Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Dosen Agus David Ramdansyah, Ph.D
Disusun Oleh :
Kelas : 1A
Kelompok : 13 (TigaBelas)
Nama Anggota : Dewi Astuti NIM : 5551180016
Sisi Wulan Gumelar NIM : 5551180011
Iqbal Munif Muchsin NIM : 5551180012
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN AKADEMIK 2018
DAFTAR ISI
G. Jenis-Jenis Pengawasan......................................................................................... 5
I. ManfaatPengawasan ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah penggantar Manajemen.Keberhasilan dalam penyusunan
Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Fauzi Sanusi, Drs.,MM Selaku Dewan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Bambang Mahmudi, S.E.,M.M. Selaku Kepala jurusan Manajemen
3. Agus David Ramdansyah, Ph.D Selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Manajemen
4. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
Penyusun ini menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB 1
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas
yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that
actual activities conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak
manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan
antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan
dan rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari
beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka
perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk
menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
peraturan.” atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya
hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian
dapat dilakukan tindakan perbaikannya.” Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara,
pengawasan dimaknai sebagai “proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan,
dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau
diperintahkan.”
B. TUJUAN PENGAWASAN
1. Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan.
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas-asas yang
telah ditentukan.
3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam bekerja.
4. Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.
5. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan kegagalan ke arah
C. SYARAT-SYARAT PENGAWASAN
1. Pengawasanharusmendukungsifatdankebutuhankegiatan.
2. Pengawasanharusmelaporkansetiappenyimpangan yang terjadi
3. Pengawasanharusmempunyaipandangankedepan.
4. Pengawasanharusobyektif,teliti,dansesuaidenganstandar.
5. Pengawasanharusluwesataufleksibel.
6. Pengawasanharusserasidenganpolaorganisasi.
7. Pengawasanharusekonomis.
8. Pengawasanharusmudahdimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
D. TUJUAN DARI FUNGSI PENGAWASAN
Menurut Griffin (2000), tujuan dari fungsi pengawasan dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
1. Adaftasi Lingkungan
Tujuannya adalah agar sebuah perusahaan dapat beradaftasi dengan perubahan yang
terjadi di lingkungan perusahaan, baik internal maupun eksternal. Contoh : ketika
ICT belum secanggih saat ini , kualifikasi minimum tenaga kerja di sebuah
perusahaan barangkali hanya dibatasi pada kemampuan mengetik. Namun saat ini
hampir seluruh perusahaan menggunakan komputer sebagai ujung tombak kegiatan
sehari-hari.
2. Meminimalkan kegagalan
Ketika perusahaan menjalankan kegiatan produksi misalnya perusahaan memiliki
target produksi sebanyak 10.000 unit maka perusahaan berharap bagian produksi
bisa menghasilkan produk sebanyak itu. Katakanlah bagian produksi hanya
menghasilkan 9.000 unit yang memenuhi standar sedangkan 1000 unit tidak
memenuhi standar. Maka perusahaan mengalami kerugian 1000 unit dalam
produksinya. Oleh karena itu perusahaan perlu menjalankan pengawasan agar target
tersebut terpenuhi.
3. Meminimumkan biaya
Sebagaimana contoh di atas jika target terpenuhi maka biaya dapat diminimalkan,
akan tetepi jika kondisinya seperti di atas 1000 unit tidak memenuhi standar maka
hal itu tidak bisa dikatakan meminimalkan biaya malah menambah beban biaya
produksi.
c. Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4
tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu proses
yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
1. mengukur hasil pekerjaan,
2. membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan
(apabila ada perbedaan),
3. mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
G. JENIS-JENIS PENGAWASAN
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang
ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini
dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in
control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap
kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang
berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari
pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil
laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di
antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara.
Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan
menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada
akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan
laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang
meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan
pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba
organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana
dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut
akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber
keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu
dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran
juga merupakan alat pengawasan.
SESI PERTANYAAN
Proaktif adalah suatu tindakan seseorang yang memiliki banyak tindakan yang mengarah ke
hal-hal yang positif. Orang yang Proaktif selalu memiliki rangsangan, kesadaran diri,
imajinasi,suara.hati, kehendak bebas serta memiliki respon akan tetapi dia memiliki suatu
Pilihan untuk melakukan suatu hal yang bernilai positif.
Berikut ini adalah sikap seseorang yang Proaktif:
Memiliki sikap yang mandiri, dia itu mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa bergantungan kepada orang lain.
Memiliki sikap yang selalu bertanggungjawab terhadap pekerjaan ataupun tugas yang
diberikan kepada dia dan mampu menyelesaikannya dengan baik dan benar.
Selalu memiliki inisiatif untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi lingkungan
sekitar sebelum orang-orang yang ada disekitarnya melakukan inisiatif tersebut.
Memiliki sikap yang tidak mau menyalahkan orang lain, meskipun masalah yang
muncul itu disebabkan oleh dirinya sendiri.
Dari : Dede Alfiana
2. Bagaimana Cara Meminimalkan Kegagalan Dan Meminimumkan Biaya?
Jawab :yaitu dengan cara melaksanakan fungsi – fungsi pengawasan yaitu :
Meminimumkan biaya, Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi, Meminimalkan
kegagalan, Adaftasi Lingkungan.
Dari : Natiqah
3. Telah Disebutkan Terkait Fungsi Pengawasan Yang Salah Satunya Yaitu
Meminimmkan Biaya. Pertanyaannya Biaya Apa Saja Yang Dikeluarkan Untuk
Pengawasan ?
Jawab : yang dimaksud di sini yaitu biaya produksi bukan biaya pengeluaran untuk
pengawasan, jadi perlu adanya pengawasan agar biaya yang dikeluarkan untuk
produksi bisa diminiumkan.
Dari : Martina
6. Apa Saja Kasus-Kasus Dalam Pengawasan?
Jawab : penurunan akualitas pelayanan politik, terjadinya penurunan profit atau
pendapatan suatu perusahaan, ketidakpuasan pegawai.
Dari : Nurasih
7. Bagaimana Cara MengawasiKualitasPekerjaan?
Jawab : dengan cara setiap anggota tim harus dievaluasi, lakukan evaluasi secara
regular dan terjadwal, menanyakan kendala secara person, memberikan target atau
tanggal waktu, lakukan evaluasi dalam sebuah meeting, tuangkan hasil evaluasi dalam
bentuk file hard copy dan ciptakan momen evaluasi yang santai namun tetap serius.