menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya
PERTAMINA. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1958.
Berdasarkan UU tahun 1960, maka dibentuklah tiga perusahaan negara di
sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :
1. PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.
2. PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
3. PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
Pada tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan menggunakan SK
Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4 Juni 1966.
Semua kekayaan PN Permigan, yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu,
diserahkan kepada Lemigas. Sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada
PN Permina dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN Pertamin.
3

Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuklah Perusahaan Negara Pertambangan


Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina) yang merupakan penggabungan
dari PN Pertamin dan PN Permina. Pembentukan ini dilakukan pada tanggal 20
Agustus 1968. Sebagai landasan kerja bagi PN Pertamina dibuatlah UU No.8
tahun 1971 yang menyatakan bahwa Pertamina sebagai pengelola tunggal
dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Berdasarkan UU No.20 tahun 2001 serta PP No.31 tahun 2003 pada tanggal
17 September 2003 menyatakan bahwa Pertamina berubah nama menjadi PT
PERTAMINA (Persero).
Saat ini PT PERTAMINA (Persero) telah mempunyai 6 buah kilang dari
total 7 buah kilang, yaitu:
Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)

NAMA KILANG KAPASITAS


RU-II DUMAI 170.000 BPSD
RU-III PLAJU 133.700 BPSD
RU-IV CILACAP 300.000 BPSD
RU-V BALIKPAPAN 253.000 BPSD
RU-VI BALONGAN 125.000 BPSD
RU-VII KASIM-SORONG 10.000 BPSD
TOTAL 996.700 BPSD
Sumber : PERTAMINA
* BPSD : Barrel per stream day.
4

Adapun peta ke 6 Refinery Unit saat ini dari PT. PERTAMINA (PERSERO)
seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.1.

Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang, 2014


Gambar 1.1 Peta Refinery Unit PT. PERTAMINA (PERSERO) di Indonesia

1.1.2. Sejarah PT PERTAMINA (Persero) RU-III Plaju-Sungai Gerong


Sejarah perkembangan kilang RU III Plaju secara umum dimulai dengan
ditemukannnya sumur minyak bumi di telaga tunggal pada tahun 1985 oleh
A.O.Zijkler, dimana kemudian sumur tersebut dikenal dengan nama Telaga Said
yang merupakan awal produksi minyak bumi. Keberhasilan penemuan minyak di
Telaga Said tersebut dan beberapa daerah di Indonesia mendorong pembangunan
kilang pada saat itu termasuk Kilang Plaju.

Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959
berganti nama menjadi PT Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM
beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal
bakal kilang PERTAMINA RU-III.

Tugas pokok PERTAMINA RU-III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan


UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan
pertumbuhan industri dalam negeri, Karena itu kegiatan PERTAMINA RU-III
Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM ”.
5

Pada era tahun 2000-an, proyek yang dilakukan antara lain pembangunan
Jembatan integrasi sungai Musi yang menghubungkan Kilang Plaju dan Kilang
Sungai Gerong.

Tabel 1.2 Sejarah PT. Pertamina RU III Plaju


Tahun Sejarah dan Perkembangan
1903 Pembangunan kilang minyak di Plaju oleh Shell (Belanda)
1920 Kilang Sungai Gerong dibangun oleh Stanvac (AS)
1965 Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 110 MBCD dibeli oleh negara/Pertamina
Kilang Sungai Gerong/Stanvac dibeli oleh negara/Pertamina
1970 Pembangunan Asphalt Blowing Plant kapasitas 45.000 ton/tahun
1972 Pendirian kilang Polypropylene untuk memproduksi pellet Polytam dengan
1973 kapasitas 20.000 ton/tahun
Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi I (PKM I) yang
1982 berkapasitas 98 MBCD
Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan Revamping CDU
1982 (konservasi energi)
Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun
1984 Kilang PTA mulai beroperasi dengan kapasitas 150.000 ton/tahun
Proyek Pengembangan Konservasi Energi/Energy Conservation Industry (ECI)
1986 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)
1987 Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/tahun
PKM II: Pembangunan unit Polypropylene baru dengan kapasitas 45.200 ton/tahun,
1988 revamping RFCCU - Sungai Gerong dan unit alkilasi, Redesign siklon RFCCU-
1990 Sungai Gerong, modifikasi unit re-distilling I/II Plaju, pemasangan Gas Turbine
1994 Generator Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz,
dan pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Shulpuric Acid Recovery Unit
(SAU)
Pembangunan jembatan integrasi kilang Musi
2002 Peresmian jembatan integrasi kilang Musi
2003 Pembangunan unit proses musicool
2006 Peresmian produk musicool
2008 Pembangunan unit Waste Heat Recovery Unit (WHRU)
2010 Peresmian unit WHRU
2011
Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang, 2017
6

PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu:


1. Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah
selatan dan Sungai Komering di sebelah barat
2. Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering.

1.1.3. Visi dan Misi


a. Visi
“Menjadi Perusahaan yang Unggul dan Terpandang” (To be a respected
leading company)
b. Misi
1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia
2. Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara provesional,
kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan
3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional

1.1.4. Logo dan Slogan


Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 sampai dengan 1 Desember 2005)
orang mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Pemikiran
perubahan logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA.
Pemikiran tersebut dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dan diperkuat melalui
tim restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang
mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan
biaya. Akan tetapi program tersebut sempat tidak terlaksana karena adanya
perubahan kebijakan atau pergantian direksi. Wacana perubahan logo tetap
berlangsung sampai dengan terbentuknya PT PERTAMINA (Persero) pada tahun
2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangnun
ssemangat baru, mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja,
mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas companis serta
7

mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang


terjadi, antara lain:
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan.
b. Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO
dan semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru bidang hulu dan
hilir.
Slogan ALWAYS THERE yang diterjemahkan menjadi “SELALU HADIR
MELAYANI”. Dengan slogan ini diharapkan prilaku seluruh jajaran pekerja akan
berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan persaingan
yang sedang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan. Permohonan
pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak
Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,
Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344
tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PERTAMINA sebagai identitas perusahaan
dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama
masa transisi, tanda pengenal PERTAMINA masih dapat dipergunakan.

Gambar 1.2 Logo PT. PERTAMINA (Persero)


Arti makna Logo :
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang
bergerak maju dan progresif.
8

2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil


PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif
dan dinamis dimana:
a. Biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.
b. Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
c. Merah : mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
Peranan PT. PERTAMINA (Persero) dalam pembangunan adalah:
1. Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.
2. Sebagai sumber devisa negara.
3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan
pengetahuan.
Ketika PERTAMINA membeli kilang minyak Sei Gerong dari PT Stanvac
tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian bangsa
di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Dalam mengoperasikan kilang-kilang dalam negeri,
PERTAMINA mendasari langkahnya pada tiga kebijakan utama yaitu kepastian
dalam pengadaan, pertimbangan ekonomi pengadaan, dan keluwesan pengadaan.

1.2.Lokasi Pabrik dan Tata Letak Kilang


1.2.1. Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU III
Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU III berada pada Provinsi Sumatera
Selatan yang meliputi lokasi kilang Plaju yang terletak di kota Palembang dan
kilang Sungai Gerong yang berada di Kabupaten Banyuasin Kecamatan
Banyuasin I. Luas wilayah kerja PT. Pertamina RU III Plaju-Sungai Gerong
sebesar 1812,6 Ha.
9

Tabel 1.3 Luas Wilayah Pertamina

TEMPAT LUAS (Ha)


Area Perkantoran Kilang Plaju 229,60
Area Kilang Sungai Gerong 153,90
PUSDIKLAT Firedan Safety 34,95
RDP dan Lapangan Golf Bagus Kuning 51,40
RDP Kenten 21,20
Lapangan Golf Kenten 80,60
RDP Plaju, Sungai Gerong Ilir 349,37

Untuk lebih jelasnya lokasi PT. Pertamina (Persero) RU III dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang, 2014

Gambar 1.3 Denah PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju – Sungai Gerong

Sebagai dasar pemilihan lokasi kilang minyak adalah:


a. Dekat dengan sumber minyak mentah sebagai bahan baku utamanya.
b. Dekat dengan pasar yang dituju.
c. Tersedianya cadangan air yang cukup sebab kilang minyak memerlukan air
dalam jumlah yang cukup besar.
d. Dekat dengan prasarana umum yang ada, seperti jaringan transportasi,
jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi.
10

e. Tersedianya areal tanah yang luas dan cukup tersedia untuk kemungkinan
perluasan.

1.2.2 Kilang Unit Operasi Plaju


Kilang unit operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan
sebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasi Plaju
terdiri dari unit-unit:
a. Pengilangan utara
Unit-unit yang terdapat di pengilangan utara adalah : Crude Distiller II,
Crude Distiller III, Crude Distiller IV.
b. Pengilangan tengah
Unit-unit yang terdapat di pengilangan tengah adalah : Crude Distiller V,
Redistiller I/II, Stabilizer C/A/B, Straight Run Main Gas Compressor
(SRMGC).
c. Pengilangan selatan (Gas Plant)
Unit-unit yang ada di pengilangan selatan adalah : Butane Butylene Motor
Gas Compressor (BBMGC), Butane Butylene Distiller, Butane Butylene
Treating, Polymerisasi, Alkylasi, Storage & Blending Musicool.
d. Kilang Petrokimia
Kilang Petrokimia, yakni: Kilang Polypropylene yang mengolah raw pp
dari RFCCU SG.

1.2.3. Kilang Unit Operasi Sungai Gerong


Kilang Unit Operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude
Distiller VI, Redistiller III/IV, High Vacuum Unit II, Residue Fluid Catalytic
Cracking Unit, Stabilizer III, Caustic Treater Unit, Merichame Unit.
11

Denah kilang dapat dilihat pada gambar 1.4

Sumber : PT. Pertamina RU III Plaju


Gambar 1.4 Denah PT. Pertamina RU III Plaju
12

Sumber : PT. Pertamina RU III Plaju


Gambar 5. Denah Kilang Plaju
13

Sumber : PT. Pertamina RU III Plaju


Gambar 6. Denah Kilang Sungai Gerong
14

1.3. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


1.3.1. Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III
Struktur organisasi Pertamina RU III dapat dilihat pada Gambar 2.1. Secara
struktural, Penanggung jawab tertinggi PT Pertamina RU-III adalah seorang
General Manager berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Director Refinery. Salah satu bagian yang dibawahi oleh Production Unit adalah
Utilities

1.3.2. Utilities Production Refinery Unit III Plaju


Utilities berada di bawah Production Unit, struktur organisasi Utilities
sebagaimana terlihat pada gambar 2.2, dipimpin oleh seorang Utilities Section
Head yang dibantu oleh beberapa orang :
a. Senior Supervisor PPTL&U yang membawahi shift supervisor yang berada di
PS II dan PS III.
b. Senior Supervisor Auxillaries, yang membawahi shift supervisor auxillaries
Plaju dan Sei Gerong
c. Senior Supervisor Distribution, yang membawahi shift supervisor distribution
Plaju dan Sei Gerong.
d. Facility and Quality Officer
e. Asistant Material & Data Supporting

Anda mungkin juga menyukai