PEMBELAJARAN EFEKTIF
Populernya model metode pembelajaran ceramah dan
41 model pembelajaran yang sering terlupakan….
13. DEBATE
27. SCRAMBLE
38. INQUIRY
B. Ciri-ciri
1. Langkah-langkah :
7. Kesimpulan
KESIMPULAN
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu
metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.
Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses
pembelajaran.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam
model pembelajaran kooperatif picture and picture
adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan
pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran
(SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
KESIMPULAN
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model
ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam
menguasai materi serta belajar menerima
keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam
model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk
memecahkan suatu masalah.
Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang
cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia model
atau metode mengajar masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut
untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.
Langkah-langkah:
6. Kesimpulan guru.
7.
Kelebihan:
Kekurangan:
1. Pengertian
Untuk mengembangkan potensi to live together salah
satunya melalui model pembelajaran kooperatif.
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada
kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan
pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang
membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya,
sehingga belajar kooperatif dapat saling
menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah
dan siswa yang berprestasi tinggi.
1) Kelebihan
a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Mampu memperdalam pamahaman siswa.
c. Melatih tanggung jawab siswa.
d. Menyenangkan siswa dalam belajar.
e. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
f. Meningkatkan rasa percaya diri siwa.
g. Mengembangkan rasa saling memiliki dan
kerjasama.
h. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.
i. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar
dengan tidak pintar.
j. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan
demikian meskipun saat pelajaran menempati jam
terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.
2) Kelemahan
a. Ada siswa yang takut diintimidasi bila Memberi nilai
jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain
kurang mampu menguasai materi)
b. Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan
meminta tolong pada temannya untuk mencarikan
jawabnya.Solusinya mengurangi poin pada siswa yang
membantu dan dibantu .
c. Apabila pada satu nomer kurang maximal
mengerjakan tugasnya, tentu saja mempengaruhi
pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya.
dalam kelompoknya.
Guru menyajikan in
Guru menginformas
Menyajikan informasi
Siswa
Langkah 2
Guru memotivasi se
siswa dalam kelomp
materi pembelajaran
Langkah 4
Evaluasi
Langkah 5
Memberikan penghargaan
Langkah 6
h. Penutup.
Excellent 22,6 – 30
c) Meningkatkan komitmen
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-student-teams.html#ixzz2uZXKTNWl
Model Pembelajaran Jigsaw
1. Pengertian
2.
Rencana Kegiatan
1. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub
topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli
yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
2. Anggota ahli dari masing-masing kelompok
berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik
yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya
kelompok.
3. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing
untuk menjelaskan topik yang didiskusikannya.
4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok
yang mencakup semua topik.
5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor
individu dan skor kelompok atau menghargai prestasi
kelompok.
3. Sistem Evaluasi
Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
1. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua
topik.
2. Membuat laporan mandiri atau kelompok.
3. Presentasi
Materi Evaluasi
– Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan
dikuasai oleh mahasiswa.
– Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.
1. Kelebihan
1. Kelemahan
4/21/2012
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED INTRODUCTION)
Gijselaers ( 1996)
Pembelajaran berbasis masalah diturunkan dari teori
bahwa belajar adalah proses dimana pembelajar
secara aktif mengkontruksi pengetahuan.
Pannen (2001)
Langkah-langkah pemecahan masalah dalam
pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan,
yaitu:
1. mengidentifikasi masalah,
2. mengumpulkan data,
3. menganalisis data,
4. memecahkan masalah berdasarkan pada data yang
ada dan analisisnya,
5. memilih cara untuk memecahkan masalah,
6. merencanakan penerapan pemecahan masalah,
7. melakukan ujicoba terhadap rencana yang
ditetapkan, dan
8. melakukan tindakan (action) untuk memecahkan
masalah.
Arends (2004)
Ada 5 fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk
mengimplementasikan PBL.
Fase Aktivitas guru
Fase 1: Mengorientasikan mahasiswa pada masalah.
Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang
diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2: Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar.
Membantu mahasiswa membatasi dan mengorganisasi
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok. Mendorong mahasiswa mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan
mencari untuk penjelasan dan pemecahan
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Membantu mahasiswa merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model,
dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Membantu mahasiswa
melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-
proses yang digunakan selama berlangusungnya
pemecahan masalah.
8. Menyajikan temuan-temuannya.
Siapkan laporan di mana Anda membuat rekomendasi,
prediksi, kesimpulan, atau solusi lainyang tepat untuk
masalah berdasarkan data Anda dan latar belakang.
Bersiaplah untuk mendukung rekomendasi Anda. Jika
sesuai, pertimbangkan presentasi multimedia dengan
menggunakan gambar, grafik, atau suara.
A. Tugas Perencanaan.
Pembelajaran Bedasarkan Masalah memerlukan
banyak perencanaan seperti halnya model-model
pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.
1. Penetapan Tujuan.
Pertama mendiskripsikan bagaimana pembelajaran
berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu
tercapainya tujuan-tujuan tertentu misalnya ketrampilan
menyelidiki, memahami peran orang dewasa dn
membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri
Hendaknya difikirkan dahulu dengan matang tujuan
yang hendak dicapai sehingga dapat dikomunikasikan
dengan jelas kepada siswa
F. Kesimpulan
Catatan biasa :
a. Catatan Biasa
f. Statis
Mind mapping :
a. Peta pikiran
c. Berwarna warni
Langkah-langkah pembelajarannya :
7. Kesimpulan/penutup.
a. Merencana
b. Berkomunikasi
c. Menjadi Kreatif
d. Menghemat Waktu
e. Menyelesaikan Masalah
f. Memusatkan Perhatian
KESIMPULAN
Kelebihan :
Kekurangan :
1. PENGERTIAN
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih
menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut
dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa
dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi.
Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau
bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang
bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan
masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar
sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan
dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar
pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan
jawaban atas permasalahan atau konsep yang
dipelajari.
1. Pengertian
1. Langkah-langkah
A. PENGERTIAN DEBAT
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua
pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun
kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan
masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak
dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen,
terutama di negara-negara yang menggunakan sistem
oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-
aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan
melalui voting atau keputusan juri.
B. Kelebihannya:
a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)
b. Melatih kesiapan siswa
c. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
d. Cocok untuk tugas sederhana
e. Interaksi lebih mudah
f. Lebih mudah dan cepat membentuknya
g. Meningkatkan partisipasi anak
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-artikulasi.html#ixzz2uZYtdYcN
Model Pembelajaran Role Playing
2. Rencana Kooperatif.
3. Peran Guru.
1. Seleksi topik
2. Merencanakan kerjasama
3. Implementasi
6. Evaluasi
Tahap I
Tahap II
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemud
Merencanakan tugas. dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa y
Tahap III
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, m
mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam
Membuat penyelidikan.
kelompok.
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipre
1. Pengertian
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk
pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di
mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan
lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan
semula/pertamanya.
Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini
merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran yang dikembangkan dari teori
kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir
rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
3. Langkah-langkah pembelajarannya
1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2
orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa
memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan
tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan
satu pasangan dari kempok yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan,
kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan
dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
6. Kesimpulan.
7. Penutup.
Kelemahan :
1. Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai
jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain
kurang kurang mampu menguasai materi)
Solusinya , lembar penilaian tidak diberi nama si
penilai.
2. Ada siswa yang mengambil jalan pintas ,dengan
meminta tolong pada temannya untuk mencarikan
jawabnya.
Solusinya mengurangi poin pada siswa yang
membantu dan dibantu.
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa :
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk
pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di
mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan
lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan
semula/pertamanya.
Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini
merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran yang dikembangkan dari teori
kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir
rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
Dan ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model
Pembelajaran Bertukar Pasangan) Muslim Ibrahim
(dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif
untuk menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.
Langkah-langkah pembelajarannya :
1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2
orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa
memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan
tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan
satu pasangan dari kempok yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan,
kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan
dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
6. Kesimpulan.
7. Penutup.
Keunggulan :
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-bertukar-
pasangan.html#ixzz2uZZWKdYa
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan
materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu
lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja
yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama
kurang lebih 5 menit.
6. Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan
diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.
7. Guru memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi.
9. Penutup.
Kesimpulan:
Penggunaan pendekatan pembelajaran snowball
throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa
ini dirasakan cukup efektif karena mampu menumbuh
kembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional
yang ada dalam diri siswa. Di sini siswa akan terlatih
untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara
cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan
menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang
ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai
persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam model pembelajaran snowball throwing ini
kurang tepat digunakan untuk mata pelajaran
atau bidang study ilmu pengetahhuan social. Karena
ilmu pengetahuan social adalah ilmu yang cakupan
materi pembelajarannya sangat luas, membutuhkan
pengembangan yang mendalam karena materinya
selalu berkembang. Sedangkan di sini pembelajaran
hanya berkutat pada pengetahuan siswa saja. Jadi,
yang lebih tepat menggunakan model pembelajaran
snowball throwing ini adalah jenis-jenis mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam atau eksak yang cenderung
menggunakan rumus yang relatif tetap. Guru akan lebih
mudah mengarahkan jalannya pembelajaran di kelas.
Kelebihan:
1. Melatih kesiapan siswa.
2. Saling memberikan pengetahuan.
Kekurangan:
1. Penngetahuan tidak luas hanya berkutat pada
pengetahuan sekitar siswa.
2. Tidak efektif.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-snowball-throwing.html#ixzz2uZZZU5Zc
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pengertia
n-model-pembelajaran-student.html#ixzz2uZZdtnxx
1. Pengertian
10. Penutup
Sumber:
:http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-course-review-
horay.html#ixzz2uZZtkw00
Kelebihan:
1. Menguji kesiapan siswa.
2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
Kekurangan:
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2
(becanda).
D. Kesimpulan
Sumber:
:http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-talking-stick.html#ixzz2uZZyAQpF
Metode Demonstrasi
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah ;
a. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan
atau kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah
metode demontrasi berakhir
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan di laksanakan
c. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan
d. Selama demonstrasi berlangsung guru haru
intropeksi diri apakah:
• Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas
oleh siswa
• Apakah semua media yang di gunaka telah di
tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa
dapat melihat semuanya dengan jelas
• Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap
perlu
e. Menetapkan rencana penilaian terhadap
kemampuan anak didik
b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:
1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian
kalinya
2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian
siswa
3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di
demonstrasikan agar mencapai sasaran
4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya
mengikuti demonstrasi dengan baik
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
6. Menghindari ketegangan
6. Evaluasi:
B. Metode Eksperimen
2) Segi kekurangannya
Kesimpulan
Sumber:
:http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/metode-
demonstrasi-dan-eksperimen.html#ixzz2uZaOCi2m
Pengertian
B. Prinsip
Sumber:
:http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-explicit-instruction.html#ixzz2uZaSlNPM
E. Kesimpulan
Model pembelajaran ini sangat bagus dipakai karena
dengan menggunakan model ini siswa dapat
memahami secara langsung peristiwa yang terjadi di
dalam kehidupan dengan materi yang dijelaskan.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-circ-cooperative.html#ixzz2uZamkHzS
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa
terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil dan
menghadap ke luar.
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar
lingkaran pertama menghadap ke dalam.
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil
danhttp://www.scribd.com/doc/50827028/73/INSIDE-
OUTSIDE-CIRCLE-LINGKARAN-KECIL-LINGKARAN-
BESAR besar berbagi informasi. Pertukaran informasi
bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu
yang bersamaan.
4. Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di
tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar
bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar
yang membagi informasi demikian seterusnya.
Kelebihan :
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang
bersamaan.
Kekurangan :
Membutuhkan ruang kelas yang besar.Ø
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan
disalahgunakan untuk bergurau, juga rumit untuk
dilakukan.Ø
Alasan :
Pada pembelajaran dengan menggunakan model
outside – inside – circle (lingkaran besar – lingkaran
kecil) ini. Terlebih dahulu guru menyampaikan informasi
dengan menjelaskan isi materi (penyesuaian makhluk
hidup). Menurut saya materi penyesuaian makhluk
hidup sangat cocok untuk model outside – inside –
circle (lingkaran besar – lingkaran kecil). Karena materi
ini sering ditemui anak dalam kehidupan sehari-hari,
melalui penjelasan dari guru tentang penyesuaian
makhluk hidup maka anak memadukan apa yang
dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan
informasi yang disampaikan oleh guru, sehingga pada
saat anak membentuk lingkaran besar dan lingkaran
kecil yang selanjutnya anak akan menyampaikan
informasi, anak mudah mengingat informasi yang akan
dia sampaikan kepada teman pasangannya, materi ini
juga memiliki cakupan isi/materi yang cukup banyak
sehingga memudahkan guru untuk membagi materi
sesuai dengan siswa yang membentuk lingkaran, karna
masing masing-masing anak membawa informasi yang
berbeda untuk teman pasangannya.
Alasan :
Pada pembelajaran menggunakan model outside –
inside – circle (lingkaran besar – lingkaran kecil). saya
materi ini cocok untuk model inside (outside – circle)
(lingkaran besar – lingkaran kecil) karena materinya
dapat dikembangkan oleh anak berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman mereka. Misalnya :
materi tentang kegiatan manusia yang mengubah
permukaan bumi, jika guru menggunakan soal
pertanyaan dalam pertukaran pikiran dan informasi
untuk setiap anak, maka mempermudah pekerjaan
guru dalam membuat pertanyaan, pertanyaan yang
sama dapat diberikan kepada beberapa anak, karena
kemungkinan jawaban yang akan mereka dapat dari
teman pasangannya berbeda. Dengan model
pembelajaran outside – inside – circle materi akan
mudah dipahami oleh anak karena materi ini dapat
disampaikan dengan singkat dan eratur, misalnya
berkaitan dengan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, dan tidak dapat diperbaharui, sehingga
dengan model pembelajaran outside – inside – circle ini
cakupan materi yang cukup luas dapat dipahami dan
dikembangkan oleh anak.
St standar Kompetisi :
Menganalisis pentingnya nilai dalam kehidupan
K kompetisi Dasar :
Mendiskripsikan pentingnya nilai dalam kehidupan
bangsa
Mendeskripsiskan pancasila sebagai sumber nilai
Mendeskripsikan nilai pancasila sebagai sumber norma
hokum
Mendeskripsikan nilai pancasila sebagai sumber norma
etik
A. Indikator :
Menjelaskan pentingnya nilai pancasila dalam
kehidupan
B. Tujuan pembelajaran :
1. memahami pentingnya nilai dalam kehidupan
2. Mengetahui pentingnya nilai pancasila sebagai
norma hukum
3. Mengetahui pentingnya pancasila sebagai sumber
nilai etik
C. Materi pembelajaran :
• LKS Pendidikan kewarganegaran untu SMA kelas XI
semeeter II
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai
contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik,
sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods
mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum
yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-
hari.
pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional
membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan
landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.
Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam
berbagai peraturan
perundangam yang ada. Perundang-undangan,
ketetapan, keputusan, kebijaksanaan
pemerintah, program-program pembangunan, dan
peraturan-peraturan lain pada
hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai
penjabaran dari nilai-nilai
dasar pancasila.
Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai
sumber nilai adalah dengan
menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber
pembentukan norma etik (norma
moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Nilai-nilai
pancasila adalah nilai moral
D. Metode Pembelajaran
1. Kerja kelompok
2. Presentasi
3. Diskusi
4. Tanya jawab
E. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Pendahuluan
1) Salam, sapa dan berdo’a bersama
2) Apersepsi tentang materi
3) Membagi kelompok yng anggotanya 4 orang secara
heterogen berdasarkan tingkat kemampuan membaca.
2. Kegiatan Inti
1) Menjelaskan pembagian tugas kelompok
2) Guru memberikan wacana / kliping sesuai topic
pembelajaran
3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kerja.
4) Mempresentasikan / membaca hasil kelompok.
3. Kegiatan akhir
1) Guru menyimpulkan materi bersama murid
2) Penutup
F. Sumber bahan :
– Buku paket buku paket pendidikan kewarganegaraan
kelas XI semester II
– LKS Pendidikan kewarganegaran untu SMA kelas XI
semeeter II
– Kliping tentang pentingnya nilai dalm kehidupan
berbangsa dan bernegara
G. Penilaian
– Test perbuatan dalam kegiatan
– Tes lisan
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-inside-outside.html#ixzz2uZauLNPm
A. Pengertian
Metode ini berguna untuk kelas yang aktif dalam kelas.
Pengertian aktif terdapat 2 (dua) macam, yaitu:
1. aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski
tidak dalam pembelajaran,
2. aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan
bertanya jika menemukan kesulitan.
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai
atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan
kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10
cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang
siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm
yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm
membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai
dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di
kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat
pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawabannya.
6. Dan seterusnya
CONTOH KARTU:
BERDASARKAN SIKAP YANG DITUNJUKKAN.
• tidak memandang perbedaan sebagai usaha mencari
alternatif
• yang dicari adalah kambing hitam bukan peraturannya
yang mungkin salah.
JAWABAN:
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-cooperative-learning.html#ixzz2uZaxj99D
Pengertian
Model pembelajaran Word Square merupakan
pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya.
Hal ini dapat diidentifikasi melalui pengelompokkan
metode ceramah yang diperkaya yang berorientasi
kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran
sebagaimana disebutkan oleh Mujiman (2007)
S Y E N I E K K
A G U A N D M E
N B A R T I R T
G A N R N R S U
U D G T U T G R
I O O L S A I U
N R P A I P A N
I A S O L I O A
S R I N H B C N
CONTOH SOALNYA :
1. Asas dalam menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan tempat orang tersebut
dilahirkan disebut asas…
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-word-square.html#ixzz2uZb6Ll3H
Media :
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin
dicapai.
Membagikan lembar kerja sesuai contoh.
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga
merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada
kolom A!
Kolom A
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan
pertukaran dengan cara …
2. … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang … saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai …
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah
barang atau jasa disebut nilai …
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata
uang asing disebut …
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai …
8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk
keperluan jual beli disebut …
9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai
rekening di bank untuk membayar sejumlah uang
disebut …
Kolom B
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-scramble.html#ixzz2uZbB3HCM
MODEL PEMBELAJARAN
Kelebihan :
Kelemahan:
1. Contoh Kartu :
NAMA SISWA :
SUB MATERI :
3. dst.
1. Langkah-langkah Umum
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-take-and-give.html#ixzz2uZbEwKLz
Ciri-ciri
Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat
kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang
disajikan.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan tujuan.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang
lebih 4 orang secara heterogen.
4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik
yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat
dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap
kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno
yang dipandu guru.
7. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok
pelajaran.
2. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang
kurang pandai.
Kekurangan:
1. Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
2. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-consept-sentence.html#ixzz2uZbLHxbH
Model Pembelajaran Complete Sentence
1. Pengertian
Model pembelajaran complete sentence adalah model
pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa
belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna
dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
4. Kesimpulan
Model pembelajaran complete sentence adalah model
pembelajaran yang sederhana di mana siswa belajar
melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan
menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Model
pembelajaran ini sebenarna mempermudah guru
namun terkadang gurunya kurang inovatif dan kreatif
dalam membuat soalnya. Dan siswanya kurang terpacu
untuk mencari jawabannya karena hanya tinggal
menebak kaata-kata yang rumpang yang jawabannya
telah disediakan.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-complete-sentence.html#ixzz2uZbQhplK
PEMBELAJARAN TIME TOKEN
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pembelaj
aran-time-token.html#ixzz2uZc6sCmJ
v Langkah-langkah pembelajaran
( RPP)
Kelas/Semester : V/II
A. Standar Kompetensi
B. Kompotensi Dasar
C. Indikator
mempengaruhinya
E. Materi Pokok
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demosntrasi
4. Tugas kelompok
5. Evaluasi
b. Media Pembelajaran
3. Kertas 8. Air
5. Lilin
H. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Penilaian
– evaluasi
J. Evaluasi
SOAL :
1. Proses perubahan dari cair ke padat disebut ?
a. memhuap
b. membeku
c. menyublim
d. mencair
e. mengembun
Sumber :
http://rumahdesakoe.blogspot.com
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-round-club-atau.html#ixzz2uZcCRIFb
A. Pengertian
Pair check (pasangan mengecek) adalah model
pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang
dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model
ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang
menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan persoalan yang diberikan. Banyak
kelebihan maupun kelemahan.
Satu lagi Model Pembelajaran siswa berpasangan,
yaitu Pair Check. Model pembelajaran ini juga untuk
melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan
memberi penilaian.
B. prinsip model pembelajaran Pair Cheks
prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Siswa berkelompok berpasangan sebangku,
2. salah seorang menyajikan persoalan dan temannya
mengerjakan,
3. pengecekan kebenaran jawaban,
4. bertukar peran
4. penyimpulan,
5. evaluasi
6. refleksi.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pair-
cecks-spencer-kagen-1993.html#ixzz2uZcOcgGX
1. Pengertian
Menurut definisi, “belajar otentik” berarti pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata dan proyek-
proyek dan yang memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi dan membahas masalah-masalah ini
dengan cara yang relevan untuk mereka.
4. Kesimpulan
belajar otentik merupakan pendekatan pedagogis yang
memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi,
berdiskusi, dan penuh arti membentuk konsep dan
hubungan dalam konteks yang melibatkan dunia nyata
masalah dan proyek-proyek yang relevan dengan
peserta didik. Istilah yang otentik didefinisikan sebagai
asli, benar, dan nyata (Webster’s Revisi lengkap
Dictionary , 1998). Jika belajar adalah otentik, maka
siswa harus terlibat dalam masalah belajar asli yang
mendorong kesempatan bagi mereka untuk membuat
koneksi langsung antara material baru yang sedang
dipelajari dan pengetahuan mereka sebelumnya. Jenis
pengalaman akan meningkatkan motivasi siswa.
Bahkan, sebuah “tidak adanya keterlibatan yang berarti
keturunan rendah di sekolah dan menghambat [belajar]
transfer” (Newmann, Secada, & Wehlage, 1995). Siswa
harus mampu menyadari bahwa prestasi mereka
peregangan luar dinding kelas. Mereka membawa ke
pengalaman kelas, pengetahuan, keyakinan, dan
keingintahuan dan belajar otentik menyediakan sarana
untuk menjembatani elemen-elemen dengan kelas
belajar. Siswa tidak lagi hanya mempelajari fakta-fakta
hafalan dalam situasi abstrak atau buatan, tetapi
mereka pengalaman dan informasi digunakan dalam
cara-cara yang didasarkan pada realitas. Kekuatan
sebenarnya dari pembelajaran otentik adalah
kemampuan untuk secara aktif melibatkan siswa dan
menyentuh motivasi intrinsik mereka (Mehlinger, 1995).
instruksi Otentik akan mengambil bentuk yang jauh
berbeda daripada metode tradisional pengajaran.
b. Kekurangan
– Pembelajaran Otentik cenderung hanya dapat
dilakukan pada siswa yang memiliki taraf intelegensi
diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara
aktif
– Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan
pembelajaran otentik, karena materi yang sesuai
dengan pembelajaran otentik bersifat studi social
– Memerlukan waktu, biaya, dan tenaga ektra dari
siswa untuk melaksanakannya.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pembelaj
aran-otentik-outentic-learning.html#ixzz2uZcbsNg1
Kelebihan:
– Setiap siswa menjadi siap semua
– Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
– Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang
kurang pandai.
Kelemahan:
– Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak
karena membutuhkan waktu yang lama..
– Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
KESIMPULAN
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model
ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam
menguasai materi serta belajar menerima
keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam
model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk
memecahkan suatu masalah.
Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang
cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia model
atau metode mengajar masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut
untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-numbered-
head_21.html#ixzz2uZcgQ9Hv
2. Prinsip Interaksi
3. Prinsip Bertanya
5. Prinsip Keterbukaan
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan
1. Keunggulan :
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa mendapatkan informasi m
Kesimpulan
Segi lemahnya
1) Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar
harus kreatif dan terampil serta sabar
Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk
kondisi pengajar saat ini.
2) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk
pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah tertentu
dirasa sukar.
3) Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di
perkotaan dan tidak di pedesaan
4) Oleh karena agak sukar menganjarkan para
pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini
tidak dilaksanakan.
Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian
memilih kata kartu kata dan kartu kalimat. Sementara
anak-anak mencari huruf, suku kata, kata., pengajar
dengan sebagian anak yang lain. Menempel-empelkan
kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti.
Begitu seterusnya sehingga semua anak mendapat
giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan yang
paling mengutpnya sebagai ketreampilan menulis.
Media lain selain papan tulis, papan panel, papn tali,
OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.
Metode Struktural Analitik Sintetik
Menurut Supriyadi (1996) pengertian metode SAS
adalah suatu pendekatan cerita yang disertai dengan
gambar, yang didalamnya terkandung unsur struktur
analitik sintetik. Metode SAS menurut Djauzak (1996)
adalah suatu metode pembelajaran menulis permulaan
yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara
memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita
yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa
dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni
keterampilan menulis huruf, kartu suku kata, kartu kata
dan kartu kalimat. Proses operasional metode SAS
mempunyai langkah-angkah dengan urutan sebagai
berikut :
1. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara
dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang tinggal di Indonesai.
3. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur
dengan UU.
2. UU No. 3 tahun 1946
Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan
penduduk negara adalah peraturan derivasi dibawah
dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan
kedudukan Negara RI dengan warga negaranya dan
kedudukan penduduk negara RI.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/metode-
pembelajaran-struktural-analitik.html#ixzz2uZctBaXr
b. Kekurangan
1. model ini belum memberikan gambaran yang
menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-
bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama
karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong
untuk menghubungkan konsep yang terkait karena
sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau
karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka
pembelajaran secara global jadi terabaikan.
b. Kekurangan
1. kecenderungan untuk mengambil tema sangat
dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
2. seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga
materi atau konsep menjadi terabaikan;
3. memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan
pengembangan materi pelajaran.
1. Kelebihan
Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.
1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan
anak sehingga anak dengan mudah memahami
sekaligus melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan
hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat
mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek
afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis
kecerdasan siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru
dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif
sebagai metode pembelajaran.
2. Kekurangan
1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki
kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang
handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani
mengemas dan mengembangkan materi. Secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang
kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka
pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut
kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”,
baik dalam kemampuan akademik maupun
kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model
pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan
analitik (mengurai), kemampuan asosiatif
(menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan
elaboratif (menggali dan menemukan). Bila kondisi ini
tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran
terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran:
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau
sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan
menunjang, memperkaya, dan mempermudah
pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak
dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga
akan terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes,
berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
peserta didik (bukan pada pencapaian target
penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan
dalam mengembangkan materi, metode, penilaian
keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu
membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar
peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang
dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan
penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga
dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila
materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang
kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan
kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka
guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai
dengan pemahaman, selera, dan latar belakang
pendidikan guru itu sendiri.
G. Cara/Strategi Pembalajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua
cara yaitu memadukan siswa dan memadukan materi-
materidari matapelajaran-matapelajaran.
1. Integrasi melalui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu
kelas, sehingga 1 pembelajaran kelas diikuti oleh lebih
dari satu tungkat usia siswa. Misalnya kelas 1 dan kelas
2 SD diajar matematika bersama-sama. Cara ini
tentunya memerlukan keahlian guru untuk memberikan
tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari yang
mudah menuju tingkat yang lebih sulit. Siswa kelas 1
dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih
pengetahuannya, sedangkan siswa yang lebih tua
(kelas 2) dapat mengajarkan pengetahuannya kepada
siswa yang lebih muda.
2. Integrasi materi/mata pelajaran
Cara ini memadukan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan pembelajaran.
Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai
mata pelajaran misal matematika, Bahasa, IPA, dan
IPS. Cara ini biasanya dilakukan dengan memadukan
topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema
yang disebut tematik unit. Tematik unit merupakan
rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema
dasar. Sedangkan tema dasar merupakan pilihan atau
kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan
kajian keseharian yang dialami siswa dengan
penyesuaian dari materi-materi yang ada pada
kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut
dikembangkan menjadi banyak tema yang disebut unit
tema (subtema).
I. Kesimpulan
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu
adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intramata pelajaran maupun antarmata
pelajaran. Disini dituntut keprofesionalan seorang guru
dalam mengkaitkan beberapa materi dalam satu mata
pelajaran atau bahkan dari berbagai macam mata
pelajaran. Guru sangat dituntut untuk berwawasan
yang luas, sehingga dalam mengkaitkan antar
beberapa mata pelajaran tidak terpisah-pisah,
melainkan menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-terpadu.html#ixzz2uZczpIaO
1. Keterpusatan ( centrality)
1. Bersifat realisme
1. Persiapan
1. Penugasan/menentukan topik.
1. Merencanakan kegiatan.
1. Monitoring/Evaluasi.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek
yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada
partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan
proyek.
2. Kesimpulan
1. Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan
siswa mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi ( Johnson & Johnson, 1989).
Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran
informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari
sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan
konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah
fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di
dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davidov,
1995).
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-
pembelajaran-berbasis-proyek-
atau.html#ixzz2uZd5hMce
A. Pengertian
B. Ciri-ciri
Seperti yang telah kita ketahui di atas, bahwa
pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah
satu bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual. Oleh
karena itu, ciri-ciri pembelajaran berbasis jasa layanan
harus sesuai dengan cirri-ciri pembelajaran kontekstual.
Cirri-ciri tersebut antara lain:
C. Kesimpulan
Sumber:
: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pembelaj
aran-berbasis-jasa-layanan.html#ixzz2uZdA2G4Y
Report this ad
Report this ad
Share this:
Facebook973
Loading...
Related
M E T O D E B E L A J A R