Anda di halaman 1dari 3

2.1.

Definisi
Pedikulosis merupakan serangan kutu parasitic pada manusia yang
sepenuhnya menghisap darah manusia dan meninggalkan telur pada rambut tubuh
atau serat pakaian, setelah telur menetas kutu harus makan 24 jam, jika tidak akan
mati.
2.2.Klasifikasi
Berdasarkan tempat perkembangbiakannya pedikulosis atau kutu memiliki
tiga klasifikasi yakni sebagai berikut:
a. Pedikulosis kapitis (kutu kepala)
Hidup di kulit kepaladan terkadang di alis mata, bulu mata serta jenggot
b. Pedikulosis korporis (kutu tubuh)
Ditemukan didekat kulit pada kelim pakaian, pindah ke pejamu hanya
untuk menghisap darah
c. Pedikulosis pubis (kutu kelamin)
Sebagian besar ditemukan pada rambut pubis, dapat menyebar pada alis
mata, bulu mata dan rambut aksila atau rambut tubuh

2.3.Etiologi
Penyebab terjadinya pedikulosis berdasarkan klasifikasinya:
a. Pedikulosis kapitis (kutu kepala) berasal dari pediculus humanus varietas
capitis dan pediculus varietas corporis. Serta menular melalui penggunaan
pakaian, topi, sisir da sikat rambut secara bergantian.
b. Pedikulosis korporis (kutu tubuh) berasal dari pediculus humanus varietas
corporis, serta menular melalui penggunaan pakaian, terutama pada
lingkungan yang sngat padat, jarang mengganti baju, atau perawatan diri
yang buruk.
c. Pedikulosis pubis (kutu kelamin) berasal dari phtirus pubis, serta menular
melalui senggama atau kontak langsung dengan pakaian, linen atau handuk
yang ditempeli kutu.
2.4.Patofisiologi
Kutu merayap dan menempel dengan cepatpada epidermis dan rambut. Satu
kutu betina bertelur sekitar 60 hingga 150 telur pada helai rambut. Telur bertahan
hidup dengan menghisap darah pejamu manusia.
Gigitan kutu menginjeksikan toksin ke dalam kulit yang mengakibatkan
iritasi dan bercak purpura.
Gigitan berulang menyebabkan sensintisasi terhadap toksin, mengakibatkan
radangyang lebih serius. Pada kasus yang berat sensitisasi menimbulkan bintul atau
ruam pada batang tubuh, serta luka garuk menyebabkab infeksi bakteri sekunder.

2.5.Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan diagnostic
 Inspeksi langsung menggunakan lensa tangan menunjukkan
terdapatnya kutu atau telur kutu
 Pemeriksaan dengan lampu Wood menunnjukkan fluoresens telur
kutu yang hidup (telur kutu yang mati tidak mengalami fluoresens)

2.6.Terapi
a. Penggunaan sisir bergigi rapat yang direndam dalam cuka
b. Keramas dengan menggunakan shampoo biasa
c. Mencuci pakaian dan linen yang kemungkinan terkontaminasi
d. Mandi menggunakan air dan sabun
e. Jeli petroleum dioleskan pada alis atau bulu mata
2.7.Komplikasi

a. Pruritus yang hebat

b. Pioderma
c. Dermatitis

d. Pembesaran kelenjar getah bening.

Anda mungkin juga menyukai