Diagnosis - Sekuele
Diagnosis - Sekuele
Penetuan usia awal kehamilan, perhatikan penambahan berat badan ibu dan pengukuran
pertumbuhan fundus uterus secara seksama selama kehamilan akan mengidentifikasikan
banyak kasus pertumbuhan janin yang abnormal pada perempuan berisiko rendah. Faktor –
faktor risiko termasuk hambatan pertumbuhan janin sebelumnya meningkatkan kemungkinan
rekurensi sebanyak 20 persen. Pada perempuan dengan faktor risiko harus dipertimbangkan
untuk evaluasi sonografik secara bereksinambungan. Meskipun frekuensi pemeriksaan
bervariasi sesuai indikasi, pemeriksaan awal yang dilanjutkan dengan pemeriksaan kedua pada
32 hingga 34 minggu, atau jika terdapat indikasi lain ecara klinis, akan mengidentifikasikan
banyak kasus hambatan pertumbuhan.
1
William obstetri
2
Buku kebidanan UI
Gambar x. Tinggi Fundus Uteri Standar berdasarkan usia gestasi3
2. Pengukuran Sonografi
Penapisan rutin sonografi awal pada usia kehamilan 16 sampai 20 minggu untuk
menetapkan usia kehamilan dan mengidentifikasikan anomali. Pemeriksaan ini
diulangi pada 32 hingga 34 minggu untuk mengevaluasi pertumbuhan janin. Dalam
sebuah penelitian, didapatkan bahwa pemeriksaan sonografi sebelum 24 minggu –
optimal pada 10 hingga 12 minggu – memberikan prediksi yang lebih baik
mengenai usia kehamilan dibanding periode menstruasi terakhir.
Dengan pemeriksaan sonografi, metode yang paling umum untuk menetapkan
diagnosis hambatan pertumbuhan janin adalah estimasi berat janin menggunakan
beberapa biometrik pengukuran janin. Penggabungan dimensi kepala, abdomen dan
3
International standards for symphysis-fundal height based on
serial measurements from the Fetal Growth Longitudinal Study
of the INTERGROWTH-21st Project: prospective cohort study in
eight countries
femur telah terbukti dapat mengoptimalkan akurasi dengan sedikit perbaikan
berupa penambahan pengukuran biometrik lainnya. Pengukuran berikut dilakukan
secara terpisah
a. Pengukuran panjang femur (Femur Length/ FL) secara teknis merupakan
pengukuran yang paling mudah dan dapat dilakukan berulang kali.
b. Pengukuran diameter biparietal (Biparietal Diameter/ BPD) dan lingkar
kepala (Head Circumference/ HC) tergantung pada pencitraan dan juga
dipengarauhi oleh penekanan deformatif pada tulang tengkorak.
c. Pengukuran lingkar perut (Abdominal Circumference/ AC) lebih bervariasi,
tetapi paling sering tampak abnormal pada kasus – kasus hambatan
pertumbuhan janin karena sebagian besar jaringan lunak ikut terlibat.
Lingkar perutt yang berada dalam rentang normal sesuai
usia kehamilan dipercaya rnenyingkirkan adanya hambatan
pertumbuhan, sedangkan pengukuran kurang dari persentil
ke-5 sangat mungkin dicurigai terjadi hambatan pertumbuhan
Lingkar Perut yang kecil dikaitkan dengan penurunan
kadar pO2, dan pH janin. Meskipun akurat, pemeriksaan sonograf yang
digunakan untuk deteksi hambatan pertumbuhan janin memiliki
temuan – temuan negatif palsu.
Hasil velosimetri Doppler pada arteri umbilikalis yang abnormal – ditandai oleh
tidak adanya atau berbaliknya aliran diastolik akhir – secara unik terkait dengan
hambatan pertumbuhan janin. Kelainan pada aliran Doppler menandai hambatan
pertumbuhan janin dini versus berat dan menggambarkan transisi adaptasi janin
menuju arah kegagalan pertumbuhan. Perubahan – perubahan dini pada plasenta
berdasarkan hambatan pertumbuhan terdeteksi dalam pembuluh darah perifer
seperti arteri umbilikalis dan arteri cerebri media.
Gambar x. Studi velosimetri Doppler arteri umbilikalis, mulai dari keadaan normal hingga abnormal. A.
Pola velosimetri normal dengan rasio sistolik terhadap diastolik (S/D) < 30. B. Kecepatan diastolik mendekati
nol mencerminkan peningkatan resistensi vaskuler plasenta. C. Selama diastol, aliran arteri berbalik (rasio S/D
negatif), yang merupakan tanda buruk yang mungkin diikuti dengan kematian janin.
Pencegahan
Pencegahan hambatan pertumbuhan janin idealnya dimulai sebelum konsepsi terjadi dengan
mengoptimalkan kondisi kesehatan ibu, pengobatan, dan gizi. Penghentian kebiasaan merokok
sangat dianjurkan. Faktor-faktor risiko lainnya mengacu pada kondisi ibu, seperti profilaksis
antimalaria bagi perempuan yang tinggal di daerah endemik dan koreksi defisiensi gizi.
Berbagai studi telah menunjukkan bahwa penatalaksanaan hipertensi ringan hingga sedang
tidak mengurangi insiden bayi KMK.
Selama kehamilan dini, penentuan masa permulaan kehamilan yang akurat sangatlah
penting. Pada kehamilan - kehamilan yarng berisiko mengalami hambatan pertumbuhan janin,
misalnya, pada perempuan dengan hipertensi atau dengan riwayat hambatan pertumbuhan
janin sebelumnya profilaksis dengan aspirin dosis rendah pada awal kehamilan telah terbukti
mengurangi hambatan pertumbuhan sebesar 10 persen.
Penatalaksanaan
Setelah ditetapkan tidak ada kelainan janin, perlu dipertimbangkan bila janin akan
dilahirkan. Bagi situasi di Indonesia, saat yang tepat ialah bergantung pada arus darah arteri
umbilikal dan usia gestasi. Arteri umbilikal yang tidak memiliki arus diastolik (absent diastolic
flow) bahkan adanya arus terbalik (reverse flow) akan mempunyai prognosis buruk berupa
kematian .ianin dalam < 1 minggu. Usia optimal untuk melahirkan bayi iaiah 33 - 34 minggu
dengan pertimbangan sudah dilakukan pematangan paru. Pemeriksaan kardiotokografi akan
membantu diagnosis adanya hipoksia janin lanjut berupa deselerasi lambat denlut jantung. Skor
fungsi dinamik janin plasenta yaitu upaya mengukur peran PJT pada profil biofisik akan
membantu menentukan saatnya melakukan terminasi kehamilan.
Pelahiran segera adalah yang terbaik untuk janin aterm atau mendekati aterm yang
diduga mengalami hambatan pertumbuhan. Bahkan, kebanyakan dokter menganjurkan
pelahiran pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih jika secara klinis terjadi oligohidrarnnion
yang signifikan. Jika pola denyut jantung janin meyakinkan, dapat dicoba pelahiran per vagina.
Beberapa dari janin tersebut tidak dapat melalui proses persalinan. Oleh karena itu, dilakukan
pelahiran caesar. lntervensi harus dicegah pada kondisi diagnosis yang belum pasti dengan
kematangan paru-paru janin terjamin. Penatalaksanaan kehamilan dapat dibantu dengan
menggunakan teknik pengawasan janin antepartum
Jika hambatan pertumbuhan teridentifikasi pada janin yang secara anatomi normal
sebelum 34 minggu, serta volume cairan amnion dan hasil pengamatan janin normal,
dianjurkan untuk dilakukan observasi. Selama janin terus tumbuh dan kesehatan janin tetap
normal, kehamilan masih dapat terus dilanjutkan. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan
amniosentesis untuk menilai kematangan paru. Keputusan penatalaksanaan tergantung kepada
penilaian risiko relatif kematian janin dengan penatalaksanaan yang seharusnya versus risiko
– risiko pelahiran kurang bulan.
Sekuele Jangka Panjang