Anda di halaman 1dari 8

ETNOGRAFI UNTUK MENGUAK “BUDAYA” AKUNTANSI

Mengapa etnografi? Jawaban “klasik” atas pertanyaan ini adalah karena


peneliti mengambil objek penelitian di budaya tertentu. Etmografi adalah esensi
dari cultural anthropology (antropologi budaya). Etnografer diharapkan untuk
“belajar” tentang budaya, bukan sekadar memahami budaya. Ia tidak boleh
mengambil simpulan atas segala apa yang ia lihat karena pengalamannya.
Emerson et al (1995) menjelaskan lebih lanjut bahwa esensi etnografi adalah
keterkaitan aktivitas partisipasi dan produksi penjelasan atas hasil partisipasi
tersebut.
Secara definisi, etnografi merujuk pada “definition of cultural knowledge”
(Spradley 1980) yang ditujukan untuk tidak sekedar memahami tapi tetapi lebih
penting dari itu adalah menemukan tema budaya. Spradley (1980:8) menjelaskan
bahwa budaya terbentuk dari relasi pengetahuan budaya (cultural knowledge),
perilaku (behaviour) dan artifak/benda budaya (artifacts), dan merupakan tugas
etnografer untuk mencari tahu relasi tersebut serta mengabstraksi arti (meaning)
budaya.
Bagaimana tema budaya dapat ditemukan? Dalam bukunya Participant
Observation, Spradley (1980) memberikan penjelasan rinci tentang teknik dalam
etnografi yang ia sebut sebagai developmental research sequence, terdiri dari 12
langkah sekuensial yang akan dijelaskan secara terstruktur sebagai berikut:
1. Memilih Situs Penelitian
Hal terpenting pertama yang harus dilakukan oleh seorang etnografer
adalah menentukan lingkup studi. Setiap pilihan perlu argumentasi yang
memadai. Setelah pilihan ditentukan, baru seorang etnografer memetakan
social setting yang harus ia masuki dan sebagai apa.
Spradley (1980:40) menjelaskan bahwa seorang etnografer harus dapat
memetakan 3 aspek social setting penelitiannya:
a. Place atau tempat yang dipilih berakhir dengan transaksi. Dalam sistem
ekonomi yang berparadigma Islam, t
b. ntunya transaksi senantiasa dilandasi oleh aturan hukum Islam (syariah).
Perbankan Islam memberikan layanan babas bung
c. kepada para nasabahnya. Pembayaran dan penarikan bunga
dilaretnografer harus memiliki rencana matang untuk berpartisipasi aktif.
2. Melakukan Observasi Partisipasi
Setelah menentukan social setting yang ingin dimasuki, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan etnografer adalah memasuki
lapangan/situs. Pada tahap inilah seorang etnografer perlu memahami
tingkat partisipasi yang bisa ia lakukan. Spradley (1980:58) menjelaskan
tingkat keterlibatan peneliti dalam risetnya sebagaimana ditampilkan pada
Tabel 1.

Tabel 1 Tingkat keterlibatan peneliti (partisipasi)


Degree of Involvement Type of Participation
Complete
High Active
Moderate
Low Passive
No Involvement No Participation

3. Membuat Catatan Etnografis


Dilakukan dengan cara melakukan pencatatan sistematis pada saat
seorang etnografer mulai melakukan proses observasi partsipasi langsung.
Spradley menjelaskan beberapa prinsip dalam melakukan catatan etnografi:
a. Selalu lakukan catatan etnografi dengan bahasa asli informan “as is”. Ini
disebut dengan prinsip verbatim. Hal ini perlu dilakukan karena hanya
dengan mendapatkan bahasa asli, rutinitas informan akan dapat
tertangkap secara utuh.
b. Prinsip kedua dalam etnografi adalah prinsip konret (the concrete
principle) (Spradley 1980:68). Prinsip ini menekankan deskripsi detail
tentang apa yang dilihat dan dirasakan etnografer. Lebih lanjut Emerson
et al. (1995:8) menjelaskan bahwa membuat catatan etnografis tidaklah
sekadar mencatat apa yang dilihat dan didengar (transkripsi), namun juga
melakukan interpretasi (inskripsi).
4. Kapan menulis catatan etnografis?
Jawabannya tentu sejak peneliti memasuki lapangan. Jika pada saat
tersebut tidak memungkinkan bagi peneliti untuk menulis catatan etnografis
maka lakukan dahulu apa yang disebut dengan “jotting”. Ini adalah cara
untuk menampilkan hal-hal utama yang harus dibahas lebih lanjut dalam
catatan etnografis. Jotting membantu peneliti dalam mengingat alur
aktivitas.
5. Membuat Observasi Deskriptif
Spradley (1980:78) menjelaskan 9 aspek yang muncul dalam observasi
deskriptif:
a. Ruang f. Kejadian
b. Aktor g. Waktu
c. Aktivitas h. Tujuan
d. Objek i. Perasaan
e. Aksi
Aspek-aspek ini akan membantu etnografer mendesain pertanyaan-
pertanyaan pada informan saat ia berada di lapangan. Kehilangan satu aspek
tentu akan menghilangkan sifat deskriptif menyeluruh atas social setting
yang dipelajari.
Di satu sisi menarik bahwa Spradley (1980) masih menggunakan logika
yang sama saat ia mengusulkan bahwa pembuatan observasi deskriptif dapat
lebih rinci disusun menggunakan matriks, atau apa yang disebutnya sebagai
descriptive question matrix.

Tabel 2 Descriptive Question Matrix


Ruang Aktor Aktivitas
Bisakah Anda Bagaimanakah Bagaimana
Ruang mendeskripsikan aktor-aktor aktivitas
ruang sevara membentuk membentuk
terperinci? ruang? ruang?
Bisakah Anda
Bagaimana
Di manakah para mendeksripsikan
Aktor aktivitas terjadi
aktor berada? para aktor secara
karena aktor?
detail?
Bagaimana para
Bisakah Anda
aktor
Di mana aktivitas mendeksripsikan
Aktivitas berkontribusi
tertentu terjadi? aktivitas secara
pada terbentuknya
detail?
aktivitas?
Di mana objek Bagaimana para Bagaimana
tertentu aktor aktivitas
Objek
ditempatkan menggunakan melibatkan objek
dalam ruang? objek? tertentu?
Sumber: Spradley (1980:82) dimodifikasi
6. Membuat Analisis Domain
Tahapan berikutnya adalah tahapan analisis data etnografis yang
memiliki kata kunci yaitu:pola. Analisis domain membutuhkan tahapan
analisis untuk mendapatkan pola. Pertama, etnografer membaca ulang
catatan etnografernya satu demi satu lalu mengidentifikasi hubungan
semantic antar istilah budaya (terms) yang diperoleh. Istilah-istilah ini
selanjutnya diklasifikasikan melalui hubungan semantik, yang terdiri dari 9
jenis (Tabel 3). Analisis domain selalu memiliki tiga kata kunci: included
terms (istilah budaya yang dipertimbangkan), semantic relationship, dan
akhirnya cover terms (istilah pencakup).
Tabel 3 Hubungan Semantik
Relationship Form Example
An expert
1. Strict conclusion X is a kind of Y witness (is a kind
of witness)
2. Spatial X is a place of Y The grand jury
room (is a place
in) the country
X is a part of Y courthouse
The jury box (is
a part of) the
criminal
courtroom
Serving on the
grand jury (is a
3. Cause-effect X is a result of Y
result of) being
selected
A large number
X is a reason for doing of cases (is a
4. Rationale
Y reason for) going
rapidly
The grand jury
X is a palce for doing room ( is a place
5. Location for action
Y for) hearing
cases
Witnesses (are
used for)
6. Function X is used for Y
bringing
evidence
Taking an oath
(is a way to)
7. Means-End X is a way to do Y symbolize
sacredness of
jury
Making jail visits
8. Sequence X is a tep (stage) in Y (is a stage) in
jury activities
Authority (is an
X is an attribution
9. Attribution attribute of) the
(characteristic) of Y
attorney
Sumber: Spradley (1980:93)
7. Membuat Observasi Terfokus
Pada tahap ini, etnografer harus menentukan pilihan strategi apakah ia
akan melalukan surface investigation atau in depth investigation. Pilihan
pertama melibatkan banyak domain budaya, sedangkan pilihan kedua
melibatkan lebih sedkit domain budaya namun membutuhkan eksploorasi
lanjutan secara mendalam. Mereka yang memilih surface investigation
berargumen bahwa perlu kajian menyeluruh atau holistic tentang budaya
yang dipelajari, sedangkan mereka yang memilih in depth investigation
berargumen bahwa pemahaman hanya akan diperoleh apabila etnografer
menemukan arti di bawah permukaan budaya yang terlihat.
8. Membuat Analisis Taksonomi
Cara menunjukkan hubungan antar istilah budaya akan sangat terbantu
apabila peneliti membuat peta hubungan: sebuah taksonomi. Terdapat
beberapa pilihan bagaiamana etnografer menggambarkan hubungan ini
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Jenis Diagram Taksonomi


1. Box Diagram
Cover Term
A B C D
1 2 3
1 2 3
a b c
2. Lines and Nodes

Cover term

A B C D

a b
3. Outline

Cover term
A 1
a
b
B 2
C
9. Membuat Observasi Terseleksi (Mencari Kontras)
Langkah selanjutnya adalah menyeleksi taksonomi yang telah didapatkan
serta mengeksploarsi perbedaannya dengan domain lain. Terdapat tiga
macam pertanyaan kontras yang dapat digunakan peneliti:
a. Dyadic contrast questions, mencari perbedaan antar istilah
b. Triadic contrast questions, mengambil tiga istilah lalu mencoba
membedakan mana dari tiga yang berbeda
c. Card-sorting contrast questions, membutuhkan etnografer untuk
menuliskan seluruh istilah budaya yang ada di domain tertentu ke dalam
lembaran kertas/kartu. Selanjutnya, selayaknya seperti penbagi kartu, ia
meletakkan dan menyortir kartu, menumpuknya di satu tempat dan
mencoba membuat tumpukan baru apabila ada istilah yang berbeda dari
tumpukan yang sudah ada. Perbedaan yang diperoleh dari pertanyaan
kontras yang diajukan disebut dengan dimensi kontras. Dimensi kontras
inilah yang akan digunkaan di langkah selanjutnya yaitu membuat
analisis komponensial.
10. Membuat Analisis Komponensial
Analisis komponensial adalah suatu usaha untuk mencari atribut atau
pemahaman-pemahaman yang dapat disebut dengan “unit” atau
“komponen”. Analisis ini sangat terbantu dengan matriks dimensi kontras.
Spradley (1980:135) menyebut ini sebagai paradigm worksheet. Hal yang
sangat menarik dari paradigm worksheet ini adalah fokusnya pada mencari
perbedaan binary;antara ya atau tidak, ada atau tidak ada, benar atau salah.
Etnografer “dipaksa” untuk mensimplifikasi kategorisasi dengan mencari
pembeda sedergana, sebagaimana yang dilakukan pada sebuah mesin
komputer.
11. Mengungkapkan Tema Budaya (Cultural Themes)
Pada tahap ini tercapailah sebuah “generalisasi” atas budaya yang
diinvestigasi.

12. Menulis Etnografi


Menulis etnografi artinya menjelaskan dengan bahasa yang mudah
dipahami secara mengalir dan terstruktur tentang temuan budaya di
masyarakat.
Perkembangan Etnografi Kritis, Netnografi
Walau etnografi dimulai dalam tradisi interpretivisme, etnografi telah dan dapat
berkembang sesuai arah keyakinan peneliti. Miley & Read (2012), misalnya telah
menggunakan etnografi yang dimodifikasi untuk riset budaya populer di internet
yang mereka namakan dengan netnografi. Budaya tidak dapat dikritisi melalui
etnografi. Namun, modifikasi etnografi Spradley dapat dilakukan, asalkan alasan
modifikasi ini tercantum jelas dalam tulisan peneliti.

Anda mungkin juga menyukai