Pemenuhan Istirahat Tidur KD
Pemenuhan Istirahat Tidur KD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam
tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang
sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di
harapkan dapat memulihkan status kesehtan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat
dan tidur lebih dari biasanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian istirahat dan tidur ?
2. Bagaimanakah maksut dan fisiologi tidur?
3. Apa fungsi dan tujuan tidur
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi tidur ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan istirahat dan tidur?
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa dan pembaca dapat memahami tentang pemenuhan istirahat tidur
secara baik dan benar
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Teori
A.Pengertian
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata
isitirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri,
atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan
menjengkelkan. ( Aziz Alimul, 2016)
Tidur dapat dikatakan sebagai kondisi ketika seseorang tidak sadar, tetapi dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai. Kondisi ini ditandai dengan aktivitas
fisik yang minim, tingkat kesadaran bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis, dan terjadi
penurunan respons terhadap stimulus eksternal. (Lyndon, 2013)
B. Karakterestik Istirahat
2
C. Fisiologi Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh stimulus
atau sensoris yang sesuai , atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri
yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan
suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki
kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan
respons terhadap rangsangan dari luar.
D. Tahapan Tidur
a. Tidur NREM
3
Tidur NREM terbagi menjadi empat tahap, yaitu sebagi berikut :
1. Tahap I
Tahap I merupakan tahapan paling dangkal dari tidur dan merupakan
tahap transisi antara bangun dan tidur. Tahap ini ditandai dengan individu
yang cendrung rileks, masih sadar dengan lingkunganya, merasa mengantuk,
bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit
menurun, serta mudah dibangunkan. Tahap I normalnya berlangsung sekitar 5
menit atau sekitar 5% dari total tidur.
2. Tahap II
3. Tahap III
Tahap III merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur
nyenyak(deep sleep). Tahap ini dicirikan dengan relaksasi otot menyeluruh
serta pelambatan denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh yang lain.
Pelambatan tersebut disebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatetik.
Pada tahap III, indivisu cendrung sulit dibangunkan. Tahap III berlangsung
selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur.
4. Tahap IV
Pada tahap IV, individu tidur semakin dalam atau delta sleep. Tahap
IV ditandai dengan perubahan fisiologis, yaitu EEG gelombang otak melemah
serta penurunan denyut jantung, tekanan darah, tonus otot, metabolisme, dan
suhu tubuh. Pada tahap ini, individu jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
Tahap ini berlangsung selam 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur.
4
b. Tidur REM
Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Tahapan ini biasanya terjadi rata-rata
stiap 90 menit dan berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur
NREM dan biasanya sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Tidur REM penting
untuk keseimbangan mental dan emosi. Selain itu, tahapan tidur ini juga berperab
dalam proses belajar, memori, dan adaptasi.
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur
dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi
stress pada paru, kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur,
sehingga dapat diarahkan kembali fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dus
efek fisiologis dari tidur yaitu pertama, efek pada sistem sraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf, dan kedua
efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena
selama tidur terjadi penurunan.
F. Siklus Tidur
Selama tidur, individu mengalami siklus tidur yang didalmnya trdapat pergantian
antara tahap tidur NREM dan REM secara berulang. Siklus tidur pada individu sebagi
berikut:
5
b. Pergeseran dari tidur NREM tahap III ketahap IV. Tahap IV ini berlangsung selama
20 menit
c. Individu kembali mengalami tifdur NREM tahap III dan tahap II yang berlangsung
selama 20 menit
d. Pergeseran dari tidur NREM tahap II ke tidur REM. Tidur REM ini berlangsung
selama 10 menit
e. Pergeseran dari tidur REM ke tidur NREM tahap II
f. Siklus tidur pun dimulai, tidur NREM terjadi bergantian dengan tidur REM. Siklus ini
normalnya berlangsung selama 1,5 jam dan setiap orang umumnya 4-5 siklus selama
7-8 jam tidur.
1. Penyakit
2. Kelelahan
3. Lingkungan
Ada atau tidak adanya stimulus tertentu dari lingkungan dapat menghambat
upaya tidur, contohnya suhu yang tidak nyaman, ventilasi yang buruk, atau suara-suara
tertentu. Stimulus tersebut dapat memperlambat proses tidur. Namun, seiring waktu
individu dapat teradaptasi terhadap kondisi tersebut sehingga tidak lagi terpengaruh
6
4. Stress Psikologis
5.Gaya Hidup
6. Motivasi
Contoh stimulan yang paling umum ditemukan adalahkafein dan nikotin. Kafein
dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur.
Kafein dapat ditemukan dalam minuman contoh kopi, dan teh. Nikotin yang terdapat
dalam rokok dapat menstimulasi tubuh sehinggaperokok biasanya sulit untuk tidur dan
mudah tebangun pada malam hari.
Asupan nutrisi yang adekuat dapat mempercepat proses tidur, misalnya asupan
protein. Asupan protein yang tinggi dapat mempercepat proses tidur karena adanya
triptofan (asam amino) hasil pencernaan protein yang dapat mempermudah proses tidur.
7
H. Gangguan Masalah Kebutuhan Tidur
1. Insomnia
2. Hipersomnia
3. Parasomnia
Parasomnia merupakan prilaku yang dapat menganggu tidur atau perilaku yang
muncul pada saat seseorang tidur. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak.
Beberapa turunan parasomnia antara lain adalah sering terjaga (misalnya tidur berjalan dan
night terror), gangguan transisi bangun tidur (misalnya mengigau), parasomnia yang
berkaitan dengan tidur REM (misalnya mimpi buruk), dan lain-lain (misalnya bruksisme)
4. Narkolepsis
Narkolepsis merupakan gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Narkolepsis di duga merupakan suatu gangguan neorologis yang
8
di sebabkan oleh kerusakan genetik sistem saraf pusat yang menyebabkan tidak
terkendalinya periode tidur REM.
9
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur meliputi :
Pola tidur antara lain kuantitas (lama tidur) dan kaulitas tidur
Aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur
Lingkungan tidur, yaitu kondisi penerangan, tingkat kebisingan, dengan siapa
pasien tidur, dan lain-lain.
Penggunaan obat tidur dan obat-obatan lain sebelum tidur
Perubahan terkini pada pola tidur
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi fisik, perilaku, dan tingkat energi pasien.
Kondisi fisik yang menunjukan bahwa pasien mengalami masalah tidur antara lain
terdapat lingkaran kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, dan lain-lain. Indikasi perilaku yang menunjukan adanya masalah
ti dur meliputi rasa gelisah, bicara lambat, dan tidak fokus atau perhatian. Pasien yang
mengalami masalah tidur akan terlihat lemah, latergik, atau lelah akibat kekurangan
energi.
B. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan pola tidur, berhubungan dengan :
1. Sering terjaga pada malam hari, misalnya karena gangguan transpor oksigen,
eliminasi, dan metabolisme
2. Tidur berlebihan pada siang hari, misalnya akibat obat-obatan sedatif, hipnotik,
antidepresan, amfetamin, dan barbiturat
3. Immobilitas atau aktivitas siang hari yang tidak adekuat
4. Depresi dan takut, misalnya takut operasi
5. Nyeri , misalnya nyeri pada kaki
6. Lingkungan yang menganggu
b. Kecemasan, berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur
(sleep apnea), dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.
c. Koping individu tidak efektif, berhubungan dengan insomnia
d. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan apnea saat tidur
10
e. Potensi cedera
f. Gangguan konsep diri, berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur bertujuan untuk
mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang membeerikan energi yang cuku untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Rencana tindakan :
Tindakan keperawatan :
11
b) Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan berprotein tinggi sebelum
tidur, misalnya keju dan susu
c) Anjurkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama
d) Anjurkan pasien tidur pada saat mengantuk
e) Anjurkan pasien untuk melakukan relaksasi sebelum tidur, misalnya
membaca, mendengarkan musik atau meditasi
3. Somnabulisme
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme :
a) Jaga keamanan pasien dengan melindunginya dari lingkungan yang tidak
aman, misalnya dengan memasang kunci pintu yang baik
b) Cegah timbulnya cedera
c) Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan pengobatan
dengan diazepam
4. Enuresa
a) Anjurkan pasien untuk mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur
b) Anjrkan pasien untuk buang air kecil sebelum tidur sehingga kandung
kemih kosong
c) Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil
5. Narkolepsi
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi narkolepsi antara lain
adalah melakukan kolaborasi dalam pemberian obat-obatan seperti amfetamin
atau metilpenidase hidroklorida (ritalin), atau dengan antidepresan seperti
imipramin hidroklorida.
b. Kurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat menganggu tidur
1) Mengurangi distraksi lingkungan
a) Menutup pintu kamar
b) Matikan pesawat telepon, misalnya dengan mencabut kabel telepon
c) Nyalakan “bunyi-bunyian” yang lembut, misalnya musik yang tenang
d) Redupkan atau matikan lampu
e) Pasang lamou tidur
f) Kurangi jumlah stimulus, misalnya dengan mematikan atau menurunkan
volume televisi
2) Mengurangi hal-hal yang dapat menganggu tidur
a) Hindari prosedur yang tidak perlu selama periode tidur
12
b) Batasi pengunjung selam periode istirahat yang optimal (misalnya setelah
makan)
c. Memberikan aktivitas pada siang hari denganmemperhatikan kondisi kesehatan
pasien
1) Rancang aktivitas pada siang hari yang dapat menolong pasien, misalnya jalan
kaki atau terapi fisik
2) Usahakan agar pasien tidak tidur siang lebih dari 90 menit
3) Anjurkan pasien untuk tidur pada pagi hari
d. Bantu pasien memicu tidur (induce sleep)
1) Bantu pasien melakukan rutinitas sebelum tidur semaksimal mungkin,
misalnya mandi, menggosok gigi, dan membersihkan muka
2) Anjurkan pasien untuk membersihkan tempat tidur nya sebelum tidur
3) Anjurkan psien untuk melakukan relaksasi sebelum tidur, misalnya meminum
susu hangat, membaca buku, mendengarkan musik, atau menonton televisi
4) Pastikan pasien tidur tanpa gangguan selama sedikitnya 4 atau 5 priode,
masing-masing 90 menit setiap 24 jam
e. Kurangi kemungkinan cedera selama tidur
1) Posisikan tempat tidur sehingga menjadi rendah
2) Letakan bel di dekat pasien dan ajarkan pasien cara meminta bantuan
3) Berikan penerangan secukupnya sehingga pasien dapat berjalan ke kamar
mandi dengan aman tanpa takut tersandung sesuatu
4) Jika pasien menggunakan slang drainase, gantungkan slang di tempat tidur dan
ajarkan cara memindahkanya.
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan istirahat dan tidur dapat dinilai dari kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan tidur, baik uantitatif maupun kualitatif serta kemampuan dalam
melakukan teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata
isitirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri,
atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan
menjengkelkan. Tidur dapat dikatakan sebagai kondisi ketika seseorang tidak sadar, tetapi
dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai. Kondisi ini ditandai dengan
aktivitas fisik yang minim, tingkat kesadaran bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis,
dan terjadi penurunan respons terhadap stimulus eksternal.
B.Saran
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
para pembaca, kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
14
Daftar Pustaka
Hidayat, Aziz Alimul. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta. Salemba
Medika
15