Ocument
Ocument
a. Pengertian
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah
bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI-
pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan, peranan makanan
pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya untuk
melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah usia 6
bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini (sebelum usia 6 bulan) akan
menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan. Namun sebaliknya
jika makanan pendamping ASI diberikan terlambat akan mengakibatkan bayi kurang gizi, bila
terjadi dalam waktu panjang (Hendras, 2010). Standar makanan pendamping ASI harus
memperhatikan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan kelompok umur dan tekstur
makanan sesuai perkembangan usia bayi (Azrul, 2003).
b. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI. Pemberian makan pendamping ASI akan
memberikan manfaat yang baik untuk bayi, karena pemberian makanan pendamping ASI
1) MP ASI pabrik yaitu MP ASI hasil pengolahan pabrik yang biasanya sudah dikemas /instan,
sehingga ibu tinggal menyajikan atau mengolah sedikit untuk diberikan kepada bayi.
2) MP ASI lokal yaitu MP ASI buatan rumah tangga atau hasil olahan posyandu, dibuat dari bahan-
bahan yang sering ditemukan disekitar rumah sehingga harganya terjangkau. Sering juga disebut
MP ASI dapur ibu, karena bahan-bahan yang akan dibuat makanan pendamping ASI di olah
sendiri.
Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik yaitu rupa dan aroma
yang layak. Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan, makanan bayi sebaiknya mudah disiapkan
dengan waktu pengelohan yang singkat. Makanan pendamping ASI harus memenuhi persyaratan
khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi seperti protein, energi, lemak, vitamin,
mineral dan zat-zat tambahan lainnya (Krisnatuti, 2008:18). Dengan kerteria sebagai berikut:
2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok.
7) Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit kandungan
serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan bayi.
bersih juga karena pembentukkan zat anti oleh usus bayi yang belum sempurna.
2) Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini terjadi akibat usus bayi yang
3) Terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak. Bila makanan yang diberikan kurang
bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang Energi Protein) dan dapat terjadi
sugar baby atau obesitas bila makanan yang diberikan mengandung kalori yang terlalu tinggi.
4) Produksi ASI menurun, karena bayi yang sudah kenyang dengan MP-ASI tadi, maka frekuensi
5) Tingginya solute load dari MP-ASI yang diberikan, sehingga dapat menimbulkan
a) Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan frekuensi dan intensitas
pengisapan bayi, yang akan merupakan risiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.
b) Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari
d) Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa sup
karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi
memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak
terpenuhi.
e) Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi meningkat.
f) Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi anak
g) Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi kerewelan atau tangisan yang terus
menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di dalam usus.
a) Obesitas
Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari pemberian makanan yang
terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat
b) Hipertensi
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml). Namun, masukan dari diet
bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan
c) Arteriosklerosis
Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang mengandung tinggi energi dan
kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah
d) Alergi Makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi
g. Yang harus diperhatikan dalam menentukan makanan pendamping ASI sebagai berikut :
1) Umur bayi
Metabolisme anak sebenarnya tidak sama dengan metabolisme orang dewasa, hanya anak-anak
lebih aktif perkembangannya, sehingga untuk itu diperlukan bahan ekstra. Lebuh muda usia
seorang anak maka lebih banyak zat makanan yang diperlukan untuk tiap kilogram berat
Berat badan yang lebih maupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu
merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan supaya
3) Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50c– 300c untuk metabolisme yang optimum. Dengan adanya
perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya
4) Aktifitas
Tiap aktifitas memerlukan energi. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka makin banyak
Pada keadaan sakit, seperti adanya infeksi terhadap metabolisme yang berlebihan dari pada asam
amino dan lagi pula suhu tubuh meninggi, kedua-duanya memerlukan makanan yang tidak boleh
6) Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya ke dalam mulut.
8) Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan kepala atau dengan
Makanan pendamping ASI harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi mendapat cukup energi
dan nutrient dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi, makanan tambahan mulai di berikan pada
usia 6 bulan. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk
memamah. Sebelum usia 4 bulan, bayi akan mendorong makanan keluar dari mulutnya karena
mereka belum bisa mengendalikan gerakan lidahnya dengan baik (WHO, 2003)
bulan
2) Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan dari berbagai risiko
penyakit
3) Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi
4) Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang
6) Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan
zat besi
7) Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari risiko terjadinya obesitas di
masa datang
8) Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga kesedian ASI
10) Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah (Dian,
2006).