Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Hendra Garninda. ST, MT
TUGAS BESAR
REKAYASA JALAN REL
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Dosen Pengampun
Diketahui Oleh :
Catatan :
Lembar kartu ini ditanda tangani oleh asisten tugas yang bersangkutan, bila tugas telah selesai.
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat Ridho dan Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Perhitungan Wesel dan
Geometrik Jalan Rel dalam mata kuliah Rekayasa Teknik Jalan Rel di Program Studi Teknik Sipil
S1 di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Penyusun
menghaturkan terimakasih kepada:
Bapak Hendra Garnida. ST, MT. , selaku dosen mata kuliah Rekayasa Teknik Jalan Rel di
Program Studi Teknik Sipil S1 di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejurian Universitas
Pendidikan Indonesia.
Keluarga tercinta atas segala dukungannya.
Rekan-rekan Program Studi Teknik Sipil S1.
Seluruh pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini, baik moril maupun
materil.
Semoga amal baik rekan-rekan dapat dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih
baik dan dicatat sebagai amal soleh. Amin.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Rekayasa Teknik Jalan Rel ini
masih banyak kekurangan. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
perbaikan penyusunan Laporan Rekayasa Teknik Jalan Rel selanjutnya.
Penyusun
2 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................................. 3
Gambar 2.1 Jalan rel pertama kali digunakan untuk pengangkutan batu bara ............................................. 4
Gambar 2.2 Wagonway ......................................................................................................................................................... 5
Gambar 2.3 Plate Way ........................................................................................................................................................... 6
Gambar 2.4 Railways.............................................................................................................................................................. 7
Gambar 2.5 Roda silindris diberi flens ........................................................................................................................... 8
Gambar 2.6 Stasiun Tuntang ............................................................................................................................................. 11
Gambar 2.7 Stasiun Tawang.............................................................................................................................................. 11
Gambar 2.8 Jalur kereta ambarawa ............................................................................................................................... 12
Gambar 2.9 Peresmian terowongan Saksaat jalur Sukabumi-bandung ......................................................... 13
Gambar 2.10 Bantalan kayu Sumber gambar :www.pikabu.com ...................................................................... 43
Gambar 2.11 Bantalan Beton Sumber gambar :www.wikiwand.com ............................................................. 44
Gambar 2.12 bantalan baja ................................................................................................................................................ 45
Gambar 2.13 bantalan Slab Beton .................................................................................................................................. 45
Gambar 2.14 Tiga jenis KRL yang digunakan di Jabodetabek............................................................................. 19
Gambar 2.15 Kereta api maglev keluar dari Pudong International Airport. ............................................... 20
Gambar 2.16 Kereta Monorail .......................................................................................................................................... 21
Gambar 2.17 Kereta Elevated (laying).......................................................................................................................... 22
Gambar 2.18 Kereta Bawah Tanah................................................................................................................................. 23
Gambar 2.19 Kereta api ringan di Tenerife Spanyol ............................................................................................... 26
Gambar 2.20 Hong Kong MTR yang beroperasi pada jaringan dengan kapasitas tinggi. ........................ 27
Gambar 2.21 LRT type I di Houston Texas.................................................................................................................. 28
Gambar 2.22 Gerbong datar yang sedang mengangkut peti kemas ................................................................. 29
Gambar 2.23 Lokomotif diesel elektrik ........................................................................................................................ 30
Gambar 2.24 Lokomotif listrik yang digunakan di Amerika................................................................................ 32
Gambar 2.25 UP 18, yang ditampilkan di Illinois Railway Museum. ................................................................ 32
Gambar 2.26 Bagian-bagian Rel Kereta Api ............................................................................................................... 34
Gambar 2.27 Bantalan Rel Kereta Api........................................................................................................................... 36
Gambar 2.28 Plat Landas Rel Kereta Api ..................................................................................................................... 37
Gambar 2.29 Penambat Rel ............................................................................................................................................... 38
Gambar 2.30 Jenis Penambat Elastis ............................................................................................................................. 39
Gambar 2.31 Plat Besi Penyambung.............................................................................................................................. 41
Gambar 2.32 Rail Anchor ................................................................................................................................................... 42
Latar Belakang
Kereta api merupakan kendaraan transportasi darat yang sangat merakyat. keberadaannya, dengan
ongkos yang cukup murah kita dapat berpergian ke berbagai tujuan tanpa harus merasakan kemacetan, karena
yang digunakan merupakan jalan tunggal. Artinya untuk satu ruas atau petak jalan-antara satustasiun
dengan stasiun lain-hanya boleh dijalankan satu kereta, sehingga(mestinya) tidak akan terjadi tabrakan.
Kereta api mengusung misi menyelenggarakan jasa transportasi sesuai keinginan Stake Holder
dengan meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta penyelenggaraan yang semakin efisien. Kereta api tidak
mengenal kemacetan, karena jalan yang digunakan merupakan jalan tunggal.
Selain itu kereta api merupakan moda transportasi dengan multikeunggulan komparatif: hemat
lahan & energi, rendah polusi, besifat massal,adaptif dengan perubahan teknologi, yang memasuki era
kompetisi, potensinyadiharapkan dapat dimobilisasi dalam skala nasional, sehingga mampumenciptakan
keunggulan kompetitif terhadap produksi dan jasa domestik dipasarglobal. Dengan tugas pokok dan
fungsi memobilisasi arus penumpang dan barangdiatas jalan rel, maka ikut berperan menunjang
pertumbuhan ekonomi nasional.Rel merupakan sarana atau jalur jalan kereta api. Rel tidak berdiri sendiri
akan tetapi mempunyai bagian-bagiannya. Konstruksi rel terbagi menjadi dua yaitu bagian atas dan
bagian bawah. Bagian atas terdiri dari rel, bantalan dan perlengkapan baja kecil.
Bagian atas dari rel terdiri dari sepur yang tidak bisa menyambung dengansendirinya akan tetapi
memerlukan plat penyambung. Sedangkan rel, agar tetap berdiri pada bantalan maka memerlukan alat
penambat. Alat penambat ini bergunauntuk mengokohkan kedudukan rel.Wesel adalah konstruksi rel
kereta api yang bercabang (bersimpangan) tempat memindahkan jurusan jalan kereta api. Wesel terdiri dari
sepasang rel yangujungnya diruncingkan sehingga dapat melancarkan perpindahan kereta api dari jalur
yang satu ke jalur yang lain dengan menggeser bagian rel yang runcing. Dulu jaringan KA merambah ke
mana-mana, tetapi ribuan kilometerrelnya dicabuti karena berbagai pertimbangan. Antara lain karena rel
berada disepanjang sisi jalan raya sehingga kalah ketika jalan raya dilebarkan. Sulit sekalimembangun
jalur baru, karena selain pulau Jawa padat penduduk sehingga nyaristak ada tanah kosong yang panjang,
juga karena biayanya sangat mahal.
Pengertian Rel
Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa
memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada
bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku
rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku
ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat digunakan untuk
bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal
sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat
beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis
ketimbang bantalan beton
Gambar 2.1 Jalan rel pertama kali digunakan untuk pengangkutan batu bara
Namun sebenarnya kegunaan rel sudah ada sejak tahun 2000 SM, diduga penemuan
sifat menguntungkan dari rel berasal dari pengalaman waktu menarik dan mendorong
gerobak yang beroda maupun yang tidak beroda, ketika musim hujan, jalan tanah yang
dilalui ketika mendorong gerobak yang beroda akan ambles dan membentuk cekungan,
sehingga susah unutk dilalui, setelah dilalui beberapa kali daerah cekungan yang basah
lama lama mengeras sehingga mudah untuk dilalui roda. prinsip inilah yang digunakan
untuk penemuan jalan kereta.
Pada abad ke 18 angkutan batu bara menggunakan jalan dari papan kayu yang
dikenal dengan wagonway,
Penggunaan papan kayu ini menunjukkan kelebihan ketika waktu hujan jalan roda
diatas papan kayu bisa tetap berjalan. Setelah besi digunakan sebagai kebutuhan, para ahli
teknik mulai berfikir untuk membuat jalan kayu menjadi lebih tahan lama, maka roda
dilapisi dengan lapisan besi tipis, demikian pula jalan kayu juga dilapisi besi dengan diberi
peninggian pada sisi-sisinya.
Setelah ditemukan proses pembuatan besi secara efektif, dapat dihasilkan rel
sebagai pengganti jalan kayu. Rel dibuat dari besi tuang dengan lekukan yang diharapkan
dapat mengendalikan arah pergerakan roda. Jalan dengan menggunakan bahan ini disebut
"Plateway". Setelah besi ditemukan maka dibuat roda yang lebih tahan lama dan melapisi
permukaan roda yang bersinggungan dengan jalan menggunakan lapisan besi tipis. Selain
itu besi juga digunakan untuk melapisi permukaan jalan kayu. Tahun 1767, von Reynolds
melapisi lapisan kayu dengan besi cor di atasnya dengan peninggian pada sisi-sisinya.
Pada tahun 1782 Von Jessop menggunakan rel dari besi cor berbentuk jamur,
perubahan bentuk rel dari bentuk kanal ke bentuk jamur ini sejalan dengan dibuatnya roda
yang dilengkapi Flens. Karena rel yang terbuat dari besi tuang sering patah terutama pada
bagian tengah diantara tumpuan, maka dibuatlah rel yang diperkuat bagian tengah
terutama bagian tumpuan, sehingga rel berbentuk seperti perut ikan.
Pada tahun 1820 rel baja yang ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik mulai
digunakan. sehingga rel dapat menjadi lebih panjang dan bentuk seperti perut ikan tidak
digunakan lagi. Sehingga sambungan rel pun menjadi berkurang.
Tapi jika roda yang silindris diberi flens disisi dalamnya, maka pada saat bergerak
roda akan selalu menyentuh rel pada salah satu sisi dan terjadi gesekan terus menerus
antara sisi dalam rel dengan flens roda. maka untuk mengatasi masalah ini roda dibuat
mengerucut pada sisi luar roda yang diberi flens.
Teknologi rel dengan kaki lebar mulai digunakan pada tahun 1839. yang pertama
mengembangkan rel jenis ini adalah Orang amerika bernama steven.
Pada awal abad XIX kereta di atas rel mulai ditarik oleh kendaraan yang dijalankan
dengan mesin (lokomotif) uap. pada masa-masa tersebut jalan rel mulai pula dibangun di
beberapa negara, seperti Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Rusia, Austria, Indonesia (lihat
Sejarah Kereta Api Indonesia). Perkembangan kereta api baik sarana maupun
prasarananya terus berjalan. Pengembangan dalam hal kecepatan, pelayanan, keselamatan,
efisensi, dan kenyamanan terus pula dilakukan, hal ini seiring pula dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Lokomotif diesel-listrik mulai digunakan di New Jersey
tahun 1925, kereta diesel-listrik untuk penumpang bentuk streamline mulai meluncur di
Amerika tahun 1934.
Perkembangan terus berjalan termasuk dalam rancang bangun, teknologi
komunikasi dan informasi, dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula perkembangan
sarana dan prasarana kereta api, misalnya kereta api super cepat, kereta api monorail
Yang menjadi sasaran utama dari pembangunan jalur kereta api ini adalah hasil
perkebunan disekitar solo dan Yogyakarta yang akan diangkut ke pelabuhan di Semarang,
Tapi selain kepentingan bisnis tersebut, tampaknya pemerintah juga menyisipkan
kepentingannya dalam pembangunan jalur kereta ini, seperti dengan membuat jalur
menyimpang ke arah AMBARAWA yang pada waktu itu merupakan lokasi benteng
Belanda, dikarenakan wilayah Ambarawa merupakan daerah perbukitan, maka dalam
Karena jalur Solo - Yogyakarta sudah ada jalan rel NIS dengan lebar 1435 mm, pada
mulanya SS tidak membangun jalan dari Solo-Jogja. Penumpang kereta api SS dari Jakarta
berhenti di stasiun JOgja dan berganti kereta NIS menuju Solo, kemudian melanjutkan lagi
perjalanan sampai Surabaya. Untuk menghindari penumpang berpindah kereta maka SS
memasang rel ketida dan mulai digunakan pada 1 Mei 1929, mulai saat itu kereta api SS
dan NIS dapat melewati jalur Jogja - Solo.
Pada jaman pendudukan jepang, untuk keperluan perang di negara lain, salah satu
rel ketiga pada jalur Solo-Jogja di bongkar dan lebar spoor di ubah menjadi 1067mm,
demikian pula jalur Semarang - Solo juga diubah menjadi 1067 mm.
Hampir seluruh jalan rel (baik jalan rel yang aktif maupun tidak aktif) di Indonesia
saat ini merupakan aset yang bernilai sejarah sehingga menjadi salah satu fasilitas publik
dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.
B Kelemahan:
Memerlukan fasilitas sarana-prasarana yang khusus (tersendiri) yang tidak bisa
digunakan oleh moda transportasi yang lain. Sebagai konsekuensinya perlu disediakan
alat angkut yang khusus yaitu lokomotif dan gerbong.
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi
motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan
merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda
dengan lokomotif listrik.
Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia
dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta
rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan
Heemaf Hengelo.
Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa
lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA
mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di
Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000
dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari
Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.
PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut
KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak
ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli
KRL bekas dari Jepang.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor,
Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung
Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL
akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah
selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan
Gambar 2.11 Kereta api maglev keluar dari Pudong International Airport.
Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari Magnetic Levitation dimana
kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena
kereta terangkat dan bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali
dengan infrastuktur> Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. Tehnologi ini
sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara Bandara Internasional Pudong dengan kota
Shanghai[3] yang dapat berjalan pada kecepatan sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan lebih
rendah juga sudah diujikan di kota Nagoya menuju pusat pameran kota Nagoya yang disebut sebagai
Linimo yang merupakan singkatan dari sistem penggeraknya yang disebut sebagai linier motor.
Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi awal yang sangat besar
untuk membangun infrastruktur, khususnya untuk mempersiapkan medan magnit pada
infrastrukturnya, sehingga sampai saat ini hanya terbangun secara komersil di Tiongkok dan belum
dikembangkan secara komersil ditempat lain.
Kereta api jenis monorail atau monorel ini adalah kereta api yang melintas di rel yang
berbentuk sebatang besi yang terletak di tengah. Bentuk monorail yang jauh lebih efisien
membuat kereta monorail biasanya digunakan sebagai alat transportasi di kota-kota besar.
Lintasan monorail yang bisanya diletakkan melayang atau di bawah tanah memungkinkan
monorail untuk beroperasi lebih padat, karena tidak memerlukan pintu perlintasan kereta,
sehingga tidak mengganggu transportasi darat lainnya. Di Jepang monorail dapat melintas setiap
2 hingga 5 menit, namun berbeda dengan Jakarta yang tidak dapat mengoperasikan monorail
kurang dari 10 menit karena masih terdapat banyak pintu perlintasan kereta.
a Kelebihan
Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang
diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan
ruang untuk tiang penyangga.
Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan hanya
menutupi sebagian kecil langit.
Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton. Bisa menanjak,
menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa.
Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, resiko terguling jauh lebih
kecil. Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim.
Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah.
Kereta subway adalah kereta yang memiliki lintasan di bawah permukaan tanah.
Lintasan kereta jenis ini biasanya dibangun dengan membuat terowongan di bawah
tanah. Lintasan subway memungkinkan juga untuk digunakan mengangkut hasil
pertambangan yang letaknya di bawah tanah. Lintasanya yang khusus praktis membuat
kereta jenis ini menjadi primadona di kota-kota besar di seluruh dunia seperti Tokyo,
Hongkong, Seoul, Paris, New York, Berlin dan masih banyak lagi. Di Jepang sendiri,
pembangunan lintasan subway sudah digagas sejak 1905. Di Indonesia, rencananya
subway akan dibangun di segmen Dukuh Atas menuju Kota Jakarta. Masalah biaya, tak
tanggung lintasan ini bisa menghabiskan dana 7 kali lipat dari pembuatan lintasan di
permukaan untuk jarak yang sama jauhnya.
Kereta bawah tanah merupakan salah satu angkutan umum berkapasitas besar dan
berfrekuensi tinggi, memiliki tingkat kenyamanan, yang berjalan di bawah permukaan
tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan
di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota-kota besar
seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul, dan Moskow. Selain itu kereta bawah tanah juga
digunakan unnutuk skala yang lebih kecil seperti pada daerah pertambangan. Kereta
bwah tanah akan menjadi kendaraan umum yang tepat, karena kereta bawah adalah
Gambar 2.16 Hong Kong MTR yang beroperasi pada jaringan dengan kapasitas tinggi.
Kereta api berat dikenal juga sebagai Heavy Rail Transit atau rapid transit,
underground, subway, tube, elevated, atau metro adalah angkutan kereta api perkotaan
yang berjalan dilintas yang dipisah dari lalu lintas lainnya sehingga dapat berjalan dengan
kecepatan maksimum 100 km/jam atau kecepatan perjalanan sekitar 25 sampai
30 km/jam. Perkataan "subway" digunakan pada berbagai kereta api perkotaan di
Amerika termasuk di Glasgow dan Toronto. Sistem yang di London menggunakan istilah
"underground" dan "tube". Di Jerman disebut "U-Bahn", berasal dari kata
"Untergrundbahn" yang berarti jalan bawah tanah. Berbagai sistem di Asia Tenggara
seperti Taipei dan Singapore disebut sebagai MRT yang merupakan singkatan dari Mass
Rapid Transit.
Proyek Pemerintah Prov. DKI Jakarta dalam menanggulangi kemacetan yang akhir-
akhir ini sering terjadi dan sangat memacetkan akan membangun Proyek MRT DKI
Jakarta (Mass Rapid Transit) antara Kota ke Lebak Bulus akan dibangun dalam 3 jenis
lintasan, Proyek MRT JAKARTA ini telah ditanda tangani di Jakarta 25 Maret 2009 dengan
tahap petama 4 stasiun bawah-tanah dan 8 stasiun layang rencana pelaksanaan
pembangunan kontruksi tahun 2012 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2016.
Disebut juga LRT I, beroperasi di jalan bersama dengan lalu lintas kendaraan, tipe ini
membutuhkan percepatan dan perlambatan mendekati performansi kendaraan bermotor.
Kapasitas angkut kereta api ringan dari type ini sekitar 10 000 sampai dengan 30 000 penumpang
per jam. Kecepatan perjalanan sekitar 15 sampai 20 km/jam. Karena beroperasi bersama lalu
lintas kendaraan maka angka kecelakaan yang melibatkan kereta api ringan dari type ini cukup
tinggi. Trend terakhir yang berkembang untuk LRT seperti ini yaitu dengan penggunaan lantai
rendah sehingga dapat melakukan turun naik penumpang yang lebih cepat.
Jenis gerbong
A Gerbong datar
1. Gerbong datar untuk barang umum, digunakan untuk barang-barang yang tahan terhadap
cuaca, tidak perlu dilindungi terhadap cuaca, seperti mengangkut alat transportasi seperti
mobil, alat berat, besi baja (dalam bentuk batangan ataupun coil) atau barang-barang yang
dimasukkan dalam peti dengan bobot yang besar sehingga tidak terguling pada saat kereta
sedang berjalan. Tata cara pengikatan dan penutupan dengan terpal harus diperhatikan.
2. Gerbong datar peti kemas, yang digunakan untuk mengangkut peti kemas 20 kaki, 40 kaki
ataupun petikemas dua susun (double stack).
B Gerbong tertutup
Digunakan untuk mengangkat barang yang yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca,
seperti angkutan paket/parcel, peralatan elektronik atau barang-barang lainnya.
Lokomotif
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk
menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api.
Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari
pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel.
Jenis-jenis lokomotif sebagai berikut:
A Lokomotif uap
Merupakan cikal bakal mesin yang digunakan pada kereta api berkembang setelah James
Watt permulaan kereta api uap bermula dengan penemuan penyempurnaan mesin uap ini. Uap
yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan
torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar
atau batu bara. Pada tahun 1950, Pemerintah RI melalui DKA (Djawatan Kereta Api) mengimpor
lokomotif uap yang terakhir yaitu seri D 52 dari pabrik Fried Krupp di Essen, Jerman sebanyak
100 buah dengan sistem kopel 2-8-2. Lokomotif ini sangat kuat (bertenaga 1600 HP) dan dipakai
di berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun angkutan batu bara. Setelah beroperasi
Lokomotif ini nomor dua paling populer setelah lokomotif diesel elektrik. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya
diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api ataupun mengambil catu listrik yang
ditempatkan pada rel ketiga (third rail). Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang
tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga.
Keunggulan dari penggunaan lokomotif listrik adalah tingkat polusi yang sangat kecil
dimana lokomotif itu digunakan dan dilain pihak menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik, biaya
perawatan yang rendah dan biaya penggunaan listrik yang lebih rendah. Polusi yang terjadi
dengan pengoperasian lokomotif listrik hanya terjadi ditempat dimana listrik tersebut diproduksi.
Lokomotif turbin gas yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai gas turbine - electric
locomotive, disingkat GTEL, adalah lokomotif yang digerakkan dengan menggunakan turbin gas
Bantalan Rel
Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel diletakkan dan
ditambatkan. Bantalan rel berfungsi :
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat ditaksir
sebagai berikut :
Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun.
Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun.
Plat Landas
Pada bantalan kayu maupun besi, di antara batang rel dengan bantalan dipasangi Tie Plate
(plat landas), semacam plat tipis berbahan besi tempat diletakkannya batang rel sekaligus sebagai
lubang tempat dipasangnya Penambat (Spike). Sedangkan pada bantalan beton, dipasangi Rubber
Pad, sama seperti Tie Plate, tapi berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai landasan
rel, sedangkan lubang / tempat dipasangnya penambat umumnya terpisah dari rubber pad karena
telah melekat pada beton.
Penambat Rel
Fungsinya untuk menambat / mengaitkan batang rel dengan bantalan yang menjadi
tumpuan batang rel tersebut, agar batang rel tetap menyatu pada bantalannya, dan menjaga
kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan
dan tipe batang rel yang digunakan. Ada dua jenis penambat rel, yakni Penambat Kaku dan
Penambat elastis.
Penambat kaku misalnya paku rel, mur, baut, sekrup, atau menggunakan tarpon yang
dipasang menggunakan pelat landas. Umumnya penambat kaku ini digunakan pada jalur kereta api
tua. Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu dipasang pada bantalan kayu atau bantalan
besi. Penambat kaku kini sudah tidak layak digunakan untuk jalan rel dengan frekuensi dan axle
Penambat elastis dibuat untuk menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi, yang
biasanya digunakan pada jalan rel KA yang memiliki frekuensi dan axle load yang tinggi. Karena
sifatnya yang elastis sehingga mampu mengabsorbsi getaran pada rel saat rangkaian KA melintas,
oleh karena itu perjalan KA menjadi lebih nyaman dan dapat mengurangi resiko kerusakan pada rel
maupun bantalannya. Selain itu penambat elastis juga dipakai pada rel yang disambungan dengan
las termit (istilahnya Continuous Welded Rails, karena sambungan rel dilas sehingga tidak punya
celah pemuaian) karena kemampuannya untuk menahan batang rel agar tidak bergerak secara
horizontal saat pemuaian. Penambat elastis inilah yang sekarang banyak digunakan, terutama pada
bantalan beton, meskipun ada juga yang digunakan pada bantalan kayu dan bantalan besi.
Rail Anchor
Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR. Fungsinya untuk menahan
gerakan pemuaian batang rel, karena pada sambungan CWR tidak terdapat celah pemuaian.
Pada gambar di bawah, rail anchor dipasang di bawah permukaan batang rel tepat
disamping bantalan agar dapat menahan gerakan pemuaian rel. Rail anchor tidak dipasang pada rel
yang ditambat dengan penambat elastic, karena fungsinya sama seperti penambat elastis, yakni
untuk mencegah gerakan pemuaian batang rel. Jadi, rail anchor dipasang bersama dengan
penambat kaku pada bantalan kayu atau besi.
Jenis Bantalan
Kereta api merupakan moda transportasi masal yang sering digunakan untuk berangkat
dan pulang bekerja, ada juga untuk mudik ke daerah asalnya karna biaya yang murah dan
dapat mempersingkat waktu. Tidak hanya untuk moda transportasi, kereta api juga sering
digunakan untuk kereta wisata mengelilingi kebun buah, taman burung dll.
Seperti di Taman Mini Indonesia Indah ataupun di Museum Ambarawa anda dapat
berkeliling menggunakan kereta api mengelilingi persawahan dan kebun tebu milik warga,
tidak hanya berkeliling para pengunjung juga dapat melihat sejarah kereta api pada zaman
penjajahan belanda.
Lintasan kereta api terbuat dari dua batang baja yang di pasang sejajar dan bantalan
untuk menopang rel dan kereta tersebut. Jalur rel kereta biasanya dibangun lebih tinggi dari
tanah sekitarnya agar tidak terbenam saat banjir datang, minimal ½ meter dari sisi tanah
aslinya.
Fungsi pada bantalan tersebut adalah untuk menahan gaya laju kereta yang lewat,
untuk memperkuat bantalan maka diperlukan besi/penambalan rel untuk mengikat rel dengan
bantalan tersebut, selain bantalan pada jalur kereta di beri timbunanan batuan koral agar
dapat meredam gaya gesek yagn terjadi dan untuk menjaga bantalan tetap pada tempatnya.
Jenis – jenis bantalan rel kereta :
Bantalan rel pada zaman penjajahan masih menggunakan balok kayu, biasanya
penggunaan kayu yg memiliki serat bagus adalah kayu jati karna memiliki elastisitas yang
tinggi namun penggunaan kayu memiliki kelemahan yang daya dukung untuk bantalan hanya
sedikit karna sering keropos terlebih jika tingkat kelembapannya sangat tinggi. Selain itu, sulit
untuk mencari bahan yang cocok karena harga mahal.
Pada masa orde baru bantalan pada kereta pun diganti dengan beton, karna di Indonesia
sudah banyak perusahaan yang bisa memproduksi beton di bawah manajement pemerintah,
dipilihnya beton karna memiliki daya tahan yang lama terhadap perubahan cuaca ataupun suhu
dan mampu bertahan hingga 20 tahun serta lebih kuat menahan tekanan beban kereta. Bantalan
beton biasanya terbuat dari beton tulangan prategang dan juga ditempatkan angker penambat.
Sayangnya, harga beton cukup mahal dan memerlukan ketelitian yang cukup tinggi sehingga
membutuhkan tenaga ahli untuk membuatnya. Bantalan beton juga lebih kaku dan membuat
getaran kereta cukup terasa.
Terbuat dari pelat baja dan biasanya dipasang pada lengkungan atau tidak dipasang di
keseluruhan rel. Sebab harga bantalan baja paling mahal harganya dan di Indonesia sangat jarang
menggunakan bantalan jenis ini. Bantalan ini sebenarnya lebih kuat menahan beban dan juga akan
bertahan lebih lama jika digunakan. Selain harga yang mahal kekurangan bantalan baja pada rel
adalah mudah anjlok terutama pada daerah berpasir karena memiliki beban yang lebih besar
Lebar trak
Lebar trak adalah lebar antara sisi dalam kepala rel pada trak kereta api. Hampir enam
puluh persen trak kereta api diseluruh dunia menggunakan trak yang lebarnya 1435 mm(4 ft 8½
in), yang pada akhirnya disebut sebagai lebar trak standar Internasional. Lebar trak yang kurang
dari itu disebut sebagai lebar trak sempit (narrow gauge) dan yang lebih lebar disebut sebagai trak
lebar (broad gauge).
Dibeberapa negara ada yang menggunakan lebar trak yang berbeda sehingga pada tempat-
tempat tertentu digunakan tiga rel dalam satu trak, sehingga lintasan bisa dipakai bersamaan
antara kereta dengan lebar trak yang kecil dan lebar trak yang besar.
Elastisitas (Elastic/Resilience)
Elastisitas diperlukan untuk kenyamanan perjalanan kereta api, menjaga patahnya as roda,
meredam kejut, impact, getaran vertikal. Jika struktur jalan rel terlalu kaku, misalnya dengan
pemakaian bantalan beton,maka untuk menjamin keelastikan struktur dapat menggunakan pelat
karet (rubber pads) di bawah kaki rel.
Stabilitas
Jalan rel yang stabil dapat mempertahankan struktur jalan pada posisi yang tetap/semula
(vertikal dan horisontal) setelah pembebanan terjadi. Untuk ini diperlukan balas dengan mutu dan
kepadatan yang baik, bantalan dengan penambat yang selalu terikat dan drainasi yang baik.
http://uyabuatbaru.blogspot.com/2010/11/permasalahan-transportasi-dan-
kereta.html
http://thericksss.blogspot.com/2009/10/jalan-kereta-api.html
https://kereta-api.info/ini-dia-5-jenis-kereta-api-menurut-lintasannya-3664.htm
https://www.kabarpenumpang.com/ternyata-ada-beragam-jenis-bantalan-rel-
indonesia-pakai-yang-mana/
https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lalulintas/komponen-penyusun-rel-
kereta-api
http://perpustakaanmakalah.blogspot.com/2016/12/kriteria-struktur-jalan-
rel.html