PENDAHULUAN
1
d. Makanan persediaan pada tumbuhan terdiri atas zat pati yang dengan
yodium berwarna biru. Makanan persedian pada sel hewan terdiri atas
glikogen yang dengan yodium berwarna tengguli.Pada bakteri terdiri atas
glikogen, tetapi dengan sifat yang berbeda dengan glikogen sel hewan.
Mikroba di alam terdapat hampir di semua tempat.Di udara mulai dari
permukaan tanah sampai pada lapisan atmosfir yang paling tinggi.Di laut terdapat
sampai pada dasar laut yang paling dalam.Di dalam air, seperti air sungai,
selokan, kolam, atau air sawah. Pada tanah yang subur “ kira- kira terdapat 50 (
lima puluh) “ juta bakteri per gram tanah.
Mikroba terdapat di tempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara
yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan
kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran
pernapasan dan pada seluruh permukaan tubuh yang terbuka dan dianggap sebagai
flora normal. Akan tetapi, untunglah hanya sebagian kecil dari mikroba itu yang
dapat menimbulkan penyakit (pathogen). Pada setiap cm2 (sentimeter persegi)
kulit terdapat sekitar 10.000 (sepuluh ribu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu)
bakteri.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
a. Psikrofil, hidup diudara dingin
b. Mesofil, hidup diudara bersuhu sedang
c. Termofil, hidup diudara panas
a. Bakteri psikrofil
Bakteri psikrofil adalah bakteri yang tumbuh pada suhu 0oC dengan suhu
optimum 15oC dan tidak tumbuh pada suhu kamar (25oC). Bakteri ini sering
ditemukan dilaut dalam dan daerah kutub, serta sering menimbulkan pada
pengawetan makanan., contohnya: Bacillus globisporus. Organisme fakultatif psikrofil
dapat tumbuh paling baik di bawah suhu 20⁰C akan tetapi dapat hidup di atas suhu
tersebut, contohnya: Xanthomonas pharmicola.
b. Bakteri psikrotrof
Bakteri psikrotrof atau psiskrofil falkultatif adalah bakteri yang tumbuh
pada suhu 0oC dengan suhu optimum 20oC-30oC dan tidak tumbuh pada lebih dari
40oC. Bakteri ini sering terdapat dalam makanan yang disimpan pada suhu rendah
karena dapat tumbuh pada suhu lemari es.
4
Pendinginan merupakan cara yang biasa digunakan untuk mengawetkan
makanan. Metode ini didasarkan pada prinsip bahwa reproduksi bakteri menurun
pada suhu rendah.Walaupun biasanya dapat bertahan pada suhu rendah, bakteri
akan berkurang secara perlahan-lahan. Beberapa species berkurang lebih cepat
dari pada species lain. Suhu ruang lemari es telah di atur untuk menurunkan
pertumbuhan sebagian besar bakteri perusak dan mencegah pertumbuhan bakteri
pathogen, meskipun beberapa bakteri pathogen tetap dapat tumbuh.
c. Bakteri mesofil
Mesofil merupakan mikroorganisme yang tumbuh optimal pada suhu 25⁰-
40⁰C dan merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan. Bakteri ini dapat
beradaptasi untuk hidup dan tumbuh optimum disekitar suhu inangnya. Patogen
manusia merupakan organism mesofil dengan lingkungan bersuhu tetap 37⁰C.
bakteri mesofil termasuk sebagian besar bakteri yang menyebabkan kerusakan dan
penyakit.
d. Bakteri Termofil
Termofil merupakan mikroorganisme yang memiliki pertumbuhan terbaik
55⁰C. Organisme ini memiliki pertumbuhan terbaik pada suhu 50⁰-60⁰ C.
Organisme termofil dapat mentoleransi suhu yang sangat tinggi seperti 110⁰C.
bakteri termofil tidak dapat tumbuh pada suhu dibawah 45oC. Contohnya Bacillus
stearothermophilus.
5
2. pH
3. Tekanan osmotik
Sebagian besar bakteri harus tumbuh dalam media yang berair. Sebagai
contoh konsentrasi agar yang digunakan untuk memadatkan media pertumbuhan
bakteri adalah 1,5% (agar merupakan kompleks polisakarida yang diisolasi dari
6
ganggang laut). jika konsentrasi agar lebih tinggi, tekanan osmotik akan
meningkat sehingga dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Jika
tekanan osmotik disekitar sel lebih rendah (misalnya dalam air suling), air akan
masuk kedalam sel bakteri melalui dinding sel bakteri.
4. Faktor kimia
Beberapa unsur lain juga diperlukan oleh bakteri untuk sintesis materi
seluler, yaitu nitrogen dan sulfur untuk sintesis protein; nitrogen dan fosfor untuk
sintesis DNA, RNA, dan ATP. Bakteri menggunakan nitrogen terutama untuk
membentuk gugus amino berupa asam amino dan protein. Sebagian besar bakteri
mampu menguraikan protein dan menyusun kembali asam amino menjadi protein
baru yang dibutuhkan. Bakteri juga membutuhkan sejumlah kecil unsur mineral
(misalnya K, Mg, Ca, Fe, Cu, Zn, dan Mo) sebagai kofaktor, yang merupakan
unsur penting untuk memfungsikan beberapa jenis enzim.
7
5. Oksigen
1. Harus mengandung nutrisi yang tepat untuk bakteri spesifik yang akan
dibiakkan.
2. Kelembapan harus cukup, pH sesuai, dan kadar oksigen cukup baik.
3. Media perbenihan harus steril dan tidak mengandung
Mikroorganisme lain.
4. Media diinkubasi pada suhu tertentu.
8
Jika ingin menumbuhkan bakteri pada media padat, agar ditambahkan ke
dalam media pertumbuhan. Agar adalah kompleks polisakarida yang diperoleh
dari ganggang laut. Beberapa mikroba mampu mensintesis senyawa agar sehingga
membentuk padatan. Agar mencair pada suhu sekitar 100oC dan tetap cair pada
suhu 40oC. Dilaboratorium,media agar dipanaskan dalam tangas air bersuhu 50oC.
Pada suhu ini, media agar cair tersebut dapat dituang diatas bakteri dan tidak akan
mematikan bakteri. Agar yang telah membeku dapat digunakan untuk
mengikumbasi bakteri dapat tumbuh pada suhu mendekati 100oC. Pada suhu ini,
agar belum mencair kembali. Sifat sangat berguna untuk menubuhkan bakteri
termofilik.
Media agar biasanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau kedalam cawan
petri. Agar yang ditempatkan didalam tabung reaksi dengan posisi tabung
dimiringkan disebut dengan agar miring (slant). Agar miring mempunyai luas
permukaan yang lebih luas untuk pertumbuhan dibandingkan agar tegak.
9
2.1.4. Jenis-Jenis Media Pertumbuhan Bakteri
1. Media sintetik
2. Media Kompleks
10
Cara untuk menaikkan konsentrasi CO2 yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri antara lain sebagai berikut:
1. Menggunakan stoples lilin (candle jar)
Stoples bertutup kedap yang berisi lilin yang menyala saat akan diinkubasi.
Kadar CO2 lebih tinggi karena lilin yang menyala. Bakteri yang memerlukan
konsentrasi CO2 yang tinggi untuk pertumbuhan disebut kupnofil.
11
5. Media Pengayaan
Digunakan untuk mengisolasi bakteri yang berjumlah sangat sedikit.
Media yang digunakan biasanya media cair. Dirancang untuk memperbanyak
tipe bakteri yang diinginkan sehingga dapat dideteksi. Media ini juga digunakan
untuk mendukung pertumbuhan bakteri tertentu didalam biakan campuran.
Contoh, bakteri yang dapat tumbuh dalam fenol.
Tahapan pengayaan adalah upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan
bakteri dalam beberapa kali pemindahan ke media yang baru. Keika biayakan
terakhir di sebarkan dia atas media padat yang mengandung komposisi yang
sama dengan media cair, hanya koloni yang mampu menggunakan fenol yang
bertahan tumbuh. Aspek lain teknik ini adalah fenol bersifat toksik terhadap
sebagai besar bakteri.
12
dihidupkan kembali kapan saja dengan melakukan hidrasi menggunakan media
cair yang sesuai. (M. Biomed, Radji Maksum. 2011)
2. Waktu Generasi
Waktu yang dibutuhkan oleh sebuah sel untuk membelah sangat bervariasi
diantara organisme dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan, antara lain
suhu, sebagian besar bakteri mempunyai waktu perbanyakan 1-3 jam, tetapi ada
juga yang membutuhkan waktu lebih dari 24 jam tiap generasi, jika penggandaan
terjadi setiap dua puluh menit, sebagaimana yang terjadi pada Escherechia coli,
setelah 20 generasi, sebuah sel awal tunggal akan meningkat menjadi lebih dari 1
juta sel, dalam waktu kurang lebih 7 jam. Dalam 30 generasi atau selama 10 jam,
populasi bakteri akan menjadi 1 miliar dan selama 24 jam akan berkembang
13
menjadi 1021. Grafik pertumbuhan bakteri seperti ini sangat sulit digambarkan jika
menggunakan angka aritmatika biasa. Oleh sebab itu, skala logaritma lebih umum
digunakan untuk membuat grafik pertumbuhan bakteri.
3. Fase Pertumbuhan
Setelah bakteri diinokulasikan kedalam media pertumbuhan cair,
jumlah populasi bakteri dihitung pada interval waktu tertentu. Dengan
demikian, dapat dibuat kurva pertumbuhan sel bakteri pada interval waktu
tertentu, seperti yang terihat pada gambar 3.5. fase pertumbuhan bakteri terdiri
atas fase lag, fase log, fase stationer, dan fase kematian.
a. Fase lag
Fase ini merupakan fase awal, yaitu jumlah sel sangat sedikit karena sel
belum mengalami pembelahan sel dalam media yang baru. Fase lag ini
dapat berlangsung selama 1 jam atau beberapa hari.
14
Gambar 2.5. Siklus Pertumbuhan Sel Bakteri.
b. Fase log
Pada fase ini, sel mulai membelah dan memasuki masa pertumbuhan
atau penambahan jumlah sel secara logaritmik dan disebut dengan fase
eksponensial. Reproduksi seluler paling aktiv pada fase ini dan
menunjukkan waktu generasi yang konstan sehingga grafik pertumbuhan
berupa garis lurus. Metabolisme sel paling aktiv pada fase log, oleh karena
itu beberapa perlakuan terhadap sel, baik untuk isolasi protein tertentu dari
dalam sel maupun manipulasi sel, sering dilakukan pada fase log.
Selama fase log, bakteri menjadi lebih sensitive terhadap lingkungan
yang buruk. Sebagai contoh, radiasi dan antibiotic dapat mempengaruhi
beberapa tahap penting dalam proses pertumbuhan sel selama fase ini .
c. Fase stasioner
Bila pertumbuhan berlanjut tanpa terkontrol, dapat dihasilkan jumlah
sel yang sangat besar. Sebagai contoh, secara teoritis sebagai bakteri
dengan berat 9,5 x 10-13 g per sel yang membelah setiap 20 menit dapat
berkembang menjadi populasi sel dengan berat mencapai setara dengan
15
80.000 ton hanya dalam waktu 25,5 jam. Namun demikian kenyataannya,
hal terebut tidak terjadi. Pada akhirnya, tingkat pertumbuhan melambat,
jumlah sel yang mati mengimbangi jumlah sel yang baru dan populasi
menjadi stabil. Aktivitas metabolisme juga melambat pada fase ini.
Periode keseimbangan ini disebut dengan fase stasioner.
Kekurangan nutrisi, akumulasi produk sisa dan perubahan PH yang
bersifat toksik bagi sel dianggap menjadi penyebab berhentinya
pertumbuhan eksponsial sel. Dengan bantuan alat khusus yang disebut
dengan kemostat, suatu populasi dapat tepat berada dalam fase
pertumbuhan eksponensial dengan memindahkan media yang sudah
terpakai dengan mengganti media itu dengan yang baru. Teknik biakan
berkelanjutan ini dipakai dalam industri fermentasi.
d. Fase kematian
Jumlah kematian sel pada akhirnya akan melampaui jumlah sel baru
yang terbentuk dan populasi sel mulai memasuki fase kematian atau fase
penurunan. Fase ini berlanjut sampai populasi menyusut menjadi fraksi
kecil atau seluruh populasi mati. Beberapa spesies melalui seluruh
rangkaian fase hanya dalam beberapa hari, tetapi spesies yang lain masih
menyisakan sel yang dapat bertahan dalam jumlah yang sangat kecil.
Metabolisme adalah semua proses kimia yang terjadi didalam sel hidup.
Karena semua reaksi kimia yang terjadi membutuhkan atau melepaskan energi,
metabolisme dapat digambarkan sebagai suatu keseimbangan energi yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua jenis reaksi kimia,
yaitu proses kimia yang menghasilkan energi dan proses kimia yang
membutuhkan energi. Selama bakteri hidup dan melangsungkan proses hidup
(seperti tumbuh,bergerak, dan berkembang biak), bakteri selalu memerlukan
energi. Oleh karena itu, bagian yang penting dalam mempelajari metabolisme
16
bakteri adalah bagaimana bakteri memperoleh energi. (M. Biomed, Radji
Maksum. 2011)
Dalam sel hidup, proses reaksi kimia yang menghasilkan energi disebut
dengan katabolisme, sedangkan proses reaksi kimia yang membutuhkan energi
disebut dengan anabolisme. Reaksi katabolik umumnya merupakan reaksi
hidrolisis yang memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana, misalnya reaksi pemecahan senyawa gula menjadi karbon
dioksida dan air. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi katabolisme karbohidrat.
Sebaliknya, reaksi anabolik adalah pembentukan molekul protein dari asam
amino, pembentukan nukleotida dari asam nukleat, dan pembentukan polisakarida
dan monosakarida. Proses biosintesis ini sangat dibutukan dalam pertumbuhan
sel.
17
harus memperoleh energi dari oksidasi kimia. Pada proses oksidasi, elektron yang
dibebaskan dari oksidasi senyawa anorganik, seperti belerang dan amoniak,
disalurkan melalui transpor elektron yang pada akhirnya akan menghasilkan
energi tinggi berupa ATP.
18
senyawa ke senyawa lain melalui jalur yang terkendali dalam serangkaian reaksi
oksidasi-reduksi. Serangkaian proses reaksi kimia yang dikatalis oleh suatu enzim
yang terjadi di dalam sel disebut jalur metabolisme (metabolic pathway).
(M. Biomed, Radji Maksum. 2011)
19
yang teroksidasi. Selain jalur glikolisis, ada beberapa jalur metabolisme
alternative, antara lain sebagai berikut :
20
Gambar 2.6. Bagan Reaksi Glikolisis Jalur Embden-Meyerhof
Pada gambar 2.7 dapat dilihat bahwa gliserol dipecah menjadi dihidroksi
aseton fosfat, kemudian dikatabolisme melalui glikolisis dan siklus krebs.
Sementara itu, asam lemak dioksidasi membentuk gugus asetil, yang kemudian
bergabung dengan koenzim A membentuk asetil CoA. Selanjutnya, asetil CoA
dikatabolisme melalui proses siklus krebs. (M. Biomed, Radji Maksum. 2011)
21
Protein merupakan senyawa yang juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi oleh mikroorganisme. Enzim protease dan peptidase yang dikeluarkan oleh
mikroorganisme dapat memecah protein menjadi asam amino.
22
Gambar 2.8. Berbagai Jalur Katabolisme Senyawa Organik Yang Digunakan
Oleh Bakteri Dalam Proses Respirasi Untuk Menghasilkan Energi
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam siklus pertumbuhan bakteri terdiri dari fase- fase yaitu fase lag atau
fase awal, fase log atau fase pembelahan, fase stasioner atau fase periode
keseimbangan dan fase kematian.
24
3.2. Saran
Penulisan makalah ini belum sempurna untuk itu kami sebagai penulis
mengharapkan kritikan positif yang membangun demi menyempurnakan makalah
ini, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
25
Daftar Pustaka
26