Anda di halaman 1dari 10

STUDI ANALISIS GANGGUAN PERANGKAT HUBUNG BAGI TEGANGAN

RENDAH DAN UPAYA MENGATASINYA DI PLN AREA TANJUNG PRIOK


1) 2) 3)
Tri Joko Pramono , Ibnu Hajar , Sri Wahyuni
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik - PLN
1
email : trijoko_pramono@yahoo.co.id
2
ibnu.hjr@gmail.com
3
sriwahyuni.rahim@yahoo.co.id

Abstract : Medium voltage feeders are a means for the distribution of electricity from
substations to consumers. But in reality these feeders often experience interference,
among other is interference onthe low voltage network, especiallyCircuit For Low Voltage
Device. Circuit For Low Voltage Device (PHB-TR) is device used as a liaison, security,
and dividers electrical power from an electric power source to the customer. Over time,
the PHB-TR also decreased quality of service so that should be their efforts to overcome
the problems in order to maintain or restore the initial achievement level and can operate
with high reliability so that the continuity of the electrical service will be achieved. The
disturbances that can occur in this PHB-TR as damage to the NH fuse, corona contained
in ground plate, over current and damage to the measuring instrument.Additionally by
overcoming the interference can secure the assets of PLN from the interferences and
reduce the cost of replacing broken tools.

Keywords: Device circuit For Low Voltage (PHB-TR)

Abstrak : Penyulang tegangan menengah adalah sarana untuk pendistribusian listrik dari
gardu induk ke konsumen. Tetapi dalam kenyataannya penyulang tersebut sering
mengalami gangguan, diantaranya gangguan pada jaringan tegangan rendah khususnya
Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah. Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah
(PHB-TR) murapakan perangkat yang digunakan sebagai penghubung, pengaman, dan
pembagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke pelanggan. Seiring dengan
berjalannya waktu, maka PHB-TR pun mengalami penurunan kualitas pelayanan
sehingga perlu dilakukan adanya upaya untuk mengatasi gangguan agar dapat
mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi
dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai. Selain
itu dengan cara mengatasi gangguan dapat mengamankan aset PLN dari gangguan –
gangguan dan menekan biaya penggantian alat rusak.

Kata Kunci : Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR)

1. PENDAHULUAN gardu induk maupun gardu distribusi yang


dioperasikan secara otomatis dan manual.
Seiring jaman yang semakin maju dan Kegiatannya mencakup pengaturan,
meningkatnya kebutuhan tenaga listrik pembagian, pemindahan, dan penyaluran
tiap tahun, maka dibutuhkan pasokan tenaga listrik dari pusat pembangkit
listrik yang mencukupi bagi seluruh kepada konsumen dengan efektif serta
konsumen masyarakat, industri, maupun menjamin kelangsungan penyaluran dan
gedung perkantoran. Energi listrik dapat pelayanannya.
disalurkan ke konsumen melalui suatu Gardu distribusi merupakan sarana
sistem jaringan. Sistem jaringan terdiri dari penyaluran tenaga listrik dari PLN ke
unit pembangkit dan unit penyalur berupa pelanggan. Dengan tegangan primer 20
perlengkapan tenaga listrik yang kV lalu diubah oleh trafo menjadi
terpasang pada gardu-gardu, baik itu tegangan sekunder 380 V (antar fasa)
atau 220 V (fasa – netral). Pelanggan bahwa kondisi yang selama ini terjadi di
yang menggunakan ini adalah pelanggan lapangan, disebabkan oleh hal-hal
TR, baik industri maupun rumah tangga. tersebut. Adapun tujuan penelitian ini
Salah satu aset PLN yang menjadi adalah : mengetahui kinerja dari peralatan
bagian dari sorotan penelitian ini adalah Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB
mengenai upaya menanggulangi gang- TR) dalam penyuplaian tenaga listrik ke
guan pada PHB TR. Supaya kontinuitas konsumen; mengetahui gangguan-
penyaluran listrik ke konsumen tidak gangguan yang dapat terjadi pada
terganggu maka diperlukan PHB TR gardu Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah
distribusi dengan mutu yang baik, (PHB TR); mengetahui upaya mengatasi
sehingga tidak di dapati PHB TR atau gangguan jaringan listrik tegangan rendah
komponennya yang mengalami keru- khususnya pada Peralatan Hubung Bagi
sakan. Tegangan Rendah (PHB TR).
Gangguan pada PHB TR ini dapat
terjadi karena beban yang berlebih, terjadi 2. LANDASAN TEORI
korona pada ground plat, rel ataupun baut, 2.1 Proses Pendistribusian Energi
gangguan pada NH fuse. Tidak dipungkiri Listrik

Gambar 1. Proses Pendistribusian Energi Listrik

Setelah tenaga listrik dibangkitkan konsumen pemakai tegangan tinggi,


oleh suatu pusat pembangkit listrik, sebelum ke konsumen pemakai tegangan
selanjutnya tenaga listrik disalurkan tinggi tegangan terlebih dahulu diturunkan
(ditransmisikan) melalui jaringan transmisi. dari TET menjadi TT yaitu sekitar 150 KV,
Dari jaringan transmisi selanjutnya tegangan tersebut diturunkan melalui
didistribusikan kepada para konsumen Trafo step-down yang berada di Gardu
tenaga listrik melalui jaringan distribusi Induk (GI).
tenaga listrik. Pada PTL (Pembangkit Setelah itu listrik dialirkan melalui
Tenaga Listrik) biasanya membangkitkan SUTT menuju ke konsumen pemakai
energi listrik pada tegangan menengah, Tegangan Menengah, sebelum ke
yaitu pada umumnya antara 6-20 kV, pada konsumen pemakai (TM), tegangan
sistem tenaga listrik besar atau jika PTL diturunkan kembali oleh Gardu Induk
terletak jauh dari pemakai, maka melalui Trafo step-down, dari (TT) menjadi
tegangannya perlu dinaikan melalui (TM) yaitu sekitar 20 KV.
saluran transmisi dari dari tegangan Mendekati pusat pemakaian tenaga
menengah (TM) menjadi tegangan tinggi listrik yang umum, enrgi listrik yang
(TT) bahkan tegangan ekstra tinggi (TET). dialirkan melalui JTM tegangan diturun-
Pada pembangkit tegangan yang kan, dari TM menjadi TR oleh Trafo step-
dikeluarkan oleh generator yaitu 16 KV down di gardu distribusi, tegangannya
kemudian dinaikan tegangannya melalui yaitu 220 dan 380 volt, yang kemudian
Trafo Step-up di GITET hingga didistribusikan ke pemakai oleh gardu
tegangannya menjadi 500 KV, kemudian distribusi melalui JTR.
dialurkan melalui SUTET untuk menuju ke

52 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017


2.2 Gardu Distribusi 2.3 Perangkat Hubung Bagi Tegangan
Gardu distribusi tenaga listrik adalah Rendah (PHB-TR)
suatu bangunan gardu listrik yang dipasok PHB-TR adalah suatu kombinasi dari
dengan tegangan menengah 20 kV dari satu atau lebih Perangkat Hubung Bagi
saluran kabel tegangan menengah atau Tegangan Rendah dengan peralatan
saluran udara tegangan menengah. Berisi kontrol, peralatan ukur, pengaman dan
atau terdiri dari instalasi Perlengkapan kendali yang saling berhubungan.
Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB- Keseluruhannya dirakit lengkap dengan
TM), Transformator Distribusi (TD) dan sistem pengawatan dan mekanis pada
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan bagian-bagian penyangganya.
Rendah (PHB-TR) untuk memasok Secara umum PHB TR sesuai SPLN
kebutuhan tenaga listrik bagi para 118-3-1–1996, untuk pasangan dalam
pelanggan baik dengan Tegangan adalah jenis terbuka. PHB TR pasangan
Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan dalam untuk gardu distribusi beton. PHB
Rendah (TR 220/380 V). Konstruksi gardu jenis terbuka adalah suatu rakitan PHB
distribusi dirancang berdasarkan optimali- yang terdiri dari susunan penyangga
sasi biaya terhadap maksud dan tujuan peralatan proteksi dan peralatan Hubung
penggunaannya yang kadang kala harus Bagi dengan seluruh bagian-bagian yang
disesuaikan dengan Peraturan Pemda bertegangan, terpasang tanpa isolasi.
setempat. Jumlah jurusan per transformator atau
Pembangunan gardu distribusi terdiri gardu distribusi sebanyak-banyaknya 8
dari: gardu pasangan luar dimana semua jurusan, disesuaikan dengan besar daya
instalasi listriknya kedap air (gardu portal transformator dan Kemampuan Hantar
atau gardu cantol) dan gardu pasangan Arus (KHA) Penghantar JTR yang
dalam dimana instalasinya tidak kedap air digunakan. Pada PHB-TR harus
(gardu beton atau gardu kios). Jenis dicantumkan diagram satu garis, arus
konstruksinya: gardu beton (bangunan pengenal gawai proteksi dan kendali serta
sipil: batu, beton) gardu tiang (gardu nama jurusan JTR.
cantol dan gardu portal).
Jenis penggunaan: gardu pelanggan 3. METODE PENELITIAN
umum (daya < 200 kVA) dengan kapasitas
trafo distribusi/tenaga yang terpasang di 3.1 Karakteristik Listrik PHB-TR
gardu distribusi 50 kVA s/d 1000 kVA dan 1. Tegangan pengenal 230/400 V
gardu pelanggan khusus (daya>200 kVA) 2. Frekuersi pengenal 50 Hz
dengan langganan TM/TM/TM atau TM/ 3. Tingkat isolasi dasar (puncak) 6 kV
TM/TR atau TM/TM/TR yang dilengkapi 4. Arus ketahananwaktu singkat
trafo distribusi. Khusus pengertian Gardu selama 1 detik :
Hubung adalah gardu yang ditujukan a. PHB 250/500/630 A 15 kA
untuk memudahkan manuver pembe- b. PHB 800 A 20 kA
banan dari satu penyulang ke penyulang c. PHB 1200 A 25 kA
lain yang dapat dilengkapi/tidak dilengkapi d. PHB 2000A 35 kA
RTU (Remote Terminal Unit). Untuk 5. Nilai pengenal arus busbar 250/400/
fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC 500/630/800/1200/2000A
Supply dari Trafo Distribusi pemakaian 6. pengaman lebur HRC25 kA/400 V
sendiri atau Trafo distribusi untuk umum 7. Tegangan ketahanan frekuensi daya
yang diletakkan dalam satu kesatuan. selama 1 menit 2,5 kV

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017 | 53


Tabel 1. Ukuran Busbar Tembaga
Jenis
Busbar Busbar Kolektor Busbar Penghubung Busbar Keluaran

Fasa Netral Fasa Netral Fasa Netral


Jenis
PHB TR
250 A 30x5 mm 30x5 mm 30x5 mm 30x5 mm 20x5 mm 20x5 mm
400 A 40x5 mm 40x5 mm 40x5 mm 40x5 mm 30x5 mm 30x5 mm
500/630 A 50x5 mm 50x5 mm 50x5 mm 50x5 mm 30x5 mm 30x5 mm
800 A 60x5 mm 60x5 mm 60x5 mm 60x5 mm 40x5 mm 40x5 mm
1200 A 80x10 mm 80x10 mm 80x10 mm 80x5mm 40x10 mm 40x5 mm
2000 A 2(80x10)mm 80x10 mm 2(80x10)mm 80x10 mm 40x10 mm 40x5 mm

Busbar tembaga harus dicat dengan b. Untuk PHB TR Pasangan Luar:


warna sebagai berikut : 1) Satu unit masukan 250 A atau 500 A
a) Busbar Fase : Merah, Kuning, Hitam 2) Sistem busbar 250 A atau 500 A
b) Busbar Netral: Biru 3) Empat unit keluaran utama
c) Busbar Pembumian : Hijau dengan 4) Satu keluaran untuk penerangan
strip kuning panel
d) Setiap sambungan busbar harus 5) Satu keluaran untuk penerangan
diberi lapisan timah atau perak. umum
Catatan: Warna disesuaikan SPLN 6) Tiga amperemeter kebutuhan
104 : 1993 mengenai warna standar maksimum dan trafo arus 250 / 5A
Catatan: Harus dengan kabinet yang
3.2 Komponen-Komponen PHB-TR kedap air dan rayap maupun bintang-
Pada dasarnya jenis komponen yang bintang kecil dapat masuk ke
dipasang disesuaikan dengan keperluan. dalamnya
Standar komponen menurut SPLN
118-3-1:1996 adalah sebagai berikut: 3.3 Menghitung Arus NH Fuse
a. Untuk PHB TR Pasangan Dalam: Berikut adalah rumus menghitung
1) Satu unit masukan 400 A – 2000 arus NH Fuse
A
Kapasistasitrafo (Volt / Ampere)
2) Sistem busbar 400 A - 2000 A ln 
3) Empat unit keluaran utama (dapat 3xTeganganfasa  fasa(Volt ) (1)
dimodifikasi menjadi delapan ln( Ampere)
saluran keluaran) Arustiapju rusan 
jurusandiPHB  TR (2)
4) Satu keluaran untuk penerangan
gardu distribusi KHANHFusedipilih  Arustiapju rusanx0,9 (3)
5) Satu keluaran untuk penerangan
umum Catatan :
6) Satu keluaran untuk lampu Faktor kali 0,9 adalah factor keamanan
indikator hubung singkat untuk beban trafo
7) Tiga amperemeter kebutuhan KHA NH Fuse untuk daya trafo dan
maksimum dan trafo arus 600- jurusan dapat dilihat tabel di bawah ini:
800-1200-2000 A/5A (Beban = 90%)
Catatan: Harus sesuai untuk
pemasangan di atas lantai dan
dinding beton/tembok

54 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017


Tabel 2. KHA NH Fuse

DAYA NH FUSE (AMP), Vph-ph= 400 volt


No TRAFO JUMLAH JURUSAN
(KVA) 1 2 3 4 5 6 7
1 100 120 60
2 200 250 120 85 65
3 315 400 200 135 100
4 400 510 250 170 125 100 85
5 630 800 400 275 200 160 135 110

4. HASIL DAN PEMBAHASAN NH Fuse yang terpasang pada gardu tidak


4.1 Material Penyebab Gangguan Yang mampu lagi menahan beban dan
Terjadi Pada PHB TR menyebabkan NH Fuse putus.
Indikator NH Fuse putus secara
Tabel 3. Jumlah Material Penyebab Gangguan umum dapat dilihat dari munculnya
PHB TR Februari-Mei 2016 tonjolan merah pada fisik NH fuse. NH
fuse yang telah rusak harus diganti, dalam
Jumlah membuka / memasang NH fuse tidak
No. Material
Kerusakan boleh mempergunakan tang atau
1. NH Fuse Putus 258 peralatan lain karena akan merusak NH
2. Fuse Base Rusak 134
fuse itu sendiri, maka digunakan Puller
Pemasangan
3. 53 untuk memasang dan melepas pengaman
Bendingan
4. Sepatu Kabel Rusak 6 lebur (NH fuse).
Jumlah 451
4.1.2 Analisa Fuse Base Rusak (Ground
4.1.1 Analisa NH fuse putus Plat Rusak)
Berdasarkan tabel 4.1, gangguan Fuse base adalah kedudukan dasar
putusnya NH Fuse merupakan salah satu NH fuse dimana komponen ini berbentuk
gangguan yang sering terjadi pada jepitan dengan dua permukaan bidang
jaringan tegangan rendah yaitu sebanyak kontak. Fuse base ini berfungsi untuk
258 kali selama bulan Februari-Mei 2016. menjepit fuse dan sebagai titik kontak
Hasil inspeksi pada gardu SD 134 penghubung antara busbar dan saluran
dengan gangguan NH Fuse putus pembagi serta merupakan alat kontak
sebanyak 7 kali selama bulan Februari- yang terbuat dari tembaga. Penyebab
Mei 2016 (Lampiran B), dengan kapasitas kerusakan dari fuse base ini adalah loss
fuse yang terpasang sebesar 250A,hal ini kontak dari fuse base tersebut. Apabila
terjadi dikarenakan gangguan pada sistem daya jepit dari fuse base itu berkurang
dan akibat beban lebih (overload), maka NH Fuse yang terpasang menjadi
penyebab dari beban lebih ini adalah kendor dan hal itu dapat mengakibatkan
adanya pemasangan listrik baru, bisa juga panas karena adanya percikan bunga api
karena pemakaian listrik yang berlebihan yang lama kelamaan dapat menimbulka
pada konsumen sehingga semua putusnya fuse.
peralatan dirumah yang memakai listrik
digunakan seluruhnya, maka secara
otomatis pemakaian listrik yang semula
biasa menjadi berlebihan.
Kelebihan beban juga dapat
disebabkan karena adanya penerangan
jalan umum dengan menggunakan sistem
cantol langsung pada saluran listrik tanpa
melalui kWH meter, sehingga kapasitas

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017 | 55


Gambar 2. Fuse Base Rusak

Hasil inspeksi pada gardu PK137A sebagai pemutus dan pengaman trafo
dengan gangguan NH Fuse putus distribusi dari arus lebih sisi 220 v/380 v.
sebanyak 6 kali selama bulan Februari Maka arus yang mengalir tidak terbatas /
2016 (Lampiran C), feeder B dengan tidak adanya pembatas arus jadi peralatan
kondisi fuse base rusak beban 225A, fuse akan rusak dan dapat menimbulkan
terpasang 300A, suhu pada pisau fuse gangguan akibat kuat hantar arus yang di
base 135°C dengan suhu ruangan PHB luar nominalnya. Selain itu apabila kawat
TR 40°C, melebihi standard maksimum yang digunakan berukuran besar maka
suhu sesuai SPLN 64:1985 Standar Batas dapat membahayakan. Hal ini terjadi
Suhu dan Kenaikan suhu pada komponen karena pada saat pengerjaan para vendor
dan bahan kontak-kontak tembaga di kekurangan bahan (NH Fuse) sehingga
udara yaitu 95°C dan kenaikan suhu 55°C mengambil langkah untuk memberi kawat
Dari hasil inspeksi diatas dapat agar arus tetap mengalir.
disimpulkan bahwa penyebab fuse base
kendur sehingga menyebabkan timbulnya
percikan bunga api, dan kondisi ini jika
dibiarkan terus menerus dapat berdampak
pada kerusakan NH fuse (putus) sehingga
fungsi dari PHB TR akan terganggu dalam
pendistribusian tenaga listrik. Oleh karena
itu, evaluasi untuk fuse base yang rusak
perlu segera diadakan penggantian fuse
base.

4.3.3. Analisa Gangguan Pemasangan


Bendingan (Bypass)
Bendingan atau bypass adalah
gangguan yang terjadi akibat fuse base di
beri kawat sehingga tidak menggunakan Gambar 3. Bendingan
NH Fuse. Dari Hasil inspeksi 26 April 2016
ditemukan sebanyak 9 bendingan yang 4.3.4. Cable Schoen (Sepatu Kabel)
terdapat pada gardu KG 333 fasa 1, 2, 3 Apabila arus yang mengalir melalui
dengan feeder A,C,dan D (Lampiran C). kabel dengan sambungan yang tidak
Disini membuktikan bahwa gangguan kencang atau tidak seuai dengan standar
ini tidak menggunakan pengaman lebur perancangan maka sambungan ini akan

56 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017


menimbulkan panas yang berlebih , mp
dikarenakan ada celah pada sambungan rus Tiap Jurusan =
4
ini. Jika hal ini dibiarkan secara terus 144, mp
menerus akan mengakibatkan kerusakan
atau terbakarnya kabel opstig yang use dipilih = 144. mp ,
nantinya akan berdampak pada kualitas 12 . mp
penyaluran listrik ke pelanggan.
Sehingga dengan kondisi ini perlu Maka dipilih NH Fuse dengan kapasitas
diperhatikan ketika dilakukan pemasangan 125 Amp karena nilai ini mendekati nilai
sepatu kabel harus dipasang serapat KHA NH Fuse yang didapat.
mungkin untuk mengindari adanya celah
pada sepatu kabel. Apabila kondisi sepatu
kabel sudah rusak akibat panas yang
timbul maka perlu dilakukan pergantian
sepatu kabel.

Gambar 5. NH Fuse Kondisi Baik

4.2.2 Upaya Mengatasi Fuse Base


Gambar 4. Sepatu Kabel Rusak Rusak
Fuse base yang mengalami
4.2 Upaya Mengatasi Gangguan Pada kerusakan sebaiknya ditindak lanjut
PHB TR segera agar kualitas penyuluran listrik
Dari data gangguan yang didapatkan meningkat. Hal yang harus dilakukan
maka kita harus melakukan upaya untuk untuk mengatasi gangguan ini yaitu sering
mengatasi gangguan PHB TR ini agar melakukan inspeksi ke gardu-gardu
penyuplaian tenaga listrik ke konsumen distribusi yang ada agar dapat mengetahui
tidak mengalami gangguan. Upaya yang perkembangan dari setiap peralatan yang
dapat dilakukan: ada pada peralatan listrik di dalam gardu
distribusi. Ketika telah melakukan inspeksi
4.2.1 Upaya Mengatasi NH Fuse Putus dan telah mengetahui gangguan yang
Gangguan ini dikarenakan beban terjadi maka harus melakukan
lebih yang tidak sesuai dengan kapasitas penggantian terhadap fuse base yang
NH Fuse yang dipakai. Maka sebelum rusak dengan target penggantian selama
memasang NH Fuse terlebih dahulu 1 bulan.
hitung kapasitasnya dengan mengguna-
kan persamaan 1, 2 dan 3 dengan melihat
daya trafo yang digunakan.

Menghitung arus NH Fuse


Kapasitas trafo: 400 kVA
Ratio tegangan: 20 kV/231-400 volt
Jumlah jurusan di Rak TR : 4 Jurusan

4 . V
In = = , mp
4 V
Gambar 6. Fuse Base Kondisi Baik

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017 | 57


4.2.3 Upaya Mengatasi Bendingan 5. KESIMPULAN
Untuk mengatasi bendingan ini
sebaiknya sebelum melakukan penggan- 1. Kinerja dari suatu Perangkat Hubung
tian NH Fuse para vendor mengecek Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)
terlebih dahulu ketersediaan dari NH Fuse yaitu sebagai penghubung dan
di kantor. Selain itu para tim inspeksi pembagi atau pendistribusian tenaga
yang bertugas menghitung dengan baik listrik dari output trafo sisi tegangan
berapa jumlah NH Fuse yang mengalami rendah TR ke Rel pembagi dan
kerusakan serta kapasitas dari NH Fuse diteruskan ke Jaringan Tegangan
yang rusak sehingga gangguan seperti ini Rendah(JTR) melalui kabel jurusan
tidak lagi terjadi. Untuk pemasangan (Opstyg Cable) yang diamankan oleh
bendingan yang telah ditemukan segera NH Fuse jurusan masing-masing.
melakukan penggantian dengan
menggunakan NH Fuse yang sesuai 2. Penyebab gangguan PHB TR adalah:
dengan kapasitas PHB TR. Target a. Fuse base rusak dimana
penggantian dari fuse base yang gangguan ini terjadi karena fuse
dibending kawat ke NH Fuse maksimal 1 yang digunakan tidak sesuai
bulan. dengan ukuran Fuse Base, selain
itu juga dalam pemasangannya
tidak sesuai dengan standar
pengerjaan
b. NH fuse putus dimana gangguan
ini terjadi karena beban lebih dari
pemasangan baru, penambahan
daya, dan adanya penarangan
jalan umum sistem cantol.
c. Bendingan, hal ini terjadi karena
fuse base dibending mengguna-
kan kawat sehingga arus tetap
Gambar 7. Bendingan Kawat
Diganti NH Fuse
mengalir tetapi hal ini
membahayakan sebab tidak
4.2.4 Kabel Schoen (Sepatu Kabel) menggunakan pengaman arus
Untuk mengurangi gangguan yang lebih sehingga memungkinkan
terjadi akibat kabel schoen yang kurang kerusakan pada trafo
kencang pada saat pemasangannya maka d. Schoen Kabel (Kabel Sepatu)
para pekerja harus memiliki tingkat dimana gangguan ini terjadi
ketelitian yang baik tentang standar karena sepatu kabel yang
perancangan sehingga mengurangi celah pengepresannya tidak kencang
yang dapat mengakibatkan panas yang pada kabel opstig sehingga
berlebih. Selain itu pada saat melakukan timbul celah dimana celah ini
pemeliharaan sebaiknya para pekerja dapat menimbulkan panas
mengecek keadaan dari setiap baut-baut 3. Agar penyuplaian tenaga listrik ke
yang terdapat pada peralatan listrik yang pelanggan tidak mengalami gangguan
ada di gardu distribusi. maka sebaiknya dilakukan upaya
untuk mengatasi gangguan-gangguan
tersebut
4. Inspeksi gardu berfungsi sebagai
pencegah terjadinya gangguan
dengan mengetahui lebih dini material
– material yang berpotensi gangguan
untuk di jadikan skala prioritas.

Gambar 8. Sepatu Kabel Kondisi Baik

58 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017


6. REFERENSI Izhar. 2 14. ”Upaya Penurunan Gangguan
NH Fuse Dengan Mengoptimalkan
Anonim. 1985. PT PLN (Persero) , “SPL Analisa Laporan Gangguan Harian
118-3-1:1996 Perangkat Hubung Dan Inspeksi Gardu Di Area Tanjung
Bagi”. Priok”.
Anonim. 2010. PT PLN (Persero) , “Buku Wahyudi S . 2 14. “Teori Tentang
3 Standar Konstruksi Jaringan Jaringan Distribusi, Gardu Distribusi,
Tegangan Rendah Tenaga Listrik”. Dasar-Dasar Listrik, Pemeliharaan
Anonim. 2010. PT PLN (Persero) , “Buku JTM, JTR, GD dan PP”.
4 Standar Konstruksi Gardu Distribusi
Dan Gardu ubung Tenaga Listrik”.
Darsono Djonjang. 2 . “Diktat P B TR
P B TM”.

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 9 NO. 1, JANUARI - MEI 2017 | 59

Anda mungkin juga menyukai