Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah suatu penyakit vaskulitis dari
pembuluh darah yang paling sering ditemukan pada perokok pria yang berusia pertengahan. Sering
ditemukan feblitis superficial rekurens, sedangkan vena-vena dalam jarang terkena. Penyakit
pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat
dalam.
1. Tindakan untuk menghentikan progresifitas penyakit, antara lain pasien mutlak harus berhenti
merokok.
2. Tindakan untuk menimbulkan vasodilatasi:
a) Simpatektomi lumbal, yaitu dengan mengangkat 2-3 buah ganglion simpatik LI dan LIII
(LI – LIV).Tindakan ini masih kontroversi.
b) Mencegah vasokontriksi dengan menjaga suhu.
3. Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi
membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri.
4. Tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada klaudikasio intermiten ialah dengan jangan banyak
jalan.
5. Pencegahan dan pengobatan terhadap ulserasi/ gangren dengan cara:
a) Mencegah trauma /infeksi penting untuk memelihara kebersihan kaki.
b) Direndam dengan larutan permanganat kallikus 1/5000 selama 20 menit setiap hari.
c) Antibiotik.
6. Pengobatan spesifik.
Dari pengobatan spesifik yang telah ditemukan belum ada yang diterima secara luas,
walaupun antikoagulan, dekstran, fenilbutazon, piridinolkarbanat, inositol niasinat dan steroid
direkomendasikan. Lebih baru lagi dikatakan terapi dengan prostaglandin (PGA1 ) dan defibrotide
sama baiknya dengan zat pencegah agregasi platelete.
Iskemia tangan yang berat akibat trombosis akut pada tromboangitis obliterans, secara dramatis
membaik dengan infus Urokinase intra arteri yang dilanjutkan dengan angioplasty dengan kateter
balon. Pada pembuluh darah kecil dan pemberian antikoagulasi.
7. Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis untuk menghindari
infeksi
9. Penderita dengan gangren, luka-luka atau nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring.
10. Penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan
sepatu boot yang terbuat dari karet.
Penderita juga harus menghindari:
- Pemaparan terhadap dingin
- Cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yan digunakan untuk
mengobati kutil dan kapalan
- Cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor
- Infeksi jamur
- Obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah.
2.2.2 Diagnosa
1. Nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan sekunder dari adanya oklusi
pembuluh darah perifer.
2. Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan adanya ulkus dan gangren ekstremitas
sekunder akibat terhentinya aliran darah ke ekstremitas.
3. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan nyeri dan kram pada kaki.
4. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau perubahan kesehatan.
2.2.3 Intervensi
Dx 1 : Nyeri yang berhubungan dengan suplai darah ke jaringan sekunder dari
adanya oklusi pembuluh darah perifer.
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam terdapat penurunan dari ekstremitas.
Kriteria Hasil : secara subjektif klient mengatakan penurunan rasa nyeri, secara objektif
didapatkan TTV dalam batas normal dan wajah rileks.
INTERVENSI RASIONAL
Cacat karakteristik, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri
intensitas, lama dan terjadi sebagai temuan pengkajian.
penyebarannya.
Lakukan manajemen Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan
keperawatan. oksigen ke jaringan yang mengalami iskemia.
1. Atur posisi fisiologis
2. Istirahatkan klien Istirahat akan menurunkan kebutuhan oksigen
jaringan perifer sehingga akan menurunkan
kebutuhan jaringan yang membutuhkan oksigen
untuk menurunkan iskemia.
3. Manajemen lingkungan : Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus
lingkungan tenang dan nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan
batasi pengunjung. membantu meningkatan kondisi oksigen ruangan
yang akan berkurang apabila banyak pengunjung
yang berada di ruangan.
4. Ajarkan tekhnik Meningkatkan asupan oksigen sehingga akan
relaksasi pernafasan menurunkan nyeri sekunder dan dari iskemia
dalam jaringan.
5. Ajarkan tekhnik Distraksi ( pengalihan perhatian ) dapat
distraksi apada saat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme
nyeri peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang
dapat memblok reseftor nyeri untuk tidak di
kirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan
persepsi nyeri.
6. Lakukan manajemen Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa
sentuhan sentuhan dukungan psikologis dapat membantu
menurunkan nyeri. Masase ringan dapat
meningkatkan aliran darah serta dengan otomatis
membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri
dan menurunkan sensasi nyeri.
Kolaborasi pemberian analgetik Analgetik akan menurunkan sensasi nyeri dengan
menghambat stimulus nyeri agar jangan sampai di
kirimkan ke korteks serebri.
Dx 2 : Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan adanya ulkus dan
gangren pada ekstermitas sekunder dari terhentinya aliran darah ke ekstremitas.
Tujuan : 7 x 24 jam integritas kulit membaik secara optimal.
Kriteria Hasil : pertumbuhan jaringan meningkat, keadaan luka membaik, pengeluaran
pus pada luka tidak ada lagi, luka menutup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji kerusakan jaringan Menjadi data dasar untuk memberikan informasi
lunak yang terjadi pada intervensi perawatan luka, alat apa yang digunakan dan
klien. jenis larutan apa yang akan digunakan
Lakukan perawatan luka : Perawatan luka dengan teknik steril dapat mengurangi
1. Lakukan dengan kontaminasi kuman langsung ke area luka.
tekhnik steril
2. Kaji keadaan luka Manajemen membuka luka dengan menguyur larutan
dengan teknik NaCl ke kasa dapat mengurangi stimulus nyeri dan
membuka balutan menghindari terjadinya perdarahan pada luka ulkus
mengurangi stimulus akibat kasa yang kering karena ikut mengering bersama
nyeri, bila melekat pus yang diserap kasa juga ikut mengering.
kuat perban diguyur
dengan NaCl
Dx 4 : Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau
perubahan kesehatan
Tujuan : Kecemasan klien berkurang
Kriteria Hasil : Dalam waktu 1x24 jam kecemasan klien berkurang, klien menyatakan
kemcemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau
faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, serta wajah rileks.
INTERVENSI RASIONAL
Bantu klien mengekspresikan Cemas berkelanjutan memberikan dampak
perasaan marah, kehilangan dan serangan jantung selanjutnya
takut.
Kaji tanda verbal dan nonvebal Reaksi verbal atau nonverbal dapat menunjukan
kecemasan, dampingi klien dan rasa agitasi, marah dan gelisah
lakukan tindakan bila klien
menunjukan perilaku merusak
Mulai melakukan tindakan untuk Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak
mengurangi kecemasan. Beri perlu
lingkungan yang tenang dan
suasana penuh istirahat
Beri kesempatan kepada klien Dapat menghilangkan ketegangan terhadap
untuk mengugkapkan ansietasnya kekhawatiran yang tidak diekspresikam
Kolaborasi dokter : berikan Meningkatkan relaksasi dan menurunkan
anticemas sesuai indikasi kecemasan
2.2.4 Impementasi
Dx 1: Nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan sekunder
dari adanya oklusi pembuluh darah perifer
1. Mencacat karakteristik, lokasi, intensitas, lama dan penyebarannya.
2. Melakukan manajemen keperawatan luka
3. Mengistirahatkan klien
4. Memanajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
5. Mengajarkan tekhnik relaksasi pernafasan dalam
6. Mengajarkan tekhnik distraksi apada saat nyeri
7. Kolaborasi pemberian analgetik
Dx 4 : Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau
perubahan kesehatan
1. Memantu klien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan dan takut.
2. Mengkaji tanda verbal dan nonvebal kecemasan, dampingi klien dan lakukan tindakan
bila klien menunjukan perilaku merusak
3. Melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan
suasana penuh istirahat
4. Memberi kesempatan kepada klien untuk mengugkapkan ansietasnya
5. Kolaborasi dokter untuk memberikan anticemas sesuai indikasi