Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS SWOT PADA REGISTRASI RAWAT JALAN

DI RS.GRANMED LUBUK PAKAM

Tahap – tahap Analisis SWOT :

 Strength (Kekuatan)
Pengertian dari strength dalam analisis SWOT adalah kekuatan atau
kelebihan yang ada dalam suatu perusahaan atau organiasasi yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan strategis. Yang menjadi
Strength (Kekuatan) pada Registrasi Rawat Jalan di RS.Granmed Lubuk
Pakam adalah tersedianya 18 poli spesialis antara lain : Poli Jantung, Poli
Fisioterafi, Poli Hematologi, Poli Obgyn, Poli Penyakit Dalam, Poli Saraf,
Poli THT, Poli Mata, Poli Gigi dan Mulut, Poli Rehab Medik, Poli Bedah
Vaskuler, Poli Urology, Poli Orthopedi, Poli Bedah Umum, Poli Bedah
Digestif, Poli Paru, Poli Kulit Kelamin dan Kecantikan, Poli Anak. Yang
mana dari setiap poli tersebut memiliki dokter spesialis yang berkompeten
dalam bidangnya masing-masing.

 Weakness (Kelemahan)
Pengertian dari weakness dalam analisis SWOT adalah kelemahan yang
ada dalam suatu organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan strategi yang menjadi weakness (kekurangan) pada
Registrasi Rawat Jalan di RS.Granmed Lubuk Pakam yaitu Tenaga medis
kurang cekatan dalam memberikan pelayanan medis, hal ini disebabkan jarak
tempuh dokter kerumah sakit cukup jauh. Maka dari itu masalah jarak tempuh
dokter kerumah sakit cukup jauh ini menjadi salah satu masalah yang ada di
Registrasi Rawat Jalan sehingga bisa menyebabkan pasien mengeluh kepada
tenaga medis. Kemudian, kelemahan selanjutnya terletak pada system antrian
pendaftraan di Registrasi Rawat Jalan.

1
 Opportunity (Peluang)
Pengertian dari oppurtunity dalam analisis SWOT adalah peluang yang
ada untuk suatu organisasi atau perusahaan yang bisa menjadi kesempatan
bagi perusahaan atau organiasasi tersebut lebih berkembang.Yang menjadi
Opportunity (Peluang) pada Registrasi Rawat Jalan di RS.Granmed Lubuk
Pakam yaitu dalam hal Pendirian Poli yang ada di Registrasi Rawat Jalan
sebanyak 18 poli dibuka. Maka dari itu dapat kita ketahui bahwa semakin
banyak poli dibuka semakin banyak pasien yang datang untuk berobat di poli
klinik Rs.Grandmed dengan keluhan yang berbeda-beda. Dengan demikian
bisa membedakan poli klinik di Rs.Granmed dengan RS yang lain. Maka dari
itu bisa meningkatkan citra baik RS.Granmed . Selain itu juga berpengaruh
terhadap income Rumah Sakit dari segi jumlah pasien, financial, dll.

 Threats ( Ancaman )
Pengertian dari threats dalam analisis SWOT adalah ancaman yang berasal
dari faktor eksternal yang berpotensi untuk menjadi penghambat bagi
keberlangsungan organisasi atau perusahaan tersebut. Yang menjadi Threats (
Ancaman ) pada Registrasi Rawat Jalan di RS.Granmed Lubuk Pakam yaitu
ketidakdisiplin dokter terhadap jadwal konsul kepada pasien yang sudah
ditentukan. Maka dari itu hal ini menjadi salah satu ancaman bagi rumah sakit
itu sendiri, dikarenakan oleh kurang nya kepercayaan pasien terhadap
pelayanan yg diberikan oleh Rumah Sakit tersebut sehingga memungkinakn
pasien tidak mau lagi berobat di Rumah sakit tersebut . Maka dari itu hal ini
juga berpengaruh terhadap jumlah kunjung pasien ke Rumah Sakit sehingga
pasien lebih memilih pelayanan yg di berikan Rumah Sakit lain yang jauh
lebih baik pelayanan nya. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan system
manajemen waktu kepada dokter yang ikut andil dalam hal memberikan
pelayanan kepada pasien.

2
RENCANA STRATEGI DARI PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI DI RS.GRANMED LUBUK PAKAM

 Perancangan Strategis Sistem Informasi

Sistem informasi strategis adalah sistem yang berada pada level organisasi
yeng mengubah tujuan organisasi, operasi informasi, produk organisasi atau
hubungan dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang kompetitif (Laudon &
Laudon, 2014). Faktor terpenting dalam proses perencanaan strategis SI/TI adalah
penggunaan metodologi, dengan tujuan bahwa penggunaan metodologi dalam
perencanaan strategis SI/TI meminimalkan resiko kegagalan, memastikan
keterlibatan semua pihak yang berkepentingan, meminimalkan ketergantungan
individu, serta lebih menekankan kepada proses dan sasaran yang ditentukan
(Setiawan & Ilman, 2012). Menurut Ward and Peppard (2002), strategi sistem
informasi dan strategi teknologi informasi yang dikembangkan harus dapat
mendukung strategi bisnis sebuah perusahaan. Dengan demikian, perancangan
strategis sistem informasi yang dihasilkan akan dapat menjamin keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan di bandingkan dengan investasi teknologi informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan.

 Pengembangan Sistem Informasi Di Rs.Granmed Lubuk Pakam

Dalam satu dekade terakhir, sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI)
secara fundamental memainkan peranan yang sangat penting bagi perkembangan
organisasi di seluruh sektor, baik sektor kesehatan, industri, swasta dan
pemerintah (Nasir, 2005; Ward & Peppard, 2002). Sampai pada suatu titik
dimana bisnis tidak dapat berjalan tanpa adanya dukungan IT. Berbagai hal perlu
menjadi perhatian ketika kita ingin memastikan suatu inovasi teknologi dapat
berjalan baik dilingkungan organisasi. Agar pemanfaatannya dapat berjalan
secara maksimal, harus ditentukan terlebih dahulu prioritas arah penerapan TIK
untuk menjawab kebutuhan yang dinamis. Sistem informasi berkontribusi
meningkatkan kualitas pelayanan pasien, efisiensi operasional, dan kepuasan

3
pasien. Dengan SI/TI monitoring, koordinasi, dan pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan efektif (Anshari, 2014; Bush, et al., 2009). Namun, sebelum
SI/TI tersebut dimanfaatkan diperlukan suatu perencanaan. Perencanaan tersebut
sebagai acuan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan dapat
membantu dalam melakukan evaluasi secara berkala untuk menjamin
tercapainya tujuan. Perencanaan membuat organisasi lebih proaktif dalam
menentukan masa depan organisasi. Organisasi yang baik adalah yang memiliki
tujuan (goals) jelas berdasarkan visi dan misi yang disepakati oleh para
pendirinya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan cara untuk
mencapainya, yang lazim disebut sebagai strategi. Strategi yang biasa digunakan
oleh suatu instansi agar instansi tersebut tetap eksis diantaranya menyediakan
pelayanan yang murah kepada pelanggan, pemberian pelayanan kepada pelanggan
sesuai dengan keinginan pelanggan serta selalu meningkatkan kualitas SDM
melalui pelatihan (Jr, Peteraf, et al, 2014). Strategi itu sendiri merupakan siasat,
taktik, tehnik, cara khusus, atau suatu hal yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Rencana strategis akan membantu suatu organisasi untuk
mencapai sasaran serta mengatasi masalah-masalah yang ada sehingga
mengoptimalkan pencapaian objektif serta dapat menempatkan organisasi pada
posisi yang optimal di dalam lingkungan yang kompetitif. Rencana strategis
membantu organisasi merumuskan strategi yang lebih baik melalui pendekatan
yang lebih sistematis, logis dan rasional (David, 2006). Pembuatan renstra
didasarkan pada hasil pengamatan dan telaah dengan melakukan analisis
lingkungan (SWOT) yang merupakan upaya stratejik dalam menghadapi situasi
yang cepat berubah sehingga manajemen rumah sakit berkemampuan untuk
menyesuaikan segala perubahan tersebut(RSUD Kota Bandung, 2009). Informasi
yang jelas yang terdapat dalam renstradigunakan organisasi untuk memonitor
pesaing, perkiraan tekhnologi, serta pengelolaan pengembangan dan penelitian
dalam pencapaian tujuan organisasi (Ernst, 2003; Grimaldi, et al, 2014).
Renstra digunakan sebagai suatu alat untuk mengatasi permasalahan yang sedang
terjadi di dalam sebuah organisasi (Díaz-parra, et al, 2014). Sistem SI/TI yang di
bangun tanpa perencanaan yang baik akan sulit terintegrasi, kurang efektif dan
efisien, dan dapat menjadi kerugian finansial karena investasi yang tidak sesuai

4
prioritas (Ward & Peppard, 2002).Secanggih apapun teknologi informasi tidak
akan menghasilkan keuntungan kompetitif berkelanjutan jika tidak direncanakan
dengan baik. Sistem teknologi informasi yang tid ak direncanakan dengan baik
hanya akan mendukung sasaran unit tertentu di dalam suatu organisasi bukan
sasaran sasaran korporasi secara keseluruhan (HM, 2006)Sistem Informasi di
sebuah organisasi besar seperti Rumah Sakit dapat memberikan dukungan
informasi kepada semua tingkat administrasi pelayanan dengan data yang valid,
akurat dan lengkap, serta dapat diakses dengan mudah, cepat dan dengan
jangkauan yang luas. Rumah sakit membutuhkan rencana strategis agar mampu
menempatkan dirinya pada posisi yang tepat agar dapat mengatasi persaingan.
Dengan adanya Rencana strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
(Renstra SI/TI), pengembangan SI/TI terarah berdaya guna dan berhasil guna
dalam mencapai sasaran yang diiginkan (Subli, 2008) namun sebaliknya ketika
di sebuah rumah sakit tidak memiliki rencana strategis IT dapat mengakibatkan
pengembangan sistem informasi dilakukan tidak terarah, prioritas pengembangan
SI/TI tidak sama dengan prioritas bisnis, tidak ada target dan tidak ada tahapan
dalam pengembangan IT, platform teknologi kurang terarah sehingga
menyulitkan integrasi. Rencana strategis idealnya dilakukan dengan pendekatan
partisipatif dimana setiap staf bagian SI/TI terlibat dalam penyusunannya.
Renstra SI/TI akan memberikan panduan secara umum dalam membangun dan
mengembangkan sistem informasi rumah sakit pada masa yang akan datang (Brigl
et al., 2005). Rencana strategis dapat mengoptimalkan pencapaian objektif dari
organisasi dan dapat menempatkan organisasi pada posisi yang optimal di
dalam lingkungan yang kompetitif. Renstra SI/TI di buat dengan mengacu pada
kondisi yang ada pada saat ini dan kondisi dinamis lingkungan global
(Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2010). Rencana strategis menjawab
tiga pertanyaan yaitu dimanakah posisi organisasi saat ini, kemana dan kapan kita
akan mencapai tujuan kita, serta bagaimana cara kita mencapai tujuan (Allison
& Kaye, 2004).Keterlibatan pengguna, manfaat, proses, dukungan dan
kepemimpinan merupakanhal paling penting (Cresswell & Sheikh, 2013).
Banyak perspekt if model dan metodologi dalam rencana strategis yang dapat
digunakan dan dipilih sesuai dengan kebutuhan organisasi. Renstra SI/TI yang

5
akan di buat harus diselaraskan dengan renstra rumah sakit yang nantinya akan
digunakan oleh rumah sakit sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan
manajemen rumah sakit.Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Pasal 1 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan instansi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
(Presiden Republik Indonesia, 2009). Industri pelayanan kesehatan berjalan di
bawah tekanan yang hebat untuk mengura ngi biaya dan memberikan pelayanan
yang memuaskan (Butle et al., 1996). Rumah sakit sebagai produsen layanan
kesehatan harus mampu mengantisipasi perubahan, menjadi organisasi yang
fleksibel sertalebih mudah menerima tuntutan dari ma syarakat, menawarkan
layanan berkualitas tinggi dan mengetahui posisinya serta mengambil
keuntungan dari peluang yang ada dan menjauhi ancaman-ancaman yang akan
datang (Naranjo-Gil & Hartmann, 2007). Pengembagan renstra SI/TI bertujuan
sebagai penetapan tujuan secara jelas terhadap apa yang akan di capai oleh suatu
organisasi, terjalinnya koordinasi antar bagian sehingga terhindar dari duplikasi
maupun pemborosan sumber daya, penetapan langkah-langkah yang sistematis
dalam pengembangan SIM, serta adanya petunjuk yang jelas tentang kebijakan
pengembangan SIM di setiap bagian dalam organisasi (Nugroho, 2010).
Perencanaan strategis mempunyai peranan yang penting untuk dapat menjawab
tuntutan lingkungan di sekitar rumah sakit tersebut (Trisnantoroet al., 2008). RS.
Grand MEDISTRA Lubuk Pakam merupakan rumah sakit tipe B yang
terletak di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang mulai beroperasi pada
tanggal 02 Desember 2009. Didirikan sejalan dengan cita -cita akan suatu
universal coverage bagi seluruh penduduk Indonesia, maka semenjak berdirinya
RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam memutuskan untuk menjadi suatu rumah
sakit yang bercirikan pelayanan sebaik-baiknya bagi semua kalangan dari
berbagai latar belakang pasien dan konsumen rumah sakit. Semenjak beroperasi,
RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam telah mengemban amanat dari
pemerintah dengan menjadi rumah sakit yang melayani peserta Jamkesmas
(Rumah Sakit Grand MEDISTRA, 2013). Untuk meningkatkan pelayanan kepada
pasien serta membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan di rumah

6
sakit maka pada tahun 2012, RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam telah
menggunakan sistem informasi rumah sakit berbasis komputer dengan
menggunakan aplikasi EZCO DIAGS 9000 dari vendor Irvie Pratama. Dari
aplikasi ini semua aktivitas pasien mulai dari proses registrasi sampai
denganfarmasi sudah terintegrasi. Namun, berdasarkan wawancara yang
dilakukan kepada pihak manajemen rumah sakit, sampai sekarang ini belum ada
StandarOperasional Prosedur (SOP), blueprint infrastruktur maupun renstra
SI/TI di rumah sakit tersebut. Sistem informasi rumah sakit berjalan begitu saja
tanpa ada acuannya sehingga target dan tahapan pengembangan IT nya kurang
jelas, padahal dengan adanya renstra SI/TI semua hal terkait sistem infor masi
yang dijalankan akan lebih terarah dan sistematis yang nanti nya dapat
digunakan oleh pihak manajemen sebagai acuan dalam proses pengambilan
keputusan baik hal yang terkait internal maupun eksternal rumah sakit.

7
RANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RUMAH
SAKIT PADA REGISTRASI RAWAT JALAN DI RS.GRANMED
LUBUK PAKAM DARI KELOMPOK :

Menurut Kelompok dari berbagai masalah yang di analisis selama kegiatan


pendinasan di RS.Granmed Lubuk Pakam di Registrasi Rawat Jalan terdapat
berbagai macam masalah salah satunya yaitu : Ketidakdisiplinan/ jarak tempuh
dokter kerumah sakit cukup jauh. Maka dari itu masalah jarak tempuh dokter
kerumah sakit cukup jauh ini menjadi salah satu masalah yang ada di Registrasi
Rawat Jalan sehingga bisa menyebabkan pasien mengeluh kepada tenaga medis.
Kemudian, kelemahan selanjutnya terletak pada system antrian pendaftraan di
Registrasi Rawat Jalan. Maka dari itu kami sudah mendiskusikan untuk
mengangkat masalah pada system antrian nya. Karena dari masalah tersebut,
menurut kami bisa di atasi dengan cara pengembangan system SI/TI yaitu dengan
membuat sebuah cara yg bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain
dengan membuat satu aplikasi yaitu “ Online Queue System “ dengan bantuan
alat mesin “FINGER PRINT”.

Alur Mekanisme kerja dari system Finger Print ini adalah :

1. Pasien datang dengan melakukan finger print pada mesin finger print yang
sudah ditentukan/dibuat oleh rumah sakit.
2. Setelah itu, data hasil dari setiap finger print pasien tersebut sudah
terkoneksi dalam system yang bernama Online Queue System yang sudah
terkomputerisasi setelah itu data tersebut secara otomatis sudah terkoneksi
ke system informasi rumah sakit (EZCO DIAGS 9000).
3. Dari data pasien yang sudah terkoneksi ke system informasi yang sudah ada,
lalu petugas/pegawai yang sedang bertugas di Poli BPJS ( Khusus Pasien
BPJS ) atau petugas/pegawai yang sedang bertugas di Registrasi Rawat
Jalan (Khusus Umum , Asuransi ) memanggil setiap pasien berdasarkan
kecepatan pada saat pasien tersebut melakukan finger print. Perlu digaris
bawahi bahwa system finger print harus perlu adanya pembatasan jumlah
pasien (Maksimal 500).

8
4. Setelah pegawai memanggil pasien , kemudia pasien diberi oleh pegawai
surat keterangan rujukan ke poli tertentu dan Surat Eligibilitas Pasien (SEP)
serta pegawai memberikan nomor antrian untuk ke setiap poli tertentu.
5. Setelah itu pasien diharapkan menunggu di tempat yang sudah disediakan di
depan poli yg ingin dituju.
6. Setelah pasien selesai konsul kepada dokter, pasien diarahkan ke POJOK
PRB (bertujuan untuk mengambil surat control ulang, rujukan, surat
pengantar untuk pengambilan obat ke Farmasi).

9
BIAYA OPERASIONAL DALAM PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI

Pembangunan / Pengembangan sistem informasi (BANGSISFO) merupakan suatu


investasi dari seluruh sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat
dimasa mendatang. Dimana investasi yang dikeluarkan, sebagai hasilnya adalah,
suatu sistem informasi yang nantinya, akan memberikan manfaat baru yang dapat
berupa PENGHEMATAN, EFEKTIFITAS serta EFISIENSI dari segi biaya. Akan
tetapi apabila manfaat yang diharapkan lebih kecil, dari sumber daya yang
dikeluarkan, maka sistem informasi tersebut, dikatakan TIDAK LAYAK untuk
dibangun atau dikembangkan Oleh karena itu, sebelum sistem informasi tersebut
dibangun atau dikembangkan, maka perlu dihitung KELAYAKAN
EKONOMISNYA.

Untuk melakukan proses ANALISA BIAYA & MANFAAT ini diperlukan 2


(dua) komponen :

1.KOMPONEN BIAYA (Cost)


2.KOMPONEN MANFAAT (Effectivitness)

KOMPONEN BIAYA
Biaya yang berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan suatu system
informasi dapat diklasifika sikan ke dalam 4 (empat) kategori utama yaitu sbb :
1. Biaya Pengadaan (procurement cost)
2. Biaya Persiapan Operasi (start up cost)
3. Biaya Proyek (project related cost)
4. Biaya Operasi (on going cost) & Biaya Pemeliharaan (maintenance cost)

BIAYA PENGADAAN (procurement cost)


Biaya pengadaan merupakan semua biaya yang terjadi sehubungan dengan
pengadaan PERANGKAT KERAS (hardware), yaitu sbb :

1.Biaya konsultasi pengadaan perangkat keras


2.Biaya pembelian atau sewa beli (LEASING) perangkat keras

10
3.Biaya instalasi perangkat keras (install hardware, pasang modem, internet,
server)
4. Biaya ruangan untuk perangkat keras (renovasi ruang kerja & pemasangan AC,
instalasi listrik)
5. Biaya yang berhubungan dengan manajemen & staf untuk pengadaan hardware
/ perangkat keras Biaya pengadaan ini biasanya merupakan biaya yang harus
dikeluarkan pada tahun-tahun pertama sebelum sistem di operasikan, kecuali
untuk pengadaan perangkat keras dengan cara LEASING.

BIAYA PERSIAPAN OPERASI (start up cost)

Biaya ini berhubungan dengan semua biaya untuk membuat sistem siap untuk
beroperasi. Yang termasuk biaya-biaya persiapan operasi adalah sebagai berikut :
1. Biaya pembelian perangkat lunak sistem (software)
2. Biaya instalasi peralatan komunikasi (sambungan telpon)
3. Biaya persiapan personil (recruitment)
4. Biaya re-organisasi
5. Biaya manajemen & staf yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan operasi

BIAYA PROYEK (Project Related Cost)

Biaya persiapan operasi ini, juga biasanya merupakan biaya-biaya yang terjadi
diawal tahun, sebelum sistem dioperasikan. Biaya ini berhubungan dengan biaya-
biaya untuk mengembangkan sistem sampai dengan penerapannya. Yang
termasuk biaya proyek adalah sbb :

1. Biaya dalam TAHAP INVESTIGASI


a. Biaya untuk melakukan studi awal
b. Biaya dokumentasi (ATK & Fotocopy)
c. Biaya rapat & akomodasi.
d. Biaya staf yang berhubungan dengan Tahap Investigasi

2. Biaya dalam TAHAP ANALISA


a. Biaya untuk mengumpulkan data

11
b. Biaya dokumentasi (ATK & Fotocopy)
c. Biaya rapat & akomodasi.
d. Biaya staf analis sistem
e. Biaya staf yang berhubungan dengan TAHAP ANALISA

3. Biaya dalam TAHAP PERANCANGAN SISTEM


a. Biaya pembuatan dokumen sistem (input/output)
b. Biaya dokumentasi (ATK & Fotocopy)
c. Biaya rapat & akomodasi.
d. Biaya staf analis sistem & programmer
e. Biaya pembuatan & pembelian software aplikasi
f. Biaya staf yang berhubungan dengan Tahap Perancangan

4. Biaya dalam TAHAP PENERAPAN SISTEM


a. Biaya konversi sistem
b. Biaya dokumentasi (ATK & Fotocopy)
c. Biaya rapat & akomodasi.
d. Biaya staf analis sistem
e. Biaya pelatihan personil (training & penyuluhan)
f. Biaya staf yang berhubungan dengan TAHAP Penerapan Sistem

Bila sistem yang dikembangkan / dibangun oleh sebuah konsultan TI diluar


INSTANSI , maka akan terjadi tambahan biaya, yaitu honor konsultan

BIAYA OPERASI & BIAYA PEMELIHARAAN

Biaya OPERASI (on going cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan Sistem, supaya sistem dapat berjalan dengan baik
Biaya PEMELIHARAAN (maintenance cost) adalah biaya yang dikeluarkan
untuk merawat Sistem dalam masa operasinya Yang termasuk biaya operasi &
biaya perawatan sistem adalah sbb:

12
1.Biaya Personil (operator, admin, DBA, network admin, dll)
2. Biaya overhead (listrik, telpon, asuransi, supplies)
3. Biaya perawatan HARDWARE (reparasi, service)
4. Biaya perawatan SOFTWARE (modifikasi modul program)
5. Biaya perawatan PERIPHERAL (AC, UPS, modem, hub, kabel UTP dll)
6. Biaya staf yang terlibat dalam operasional sistem
7. Biaya kontrak untuk konsultan TI selama operasi sistem
8. Biaya penyusutan (depresiasi)

13
KESIMPULAN

1. RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam telah menerapkan SIMRS namun


sistem informasi yang ada belum di dukung dengan dokumen legal yang
digunakan sebagai arahan organisasi dalam pengembangan SI/TI di
RS.Grand MEDSITRA Lubuk Pakam.
2. Rumah Sakit Grand MEDISTRA sudah memiliki infrastruktur TI yang baik
yang meliputi terdapatnya personal computer di setiap unit layanan dan
terdapat nya ruang server yang digunakan sebagai data center. Sistem
jaringan yang digunakan yaitu jaringan intranet menggunakan LAN.
3. Menurut Kelompok dari berbagai masalah yang di analisis selama kegiatan
pendinasan di RS.Granmed Lubuk Pakam di Registrasi Rawat Jalan terdapat
berbagai macam masalah salah satunya yaitu : Ketidakdisiplinan/ jarak
tempuh dokter kerumah sakit cukup jauh. Maka dari itu masalah jarak tempuh
dokter kerumah sakit cukup jauh ini menjadi salah satu masalah yang ada di
Registrasi Rawat Jalan sehingga bisa menyebabkan pasien mengeluh kepada
tenaga medis. Kemudian, kelemahan selanjutnya terletak pada system antrian
pendaftraan di Registrasi Rawat Jalan. Maka dari itu kami sudah
mendiskusikan untuk mengangkat masalah pada system antrian nya. Karena
dari masalah tersebut, menurut kami bisa di atasi dengan cara pengembangan
system SI/TI yaitu dengan membuat sebuah cara yg bertujuan untuk
mengatasi masalah tersebut antara laindengan membuat satu aplikasi yaitu “
Online Queue System “ dengan bantuan alat mesin “FINGER PRINT”.

14

Anda mungkin juga menyukai