Anda di halaman 1dari 5

Jurnal SainHealth Vol. 1 No.

1 Edisi Maret 2017


© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
…….

UJI EFEKTIVITAS REBUSAN BELIMBING WULUH


(Averrhoa bilimbi) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA
IKAN TERI JENGKI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING

Lilla Puji Lestari1), Evy Ratnasari Ekawati2)

1),2)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo

Email : lillafikesumaha@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to look at the effect of the boiling water treatment by dosage variation
star fruit and storage of dried salted anchovy dungarees from microbiological aspects. This
research used experimental laboratories methods, using factorial RAL. The results showed
that the higher the dosage of boiling water star fruit significantly affect the number of bacteria
(p<0, 05). While for the treatment of storage time of 6, 12 and 24 hours significantly effect of
bacterial growth (p<0, 05).

Keyword: Averrhoa bilimbi, Stolephorus heterolobus, Natural preservatives


.

PENDAHULUAN Ikan teri merupakan salah satu jenis


ikan yang banyak terdapat di perairan laut
Protein ikan sangat diperlukan Indonesia. Ikan ini banyak ditangkap oleh
manusia, hal ini karena selain mudah nelayan, karena memiliki arti penting
dicerna, juga mengandung asam amino sebagai bahan makanan yang dapat
dengan struktur yang hamper sama dengan dimanfaatkan sebagai ikan segar maupun
asam amino dalam tubuh manusia. ikan kering. Sumber daya ikan teri yang
Kandungan protein dan air pada ikan cukup potensial ini merupakan suatu
cukup tinggi, sehingga ikan termasuk peluang untuk mengembagan usaha ikan
komoditi yang mudah rusak dan busuk. teri kering yang telah banyak dikerjakan
Setelah dipanen, setiap spesies ikan oleh pengolahan tradisional (Pakaya, et al.
mengalami penurunan mutu biologi, fisik, 2014).
kesegaran dan nilai gizi dari ikan. Ikan Ikan teri merupakan salah satu
memiliki kandungan lemak yang rendah, makanan yang biasa diawetkan dengan
sehingga ikan sering digunakan sebagai cara diasinkan dan dikeringkan. Ikn teri
pengganti daging yang umumnya banyak dikonsumsi oleh kalangan
mengandung kolesterol dalam jumlah menengah ke bawah ternyata merupakan
banyak (Pakaya, et al. 2014). salah satu sumber kalsium terbaik untuk
mencegah pengeroposan tulang (Amrullah,

50
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
…….

2012). Menurut Hendradi (2009) ikan teri dengan variasi dosis dan waktu terhadap
merupakan sumber kalsium yang tahan dan pengawetan ikan teri jengki asin kering.
tidak mudah larut dalam air. Ikan teri
sangat baik sebagai sumber kalsium yang METODOLOGI PENELITIAN
murah dan mudah didapat. Menurut
Astawan (2008) ikan teri sangat tinggi Penelitian ini merupakan penelitian
kandungan proteinnya, yaitu 42 g/100 g eksperimen laboratorium. Untuk
teri kering asin. Sumbangan zat gizi yang mengetahui pengaruh dosis dan lama
sangat berarti dari ikan teri adalah mineral, penyimpanan digunakan Rancangan Acak
kalsium, fosfor dan zat besi. Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 kali
Pengawetan ikan teri dengan cara ulangan.
penggaraman terdiri dari dua proses, yaitu
proses penggaraman dan proses Waktu dan Tempat Penelitian
pengeringan. Ikan yang mengalami proses Penelitian ini telah dilaksanakan
penggaraman akan menjadi lebih awet selama 4 bulan, dimulai bulan September
karena garam yang terdapat pada ikan sampai dengan bulan Desember 2016.
kering dapat menghambat atau membunuh Penelitian dilakukan di Laboratorium
mikroba penyebab pembusukan ikan. Kimia Analisa Makanan dan Minuman,
Proses pengeringan ikan teri asin akan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
semakin menambah penurunan kadar air Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
dalam tubuh ikan, sekaligus menjadi factor
penghambat pertumbuhan mikroba Alat dan Bahan Penelitian
(Afrianto dan Liviawati, 2010).. Kompor, panci, ember plastik,
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) plastik, pinset, pipet ukur, beaker glass,
merupakan tanamana buah-buahan yang cawan petri, colony counter, mikro pipet
mempunyai rasa asam yang sering 1000 µl, blue tip, PZ steril, MHA
digunakan sebagai pengawet ikan, daging,
makanan ataupun sebagai bumbu sayuran. Prosedur
Belimbing wuluh juga telah banyak Konsentrasi rebusan belimbing
digunakan masyarakat sebagai obat batuk wuluh yang digunakan adalah 60%, 80%
(Salsa, et al, 2004). Berbagai khasiat yang dan 100%. Sedangkan lama penyimpanan
dimiliki oleh belimbing wuluh (Averrhoa yang dilakukan adalah 6 jam, 12 jam dan
bilimbi) tersebut disebabkan karena 24 jam. Parameter uji mikrobiologi yang
tumbuhan ini memiliki banyak sekali dilakukan adalah Total Plate Count (TPC).
kandungan senyawa antara lain saponin,
flavonoid dan polifenol (mursito, etal., HASIL DAN PEMBAHASAN
2004). Hasil
Terkit hal tersebut di atas, penulis Hasil Total Plate Count (TPC)
terdorong untuk melakukan penelitian bakteri pada ikan teri jengki (Stolephorus
mengenai manfaat pemberian rebusan heterolobus) asin kering yang direndam
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dalam berbagai variasi dosis rebusan

51
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
…….

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dan disajikan pada Tabel 1.


pada berbagai waktu penyimpanan

Tabel 1. Jumlah Bakteri pada Ikan Teri Jengki Asi Kering pada Perlakuan dengan
Variasi Dosis dan Waktu Penyimpanan
Waktu Hasil TPC (koloni/gram)
Dosis
Penyimpanan
(%) TJ1 TJ2 TJ3 Rata-rata
(jam)
6 6,2 x 104 6,0 x 104 6,2 x 104 6,1 x 104
60 12 4,4 x 104 4,9 x 104 4,2 x 104 4,5 x 104
24 3,4 x 104 4,4 x 104 4,0 x 104 3,9 x 104
6 5,2 x 104 5,8 x 104 5,4 x 104 5,5 x 104
80 12 4,4 x 104 3,5 x 104 4,0 x 104 4,0 x 104
24 3,3 x 104 3,0 x 104 3,3 x 104 3,2 x 104
6 4,0 x 104 3,9 x 104 3,5 x 104 3,8 x 104
100 12 3,2 x 104 3,2 x 104 3,3 x 104 3,2 x 104
24 2,5 x 104 2,0 x 104 2,4 x 104 2,3 x 104

Gambar 1. Koloni bakteri pada teri jengki asin kering yang ditumbuhkan pada MHA

Pada air rebusan belimbing wuluh pada penyimpanan 24 jam jumlah koloni
dosis 60% dengan masa penyimpanan 6 bakteri 3,2 x 104 koloni/gram sampel.
jam jumlah koloni bakteri yang tumbuh Pada air rebusan belimbing wuluh dosis
sebanyak 6,1 x 104 koloni/gram sampel. 100% dengan lama penyimpanan 6 jam,
Pada masa penyimpanan 12 jam jumlah jumlah bakteri 3,8 x 104 koloni/gram
koloni bakteri yang tumbuh sebanyak 4,5 x sampel, penyimpanan 12 jam jumlah
104 koloni/gram sampel dan pada masa bakteri 3,2 x 104 koloni/gram sampel dan
penyimpanan 24 jam jumlah koloni bakteri penyimpanan 24 jam jumlah bakteri
yang tumbuh sebanyak 3,9 x 104 2,3 x 104 koloni/gram sampel.
koloni/gram sampel. Pada air rebusan Jumlah bakteri dari 6 jam, 12 jam
belimbing wuluh dosis 80% dengan masa sampai 24 jam masa penyimpanan
penyimpanan 6 jam jumlah koloni bakteri mengalami penurunan baik pada dosis
yang tumbuh 5,5 x 104 koloni/gram 60%, 80% dan 100% air rebusan belimbing
sampel, penyimpanan 12 jam jumlah wuluh. Jika dibandingkan dengan standar
bakteri 4,0 x 104 koloni/gram sampel dan mutu ikan teri asin kering (SNI 01-2708-

52
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
…….

1992) yang menyebutkanbahwa jumlah sehingga mengakibatkan membrane sel


bakteri (TPC) maksimal 1 x 105 bakteri menjadi asam. Kondisi asam
koloni/gram sampel, menunjukkan bahwa membuat DNA tidak melakukan proses
jumlah bakteri yang tumbuh pada hasil metabolism karena membutuhkan suasana
penelitian ini pada air rebusan belimbing yang netral (Pakaya, et al, 2014).
wuluh dosis 60%, 80% dan 100% dengan Menurut Afrianto dan Liviawaty
lama penyimpanan 6 jam, 12 jam dan 24 (2010), membrane sitoplasma bakteri akan
jam semuanya berada di bawah batas bersifat impermeable terhadap ion
maksimalyang dipersyaratkan. hidrogen dan ion hidroksil dan senyawa-
Semakin besar dosis air rebusan senyawa utama dari sel, seperti DNA dan
belimbing wuluh semakin berpengaruh ATP membutuhkan kondisi netral untuk
nyata terhadap pertumbuhan bakteri bekerja. Kondisi ini membuat banyak
(p<0,05), artinya semakin besar dosis air bakteri yang tidak bermetabolisme
rebusan belimbing wuluh yang sehingga tidak terjadi pertumbuhan bakteri
dipergunakan maka akan semakin kecil dan berdampak pada menurunnya jumlah
pertumbuhan bakteri. Untuk perlakuan koloni seiring dengan lama penyimpanan.
lama penyimpanan ikan teri jengki asin Sejalan dengan Pelczar dan Chan
kering yang telah direndam dalam air (1988), mekanisme kerja antimikroba
rebusan belimbing wuluh berpengaruh dapat terjadi mealui lima cara, yaitu
nyata terhadap pertumbuhan bakteri hambatan sintesis dinding sel, perubahan
(p<0,05), artinya semakin lama waktu permeabilitas sel, perubahan molekul dan
penyimpanan ikan teri jengki kering asin asam nukleat, penghambatan kerja enzim,
yang telah direndak air rebusan belimbing dan hambatan sintesis asam nukleat dan
wuluh, maka akan semakin kecil protein.
pertumbuhan bakteri.
KESIMPULAN
Pembahasan
Belimbing wuluh sejenis tanaman Dari penelitian yang telah dilakukan
yang mengandung senyawa-senyawa yang dapat disimpulkan bahwa air rebusan
berfungsi sebagai antimikroba sehingga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat
secara langsung dapat menghambat dimanfaatkan sebagai pengawet alami pada
pertumbuhan mikroba. Zat asam pada ikan teri jengki (Stolephorus heterolobus).
belimbing wuluh dapat membuat
metabolism bakteri menjadi terganggu. UCAPAN TERIMAKASIH
Terganggunya metabolism ini disebabkan Penulis mengucapkan terimakasih
oleh terjadinya pertukaran ion asam (H+) yang tak terhingga kepada tim dan semua
dari lingkungan dengan tubuh bakteri. pihak yang telah banyak membantu hingga
Dinding bakteri bersifat permeable dengan penelitian ini selesai.
komponen kimiawi seperti komponen lipid
dan protein, namun sifat tersebut akan
hilang jika terdapat perbedaan jumlah ion
H di dalam dan di luar tubuh sel bakteri,
53
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
…….

DAFTAR PUSTAKA Pakaya, Y.T., A.H., Olli dan S. Nursinar.


2014. Pemanfaatan Belimbing Wuluh
Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2010. Sebagai Pengawet Alami pada Ikan
Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Teri Asin Kering. Jurnal Ilmiah
Kanisius. Yogyakarta. Perikanan dan Kelautan. 2(2) : 93-
Amrullah, F. 2012. Kandungan Protein dan 96.
Kalsium (Ca) pada Ikan Teri Asin Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1988.
Hasil Pengasinan Menggunakan Abu Dasar-dasar Mikrobiologi 2. UI
Pelepah Kelapa. Naskah Publikasi Press. Jakarta.
Ilmiah. FKIP. Univ. Muhammadiyah Salsa in Andanarudin, A., Winarsih, S. dan
Surakarta. Widayat M. 2004. Uji Efektivitas
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Dekok Bunga Belimbing Wuluh
Hidangan Hewani. Swadaya. Jakarta. (Averrhoa bilimbi) sebagai
Hendradi. 2009. Ikan Teri Cegah Antimikroba Terhadap Bakteri
Osteoporosis. Salmonella typhii secara in vitro.
http://www.gizi.net/cgi- Jurnal Kedokteran Brawijaya. 20 (1) :
bin/berita/fullnews.cgi?newsid10763 30-34.
88924,5402. Diakses September SNI 01-2708-1992. Standar Nasional
2016. Indonesia : Ikan Teri Asin Kering.
Mursito in Andanarudin, A., Winarsih, S. Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil
dan Widayat M. 2004. Uji Efektivitas Perikanan. Ditjen Perikanan. Jakarta.
Dekok Bunga Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi) sebagai
Antimikroba Terhadap Bakteri
Salmonella typhii secara in vitro.
Jurnal Kedokteran Brawijaya. 20 (1) :
30-34.

54

Anda mungkin juga menyukai