Anda di halaman 1dari 8

BAB II

GAMBARAN UMUM PINTU AIR SUNGAI CIPAMOKOLAN

2.1 Gambaran Umum Lokasi

Sungai Cipamokolan terletak di Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan


Rancasari, Kota Bandung. Luas wilayah Kelurahan Cipamokolan yaitu seluas
300,288 menurut Kecamatan Rancasari tahun 2015 dengan batas-batas
administratif sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Arcamanik dan Kecamatan Buah Batu.

2. Sebelah Timur : Kabupaten Bandung, dan Kecamatan Gedebage.

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Derwati, Kelurahan Mekarjaya, dan


Kecamatan Bojongsoang.

4. Sebelah Barat : Kelurahan Manjahlega dan Kecamatan Buah Batu.

Menurut Administrasi Pembangunan, Kecamatan Rancasari termasuk


kedalam wilayah Gedebage. Kecamatan ini terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Derwati

2. Kelurahan Cipamokolan

3. Kelurahan Manjahlega

4. Kelurahan Mekarjaya

Secara geografis Kecamatan Rancasari memiliki bentuk wilayah datar /


sebesar 100% dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian
tanah, Kecamatan Rancasari berada pada ketinggian 640 m diatas permukaan air laut.
Suhu maksimum dan minimum di Kecamatan Rancasari berkisar 23º-30ºC.

4
5

Sungai yang melalui Kelurahan Cipamokolan adalah Sungai Cipamokolan yang


mengalir dari Kecamatan Cisaranten Arcamanik Kota Bandung.

Sungai Cipamokolan ditinjau geografi wilayah terdiri dari di dua wilayah


administrasi pemerintahan, di bagian hulu adalah wilayah Kecamatan Cisaranten dan
bagian hilirnya mengalir sampai daerah Bojongsoang atau sungai Citarum. Sungai ini
bersumber dari Gunung Manglayang.

Sungai Cipamokolan saat ini tidak banyak dimanfaatkan oleh masyarakat,


karena kondisi air sungai yang kotor dan banyak sampah disekitaran sungai. Hanya
beberapa masyarakat yang memanfaatkan sebagai tempat untuk memancing ikan-ikan
kecil.

Gambar 2.1 Lokasi Pintu Air Sungai Cipamokolan

2.2 Gambaran Umum Kajian

Pintu air merupakan bangunan memotong tanggul sungai yang berfungsi


sebagai pengatur aliran air untuk pembangunan (drainase), penyadapan, dan pengatur
lalu lintas air. Pintu air sebagai penyadap berfungsi untuk mengatur besarnya debit air
yang dialirkan ke dalam system saluran air, sehingga pintunya dapat diatur sesuai
6

debit yang diinginkan, sebagai pengatur lalu lintas air, pintu air selalu dibuka dan
ditutup secara periodik sebagai lalu lintas pelayaran kapal-kapal (Sosrodarsono,
1994).
Dalam memilih dan merencanakan pintu untuk bendung gerak harus
memperhatikan 3 hal penting, yaitu justifikasi teknis, sosial dan ekonomi dalam
menentukan kombinasi tinggi tubuh bendung dan tinggi pintu air, kemudahan dan
keamanan operasional pintu, dan biaya operasional dan pemeliharaan yang rendah.
Pada bendung gerak ada 2 tipe lantai dasar sebagai tempat tumpuan ppintu
sorong atau pintu radial yaitu lantai dasar yang biasanya maksimum 0,5 m tingginya
dari dasar sungai dipilih bila diperlukan pembendungan untuk menahan batu-batu
yang terbawa arus sungai sehingga batu tersebut tidak mempersulit penutupan pintu
karena batu-batu itu akan mengganjal pintu bila terjadi penutupan pintu sehingga
pintu menjadi cepat rusak. Lantai dasar yang rendah dipilih apabila kemiringan dasar
sungai atau elevasi dasar sungai akan dipertahankan seperti semula, gaya angkat air
tidak terlalu berat sehingga tidak memerlukan lantai atau dudukan pintu yang tebal
dan kuat, peredam energi yang dipilih dapatlebih sederhana.
Peralatan penggerak atau pengatur pintu ditempatkan diatas pilar-pilar berupa
motor penggerak dan terpisah untuk tiap-tiap pintu dengan sistem kendali yang
terpusat pada bangunan pengendali yang terletak tidak jauh dari lokasi bendung dan
disekitar hulu bendung, dimana pintu-pintu tersebut dapat dioperasikan secara
bersamaan atau satu persatu.
2.2.1 Tipe Pintu Air
Menurut Soedibyo (1993), pembagian tipe pintu air adalah sebagai berikut :
1. Pintu air geser (slidding gate)
2. Pintu air dengan roda (roller gate)
3. Pintu air radial (radial gate)
4. Pintu air papan flash (flash board gate)
5. Pintu air flap (flap gate)

a. Pintu air geser


7

Bentuknya sangat sederhana, unuk membuka dan menutup daun pintu


dilakukan dengan menggeser ke atas sedangkan untuk menutup dengan
menggeser kebawah. Posisi tertutup terdapat pada waktu daun pintu posisi
dibawah, pintu tersebut banyak digunakan untuk bangunan pengambilan debit air
kecil.

Gambar 2.2 pintu air geser


b. Pintu air dengan roda
Berbentuk empat persegi panjang dan dibantu dengan beberapa roda agar
mudah untuk membuka dan menutupnya, sehingga banyak digunakan unuk debit
air geser. Pintu air tipe ini banyak digunakan untuk bangunan pengambilan dan
pengaturan aliran air sungai disebelah hilir waduk alam agar debit airnya tidak
banyak berubah.
8

Gambar 2.3 pintu air dengan roda


c. Pintu air radial
Berbentuk lengkung yang berputar pada titik pusatnya, sehingga banyak
digunakan untuk bangunan pelimpah. Gambar pintu air radial dapat dilihat pada
gambar 2.4

Gambar 2.4 pintu air radial

d. Pintu air papan flash


9

Berbentuk papan yang ditahan engsel kabel, sehingga pada waktu menutup,
kedudukan pintu miring ke atas dan waktu terbuka kedudukan pintu miring
kebawah. Tipe pintu ini digunakan untuk bangunan pengambilan.

e. Pintu air flap


Berbenuk papan dengan engsel yang ditahan kabel, dengan menarik kabel,
daun pintu dapat dibuka. Tipe ini banyak digunakan untuk bangunan
pengambilan dan pintu unuk pelayaran sungai.

2.3 Gambaran Khusus Kajian


Bangunan pintu air direncanakan dengan maksud sebagai menahan laju air
menjadi waduk, danau atau tempat rekreasi. Seringkali pintu air juga digunakan
untuk mengalirkan air kesebuah PLTA. Bangunan Pintu Air Sungai Cipamokolan
termasuk tipe papan, namun demikian bangunan pintu air sungai cipamokolan sudah
tidak berfungsi sebagaimana fungsinya, karena pintu air sungai cipamokolan tidak
terawat, banyak sampah yang menyangkut di pintu air.

Gambar 2.5 Bangunan Pintu Air Sungai Cipamokolan


10

Gambar 2.6 Pot. Pintu air


11

Gambar 2.7 Pot. Pelindung Pintu Air

Anda mungkin juga menyukai