Anda di halaman 1dari 15

PENGAWASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Dosen Agus David Ramdansyah, Ph.D

Disusun Oleh :
Kelas : 1A
Kelompok : 13 (TigaBelas)
Nama Anggota : Dewi Astuti NIM : 5551180016
Sisi Wulan Gumelar NIM : 5551180011
Iqbal Munif Muchsin NIM : 5551180012

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN AKADEMIK 2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


BAB 1 PEMBAHASA ............................................................................................... 1
A. PengertianPengawasan .......................................................................................... 1

B. Tujuan Pengawasan ............................................................................................... 2

C. Syarat-Syarat Pengawasan .................................................................................... 2

D. Tujuan Dari Fungsi Pengawasan........................................................................... 3

E. Pentingnya Pengawasan ........................................................................................ 4

F. Langkah-Langkah Proses Pengawasan .................................................................. 4

G. Jenis-Jenis Pengawasan......................................................................................... 5

H. Alat Bantu Pengawasan ........................................................................................ 7

I. ManfaatPengawasan ............................................................................................... 8

BAB 2 PENUTUP ..................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah penggantar Manajemen.Keberhasilan dalam penyusunan
Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Fauzi Sanusi, Drs.,MM Selaku Dewan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Bambang Mahmudi, S.E.,M.M. Selaku Kepala jurusan Manajemen
3. Agus David Ramdansyah, Ph.D Selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Manajemen
4. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
Penyusun ini menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Serang, 21November 2018

Penyusun
BAB 1
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas
yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that
actual activities conform the planned activities.

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak
manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan
antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan
dan rencana yang berarti”.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari
beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka
perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya


kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui
pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui
pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga
dapatmendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan


bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan
atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu
manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari
segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:

“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk
menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
peraturan.” atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya
hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian
dapat dilakukan tindakan perbaikannya.” Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara,
pengawasan dimaknai sebagai “proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan,
dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau
diperintahkan.”

B. TUJUAN PENGAWASAN
1. Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan.
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas-asas yang
telah ditentukan.
3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam bekerja.
4. Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.
5. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan kegagalan ke arah

C. SYARAT-SYARAT PENGAWASAN
1. Pengawasanharusmendukungsifatdankebutuhankegiatan.
2. Pengawasanharusmelaporkansetiappenyimpangan yang terjadi
3. Pengawasanharusmempunyaipandangankedepan.
4. Pengawasanharusobyektif,teliti,dansesuaidenganstandar.
5. Pengawasanharusluwesataufleksibel.
6. Pengawasanharusserasidenganpolaorganisasi.
7. Pengawasanharusekonomis.
8. Pengawasanharusmudahdimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
D. TUJUAN DARI FUNGSI PENGAWASAN
Menurut Griffin (2000), tujuan dari fungsi pengawasan dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
1. Adaftasi Lingkungan
Tujuannya adalah agar sebuah perusahaan dapat beradaftasi dengan perubahan yang
terjadi di lingkungan perusahaan, baik internal maupun eksternal. Contoh : ketika
ICT belum secanggih saat ini , kualifikasi minimum tenaga kerja di sebuah
perusahaan barangkali hanya dibatasi pada kemampuan mengetik. Namun saat ini
hampir seluruh perusahaan menggunakan komputer sebagai ujung tombak kegiatan
sehari-hari.

2. Meminimalkan kegagalan
Ketika perusahaan menjalankan kegiatan produksi misalnya perusahaan memiliki
target produksi sebanyak 10.000 unit maka perusahaan berharap bagian produksi
bisa menghasilkan produk sebanyak itu. Katakanlah bagian produksi hanya
menghasilkan 9.000 unit yang memenuhi standar sedangkan 1000 unit tidak
memenuhi standar. Maka perusahaan mengalami kerugian 1000 unit dalam
produksinya. Oleh karena itu perusahaan perlu menjalankan pengawasan agar target
tersebut terpenuhi.

3. Meminimumkan biaya
Sebagaimana contoh di atas jika target terpenuhi maka biaya dapat diminimalkan,
akan tetepi jika kondisinya seperti di atas 1000 unit tidak memenuhi standar maka
hal itu tidak bisa dikatakan meminimalkan biaya malah menambah beban biaya
produksi.

4. Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi


Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat
mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks. Ketika kegiatan
perusahaan hanya memproduksi satu jenis barang, atau 10 orang pekerja, atau 2
bagian dalam struktur organisasi, barangkali kegiatan manajemen lebih mudah untuk
dilakukan.
E. PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan
yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam
setiap organisasi. Ada beberapa alas an mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :

1. Perubahan lingkungan organisasi


Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya
bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan
yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi
tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal
dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan
profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan
dengan lebih efisien dan efektif.

3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan


Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering
membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.

4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang


Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab
atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan
apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan
sistem pengawasan.

F. LANGKAH-LANGKAH PROSES PENGAWASAN


Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a. Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka
secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan
adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan
standar.
b. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja
yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.

c. Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4
tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.

Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu proses
yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
1. mengukur hasil pekerjaan,
2. membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan
(apabila ada perbedaan),
3. mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.

G. JENIS-JENIS PENGAWASAN
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang
ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini
dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in
control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap
kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang
berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari
pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil
laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di
antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara.
Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan
menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2. Pengawasan Preventif dan Represif


Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang dilakukan
terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah
terjadinya penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud
untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan
membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga
dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang
dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh
atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih
awal.

Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada
akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan
laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif


Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan
di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang
melakukan pengawasan melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung
jawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain,
pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah
“pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa,
dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran
materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap
pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan
dan beban biaya yang serendah mungkin.”

Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan


kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam kaitannya
dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya
“korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau
pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan
pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana
direncanakan
H. ALAT BANTU PENGAWASAN
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya
penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan
perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip
pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur
manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua
persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan
organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.

2. Management Information System (MIS)


MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan
dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
 Mengikutsertakan pemakai dalam tim perancangan
 Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
Adanya pengujian pendahuluan
Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai sistem.
Sedangakan kriteria utama MIS efektif yaitu :
 Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
 Tepat waktu dalam pemakainya
 Menekan biaya secara efektif
 System yang digunakan harus tepat dan akurat
 Dapat diterima oleh yang bersangkutan

3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang
meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan
pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba
organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana
dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut
akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber
keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu
dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran
juga merupakan alat pengawasan.

Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan


organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu
sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan
pelaksanaan yang direncanakan
I. MANFAAT PENGAWASAN
1. Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam bekerja
2. Untuk menjadi dukungan baik segi pribadi ataupun pekerjaan
3. Untuk merencanakan dan memanfaatkan sumberdaya pribadi dan profesional yang
lebih baik
4. Untuk menjadi pro-aktif bukan re-aktif
5. Untuk memastikan kualitas pekerjaan
BAB 2
PENTUP
A. Kesimpulan
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan.
Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan,
Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang, Komunikasi dan Menilai informasi
dan mengambil tindakan koreksi.
Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang di
inginkan, Menetapkan penunjuk hasil, Menetapkan standar penunjuk dan hasil, Menetapkan
jaringan informasi dan umpan balik dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Bidang strategik dalam pengawasan ialah Transaksi Keuangan, Hubungan Manajer dan
Bawahan, dan Operasi-operasi Produktif. Alat-alat pengawasan yang paling umum ialah
Manajemen Pengecualian (Management by Exception), Management Information System
(MIS), Analisa Rasio dan Penganggaran.
Lampiran ;

SESI PERTANYAAN

Dari : Daffa Maula Waladi


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pro-Aktif Dan Reaktif?
Jawab :Reaktif adalah suatu tindakan seseorang yang memiliki respon terhadap suatu
hal atau yang di sebut dengan Stimulus atau sebuah rangsangan. Orang yang memiliki
sikap reaktif memiliki sikap seperti berikut ini:
 Orang yang memiliki sikap selalu tergantung kepada orang lain atau selalu
mengandalkan orang lain.
 Memiliki sikap yang kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan
kepada dia sendiri.
 Tidak memiliki inisiatif untuk melakukan hal-hal yang benar dihadapan orang lain
bahkan setelah orang lain mengambil inisiatif tersebut.
 Memiliki sikap yang selalu menyalahkan orang lain, dia berfikir bahwa tindakan yang
dia lakukan itu selalu benar sedangkan tindakan yang dilakukan orang lain itu salah.
 Memiliki sikap yang pantang menyerah dan ceroboh dalam mengambil keputusan.

Proaktif adalah suatu tindakan seseorang yang memiliki banyak tindakan yang mengarah ke
hal-hal yang positif. Orang yang Proaktif selalu memiliki rangsangan, kesadaran diri,
imajinasi,suara.hati, kehendak bebas serta memiliki respon akan tetapi dia memiliki suatu
Pilihan untuk melakukan suatu hal yang bernilai positif.
Berikut ini adalah sikap seseorang yang Proaktif:
 Memiliki sikap yang mandiri, dia itu mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa bergantungan kepada orang lain.
 Memiliki sikap yang selalu bertanggungjawab terhadap pekerjaan ataupun tugas yang
diberikan kepada dia dan mampu menyelesaikannya dengan baik dan benar.
 Selalu memiliki inisiatif untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi lingkungan
sekitar sebelum orang-orang yang ada disekitarnya melakukan inisiatif tersebut.
 Memiliki sikap yang tidak mau menyalahkan orang lain, meskipun masalah yang
muncul itu disebabkan oleh dirinya sendiri.
Dari : Dede Alfiana
2. Bagaimana Cara Meminimalkan Kegagalan Dan Meminimumkan Biaya?
Jawab :yaitu dengan cara melaksanakan fungsi – fungsi pengawasan yaitu :
Meminimumkan biaya, Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi, Meminimalkan
kegagalan, Adaftasi Lingkungan.

Dari : Natiqah
3. Telah Disebutkan Terkait Fungsi Pengawasan Yang Salah Satunya Yaitu
Meminimmkan Biaya. Pertanyaannya Biaya Apa Saja Yang Dikeluarkan Untuk
Pengawasan ?
Jawab : yang dimaksud di sini yaitu biaya produksi bukan biaya pengeluaran untuk
pengawasan, jadi perlu adanya pengawasan agar biaya yang dikeluarkan untuk
produksi bisa diminiumkan.

Dari :Yesi Mardiana


4. Sudah Dijelaskan Terkait Contoh Meminimalkan Kegagalan, Jadi Bagaimana Cara
Meminimumkan Biaya Tersebut?
Jawab : yaitu dengan cara melaksanakan fungsi – fungsi pengawasan yaitu,
Meminimumkan biaya, Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi, Meminimalkan
kegagalan, Adaftasi Lingkungan. Begitu pun harus di ibantu dengan alat- alat
pengawasan yaitu : Analisa Rasio, Penganggaran, Management Information System
(MIS), Manajemen Pengecualian (Management by Exception)

Dari : Apin Apiun


5. Menurut Kalian, Perusahaan Lebih Baik Menggunkan Pengawasan Internal Atau
Pengawasan Eksternal?
Jawab : perusahaan tidak bisa memilih antara pengawasan internal atau eksternal
karena keduanya saling berkaitan.

Dari : Martina
6. Apa Saja Kasus-Kasus Dalam Pengawasan?
Jawab : penurunan akualitas pelayanan politik, terjadinya penurunan profit atau
pendapatan suatu perusahaan, ketidakpuasan pegawai.
Dari : Nurasih
7. Bagaimana Cara MengawasiKualitasPekerjaan?
Jawab : dengan cara setiap anggota tim harus dievaluasi, lakukan evaluasi secara
regular dan terjadwal, menanyakan kendala secara person, memberikan target atau
tanggal waktu, lakukan evaluasi dalam sebuah meeting, tuangkan hasil evaluasi dalam
bentuk file hard copy dan ciptakan momen evaluasi yang santai namun tetap serius.

Dari : Putri Nurisa


8. Setelah Adanya Pengawasan Apakah Harus Mencapai Target Atau Tidak ?
Jawab : setiap perusahaan menginginkan produksinya mencapai target Oleh karena itu
perusahaan perlu menjalankan pengawasan agar target tersebut terpenuhi. Langkah –
langkah pengawasan yaitu : Menetapkan Standar, Mengukur Kinerja dan
Memperbaiki Penyimpangan.

Anda mungkin juga menyukai