Seminar Internasional Tahunan ke-3 tentang Pendidikan Transformatif dan Kepemimpinan Pendidikan (AISTEEL 2018)
masing-masing siswa antara keterampilan intelektual dan fisik mereka. Oleh karena itu, guru kimia harus
melakukan kegiatan belajar mengajar melalui metode yang memberikan pengalaman individual langsung kepada
siswa [9]. Proses memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran kepada siswa bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi untuk memahami pembelajaran secara ilmiah. Zidny, dkk. (2017) menyatakan bahwa
kimia adalah ilmu yang perlu membuktikan eksperimen yang memiliki dua hal yang sangat terkait dan tidak
dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia dalam bentuk fakta, konsep, teori dan prinsip)
mendapatkan pengalaman langsung sangat penting bagi siswa untuk maju dalam sains. Siswa harus diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dan penyelidikan yang menyenangkan dan beragam. Praktikum yang
dilakukan di laboratorium, [6] juga memberikan pendapat bahwa laboratorium memiliki peran penting dalamsains
pendidikan, dan pendidik sains telah menyarankan bahwa ada banyak manfaat dalam pembelajaran yang berasal
dari penggunaan kegiatan laboratorium. Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.
Kemajuan dalam Ilmu Sosial, Pendidikan dan Penelitian Humaniora, volume 200
Implementasi praktikum yang baik tidak dapat dipisahkan dari
II. METODE ketersediaan panduan praktikum digunakan sebagai pedoman siswa dalam kegiatan praktikum.
Menurut [14] kimia dalam proses pembelajaran dalam bentuk manual praktikum kimia sangat diperlukan, dan
kebutuhan proses pembelajaran berbasis sains proses sains berbasis untuk meningkatkan keterampilan ilmiah
siswa. Panduanpraktikum bertujuan untuk membimbing siswa dalam melakukan laboratorium dan untuk membantu
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Panduanpraktikum disusun dan ditulis oleh sekelompok staf pengajar
Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Medan, MAS Muta'allimin Aceh Besar dan SMAN 1 Sukamakmur
Aceh Besar pada Oktober 2017 - April 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 pemandu praktikum kimia
dengan penerbit berbeda, pemanduterpandu praktikum, 22 siswa kelas XI MIA 1 MAS Muta'allimin Aceh Besar,
5 guru kimia, 3 peer review, dan 2 dosen kimia Program Magister Pascasarjana Kimia Universitas Negeri Medan.
Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling.
Beberapa masalah yang berhubungan dengan sekolah termasuk peralatan atau bahan kimia yang tidak memadai,
tidak ada laboratorium, waktu yang tidak mencukupi, tidak adalaboratorium asisten, pekerjaan praktis berbahaya,
aturan keamanan menghambat pekerjaan praktis, pekerjaan praktis tidak diperiksa, dan guru merasa kurang siap
atau tidak memiliki pengalaman [3] . Menurut [4] untuk melakukan kegiatan praktis siswa diberi fotokopi lembar
kerja dan kadang-kadang guru menulis langsung menginjak papan pada hari latihan. Instruksi dalam panduan
yang diberikan membatasi kreativitas dalam melakukan praktikum sehingga pembelajaran menjadi kurang
bermakna. Ini juga karena panduan praktikum yang belum terintegrasi dengan model pembelajaran sutau. Xu dan
Talanquer (2012) juga menyatakan bahwa kegiatan laboratorium di sekolah dan pendidikan perguruan tinggi relatif
kecil, yang didasarkan padasiswa keterampilanmasih kurang baik dan panduannya tidak cukup pada saat
praktikum.
Jenis penelitian ini adalah pengembangan penelitian dengan ADDIE (Analisis, Desain, Pengembangan,
Implementasi, dan Evaluasi). Data yang diperoleh pada tahap analisis adalah dengan menganalisis buku
panduan kimia kelas XI SMA / MA Semester II dari 2 penerbit yang berbeda. Pada tahap desain, panduan
praktikum dan kit yang akan dikembangkan disiapkan dalam bentuk desain awal. Beberapa rencana termasuk
mempersiapkan kerangka pedoman dan kit pratikum, menentukan pengembangan sistematis panduan dan kit
praktikum, serta merancang tampilan panduan dan kit praktikum. Pada tahap pengembangan, pengumpulan data
dilakukan dalam bentuk validasi dari panduan dan perangkat praktik yang telah dikembangkan. Pada tahap
implementasi, bimbingan dan kit praktikum kimia dikembangkan dalam implementasi untuk 22 siswa SMA X
kemudian melakukan pengamatan keterampilan siswa. Pada tahap evaluasi, peneliti mengevaluasi Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah adalah mengintegrasikan model pembelajaran ke dalam panduan praktis, salah
satu model yang dapat diintegrasikan adalah inkuiri terbimbing yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk
panduan dan kit praktikum didasarkan pada keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan dalam bentuk panduan dan kit laboratorium inovatif untuk kelas XI SMA / MA Semester II
terintegrasi model inkuiri terbimbing. pendekatan inkuiri menekankan seluruh proses ilmiah, di mana peserta didik
memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi masalah dari pengamatan mereka, merumuskan hipotesis,
merencanakan prosedur dan melakukan investigasi, menjelaskan fakta yang diperoleh dalam eksperimen, dan
menyampaikan kesimpulan.
Data yang diperoleh dengan kuesioner diproses dengan statistik deskriptif. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung hasil kuesioner adalah perhitungan rata-rata yang diusulkan [2] yaitu:
∑
effort Upaya lain untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan melakukan laboratorium kimia dengan skala
mikro. Praktik skala mikro adalah ̅ = Praktikum nilai rata-rata dengan alat dan bahan yang digunakan juga
dengan desain berukuran lebih kecil dari peralatan yang digunakan di lab biasa. Alat dan x = Jumlah validator
/jawaban subjek tes bahanyang digunakan, dikemas dalam kotak yang biasa disebut kit praktikum [12]. [5]
Menyatakan bahwa kit praktikum adalah salah satu dari praktis
n = Jumlah validator /tes subjek
mediayang dapat digunakan dalam pembelajaran kelas. Kit praktikum adalah seperangkat alat praktis yang
dikemas dalam kotak yang berisi alat praktikum. Implementasi kursus pembelajaran kimia dengan lab
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kit menjadi lebih mudah, lebih sederhana, kurang mengintimidasi, lebih aman
bagi kesehatan, Tahap pertama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis laboratorium panduan dan dapat
praktikumkimia yang valid dan kituntuk model penyelidikan terintegrasi kelas XI SMA semester kedua sesuai
dengan kriteria BSNP dan mengetahui efektivitas panduan praktikum kimia. dan kit inkuiri terpandu terintegrasi
pada keterampilan siswa.
dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan praktikum baik dari aspek kelayakan konten, kelayakan bahasa,
kelayakan presentasi, dan kelayakan kelulusan sesuai dengan standar BSNP yang telah dimodifikasi untuk
panduan praktis. Hasil dari panduan studi lab dapat dilihat pada Gambar 1.
62
3 0.5
0
2.5 ABCD
2
keamanan, bahan, dan karya eksperimental. bahan-bahan yang dibutuhkan untuk ketiga laboratorium semuanya tersusun dengan rapi
Gambar 3 Kit Praktikum
Untuk menghasilkan panduan dan kit praktik yang memenuhi syarat untuk digunakan harus melalui proses validasi. Tingkat kelayaka
yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Grafik Bimbingan Pendahuluan Hasil Analisis KelayakanDikembangkan
Informasi yang: panduan praktikum yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan. Sejalan A: Kelayakan konten B: Kelayakan bah
Kelayakan presentasi D: Kelayakan grafiti
dengan [8] yang menunjukkan bahwa panduan praktikum dasar kimia I yang terintegrasi dengan pendekatan penyelidikan laya
dibuktikan dari hasil validasi yang memiliki rata-rata 3,85 yang berarti panduan praktis layak digunakan.
Hasil analisis praktikum kimia dikembangkan telah menunjukkan bahwa nilai rata-rata 3,54 berarti bahwa
Tingkat kelayakan kimia panduan praktikum kit yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar
3.30
ABCD Komponen Uji
KemajuanKemajuan dalam Ilmu Sosial, Pendidikan dan Penelitian Kemanusiaan, volume 200
5.00
4.00
3.61 3.40 3.68 3.31 3.81 3.80
3.52
3.06 3.00
2.00
1.00
0.00
ABCDEFGH Aspek Penilaian
Gambar 5 Grafik Tingkat Kelayakan Rata-rata Kit Praktikum
Informasi:
A: Keterkaitan dengan materi pelajaran
B: Nilai pendidikan
C: Resistansi perangkat
D: Keakuratan alat
E: Efisiensi alat
F: Keamanan bagi siswa
G: Estetika
H: Kotak kit
65 Hasil analisis kit kimia percobaan yang dikembangkan menunjukkan bahwa nilai rata-rata 3,54 berarti bahwa kit praktikum yan
sangat layak untuk digunakan. [10] menyatakan bahwa kit praktikum sebagai media pembelajaran pada bahankimia kesetimban
berbasis penyelidikan layak untuk digunakan pada persyaratan validitas, berdasarkan validitas isi dan validitas konstruk yang dip
rata-rata 77,07% deng
Tahap terakhir adalah tahap implementasi, tahap ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan pedoman dan kit laborato
dikembangkan untuk keterampilan siswa. Data observasiketerampilan siswa pada saat berlatihgaram hidrolisisdapat dilihat pada Ga
Aspek Keterampilan
Gambar 6 Grafik Hasil Pengamatan Mahasiswa Penilaian Keterampilan SelamaPraktikum
Informasi:
1: Siapkan alat dan bahan sesuai denganpraktik
prosedurdan dalam kondisi bersih
2: Lakukan prosedur kerja secara sistematis
3: Menggunakan alat praktikum dengan benar dan tepat.
4: Catat pengamatan yang dilakukan dengan benar dan terperinci dalam tabel pengamatan.
Kemajuan dalam Ilmu Sosial, Pendidikan dan Penelitian Kemanusiaan, volume 200
5: Bersihkan alat dan tempat kerja yang digunakan di laboratorium untuk mengamati sifat hidrolisis garam dan mengatur ulang mereka
siswa baik dengan peringkat afektif rata-rata 2,5 dan [9] Mulyono. (2005). Pengembangan dan Implementasi Model Praktikum Kimia rata-rata dan aspe
rata-rata 2,34. Hasil belajar pada aspek kognitif siswa mendapat nilai rata-rata pretest yang setara dengan Lingkungan Tempat Tinggal Siswa pa
Jurnal
Pengajaran MIPA, 6(1), 61-73. ke 69,31 dan rata-rata posting sama dengan 82,73. Ini membuktikan bahwa penggunaan pedoman u
terintegrasi I dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara kognitif, afektif dan [10] Rusdianawati, D. dan Sukarmin. (2017). Pengembangan
Media Pembelajaran Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Berbasis Inkuiri Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI. UNESA As
Jurnal Pendidikan Kimia, 6(2), 308-314.
[11] Supasorn, S. (2012). Meningkatkan pemahaman konseptual sarjana IV. KESIMPULAN 1. Tingkat kelayakan panduan kimia SMA / MA
dari ekstraksi asam-basa-netral organik menggunakan eksperimen berbasis penyelidikan. Procedia-Sosial dan Ilmu Perilaku, 46, 4643-4650.
kelas XI semester II yang beredar dari 2 berbeda [12] Wardani, S. (2008). Pengembangan keterampilan proses dalam penerbit memiliki kategori yang
beberapa komponen dari panduan yang perlu dilakukan pembelajaran kromatografi lapis tipis melalui praktikum skala mikro. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, 2(2), 317-322. pengembangan. 2. Panduan praktikum kimia yang dikembangkan memilikisangat valid
kategori yang, sehingga layak digunakan dalam pembelajaran kimia. [13] Xu, H., dan Talanquer, V. (2012). Pengaruh tingkat penyelidikan percobaan labo
tertulis siswa kimia umum. Jurnal Pendidikan Kimia, 90(1), 21-28. 3. Kit praktikum yang dikembangkan memiliki kategori yang sangat valid, s
digunakan dalam pembelajaran kimia. 4. Efektivitas penggunaan panduan praktikum kimia dan perlengkapan pada keteram
menunjukkan nilai rata-rata lebih besar dari
[14] Zulaiha, Hartono, dan Ibrahim, AR (2014). Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Di SMA. Jurnal Penelitian P