KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
3.2 Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33
tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk
memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama
ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih
mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu memecahkan
dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah dan kebutuhan
yang diperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Yang
merupakan masalah dari WUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk itu diberikan
promosi kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering mengganggu akibat
infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai penyakit menular seksual
(PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau perbuatan berganti-ganti pasangan dalam
usianya yang subur.
PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan dalam kehidupannya. Dalam hal
ini petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga Berencana) bagi pasangan ini.
Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak karena mereka subur, tidak memiliki kelainan
sehingga mudah memperoleh anak/keturunan. Disini akan dibahas mengenai alat
kontrasepsi, tapi salah satunya vasektomi dan tubektomi. Memang banyak alat kontrasepsi
lainnya, namun vasektomi dan tubektomi merupakan kontap (kontrasepsi mantap) jika
sudah matang dalam memilih pilihannya. Dengan penyuluhan KB diharapkan angka
kelahiran dan di Indonesia menurun dan tingkat kesejahteraan hidup meningkat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Masalah kesehatan yang sering terjadi pada PUS dan WUS
a. PUS
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh
keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang
menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan),
perawatan kehamilan dan persalinan aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut
diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat
kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari
pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan
yang benar dan dimengerti masyarakat luas.
1.Gangguan hubungan seksual yang dapat menyebabkan infertilitas
Kesalahan teknik senggama : penetrasi tidak sempurna ke vagina
Gangguan psikososial : impotensi ejakulasi prekoks, vaginismus
Ejakulasi abnormal : kegagalan ejakulasi akibat pengaruh obat, ejakulasi retrogard ke
dalam vesika urinaria pasca prostatektomi
Kelainan anatomi : hipospadia, epispadia, penyakit pyeroni.
3
2. Gangguan ovulasi
Ovarium memiliki dua peran utama, yaitu : sebagai penghasil gamet, sebagai organ
endokrin karena menghasilkan hormon seks (estrogen dan progesteron).
Kegagalan ovulasi dapat berasal primer dari ovarium, misalnya penyakit ovarium
polikistik atau kegagalan yang bersifat sekunder akibat kelainan pada poros
hipotalamus hipofisis dan kelainan pada pusat opionid dan reseptor steroid di
hipotalamus, atau tumor hipofisis serta hipofungsi hipofisis.
b. WUS
Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang
ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit
saat BAB atau BAK. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak
mengalami gejala apa-apa.
2. Penyakit Sifilis
Penyebab : Treponema pallidum, ordo spirochaetaeas Yang diserang adalah semua
organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Masa
inkubasinya sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di tempat
infeksi masuk, terdapat infiltrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang
mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah
dan kulit terdapat tanda radang membengkak dan nyeri. Upaya preventif yaitu
melakukan pemeriksaan sebelum pernikahan.
3. Trikomoniasis
Adalah infeksi genitalia yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis. Trikomoniasis
pada wanita pada keadaan akut terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa,
bentuk putih bercampur nanah terdapat perubahan warna (kekuningan, kuning-hijau),
bebau khas. Adanya iritasi pada lipatan paha dan kulit sekitar kemaluan sampai liang
dubur. Dengan penyampaian penyakit pada alat kelamin maka WUS akan menjaga
kebersihan kelaminnya dan tidak melakukan hubungan seks bebas.
4
4. Infeksi Kelenjar Bartholini
Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus.Pada
pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri, dan
panas.
Pengobatan : dengan insisi yang mengurangi pembengkakan mengeluarkan isinya.
Therapy : antibiotik dosis tepat
Yang menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan tindakan marsupialisasi.
Yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka, mengeluarkan isi dan menjahit
tepi kista di irisan kulit.
5. Kondiloma Akuminata
Berbentuk seperti bunga kol dengan jaringan ikat dan tertutup oleh epitel
hiperkeratasis (Penebalan lapisan tanduk). Penyebabnya semacam virus sejenis virus
veruka. Pengobatan pada infeksi ini dengan tungtura podofilin 10%.
5
11. Penyakit Radang Panggul
Infeksi ini sebagian berkaitan dengan infeksi alat kelamin bagian atas. Bentuk
infeksi ini dapat mendadak (akut) dengan gejala nyeri dibagian perut bawah
1. Vasektomi
Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong vas
deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma.
Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar
12 kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dri spermatozoa. Oleh karena itu,
diperlukan penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan
hubungan seks.
2. Tubektomi
Ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita, yaitu dipotong
atau diikat. Keuntungan tubektomi adalah :
• Motivasi hanya dilakukan satu kali saja
• Efektivitas hampir 100%
• Tidak mempengaruhi libido seksualis
• Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan
dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan edema
tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum menciut.
6
Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak menginginkan
anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi mantap). Dalam pemilihan
kontrasepsi ini, diperlukan pemikiran yang matang.
2) WUS
Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis
yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat
berhubungan seks, sakit saat BAB atau BAK. Penderita kadang mengalami
nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena
besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal. Karena itu, upaya kesehatan ibu dan bayi
baru lahir melalui pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman menjadi
upaya prioritas dalam bidang kesehatan.
b.Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan maupun dalam
persalinan memerlukan tindakan yang cepat agar nyawa ibu dan janinnya dapat
diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit diperkiraan, sehingga sering muncul secara
mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bisa dilakukan tindakan pencegahan sedini
mungkin.
c.Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
7
6.Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pelayanan kesehatan reproduksi mencakup semua pelayanan yang disediakan oleh
program-program yang ada dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi.
Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain : 1) pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien, dan 2)
kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
8
Pelayanan kesehatan yang dapt diberikan kepada pasangan usia subur yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan pada Catin.
Pelayanan yang diberikan yaitu:
a. Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita
penyakit dapat diketahui sebelumnya.
b. Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua
catin benar-benar dalam keadaan sehat.
c. Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan, terutama yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang
berdampak pada ibu dan bayinya.
d. Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi
yang akan dilahirkannya.
e. Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan
kodratnya, tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus mampu
melayani suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang laennya juga.
f. Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus
menanyakan apakah suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi
datang bersama suaminya, jadi suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang
baik dan aman untuk istrinya.
Konsep Kontrasepi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan
kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah
terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma.
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan
untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Kehamilan yang
diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat
berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
atau tidak tepat waktu.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut;
1. Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang
istrinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu banyak
anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan( dari 35 thn).
2. Tanggung jawab dalam kesetaraan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama
antara suami dan istri. Sayangnya pada saat ini hanya 1,1% suami yang beradaptasi aktif
dalam ber –KB, padahal tersedia juga alat/metode kontrasepsi untuk pria.
3. Setiap Metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-
masing.setiap klien berhak untuk mendapatkan informasi mengenai hal ini,sehingga dapat
mempertrimbangkan metode yang paling cocok bagi dirinya.
9
4. Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasehat tentang metode yang paling
cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada
klien akan lebih mudah menentukan pilihan.
5. Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode
kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan melalui
pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi
dalam pemakaian metode yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan
surat pernyataan setuju (Informed concent) dari klien.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Keseimpulan
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik.
Ada beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada PUS dan WUS,oleh karena
itu di lakukan promosi kesehatan guna mengatasi masalah tersebut,sehingga PUS
dapat melakukan reproduksi dengan sehat dan menghasilkan keturunan yang
berkualitas.
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat merubah pola pikir PUS maupun
WUS untuk lebih memperhatikan kesehatan organ Reproduksinya,karena itu adalah
aset yang sangat berharga yang menentukan kualitas keturunan di masa depan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
12