Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN MIKROORGANISME KAPANG

Dewi Sekar Miasih (150342606610)

ABSTRAK. Masalah dan topik pembahasan dalam artikel ilmiah ini


ada tiga. Pertama, paparan peranan negatif dari kapang. Kedua, objek
yang diserang oleh kapang dan penyerangannya. Ketiga, cara untuk
mengendalikannya. Aktifitas kapang yang tidak diharapkan dapat
menimbulkan kerugian untuk manusia.Diantaranya dapat menjadikan
rusaknya bahan pangan, penyebaran penyakit, sehingga menjadi hal
yang merugikan dan berdampak pada kerugian kesehatan. Perlunya
pengendalian agar bisa mengurangi peranan negatif kapang dapat
dilakukan dengan cara cleaning dan Sanitasi, desinfeksi, antiseptis, dan
sterilisasi.
Kata kunci : pengendalian, mikroorganisme, kapang

Peranan mikroorganisme dalam kehidupan sangat penting. Teknologi


mikrobiologis telah memecahkan sekelumit permasalahan manusia. Pengadaan
energi, pangan, obat-obatan merupakan hasil dari peranan mikroorganisme.
Fermentasi sel mikrobe menghasilkan alkohol dapat digunakan untuk bahan bakar
alternatif. Pengadaan nutrisi untuk pakan ternak merupakan salah satu terobosan
pemecahan masalah dalam pengadaan pakan ternak. Namun mikroorganisme dapat
meneyebabkan permasalahan, hal itu nampak dari kemampuannya menginfeksi
manusia, hewan, serta tanaman yang menimbulkan penyakit. Bukan hanya itu
aktifitas negatif menimbulkan rusaknya bahan makanan hingga berakibat tidak dapat
di konsumsi bahkan beracun. Perlu adanya suatu usaha untuk mengendalikan aktifitas
dari mikroba. Yang di maksud pengendalian di sini adalah upaya pemberantasan,
penghambatan dan pemusnahan sel mikroba dan segala bentuk sel vegetatif.
Telah banyak di temukan teknik-teknik dalam pengendalian mikroorganisme
seperti desinfektan, sterilisasi, pasteurisasi, antiseptik, germisida, bakteoristatik,
bakterisid yang tentu saja tiap-tiap teknik harus melewati serangkaian prosedur yang
benar sehingga upaya pengendalian dapat memberikan hasil yang maksimal. Perlu di
garis bawahi bahwa tiap-tiap teknik memiliki suatu tujuan dalam pengendalian seperti
teknik sterilisasi yang bertujuan untuk membunuh segala macam sel mikroba dan
bentuk vegetatifnya.
Masalah dan topik pembahasan dalam artikel ilmiah ini ada tiga. Pertama,
paparan peranan negatif dari kapang. Kedua, objek yang diserang oleh kapang dan
penyerangannya. Ketiga, cara untuk mengendalikannya

PEMBAHASAN
Makalah ini akan membahas peranan negative dari kapang, objek yang
diserang dari kapang dan penyerangannya, serta cara pengendaliannya. Paparan lebih
lanjut sebagai berikut.
Peranan Negatif Kapang
Aktifitas kapang yang tidak di harapkan dapat menimbulkan kerugian untuk
manusia. Rusaknya bahan pangan, penyebaran penyakit infeksi pada manusia, hewan,
tumbuhan merupakan hal yang merugikan yang berdampak pada kerugian kesehatan.
Beberapa jenis kapang berperan dalam kontaminasi bahan pangan sehingga
menimbulkan mikotoksin seperti spesies aspergilus flavus yang menghasilkan
aflatoksin yang menimbulkan toksin pada kcang tyanah, jagung. Aflatoksin
merupakan mikotoksin yang bersifat heptotoksik dan karsinogenik yang tentunya
sangat berbahaya untuk kesehatan. Penicillium citrinum merupakan spesies kapang
yang kerap kali mengontaminasi beras, kacang tanah, dan jagung. Spesies ini dapat
bersifat neprotoksik ( Makfould, 1993:212). Kapang Aspergilus clavatus dapat
mengontaminasi jagung dan gandum. Kapang ini juga dapat mengontaminasi kacang
tanah dan biji lada rusak. Spesies kapang ini menghasilkan Patulin yang bersifat
nephrotoksi, neurotoksik dan hepatotoksik. Masih banyak mikotoksin yang di
hasilkan oleh spesies kapang seperti fumonisin, ochratoksin, zearalenon
sterigmatosisitin yang di hasilkan oleh kapang yang mengontaminasi hasil pangan
dan pangan olahan. Pencemaran yang ditimbulkan bukan hanya pada bahan pangan
saja tetapi pencemaran terjadi pada pakan ternak yang tentu saja sangat berbahaya
bagi ternak dan bila di konsumsi akan berdampak pula pada manusia. Perlu di ketahui
bahwa mikotoksin merupakan hasil dari metabolisme kapang yang bersifat sitotoksik
dan menimbulkan terganggunya pembentukan protein di dalam sel. Pakan dalam
bentuk tepung lebih mudah tercemar dibandimgkan bila dalam bentuk butiran.
Jagung atau bahan baku lain dalam bentuk utuh atau butiran masih mempunyai
pelindung di bandingkan dalam bentuk tepung sehingga lebih tahan terhadap cemaran
cendawan ( Yanuarti,2004:108).
Objek yang Diserang oleh Kapang dan Penyerangannya
Aktifitas kapang yang tidak di harapkan dapat menimbulkan kerugian bagi
objek yang di infeksinya. Kapang dapat menginfeksi pada manusia, tumbuhan,
hewan, bahan pangan, obat-obatan. Prednisolon misalnya merupakan obat yang dapat
di cemari oleh kapang yang menimbulkan perubahan warna pada obat tersebut. Pakan
ternak rentan oleh pencemaran kapang karena di sebebkan jenis pakan itu sendiri.
Pakan tepung rentang sekali di kontaminasi oleh kapang. Spesies kapang Aspergilus
flavus yang menginfeksi kacang tanah, jagung yang dihasilkan dari proses
metabolisme dari kapang. Mikotoksin dapat merusak strukrur sel seperti membran
dan bersifat sitotoksik. Mikotoksin dapat mengganggu proses sintesis protein dalam
sel seperti pada DNA dan RNA. Jenis mikotoksin yaitu aflanoksin, fumonisin,
ochratoksin, zearalenon sterigmatosistin.Sesungguhnya setiaop kapang dapat
menghasilkan toksin dan apabila terdpat mikroorganisme lain dapat timbulnya
persaingan sehingga efek dari toksisifikasin yang ditimbulkan dapat berkurang.
Respon tubuh terhadap kehadiran toksin yaitu dengan adanya antibodi sebagai suatu
sistem imun dalam tubuh yang dapat mendetoksifikasi. Tentunya dengan usaha-usaha
menggunakan antibiotik dapat membantu lebih banyak dalam penyembuhan toksin
(Galih, 2014).
Cara Pengendalian
Kontrol terhadap pertumbuhan kapang dapat dilakukan dengan cara
membunuh atau menghambat pertumbuhannya. Cara pengendalian dapat dilakukan
secara cleaning dan sanitasi, disenfeksi, antiseptis, dan sterilisasi. Penjelasan lebih
lanjut akan dipaparkan sebagai berikut.

Cleaning dan Sanitasi


Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi
mikroorganisme pada suatu ruang/tempat (Michael,2010:403). Prinsip cleaning dan
sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi
bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba.
Biasanya sanitasi ini sangat diperlukan dalam penyiapan proses di indutri makanan
atau alat-alat di rumah sakit. Dalam hal ini, sanitasi adalah pengurangan populasi
bakteri hingga tingkat aman sesuai dengan standar umum kesehatan, atau cara untuk
mengurangi sejumlah mikroba sampai tidak menimbulkan kerugian baik secara
kimiawi dan fisikawi. Bahan cleaning menggunakan aktivitas deterjen sebagai bahan
aktif permukaan, pembersih, pengemulsi dan sabun. Sedangkan bahan sanitasi
menggunakan bahan kimia dan non kimia.
Desinfeksi
Disinfeksi ialah proses yang menghancurkan sel-sel vegetatif penyebab
infeksi namun tidak selalu mematikan sporanya. Proses pengaplikasian bahan kimia
(desinfektans) terhadap peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel
vegetatif mikrobial (Michael,2010:405). Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan
hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
Desinfeksi membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau
secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah
tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme
patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya
mikroorganisme tersebut. Desinfektan dikatakan ideal apabila bekerja dengan cepat
untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar, aktivitasnya tidak
dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban, tidak toksik pada
hewan dan manusia dan tidak bersifat korosif.
Antiseptis
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh
untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba (Michael,2010:410). Antiseptik
berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk
membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih
aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan
disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja. Namun,
antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat
dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan
baik sebagai antiseptik maupun disinfektan.Penggunaan antiseptik sangat
direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat
penyebaran penyakit.
Sterilisasi
Proses menghancurkan semua jenis kehidupan mikroorganisme sehingga
menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara panas.
Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu Panas kering dan Panas lembab. Panas
kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu
efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya adalah
oven. Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Sangat efektif untuk sterilisasi
karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat dan
kelem-baban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba
yang menyebabkan sel hancur (Michael,2010:431). Suhu efektifnya adalah 121oC
pada tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan :
pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.

SIMPULAN
Aktifitas kapang yang tidak di harapkan dapat menimbulkan kerugian untuk
manusia.Diantaranya dapat menjadikan rusaknya bahan pangan, penyebaran penyakit
infeksi pada manusia, hewan, tumbuhan sehingga menjadi hal yang merugikan dan
berdampak pada kerugian kesehatan.
Perlunya pengendalian atau upaya preventif agar bisa mengurangi dan
menghilangkan peranan negatif kapang dapat dilakukan dengan beberapa cara
pengendalian kapang dapat dilakukan dengan cara cleaning dan Sanitasi, desinfeksi,
antiseptis, dan sterilisasi.

DAFTAR RUJUKAN
Agung,Galih.2015.Makalah Pengendalian Mikroorganisme, (online),
(http://makalahpengendalianmikroorganisme_galihghungsblog.com/) diakses
tanggal 20 Oktober 2015
Pelczar, Michael. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi Edisi 1. Jakarta : UI Press
Yanuarti. 2004. Mikrobiologi. Bandung : Gramedia
Makfould.1993. Jamur Kapang. Jakarta : UI Press

Anda mungkin juga menyukai