Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi molekul
yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang lebih kecil
(katabolisme). Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada
tumbuhan, dan protein sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu reaksi kimia akan
berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya pemanasan), maka reaksi
kimia yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus diikuti dengan pemberian panas dari luar.
Sebagai contoh adalah pembentukan urea yang semestinya membutuhkan suhu ratusan derajat
Celcius dengan katalisator logam, hal tersebut tidak mungkin terjadi di dalam suhu tubuh fisiologis
manusia, sekitar 37° C. Adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-
reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam
menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian
panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah
ΔG reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim
tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim
menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi
laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam
tubuh.
Salah satu metabolisme dalam tubuh adalah metabolisme protein. Protein sangat berbeda
dari karbohidarat dan lemak. Protein adalah sumber utama dari nitrogen yang merupakan elemen
yang sangat penting dari setiap mahluk hidup. Fungsi utamanya membentuk jaringan tubuh dengan
kandungan asam aminonya. Protein membentuk kehidupan manusia, protein selalu dihubungkan
dengan mahluk hidup dan upaya untuk mengetahui bagaimana kehidupan bermula dipusatkan pada
bagimana protein mulanya terbentuk. Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh
kita. Enzim protein memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Sebagai
antibodi, mereka melindugi kita dari penyakit. Hormon peptida membawa pesan-pesan yang
mengkoordinasi pelangsungan aktivitas tubuh dan protein melakukan lebih banyak lagi, mereka
memandu perkembangn kita dimasa kanak-kanak dan memperhatikan tubuh kita selama masa
dewasa. Mereka telah membuat kita menjadi individu unik sebagaimana kita sekarang. Seperti
makromolekul biologi yang lain seperti polisakarida-polisakarida dan asam nukleat, protein-
protein adalah bagian penting dari organisma-organisma dan mengambil bagian di dalam setiap
proses di dalam sel-sel. Banyak protein adalah enzim-enzim bahwa mengkatalisasi reaksi-reaksi
biokimia dan bersifat hal penting kepada metabolisme. Protein-protein juga mempunyai fungsi-
fungsi mekanis atau struktural, seperti aktin dan miosin di dalam otot dan protein-protein di dalam
cytoskeleton, wujud suatu sistim yang dari perancah bahwa memelihara bentuk sel. Protein-protein
lain bersifat penting di dalam pemberian isyarat sel, tanggapan imun, sel, dan biakan sel. Protein-
protein adalah juga perlu di dalam diet-diet binatang, karena binatang-binatang tidak bisa
manyatukan semua asam amino yang mereka memerlukan dan harus memperoleh asam amino
esensial dari makanan. Melalui proses pencernaan, binatang-binatang pecah;rinci protein yang
dicernakan ke dalam asam amino yang cuma-cuma yang kemudian adalah yang digunakan di
dalam metabolisme.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1) Pengertian enzim
2) Sifat dan fungsi enzim
3) Mekanisme kerja enzim
4) Metabolisme protein dan asam amino
1.3 Tujuan dan Manfaat
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui, mampu menguraikan dan
menjelaskan tentang enzim dan metabolisme protein serta pembentukan urea.

1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Sumber data yang
digunakan bersumber dari buku dan media kepustakaan lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Enzim


Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua
enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi disebut
substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Cara kerja enzim dalam mengkatalisis reaksi kimia
substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Enzim sangat
penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada
enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga
pertumbuhan sel juga terganggu.
Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient
dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi Kimia yang digunakan
untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain.

2.2 Sifat dan Fungsi Enzim


a. Sifat
Sebagai katalis, enzim mirip dengan katalis lain, yang umumnya senyawa yang jauh lebih
kecil, seringkali berupa senyawa anorganik dan bahkan berupa logam. Sifat inilah yang
memungkinkan aneka reaksi dapat berlangsung di dalam sel. Dalam mengkatalisis suatu reaksi,
diasumsikan enzim berikatan lebih dulu dengan substrat. Akibat ikatan ini, terbentuklah suatu
senyawa baru, yang dinamai kompleks enzim-substrat saja, yang dapat disingkat sebagai kompleks
ES atau ES saja. Reaksi antara enzim dengan substrat, yang membentuk kompleks substrat
tersebut, dapat ditulis secara sederhana sebagai berikut.
E+S ES

b. FUNGSI
 Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel
 Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh
 Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya
pada kunang-kunang
 Enzim juga berfungsi memecah molekul yang besar (seperti pati dan protein) menjadi molekul
yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus.
 Enzim menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam lintasan metabolisme.

2.3 A. Mekanisme Kerja Enzim


 Enzim berikatan dengan substrat dan mengarahkannya tepat untuk bereaksi.
 Enzim mengkatalisis suatu reaksi kimia dengan berikatan dengan substrat membentuk kompleks
enzim substrat
 Reaksi berlangsung di suatu daerah dinamis yang berukuran relatif kecil, yaitu tempat aktif enzim
atau tempat katalitik. Tempat di luar tempat aktif disebut allosteris site.
 Tempat aktif ini juga mengandung kofaktor.
 Enzim dan substrat yang telah diaktifkan membentuk kompleks berenergi tinggi yang tidak stabil
dengan konfigurasi elektronik yang tegang antara substrat dan produk.
 Kompleks stadium transisi kemudian terurai menjadi produk dan melepaskan diri dari enzim.
 Enzim bebas kemudian mengikat set substrat lain dan mengulang proses tersebut
 Ikatan enzim enzim substrat yang demikian spesifik dapat dijelaskan melalui model.
– Model “Kunci-Anak Kunci” (Emil Fischer)
– Model Induced Fit (Koshland, Nemethy, Filmer)
 Model pengikatan ini terus berkembang sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
proses terjadinya inhibisi terhadap kerja enzim.
B. Kompleks Enzim Substrat
Perbandingan jumlah antara enzim dan substrat harus sesuai, supaya reaksi berjalan
optimum. Semakin banyak enzim, reaksi akan semakin cepat. Peningkatan konsentransi substrat
dapat meningkatkan kecepatan reaksi bila jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua
enzim berikatan dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi
enzim selanjutnya. Dengan konsentrasi enzim yang tetap, perubahan substrat akan menambah
kecepatan reaksi.

C. Kofaktor dan Koenzim


 Kofaktor
Banyak enzim dalam melaksanakan fungsi katalitiknya membutuhkan senyawa lain yang
bukan protein. Senyawa lain tersebut disebut kofaktor. Kofaktor tersebut harus terikat terlebihdulu
dengan enzim sebelum melaksanakan fungsi katalitiknya. Kofaktor dapat berupa senyawa
inorganik atupun organik. Kofaktor yang berupa senyawa inorganik, yaitu logam disebut kofaktor
logam, sedangkan kofaktor yang berupa senyawa organik nonprotein disebut koenzim.
 Koenzim
Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau
elektron dari satu enzim ke enzim lainnya. Contoh koenzim mencakup NADH, NADPH dan
adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup ion hidrida (H–) yang dibawa oleh
NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil
yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa
koenzim seperti riboflavin, tiamina, dan asam folat adalah vitamin.
Oleh karena koenzim secara kimiawi berubah oleh aksi enzim, adalah dapat dikatakan
koenzim merupakan substrat yang khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar 700
enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.
Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi dalam sel. Contohnya, NADPH
diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui metionina
adenosiltransferase.
D. Proenzim
Proenzim atau zimogen merupakan enzim yang diproduksi dalam bentuk inaktif. Ada dua
tujuan utama pembentukan proenzim ini, yaitu: (1) Melindungi tubuh dari proses autodigesti; (2)
Melayani kebutuhan enzim tertentu dengan cepat. Sebagai contoh misalnya pepsinogen, tripsiogen
dan kemotripsinogen.
Biasanya dalam bentuk yang masih berupa proenzim atau zimogen ini, enzim tersebut
diberi nama seperti nama trivialnya dan ditambah dengan awalan pro- atau akhiran –ogen. Contoh
yang paling dikenal adalah enzim pencerna protein yang dikeluarkan oleh pancreas, yaitu tripsin,
kimotripsin, dan elastase. Enzim-enzim ini diaktifkan di tempat dia harus bekerja dan oleh keadaan
tertentu. Pepsin misalnya, disekskresikan oleh sel-sel utama (chief cell) epitel mukosa lambung,
dalam bentuk yang belum aktif dan dinamai sebagai pepsinogen.

E. Isosim
Isozim atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim yang
dapat berperan dalam suatu substrat untuk memberikan suatu hasil yang sama.
Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah karena isozim – isozim tersebut
akan memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan. Setiap isozim
dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing berperan pada posisi yang
berbeda dalam lintasan metabolic.
Isozim merupakan sekolompok enzim yang mempunyai aktivitas yang sama. Bentuk-
bentuk enzim tersebut berbeda secara fisik, kimia dan imunologik dan dapat dipisahkan. Isozim
lazim ditemukan di dalam serum dan jaringan semua vertebrata, insekta, tumbuhan, dan organisme
uniseluler. Jaringan yang berbeda dapat mengandung isozim yang berbeda pula, dan semua isozim
ini mempunyai afinitas berbeda-beda terhadap substrat.

F. Kinetika Enzim
Mekanisme reaksi enzimatik untuk sebuah subtrat tunggal. Enzim (E) mengikat substrat
(S) dan menghasilkan produk (P). Kinetika enzim menginvestigasi bagaimana enzim mengikat
substrat dengan mengubahnya menjadi produk. Data laju yang digunakan dalam analisa kinetika
didapatkan dari asal enzim.
G. Inhibitor Kompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada bagian bukan sisi
aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan
substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Inhibitor kompetitif mengikat enzim secara reversibel, menghalangi pengikatan
substrat. Di lain pihak, pengikatn substrat juga menghalangi pengikatan inhibitor. Substrat dan
inhibitor berkompetisi satu sama lainnya.
Contoh jenis penghambatan kompetitif adalah penghambatan kompetitif dehidrogenase
suksinat oleh anion malonat dan oksaloasetat. Dehidrogenase suksinat adalah anggota golongan
enzim yang mengkalatisis siklus asam sitrat yang dapat membebaskan 2 atom hidrogen dari
suksinat. Dehidrogenase suksinat dihambat oleh malonat yang struktur molekulnya mirip suksinat.

H. Enzim Alosterik dan Sifatnya


Pada beberapa jenis jalur metabolisme, produk akhir dapat berikatan dengan enzim bukan
pada sisi aktif enzim tetapi pada titik control lainnya. Jenis enzim demikian dinamakan enzim
alosterik. Enzim alosterik sering berbentuk protein yang memiliki beberapa subunit protein dan
memiliki satu atau lebih sisi aktif pada masing-masing subunitnya. Terikatnya substrat pada sisi
aktif enzim akan menginduksi perubahan konformasi protein pada enzim tersebut yang
memungkinkan sisi aktif lainnya memiliki afinitas untuk berikatan dengan molekul substrat.
Enzim alosterik dikontrol oleh molekul efektor (activator dan inhibitor) yang berikatan pada enzim
pada bagian tertentu dari enzim tersebut di luar sisi aktif enzim, dan selanjutnya dapat
menyebabkan perubahan konformasi sisi aktif enzim yang dapat mempengaruhi kecepatan enzim
tersebut. Molekul activator alosterik dapat meningkatkan laju kerja enzim, sedangkan molekul
inhibitor alosterik dapat menurunkan kerja enzim.

2.4 Mekanisme Kerja Protein dan Asam Amino


a. Protein
Protein berasal dari kata proteios (yunani) yang berarti bertingkat pertama. Istilah protein
dikemukakan oleh Mulder ahli kimia Belanda pada tahun 1830-an. Protein di dalam sel tersusun
dari asam amino dan pembentuknya melibatkan DNA,RNA, dan ribosom. Protein adalah senyawa
terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat pada semua jaringan hidup baik tumbuhan
maupun hewan. Fungsi biologis protein sangat beragam antara lain,sebagai pembangun,pengatur,
pertahanan dan sebagai sumber energy. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu
beragam seperti protein. Oleh karena itulah ,kelompok senyawa ini disebut protein.

Jenis – jenis protein


Protein dapat dibeda-bedakan berdasarkan komposisi kimia,bentuk,atau fungsi
biologisnya. Berikut ini penggolongan protein menurut fungsi biologisnya. Berdasarkan fungsi
biologisnya , protein dapat dibedakan atas 7 golongan ,yaitu:
1) Enzim , yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Hamper semua reaksi senyawa organik
dalam sel dikatalisis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim telah ditemukan di dalam berbagai bentuk
kehidupan.
2) Protein transport, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik.
Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru, dan membawanya ke
jaringan poriferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein
transpor lain terdapat dalam dinding sel dan menyesuaikan strukturnys untuk mengikat dan
membawa glukosa ,asam amino,dan nutrien lain melalui membrane ke dalam sel.
3) Protein nutrien dan penyimpanan , ialah protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian seperti gandum,beras,dan jagung.
Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu juga merupakan protein nutrien.
4) Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk
mengubah bentuk dan bergerak. Contohnya ialah aktin dan myosin,yaitu protein yang berperan
dalam sistem kontraksi otot kerangka.
5) Protein struktur , yaitu protein yang berperan sebagai penyangga untuk memberikan struktur
biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah kolagen,yaitu komponen utama dalam urat
dan tulang rawan. Contoh lain adalah keratin yang terdapat pada rambut,kuku,dan bulu ayam atau
burung. Fibroin ,yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jarring laba-laba.
6) Protein pertahanan (antibody) ,yaitu protein yang melindungi organisme terhadap serangan
organisme lain(penyakit). Contohnya adalah imunoglobin atau antibody yang terdapat dalam
vertebrata. Protein ini dapat mengenali dan menetralkan bakteri,virus, atau protein asing dari spesi
lain. Fibrinogen dan thrombin merupakan protein penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka.
Bisa ular dan toksin bakteri juga tampaknya berfungsi sebagai protein pertahanan.
7) Protein pengatur ,yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi.
Contohnya ialah hormon,seperti insulin yang mengatur metabolisme gula darah.kekurangan
insulin akan menyebabkan penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormone pertumbuhan dan
hormone seks.

b. Asam Amino
Asam amino merupakan zat yang membentuk protein. Kumpulan asam amino disebut
sebagai protein. Menurut penyelidikan, beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
keperluan sintesis protein tidak dapat dibentuk sendiri.

Jenis – jenis Asam Amino


1) Asam Amino essensial yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh. Yang
termasuk asam amino essensial antara lain :
 Lisin
 Valin
 Leusin
 Metionin
 Fenilalanin
 Isoleusin
 Treonin
 Triftofan
2) Asam Amino Non Essensial yaitu asam amino yang dapat terbentuk dari zat-zat lain yang telah
ada di dalam tubuh. Yang termasuk asam amino non essensial antara lain :
 Asam glutamate
 Asam aspartat
 Prolin
3) Asam Amino Glukogenik yaitu asam amino yang dapat diubah menjadi glukosa.
Yang termasuk asam amino glukogenik anatara lain :
 Alanin
 Serin
 Glisin
 Sistein
 Metionin
 Triptofan
4) Asam Amino ketogenik yaitu asam amino yang dapat diubah menjadi asam lemak. Yang
termasuk asam amino katogenik antara lain:
 Fenilalanin
 Tirosin
 Leusin
 Isoleusin
 Lisin

Pencernaan dan Absorpsi protein


Protein merupakan suatu bahan yang penting dalam tubuh karena fungsinya yang beragam,
terutama sebagai struktural tubuh, katalitik, dan sinyal dalam jaras tubuh. Sumber C dan N dari
protein dapat digunakan untuk sintesis protein dan asam amino baru serta rangka karbonnya
sebagai senyawa antara dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Gugus NH2 dari asam amino
akan masuk ke dalam sintesis urea (ureotelik). Enzim yang digunakan untuk memecah protein
(protease/peptidase) disintesis dan disekresi dalam bentuk inaktif yang disebut proenzim atau
zimogen.

Keseimbangan nitrogen
Daur nitrogen adalah bukti lain bahwa secara khusus dirancang untuk kehidupan manusia.
Nitrogen adalah salah satu unsur dasar yang terdapat dalam jaringan tubuh semua organism hidup.
Meskipun 78% dari atmosfer merupakan nitrogen, manusia dan hewan tidak dapat menyerapnya
secara langsung. Bakteri yang hidup di beberapa tanaman mengubah nitrogen menjadi ammonia
(NH3). Sebaliknya, jenis bakteri lain mengubah ammonia menjadi nitrat (NO3). Pada tingkat
selanjutnya makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri,seperti tumbuhan hijau
dapat menyerap nitrogen. Hewan dan manusia yang tidak dapat membuat makanannya sendiri
dapat memenuhi kebutuhan nitrogen dengan memakan tumbuh-tumbuhan tersebut. Nitrogen pada
hewan dan manusia kembali ke alam melalui kotoran dan bangkai yang diuraikan oleh bakteri.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua enzim
adalah protein.
 Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, menghasilkan pergerakan tubuh, juga
terlibat dalam fungs-fungsi yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya pada kunang-
kunang, memecah molekul yang besar (seperti pati dan protein) menjadi molekul yang kecil,
sehingga dapat diserap oleh usus dan menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam
lintasan metabolisme.
 Enzim berikatan dengan substrat dan mengarahkannya tepat untuk bereaksi. Ikatan enzim enzim
substrat yang demikian spesifik dapat dijelaskan melalui model “Kunci-Anak Kunci” (Emil
Fischer) dan model Induced Fit (Koshland, Nemethy, Filmer)
 Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan
peptida
 Asam amino dibagi menjadi beberapa macam yaitu, asam amino essensial, asam amino non
esensial, asam amino glukogenik dan asam amino ketogenil.

3.2 Saran
Untuk mendapat atau memperoleh materi yang lebih lengkap dari pembahasan yang telah
penulis buat, maka disarankan kepada pembaca untuk lebih banyak mencari dan membaca
literature mengenai pembahasan di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
W .F. Ganong. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC
ttp://vha2rhe2.blogspot.com/2009/11/mekanisme-kerja-enzim.html
achmadirfani.files.wordpress.com/2007/11/enzim.doc

Siklus Urea
Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi kimia
tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan
karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus
urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang
mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu mol
karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi,
karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai
kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini
bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada
pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel
hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi
ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP
merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi
ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati
dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin
diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian
ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini
bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

Urea Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan purin. Pembentukan urea
terjadi di hati. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa urea ke organ eksresi, yaitu ginjal.
Urea sangat mudah larut dalam air dan sifat racunnya 100.000 kali lebih kecil daripada amonia.
Pembentukan urea berasal dari ornitin, sitrulin, dan arginin yang disebut daur ornitin.

Daur ornitin
Langkah-langkah pembentukan urea:

 Sitrulin dibentuk dengan penambahan CO2 dan amonia pada ornitin. CO2 dan amonia
berasal dari karbamilfosfat. Karbamilfosfat berasal dari CO2 dan amonia, dan
membutuhkan energi dari ATP.
 Dari sitrulin akan terbentuk arginin dalam dua langkah intermediet. Langkah pertama,
sitrulin dan aspartat membentuk arginosuksinat yang memerlukan ATP dan ion Mg. Pada
tahap kedua terbentuk arginin dari arginosuksinat.

Anda mungkin juga menyukai