Rusman Asri
Tenaga Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indo Global Mandiri Palembang
Email : rusman_asri@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pekerjaan konstruksi baja secara umum memerlukan kekuatan maksimal yang dapat ditahan oleh penampang dalam
memikul beban, sehingga untuk itu dibutuhkan suatu penampang yang cukup besar dalam memikul beban. Dalam
usaha mengatasi permasalahan ini, dibuat profil baru sesuai dengan kebutuhan, sehingga dipakailah suatu
penampang Balok Pelat Berdinding Penuh atau sering disebut Pelat Girder (Girder Plate). Balok Pelat Berdinding
Penuh merupakan balok dengan penampang yang tinggi, sehingga sangat mungkin dipengaruhi oleh terjadinya lipat
pada elemen pelat sayap ataupun tekuk pada elemen pelat badan, sehingga diperlukan perhitungan guna mengatasi
lipat dan tekuk tersebut. Untuk mengatasi terjadi lipat ataupun tekuk ini, diperlukan perhitungan tekuk lokak (lokal
buckling) dan jika benar diperlukan, maka dipasang komponen pengaku (stiffener), Bearing stiffener, Intermediate
stiffener, dan Longitudinal stiffener. Untuk memenuhi kebutuhan balok untuk mendukung beban yang ada, sehingga
dapatkan balok pelat berdinding penuh (Plat Girder) ukuran tinggi d = 1.400 mm, dengan plat badan ukuran 15
mm x 1.350 mm, dan pelat sayap ukuran 25 mm x 500 mm baja fy = 240 MPa. Balok dipasang pengaku utama
(bearing stiffener), pengaku antara (intermediate stiffener) dan pengaku memanjang (longitudinal stiffener).
42
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
cara membuat profil baru sesuai dengan mengatasi lipat dan tekuk tersebut. Untuk
kebutuhan, sehingga dipakailah suatu mengatasi terjadi lipat ataupun tekuk ini,
penampang Balok Pelat Berdinding Penuh diperlukan perhitungan tekuk lokak (lokal
atau sering disebut Pelat Girder (Girder buckling) dan jika benar diperlukan, maka
Plate). dipasang komponen pengaku (stiffener).
Sebagaimana diketahui dalam usaha Pengaku (stiffener) yang dipergunakan
memenuhi kebutuhan penampang yang dapat digunakan hanya pengaku utama
dapat memikul momen kerja, maka dapat saja Bearing stiffener, atau bersama-sama
berupa Balok yang dibuat dari Profil baja dengan pengaku antara (Intermediate
gilas panas WF atau sejenisnya yang telah stiffener) ataupun ditambah dengan
tersedia dari pabrik dengan menambahkan pengaku memanjang (Longitudinal
suatu pelat pada salah satu sisi luar sayap stiffener).
WF, atau pada kedua sisi luar sayap WF
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut (Cover Plate) sehingga terpenuhi
kebutuhan daya dukung dari balok. Jika Struktur balok dapat dikatagorikan apakah
alternatif ini masih belum mencukupi balok biasa ataukah balok pelat berdinding
untuk menahan momen kerja, maka penuh, tergantung dari rasio kelangsingan
badan (web) h/tw. Dalam perencanaan
dibuatlah suatu balok dengan penampang
balok pelat berdinding penuh (girder plate
khusus yang terdiri dari susunan elemen- beam), beberapa persyaratan yang harus
elemen pelat yang disambung satu dengan diketahui dan dipenuhi, seperti kuat
lainnya (Balok Pelat Berdinding Penuh). momen nominal Mn, kelangsingan λ,
Jika alternatif ini pun masih belum mampu tekuk, kuat geser dan pengaku jika
menahan momen kerja, maka digunakan diperlukan.
alternatif lainnya dengan cara memakai
struktur rangka batang. 1. Kelangsingan Badan (λ)
Kelangsingan badan (web) ditetapkan
Balok Pelat Berding Penuh pada dasarnya untuk mencegah terjadinya tekuk vertikal
adalah balok yang tinggi, yang terdiri dari dari flens. Kelangsingan web, h/tw. Jika
pelat badan (web) dengan tebal (tw) dan rasio kelangsingan
pelat sayap (flans) dengan tebal (tf),
h/tw < 2550/ fy .................. 2.1
sehingga semua persyaratan dan batasan
sebagai balok harus dipenuhi. Pembuatan maka balok dikatagorikan adalah balok
balok pelat berdinding penuh, dapat biasa.
dilakukan dengan merangkai elemen pelat dan jika : h/tw > 2550/ fy .................... 2.2
badan dengan pelat sayap menjadi sebuah maka dikatagorikan balok pelat berdinding
profil yang dibutuhkan dengan penuh.
menggunakan alat sambung yang tersedia, C b=1
dalam hal ini alat sambung dapat
digunakan alat sambung dari paku keling,
baut ataupun dengan menggunakan alat
sambung las.
Balok Pelat Berdinding Penuh merupakan
balok dengan penampang yang tinggi,
sehingga sangat mungkin dipengaruhi oleh
terjadinya lipat pada elemen pelat sayap
ataupun tekuk pada elemen pelat badan,
sehingga diperlukan perhitungan guna (a). Batasan Tekuk Torsi Lateral
43
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
44
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
..............,.......2.11
dimana :
bf adalah lebar pelat sayap, mm (b). Tekuk Lokal Flens
tf adalah tebal pelat sayap, mm
dengan batas-batas kelangsingan : Gambar 2. Batasan Tekuk Balok Pelat
Berdinding Penuh
...........2.12
c). Balok Hebrida
..........2.13 Balok pelat berdinding penuh yang
berbeda kuat leleh antara flens dan web
dinamakan balok hibrida. Pada umumnya
kuat leleh flens lebih tinggi daripada web,
sehingga web mengalami leleh terlebih
Dengan dahulu sebelum kuat maksimum flens
dan 0,35 < ke < 0,763 tercapai. Kuat momen nominal balok
Jika λG < λp keruntuhan terjadi akibat Hebrida :
leleh, maka
Mn = Kg. S. Fcr. Re
fcr = fy
dengan :
Jika λp < λ < λr keruntuhan terjadi akibat
tekuk lokal flens inelastis, maka ...2.14
dan :
..2.14 ar = Au/Af
= rasio antara luas penampang
Jika λG > λp keruntuhan terjadi akibat melintang web dengan flens
tekuk lokal flens elastis, maka m = yu/fyf
f
= rasio antara kuat leleh web dengan
flens
4. Kuat Geser Nominal
Kuat geser desain balok pelat berdinding
fy penuh adalah v.Vn dimana v = 0,9, Kuat
geser balok pelat berdinding penuh adalah
merupakan fungsi dari rasio tinggi dan
0,5 Cb.
oleh jarak antara pengaku vertikal yang
digunakan. Kuat geser balok pelat
berdinding penuh dapat dibedakan menjadi
kuat geser pratekuk dan kuat geser pasca
(a). Tekuk Torsi Lateral tekuk yang dihasilkan dari aksi medan
tarik. Aksiu medan tarik hanya terjadi pada
45
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
balok pelat berdinding penuh yanf Dengan mengambil y = 0,6fy dan v = 0,3
dipasang pengaku vertikal. Jika tidak tidak maka persamaan Cv untuk daerah inelastic
dipasang pengaku vertikal atau jika :
pengaku vertikal dipasang dengan jarak
yang cukup jauh, maka kuat geser balok
..........2.22
pelat berdinding penuh hanya ditahan oleh
Kuat Geser Nominal Balok Pelat
oleh kuat geser pratekuk.
Berdinding Penuh adalah :
a) Tekuk Elastis Akibat Geser Murni
Vn = Cv(0,6.fyw)Aw .....................2.23
Tegangan tekuk elastis elemen sebuah
pelat adalah nilai Cv ditentukan : untuk tekuk elastis
nilai Cv < 0,8 dan tekuk inelastis nilai Cv >
.........2.15 0,8
1) Jika : Cv = 1
Untuk geser murni, maka persamaan maka :
menjadi : …........2.24
.........2.16
Jika nilai h/tw tidak melebihi batas
Dimana nilai kn merupakan fungsi dari tersebut, maka kuat geser nominal balok
rasio a/h sebesar : pelat berdinding penuh adalah :
....................2.17 Vn = 0,6fyw. Aw (SNI 03-1729-2002. Pas.8.8-3a)
..........2.25
2). Batas antara tekuk inelastis dengan
Jika didefinisikan besar Tanpa dimensi, Cv tekuk elastis dicapai jika Cv =0,8 sehingga
sebagai rasio antara tegangan tekuk geser persamaan dapat ditulis menjadi
cr dengan tegangan geser leleh cr maka :
....2.18 ...............................2.26
jika
Jika y = 0,6 fy dan v = 0,3 maka
persamaan Cv untuk daerah tekuk elastis ......2.27
menjadi :
46
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
..............................2.30
..................2.35
Jika nilai kn diambil sama dengan 5, dan
pengaku vertikal tidak dipasang, maka
persamaan menjadi c). Kekakuan Pengaku Vertikal
Pengaku vertikal harus cukup kaku untuk
mencegah web berdeformasi keluar bidang
ketika terjadi tekuk. Maka momen inersia
Maka kuat geser nominal maksimum dapat minimum pengaku vertikal harus
tercapai Vn = 0,6. fyw. Aw terpenuhi, yaitu : Ig > j. a. tw2 .........2.36
Pengaku vertikal tidak dibutuhkan jika :
h/tw < 260 dan Vn < Cv 0,6. fyw. Aw Dimana :
Jika h/tw > 260 maka pengaku vertikal Ig adalah momen inersia pengaku vertikal
harus dipasang, dan nilai Cv dapat diambil yang diambil terhadap tengah tebal
dari persamaan : pelat web untuk sepasang pengaku
vertikal, diambil terhadap bidang
kontak dengan web jika hanya ada satu
pengaku vertikal.
d). Gaya Tekan dipikul Pengaku Vertikal
Maka kuat geser nominal maksimum dapat
tercapai Vn = 0,6. fyw. Aw
.... 2.38
47
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
Jika balok pelat berdinding penuh 2). Jika beban terpusat dikenakan pada
menerima beban terpusat, maka bagian jarak kurang dari h/2 dari ujung balok
badan (web) harus diperiksa terhadap kuat Untuk N/d < 0,2 :
leleh, kuat tekuk dukung, kuat tekuk lateral
...2.43
dan kuat tekuk lateralnya. Cara
pemeriksaannya sama dengan yang
Untuk N/d > 0,2 :
dilakukan terhadap balok biasa
48
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
METODOLOGI PENELITIAN
L = adalah panjang bentang tak Metodologi yang digunakan dalam
terkekang dari flens yang teerbesar penulisan ini berupa kajian studi pustaka
d). Kuat Tekuk Lentur Web yang dibagi dalam beberapa tahapan
Kuat tekuk lentur dari web adalah : sebagai berikut :
3.1. Analisis Teoritis
…….....2.4
Analisis dilakukan berdasarkan teori yang
Jika pada setiap lokasi beban terpusat telah digunakan dalam penulisan seperti teori
dipasang pengaku Penahan gaya tumpu, kegunaan dan keuntungan dalam
maka tidak perlu lagi dilakukan penggunaan balok pelat berdinding penuh,
pemeriksaan kuat web terhadap leleh, mekanika, pembebanan, kelangsingan,
tekuk dukung, tekuk lateral dan tekuk kuat lentur, kuat geser, tekuk, dan
lentur. tegangan yang terjadi pada penampang
balok berdinding penuh.
Lebar pengaku pada setiap sisi web harus
3.2. Analisa Data
diambil lebih besar dari sepertiga lebar
flens dikurangi setengan lebar web, Data yang digunakan dalam pembahasan
dan juga digunakan sebagai pembanding
sedangkan tebal pengaku harus diambil
hasil perhitungan diambil dari Data
lebih tebal dari setengah tebal flens serta Jembatan Air Megang Bentang 30 meter
memenuhi syarat kelangsingan dengan 5 balok Girder Australia :
Bentang jembatan : 30,00 meter
..............2.48 Lebar lantai : 6,00 meter
Lebar trotoar : 2 x 0,5 meter
Dimana : Jumlah Gelagar : 5,00 buah
bs adalah lebar pengaku dan ts adalah tebal Tinggi girder h : 1400 mm
pengaku Jarak gelagar (a) : 1500 mm
Tahanan tumpu dari sebuah pengaku Baja Plate Girder : BJ 37 fy = 240 MPa.
penahan gaya tumpu diambil sebesar : Beton Lantai : fc’ = 30 MPa
Rn0,75 (1,8.Fy.Apb) ................2.49 fy = 235 MPa.
dan juga digunakan data-data lain
Dimana :
mengenai profil baja, Peraturan Beton
Apb adalah luas penampang pengaku
Indonesia dan RSNI T-02-2005-standar
penahan gaya tumpu
pembebanan untuk jembatan :
Selanjutnya pengaku harus diperiksa
Beban Jalur : 9 Kpa
seperti sebuah batang tekan dengan
Beban Garis : 49 kN/m
persyaratan :
3.3. Perhitungan
1) Pengaku harus dipasang sepasang
setinggi pelat web Perhitungan dilakukan dengan mengguna
kan rumus-rumus yang ada dan juga
2) Penampang yang dihitung sebagai asumsi-asumsi dari hasil analisa teori
batang tekan adalah penampang mengenai persentase keuntungan
melintang dari pengaku ditambah pemakaian balok pelat berdinding penuh,
dengan 12.tw (untuk panel ujung) atau pemilihan dan pemakaian profil yang lebih
25.tw (untuk panel dalam), dimana tw meguntungkan.
adalah tebal web. Dalam perhitungan digunakan Standar
3) Panjang tekuk diambil sebesar 0,75.h Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-
49
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
2005, dan Standar Perencanaan Struktur Beban garis diatas lantai kendaraan PLL =
Baja untuk Jembatan RSNI T-03-2005 4,9 t/m, dipengaruhi oleh faktor dinamis
dengan Metode Load Resistance and dengan berpedoman Faktor Beban
Factor Design (LRFD).
Dinamis RSNI T-02-2005 :
HASIL DAN PEMBAHASAN
50
Pembahasan dilakukan terhadap Jembatan
FBD (%)
Air Megang dengan memakai sistem 40
Balok Girder, Jalan Raya Kelas I bentang 30
L = 30,0 meter yang di desain pada tahun 20
1990.
10
4.1. Pembahasan 0
Bentang jembatan : 30,00 meter 0 50 100 150 200
Lebar lantai : 6,00 meter 30
Bentang (m)
Lebar trotoar : 2 x 0,5 meter
Berdasarkan grafik dengan bentang 30 m,
Tebal pelat lantai : 20 cm
diperoleh faktor beban dinamis FBD =
Jumlah Gelagar : 5,00 Plate Girder
40%, maka beban garis menjadi PLL = 1,40
Tinggi girder h : 1400 mm x 4,9 t/m = 6,86 t/m
Jarak antar (a) : 1500 mm
Baja Plate Girder : BJ 37 fy = 240 MPa. Beban dan momen yang terjadi :
fu = 370 MPa Akibat berat sendiri :
Beton Lantai : fc’ 30 MPa, fy = 235 qD = 1,2 x 1,0752 t/m = 1,290 t/m
MPa. Akibat Muatan “D” :
Beban Jalur : 9 Kpa qL = 1,6 x 0,90 t/m = 1,4400 t/m2
Beban Garis : 49 kN/m qLt = 1,6 x 0,50 t/m = 0,8000 t/m2
a. Pembebanan PL = 1,6 x 6,86 t/m =10,9760 t/m
1. Akibat Berat Sendiri : Momen Berat sendiri :
Aspal 7 cm = MD = 1/8 x 1.290x302 = 145,13 t.m
0,07 x 1,5 x 2,24 t/m2 = 0,2352 t/m Momen Muatan “D”:
Pelat beton = ML = 1/8 x (1.44 + 0,8) x (30) 2 + ¼ x
0,20 x 1,5 x 2,50 t/m2 10,976 x 30 = 334,32 t.m
= 0,7500 t/m
Momen Total :
Air hujan =
2
0,06 x 1,5 x 1,00 t/m = 0,0900 t/m MTot = 145,13 + 334,32
Gelagar memanjang (ditaksir) = 0,0650 = 479,45 t.m = 47945000 kg.cm
t/m b. Dimensi Profil
qDM = 1,0752 t/m
a. Rencana Pelat Badan
2. Akibat Muatan “D”
Jembatan BM 100, maka P dan q 100% Tinggi balok d = 140 cm
Gelagar langsung mempengaruhi lantai Tebal pelat sayap tf = 2,5 cm
kendaraan Tinggi h = d - 2 tf
h = 140 – 2(2,5) = 135 cm
Bentang L = 30 meter
Tebal pelat badan ( tw ) h/tw > r SNI
Maka “D” 03 – 1729 – 2002 Pasal 8.4.1
- Beban merata qLL = 9,0 Kpa = 0,9 t/m
r = 2550 fy SNI 03-1729-2002 tabel
- Beban merata (trotoar) qLLt = 0,5 t/m
7.5.1
- Beban GarisPLL = 49,0 Kpa = 4,9 t/m
50
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
b =50 cm
sayap
tf = 2,5 cm
G = bf /2tf = 500/(2x25) = 10
p = 0,38 (E/fy)
= 0,38 (200000/240) = 10,97
h = 135 cm
d = 140 cm
mm
1500 1500
1500 1500 L= 30 m
a a
a a L= 30 m
51
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
tf =25 mm
Kg = 1,072 bf =25 mm
Ix = 1/12 x 1,5 x1353 + 2[1/12 x 50 x x = 250 Perletakan
Ru
2,53 + (50 x 2,5) x 68,752)]
Ix = 1489317,71 cm4 N
52
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
53
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
1 1
2 2
Potongan 1-1
tw = 1,5 cm 2 2
20 cm 12 tw = 18 cm
Potongan 2-2
20 cm
Ag = 2(1,5)(20) + 1,5(37,5)
= 116,25 cm2
Potongan 2-2
I = (Ix + A.d2)
Kontrol kekuatan pengaku sebagai batang
tekan :
I = 8944,30 cm4 Ag = (18)(1,5) + 4(20)(1,5)
2
Jari-jari girasi r : Ag = 147 cm
I = (Ix + A.d2)
Rasio kelangsingan :
54
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
Vn = 2.720.188,8 N
Dimana : = 272.018.88 kg (menentukan)
As = Luas Pengaku vertikal yang tidak Cv = Kuat geser (pasal 7.8.5)
menerima beban luar secara Kuat geser (pasal 7.8.3)
langsung atau momen = 272.018,88
Cv = perbandingan antara kuat geser 291.600 kg
yang ditentukan pada Sub-pasal Cv = 0,933
7.8.4 atau 7.8.5 terhadap kuat geser
yang ditentukan oleh Sub-pasal
7.8.3;
Aw = luas pelat badan, dinyata kan
dalam, (mm2); As = 1,935 cm2
= 1,0 untuk sepasang pengaku; As = 10x1,5= 15 cm2>1,935 cm2 OK
= 1,8 untuk pengaku siku tunggal; Kekakuan Minimum Is .. (pasal
= 2,4 untuk pengaku pelat tunggal. 7.12.3)
Ambil : a/h = 150/135 = 1,11 < 2 = 1,214
= 1 Sepasang pengaku maka : syarat Is > 0,75. h. tw3
Cv = Kuat geser (pasal 7.8.5) Is = 0,75. h. tw3
Kuat geser (pasal 7.8.3) 3 4
Is = 0,75(135)(1,5) = 341,72 cm
Is = 1/12. ts. bs
= 1/12(1,5)(10)3 = 125 cm4
Is = 125 cm4 < Is = 341,72 cm4
Tidak memenuhi syarat, maka ukuran
intermediate stiffener diperbesar
Kuat geser (pasal 7.8.5) Ambil ukuran 1,5 cm x 15 cm
Is = 1/12. ts. bs
= 1/12(1,5)(15)3
= 421,875 cm4 > 342,72 ..... OK
55
BALOK PELAT BERDINDING PENUH Rusman Asri
56