Anda di halaman 1dari 19

BAB III

LAPORAN KASUS

A. BIODATA
1. IDENTITAS DIRI KLIEN
a. Nama : Tn. “S”
b. Umur : 20 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki - laki
d. Alamat : Dusun ganjengge (Bulukumba)
e. Status Perkawinan : Belum menikah
f. Agama : Islam
g. Suku : Bugis
h. Pendidikan : SLTA
i. Tgl masuk: : 01 – 01 - 2019
j. Tgl Operasi: : 19 – 12 - 2018
k. Tgl. Pengkajian : 10 – 01 - 2019
l. Sumber Informasi : klien dan keluarga klien

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. KELUHAN UTAMA
Luka bekas operasi diperut
b. RIWAYAT KELUHAN SEKARANG
Terdapat luka bekas operasi Laparatomi pada perut dengan ukuran P 14cm
x L 6cm disertai nyeri (ekspresi wajah meringis, skala nyeri: 4 ) , warna
dasar luka : granulasi (70%), slought (25%), nekrotik (0%), epitelisasi (5%),
jenis eksudat serous jumlah eksudat sedang, tidak bau, keadaan umum
lemah, Vital sign : T,: 100/60 mmhg, N: 20 x/ menit, S : 37 c, P: 20 x/
menit.
c. RIWAYAT KELUHAN MASA LALU
Klien mengalami kecelakaan ±1bulan yang lalu, klien dibawa ke RS
bulukumba dan dilakukan operasi dengan alasan bagian dalam perut pasien
ada yang hancur, setelah 5hari pasca operasi, klien mengatakan ada cairan
kekuningan keluar dari bekas operasi , dan hari demi hari cairan yang keluar
banyak, dan membuat beberapa lubang pada bekas operasi klien, lalu klien
di rujuk ke RS faisal dan dirawat selama 1 hari kemudian klien dirujuk ke
RSUD wahidin sudirohusodo pada tanggal 01 januari 2019 dan sampai saat
ini.
Klien ada riwayat merokok ½ bungkus setiap hari, dan juga riwayat minum
alkohol 2-3x/minggu, ±1botol setiap kali minum alkohol.

3. PENGKAJIAN LUKA
a. pengkajian luka
ITEMS PENGKAJIAN TGL : TGL : TGL :
07/01/2019 09/01/2019 11/01/2018
1. UKURAN 1= P X L < 4 cm 5 5 5
LUKA 2= P X L 4 < 16 cm
3= P X L 16 < 36 cm
4= P X L 36 < 80 cm
5= P X L > 80 cm
2. KEDALAMAN 1= stage 1 2 2 2
2= stage 2
3= stage 3
4= stage 4
5= necrosis wound
3. TEPI LUKA 1= samar, tidak jelas terlihat 3 3 3
2= batas tepi terlihat, menyatu dengan
luka
3= jelas, tidak menyatu dengan dasar
luka
4= jelas tidak menyatu dengan dasar
luka, tebal
5= jelas, fibrotic, parut tebal /
hyperkeratonic
4. GOA 1= tidak ada 1 1 1
2= goa < 2 cm di area manapun
3= goa 2-4 cm < 50% pinggir luka
4= goa 2-4 cm > 50% pinggir luka
5= goa > 4 cm di area manapun
5. TIPE 1= tidak ada 4 4 4
EKSUDAT 2= bloody
3= serosanguineous
4= serous
5= purulent
6. JUMLAH 1= kering 4 3 3
EKSUDAT 2= moist
3= sedikit
4= sedang
5= banyak
7. WARNA 1= pink atau normal 4 4 3
KULIT 2= merah terang jika ditekan
SEKITAR 3= putih atau pucat
LUKA 4= merah gelap/ abu-abu
5= hitam atau hyperpigmentasi
8. JARINGAN 1= no swelling atau edema 1 1 1
YANG 2= non pitting edema < 4 cm disekitar
EDEMA luka
3= non pitting edema > 4 cm disekitar
luka
4= pitting edema < 4 cm disekitar luka
5= krepitasi atau pitting edema > 4 cm
disekitar luka
9. JARINGAN 1= kulit utuh atau stage 1 3 3 3
GRANULLASI 2= terang 100% jaringan granulasi
3= terang 50% jaringan granulasi
4= granulasi 25%
5= tidak ada jaringan granulasi
10. EPITELISASI 1= 100% epitelisasi 5 5 4
2= 75%-100% epitelisasi
3= 50%-75% epitelisasi
4= 25%-50% epitelisasi
5= < 25% epitelisasi
SKOR TOTAL 32 31 29
PARAF DAN NAMA PETUGAS
STATUS KONDISI LUKA

07/01/2019 09/01/2019

1 15 26 30 32 55
11/10/2019
50
32 x 12 = 6 - 7 minggu
55

31 x 12 = 6 – 7 minggu
55

29 x 12 = 6 – 7 minggu
55
Pengkajian Luka
a. Tipe luka ( ) Akut (√ ) Kronik
b. Tipe penyembuhan
() primary intention healing (√ ) delayed intention healing
( ) secondary intention healing
c. Kehilangan jaringan
( ) superfical thickness (√) partial thickness ( ) full thickness
d. Penampilan klinis
(0 %) nekrotik (25%) slough
(75%) granulasi (5%) epithelisasi
e. Lokasi luka : pada perut
f. Pengukuran luka
(√ ) Two dimensional assessment
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan atau menghambat penyembuhan
( ) DM ( ) Anemia ( ) Merokok
( ) Immobilitas ( ) Kemoterapi ( √ ) Infeksi
(√ ) Perilaku Klien ( ) Keganasan ( ) Radioterapi
( ) Hiperbilirubin ( ) Tidak diketahui
( ) Hipoalbumin
h. Pengobatan yang berpengaruh pada penyembuhan
( ) Stroid ( ) NSAIDS ( ) Immunosuppresan
(√ ) Antibiotik ( ) Insulin ( ) .............................
i. Status Nutrisi
(√ ) Baik ( ) Sedang ( ) Jelek
( ) NGT ( ) IV / TPN ( ) Suplemen Nutrisi
( 53kg) Berat Badan ( 153cm) Tinggi Badan
( ) Berat badan dibawah rata-rata dibanding tinggi badan
( ) Berat badan di atas rata-rata dibanding tinggi badan
(√ ) Berat badan rata-rata sesuai dengan tinggi badan
Gambar luka
07/01/2019
09/01/2019

11/01/2019
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan lab : tgl pemeriksaan 01/01/2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
WBC 10.99 4.00 – 10.0 10^3/Ul
RBC 4.00 4.00 – 6.00 10^6/Ul
HGB 12.2 12.0 – 16.0 g/dL
HCT 34,0 37.0 – 48.0 %
MCV 85.0 80.0 – 97.0 Fl
MCH 30.5 26.5 – 33.5 Pg
MCHC 35.9 31.5 – 35.0 g/dL
PLT 715 + 150 – 400 10^3/ul
PDW 38.3 10.0 – 18.0 fL
MPV 8.1 6.50 – 11.0 fL
P-LCR 9.3 13.0 – 43.0 %
PCT 0.58 0.150 – 0.500 %
NEUT 7.52 52.0 – 75.0 10^3/uL
LYMPH 1.76 20.0 – 40.0 10^3/uL
MONO 1,61 2.00 – 8.00 10^3/uL
EO 0,01 1.00 – 3.00 10^3/uL
BASO 0.09 0.00 – 0.10 10^3/uL
HAMATOLOGI
Koagulasi
PT 12,1 10-14 Detik
INR 1,17 -
APTT 21.4 22.0-30.0 Detik
KIMIA DARAH
Glucosa
GDS 89 140 Mm/dl
FUNGSI GINJAL
Ureum 34 10-50 Mm/dl
Creatinen 0.51 L:<1.3 P:<1.1 Mm/dl
FUNGSI HATI
SGOT 25 <38 U/L
SGPT 26 <41 U/L
ELEKTROLIT
Natrium 128 136-145
Kalium 4.0 3.5-5.1
Klorida 93 108

5. TERAPHY:
No mama obat Dosis Indikasi
1 Infus RL 20 tpm RL merupakan larutan steril yang
digunakan sebagai penambah
cairan dan elektrolit tubuh untuk
mengembalikan keseimbangan
cairan tubuh
2 Meropenem 1 gr / 8 jam/ intravena Sebagai antibiotik yang digunakan
untuk menangani berbagai kondisi
yang diderita akibat adanya
infeksi bakteri. Obat ini bekerja
dengan cara mencegah
pertumbuhan bakteri dan
membunuh penyebab infeksi
3 Metronidazole 500 mg/8 jam Metronidazol merupakan
/intravena antibiotik yang cukup baik untk
bakteri anaerob, yakni bakteri
yang dapat hidup tanpa
membutuhkan oksigen. Bakteri
jenis ini biasanya hidup di dalam
luka tertutup atau di dalam organ
tubuh, misal pada luka kaki
penderita kencing manis
(diabetes) yang biasanya sudah
terdapat nanah, pada infeksi perut
bagian dalam, dan sebagainya.
4 Omeprazole 40 mg / 24 jam Merupakan obat yang mampu
/intravena menurunkan kadar asam yang
diproduksi di dalam lambung.
5 Metamizole 1 gr / 8 jam / intravena Merupakan obat untuk mengobati
banyak tipe sakit seperti tumor,
sakit setelah operasi, atau luka.
Obat ini juga dapat diberikan
ketika pengobatan dalam bentuk
lain tidak menunjukkan efek
apapun. Metamizole tidak
digunakan untuk menangani rasa
sakit ringan (sakit gigi, sakit
kepala, nyeri haid).
B. Diagnosa
1. Kerusakan integritas kulit/ risiko infeksi
C. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan luka selama 3x, diharapkan gangguan
integritas kulit dapat teratasi (resiko infeksi tidak terjadi) dengan kriteria hasil :
 Integritas kulit membaik
 Drainase purulent berkurang
 Eritema di kulit sekitar tidak ada
D. Intervensi
1. Kaji karateristik luka
2. Lakukan pencucian luka
3. Lakukan debridement
4. Aplikasi dressing
5. Beri HE terkait kondisinya?
6. Kolaborasi pemberian obat
E. Implementasi
Hari Pertama
Tgl 09/01/2019
Jam: 18.00

1. Mengkaji karateristik luka


Hasil :
Ukuran luka P: 14 cm x L: 6 cm disertai nyeri (ekspresi wajah meringis, skala
nyeri: 4 ) , warna dasar luka : granulasi (70%), slought (25%), nekrotik (0%),
epitelisasi (5%), jenis eksudat serous jumlah eksudat sedang, tidak bau. Luka
berada pada stage 2, tidak terdapat goa, batas tepi luka terlihat jelas dan tidak
menyatu dengan dasar luka, , warna sekitar luka berwarna keabu-abuan.
Tanda infeksi : leukosit(10,99 10^3/Ul) , terdapat eksudat .
2. Melakukan pencucian luka
Hasil : Mencuci luka menggunakan cairan NaCl 0,9 %
3. Melakukan debridement
Hasil : Pengangkatan jaringan mati dengan teknik mekanikal debridement
menggunakan kasa dan pinset.
4. Mengaplikasi dressing
Hasil : dressing primer menggunakan suprasorb Gell, dressing sekunder
menggunakan hidrofobic dressing dressing (cutimed sorbact) , dressing
tersier menggunakan kain kassa steril dan difiksasi dengan hipafiks.
5. Memberi HE terkait kondisi/penyakitnya
Hasil: menganjurkan klien mengkomsumsi makananan yang banyak
mengadung protein seperti tahu/ tempe , putih telur dan ikan gabus, keluarga
klien mengatakan klien kurang nafsu makan.
6. Penatalaksaan obat
Hasil :
1. Meropenem 1 gr/ intravena
2. Metronidazole 500 mg / intravena
3. Metamizole 1 gr / intravena

Hari Kedua

Tgl 09/ 01/2019


Jam: 08.00

1. Mengkaji karateristik luka


Hasil :
Ukuran luka P: 14 cm x L: 6 cm disertai nyeri (ekspresi wajah
meringis, skala nyeri: 4 ) , warna dasar luka : granulasi (70%), slought (25%),
nekrotik (0%), epitelisasi (5%), jenis eksudat serous jumlah eksudat sedang,
tidak bau. Luka berada pada stage 2, tidak terdapat goa, batas tepi luka
terlihat jelas dan tidak menyatu dengan dasar luka, , warna sekitar luka
berwarna keabu-abuan. Tanda infeksi : leukosit(10,99 10^3/Ul) , terdapat
eksudat .

2. Melakukan pencucian luka


Hasil : Mencuci luka menggunakan cairan nacl 0,9 %
3. Melakukan debridement
Hasil : Pengangkatan jaringan mati dengan teknik mekanikal debridement
menggunakan kasa dan pinset.
4. Mengaplikasi dressing
Hasil : dressing primer menggunakan suprasorb Gell, dressing sekunder
menggunakan hidrofobic dressing dressing (cutimed sorbact) , dressing tersier
menggunakan kain kassa steril dan difiksasi dengan hipafiks.
5. Memberi HE terkait kondisi/penyakitnya
Hasil: menganjurkan klien mengkomsumsi makananan yang banyak
mengadung protein seperti tahu/ tempe , putih telur dan ikan gabus, keluarga
klien mengatakan klien kurang nafsu makan.
6. Penatalaksaan obat
Hasil :
a. Meropenem 1 gr/ intravena
b. Metronidazole 500 mg / intravena
c. Metamizole 1 gr / intravena

Hari Ketiga

Tgl 11/01/2019
Jam: 18.00

1. Mengkaji karateristik luka


Hasil :
Ukuran luka P: 14 cm x L: 6 cm disertai nyeri (ekspresi wajah
meringis, skala nyeri: 4 ) , warna dasar luka : granulasi (85%), slought (10%),
nekrotik (0%), epitelisasi (5%), jenis eksudat serous jumlah eksudat sedang,
tidak bau. Luka berada pada stage 2, tidak terdapat goa, batas tepi luka
terlihat jelas dan tidak menyatu dengan dasar luka, , warna sekitar luka
berwarna keabu-abuan.
2. Melakukan pencucian luka
Hasil : Mencuci luka menggunakan cairan nacl 0,9 %
3. Melakukan debridement
Hasil : Pengangkatan jaringan mati dengan teknik mekanikal debridement
menggunakan kasa dan pinset.
4. Mengaplikasi dressing
Hasil : dressing primer menggunakan prontosan gell, dressing sekunder
menggunakan kasa kecil , dressing tersier menggunakan big has 1 lapis dan
difiksasi dengan hipafiks.
5. Memberi HE terkait kondisi/penyakitnya
Hasil: menganjurkan klien mengkomsumsi makananan yang banyak
mengadung protein seperti tahu/ tempe , putih telur dan ikan gabus, keluarga
klien mengatakan klien kurang nafsu makan.
6. Penatalaksaan obat
Hasil :
a. Meropenem 1 gr/ intravena
b. Metronidazole 500 mg / intravena
c. Metamizole 1 gr / intravena

F. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan perawatan luka pada Tn “ S” selama 3 kali didapatkan


hasil Luka berada pada stage 2, Ukuran luka P: 14 cm x L: 6 cm disertai nyeri
(ekspresi wajah meringis, skala nyeri: 4 ) , warna dasar luka : granulasi (70%),
slought (25%), nekrotik (0%), epitelisasi (5%), jenis eksudat serous jumlah
eksudat sedang tidak bau., tidak terdapat goa, batas tepi luka terlihat jelas dan
tidak menyatu dengan dasar luka, warna sekitar luka berwarna abu-abu. Tanda
infeksi : leukosit(10,99 10^3/Ul) , terdapat eksudat . Hal tersebut memberi kesan
bahwa keadaan luka Tn”S” tidak mengalami kemajuan hal tersebut dapat
disebabkan karena luka mengalami infeksi dimana kadar leukositnya 10,99
10^3/Ul, klien tidak koperatif dalam perawatan dimana klien malas makan
selalu mengeluh dengan keadaannya sekarang, dll... teknik perawatan luka yang
diberikan juga belum maksimal hal tersebut dapat dilihat pada:
1. Pencucian luka, pada pencucian luka hanya menggunakan NaCl 0,9% yang
diusap disekitar permukaan luka tanpa menggunakan sabun luka sehingga
kuman yang berada disekitar luka susah untuk dihilangkan.
a. Nacl 0,9%
Nacl 0,9 % merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar
Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium
Chlorida, Magnesium Sulfat,Calsium Chlorida,dan lain -lain. Garam
mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah
menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik
lebur pada tingkat suhu 80°C ( Burhanuddin2001). Ketika larutan NACL
0,9% ini diberikan pada bagian yang luka, ion-ion ini akan mengatur
tekanan sel-sel di sekitar luka. Tekanan diatur sedemikian rupa sehingga
cairan tidak akan keluar dari dalam sel. Hal ini mengakibatkan luka akan
menjadi cepat kering.Di samping mengeringkan luka, NACL 0,9% juga
dapat membunuh bakteri yang menyerang luka (terutama bakteri
staphylococcus dan streptococcus)
b. sabun dan air
sabun merupakan kombinasi dari lemak, minyak, (baik yang berasal dari
hewan maupun tumbuhan) dan garam selvamohan dan sandya 2012).
Sabun berperan penting dalam untuk membersihkan dan membunuh
bakteri (abbas husssain 2016) salah satu jenis sabun yang dapat
digunakan sebagai solusi untuk pencucian luka adalah sabun antiseptik,
sabun antiseptik merupakan sabun yang mengandung antibakteri pada
umumnya adalah tricloson dan parachlorometrilenol atau chloroxylenol
yang berfungsi untuk menggurangin atau menghancurkan
mikroorganisme yang menjadi penyebab infeksi ( Obi 2014.)
2. Debridement
Pada luka Tn “S” dilakukan pengangkatan jaringan mati dengan teknik
mekanikal debridement yakni dengan memakai kasa dan pinset, hal tersebut
sudah sesuai dengan konsep manajemen perawatan luka dimana mekanikal
Debridemen diperoleh dengan memberikan kekuatan luar yang cukup besar
untuk memisahkan atau memecahkan kekuatan – kekuatan yang melekat
antara jaringan nekrotik dan dasar luka , mekanikal debridement paling baik
digunakan pada luka – luka dengan jumlah jarigan nekrotik atau debris
sedang hingga banyak. Denga jaringan granulasi menjadi makin prevalensi,
maka metode debridement selaktif digunakan untuk mencegah injuri pada
jaringan yang sehat.( maryunani 2015)
3. Aplikasi dressing
Dressing prymari yaitu suprasorb gell, merupakan suatu jenis coloid
yang terdiri dari polymer dalam bentuk air tetapi tidak terlarut, mirip
hidrocoloid tetapi dalam bentuk gell. Balutan dengan gell yang terdiri dari
polyurethane carrien film dan lapisan suprasorb gell. Gel tersebut dari CMC
polymer dan propyline glycol kandungan cairannya menciptakan lingkungan
yang lembab pada luka. Suprasorb gell merupakan suatu jenis terapi yang
membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri , pada
luka kering dan nekrotik warna dasar luka hitam , luka dengan warna dasar
luka kuning dengan eksudat miniml. Dalam hal ini suprasorb gell
disimpukhan suprasorb gell berfungsi untuk menciptakan lingkungan luka
tetap lembab, selain itu juga melunakkan dan menghancurkan jaringan
nekrotik tampa merusak jaringan sehat yang akan tersepap kedalam struktur
gel dan trbuang bersama pembalut, suprasorb gell.( maryunani 2015).
Dresing secondary yaitu dressing hidrofobic dressing ( cutimed
sorbact) mulai banyak digunakan dalam parawatan luka pada saat ini
karena dapat secara cepat membersihkan cairan luka, pus, debris bahkan
mampu mengangkat bakteri dan jamur, disamping itu cara penggunaan yang
mudah dan cost effectivenes menjadi pertimbangan untuk dipakai secara luas.
Prinsi hidrofobic dressing ( cutimed sorbact) mampu menggurangi jumlah
kuman pada Luka infeksi sehingga mempercepat penyembuhan luka .
semakin virulent suatu mikroorganisme maka bersifat semakin hodropobik
sehingga makn mudah untuk diangkat dari luka, dressing yang bekerja tampa
menggunakan saat aktif kimia, dimana ia menggunakan prinsip fisika
sedehana untuk membersihkan luka yang terinfeksi dan terkonta minasi (
maryunani 2015).
Dressing sekunder yang diguanakan yaitu kain kassa streil merupakan
material / bahan yang mengandung katun rayon dan atau polyester. Yang
berfungsi sebagai absorbsi eksudat minimal hingga banyak sebagai
penampung. Diindikasikan pada luka partial thickneass, digunakan dan full
thickness, luka infeksi, luka berongga atau ada salurannya ( terowongan)
kassa memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan sebagai absorb / pemnyerap
caitan dan pelindung untik luka, memberikan lingkungan penyembuhan luka
kering , bisa digunakan untuk kompres lembab / basah, dapat digunakan
untuk debrudement mekanikal pada luka nekrotik /alat membersihkan,
untik membungkus rongga luka atau untuk menyerap eksudat pada luka.(
maryunani 2015)

Anda mungkin juga menyukai