PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
beralkohol. Walaupun mengkonsumsi minuman beralkohol sudah biasa pada usia ini,
mereka yang tidak berkuliah (Papalia, dkk. 2009). Mahasiswa sebagai manusia
harusnya tercipta baik malah terjadi kebalikannya dimana ditemukan krisis identitas
dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari
jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila dikonsumsi lebih banyak
lagi, akan muncul efek rasa yang lebih bebas dalam mengekspresikan diri, tanpa ada
perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan)
muncul akibat fungsi fisik - motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur,
sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan
mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya
menyebutkan, sebanyak 320.000 orang usia 15-29 tahun meninggal di seluruh dunia
setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah ini mencapai 9% dari
catatan Gerakan Nasional Anti Miras (Genam), setiap tahunnya jumlah korban
jumlah pengkonsumsi alkohol seluruh Indonesia mencapai 3.3 % dan Bali merupakan
diperoleh di Kepolisian Daerah Bali tahun 2012 menunjukan terdapat 525 kasus
minuman keras. Menurut WHO SEARO (Worl Health Organitation Search-East Asia
tercatat 3,4% pria mengkonsumsi alkohol, sementara untuk wanita tercatat 0,8%.
mengkonsumsi minuman beralkohol. Hal ini sesuai dengan pendapat Nevid dkk
dua kali lebih besar dibanding perempuan (20% : 8%) untuk mengembangkan
selain itu ketagihan dan unsur kesenangan juga menjadi faktor konsumsi. Mahasiswa
sebagai penerus bangsa dituntut untuk berperan aktif, menjadi individu-individu yang
tangguh dan kompeten di bidangnya masing-masing, sehingga dapat mendukung
perawat yang setiap harinya berada disamping pasien harus memberikan contoh yang
baik bagi pasien dan masyarakat pada umumnya. Globalisasi membuka pengetahuan
pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang
perawat kian menjadi sorotan. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota
profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka
Menurut Papalia (2009), banyak mahasiswa yang mulai berkuliah memiliki ide-
ide yang kaku tentang kebenaran, mahasiswa tidak bisa melahirkan jawaban kecuali
jawaban yang “benar”. Sejalan dengan mahasiswa yang mulai berhadapan dengan
ruang gagasan dan pandangan yang luas, mereka berlayar di lautan ketidakpastian.
jadwal perkuliahan yang padat dan aktivitas yang berlebihan dimana mengkonsumsi
atau sedang belajar tentang keperawatan dan kesehatan di sebuah institusi pendidikan.
mahasiswa terjadi karena adanya faktor-faktor, persepsi dan motivasi yang berbeda.
penelitian Fajar Anshari, Ni Luh Putu Eka, Lasri (2016) awal mula mahasiswa
Menengah Atas (SMA). Pada saat individu duduk di bangku sekolah menengah atas
usia individu tersebut sekitar 15-18 tahun, menurut Hurlock (2002) pada usia ini
menghabiskan waktu dengan teman sebaya dan sedikit dengan keluarga (Papalia dkk,
2009). Remaja lebih sering bermain dengan temannya dan jarang berada di rumah.
Oleh karena itu tidak heran pada awal proses penyalahgunaan minuman keras, subjek
dalam penelitian ini banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya. Tekanan yang berupa
Menurut Piaget (Papalia dkk, 2009), remaja memasuki tingkat perkembangan kognitif
tertinggi saat mereka mengembangkan kapasitas untuk berfikir secara abstrak. Masa
kritis seorang individu semakin meningkat saat memasuki masa remaja. Pada fase
remaja ini pula remaja ingin mengetahui banyak hal. Oleh karena itu sebagian besar
mencoba minuman beralkohol. Penasaran dan rasa ingin tahu yang remaja miliki
akhirnya memudahkan pengaruh buruk pada remaja sehingga pada fase dewasa muda
tentang gambaran persepsi mahasiswa pria program studi ilmu keperawatan terhadap
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian
ini adalah “Gambaran Persepsi Mahasiswa Pria Program Studi Ilmu Keperawatn
1.3.Tujuan Penelitian
profesionalitas perawat
profesionalitas perawat.
1.4.Manfaat Penelitian
beralkohol.
profesionalitas perawat.
penelitian ini bisa menjadi acuan khusus bagi institusi untuk menanggulangi
terkait yang pernah dilakukan dan sejenis dengan penelitian ini adalah :
1.5.1. Penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti, Annisa (2015) dengan judul penelitian
terbuka-tertutup. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa dengan usia 17-25
tahun yang dicari menggunakan metode snow ball sampling. Jumlah subjek yang
digunakan adala 43 orang dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Hasil
dari penelitian ini adalah tentang awal mahasiswa mengkonsumsi alkohol. Mereka
mengkonsumsi alkohol dimulai saat mereka remaja. Kemudian penelitian ini juga
yang menggunakan metode kuantitatif dan teknik sampling yang digunakan Non
1.5.2. Penelitian yang dilakukan oleh Tebay, Yoseph (2015) dengan judul penelitian
dan sikap tentang bahaya konsumsi minuman beralkohol serta tindakan konsumsi
lokasi penelitian. Data sekunder berupa jumlah dan nama mahasiswa yang tinggal
Kabupaten Dogiyai. Data sekunder pada penelitian ini berupa gambaran umum
1.5.3. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Anshari, Ni Luh Putu Eka, Lasri (2016)
yang digunakan adalah Sperman Rank. Analisa dengan menggunakan teknik ini
dengan tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05 dan tingkat kesalahan 95%. Hasil
bivariat didapatkan pvalue= 0,00, atau pvalue< 0,05 sehingga dapat disimpulkan
ini adalah Persepsi. Persamaannya terletak pada metode penelitian yang sama-