PENDAHULUAN
Sebagian besar bakteri akan tumbuh pada medium biakan buatan. Namun
beberapa bakteri, seperti Mycobacterium leprae (kusta, morbus, Hansen) dan
Treponema pallidum (sifilis) belum dapat ditumbuhkan secara in vitro.
Pada kondisi yang sesuai (nutrisi, suhu, dan atmosfir), sebuah sel bakteri
akan bertambah besar dan kemudian membelah melalui proses pembelahan
biner menjadi dua sel identik. Kedua sel ini mampu tumbuh dan membelah diri
dengan kecepatan yang sama seperti sel induk asalkan kondisi lingkungannya
tetap stabil. Waktu yang dibutuhkan sejumlah bakteri untuk melipatgandakan
diri dalam biakan disebut waktu generasi, misalnya Escherichia coli memiliki
waktu generasi sekitar 30 menit pada kondisi yang optimal.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel
(jumlah sel per satuan isi kultur) ataupun destilasi sel (berat kering dari sel-sel
persatuan isi kultur). Dua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering
sel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur, kedua
parameter tersebut juga tidak bermakna sama dalam penelitian mengenai
biokimia mikroorganisme atau gizi mikroorganisme. Densitas sel adalah
kuantitas yang lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian mengenai
inaktivitas mikroorganisme, kosentrasi sel adalah kuantitas yang bermakna.
Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung sering
digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses fermentasi, dimana
komposisi substrat atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur
dengan teliti. Untuk menentukan massa sel mikroba dalam suatu populasi,
dilakukan dengan cara menumbuhkannya dalam suspensi homogen pada
medium yang sesuai dengan konsentrasi (jumlah sel/ ml) dan densitasnya
(mg/ml), dihitung adanya peningkatan seiring dengan waktu. Pada kultur
pertumbuhan mikroba dapat ditentukan laju pertumbuhan dan waktu
penuh.Metode penentuan massa sel dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme
secara langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu :
a. Metode Total Count
Pada metode ini sampel ditaruh di suatu ruang hitung (seperti
hemasitometer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan
bantuan mikroskop (Hadioetomo, 1993).
b. Metode Turbidimetrik
Prinsip dasar metode turbidimeter adalah jika cahaya mengenai sel, maka
sebagian cahaya diserap dan sebagian cahaya diteruskan. Jumlah cahaya yang
diserap propisional (sebanding lurus dengan jumlah sel bakteri). Ataupun
jumlah cahaya yang diteruskan berbanding terbalik dengan jumlah sel bakteri.
Semakin banyak jumlah sel, semakin sedikit cahaya yang diteruskan. Metode
ini memiliki kelemahan tidak dapat membedakan antara sel mati dan sel hidup
(Purwoko, 2007).
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel
induknya.
Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner
pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan
Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran