Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB I Case Illustration / Laporan Kasus……………………………………………………


1.1 Patient Demographic Information / Identitas Pasien…………………………….…………
1.2 Data Gathering / Anamnesis………………………………………………………………
1.2.1. Keluhan Utama………………………………………………………………………..
1.2.2. Keluhan Tambahan……………………………………………………………………
1.2.3. Riwayat Penyakit Sekarang…………………………………………………………
1.2.4. Riwayat Penyakit Dahulu……………………………………………………………
1.2.5. Riwayat Penyakit Keluarga……………………………………………………………
1.2.6. Riwayat Kebiasaan ? …………………………………………………………………
1.2.7. Riwayat Sosial………………………………………………………………………..
1.2.8. Resume………………………………………………………………………..
1.2.9. Diagnosis………………………………………………………………………..
1.2.10. Diagnosis Banding…………………………………………………………………

BAB II Disease Review………………………………………………………………………..

BAB III Case Reasoning………………………………………………………………………

Daftar Pustaka
BAB I
LAPORAN KASUS / CASE ILLUSTRATION

1.1 Identitas Pasien / Patient Demographic Information


Nama : Ibu A
TTL : 23 Juni 1958
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Kp. Tukang Kajang RT/RW 35/15
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nomor MR : XXX36

1.2 Data Gathering / Anamnesis


Wawancara medis dilakukan secara auto anamnesis pada hari Selasa, tanggal 28
Agustus 2018 pukul 08:30 WIB di Puskesmas Teluk Naga.

1.2.1. Keluhan Utama


Keluhan utama dari pasien adalah nyeri pada lutut kanan dan disertai
pembengkakan sejak 3 hari yang lalu.

1.2.2. Keluhan Tambahan


Keluhan tambahan dari pasien adalah merasa kaku pada lutut kanan, terutama pada
pagi hari, sekitar 15 menit. Keluhan kaku pada lutut mulai sejak 2 bulan yang lalu.

1.2.3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lutut kanan sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mendeskripsikan nyerinya tajam, berdenyut dan seperti ditusuk-tusuk. Rasa nyeri
tersebut hilang timbul dan bertambah berat sejak 3 hari yang lalu. Rasa nyeri muncul
setelah pasien beraktivitas, seperti berjalan jauh dan naik tangga. Duduk dan istirahat akan
memperingan rasa nyeri pasien. Rasa nyeri tersebut disertai dengan adanya pembengkakan
pada lutut kanan pasien. Pasien merasa panas dan nyeri pada daerah pembengkakan di lutut
kanan. Pasien merasa sulit untuk berjalan sehingga sangat mengganggu aktivitas sehari-
hari. Keluhan tambahan pasien adalah merasa kaku di kedua lutut pada pagi hari selama
sekitar 15 menit. Kaku pada pagi hari itu dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga
mendengarkan suara gemertak apabila kedua lututnya digerakkan. Sebelumnya, pasien
selalu meminum obat yang dibeli di apotek untuk meringankan rasa nyerinya. Namun,
sejak 3 hari yang lalu, rasa nyeri tersebut semakin berat dan tidak dapat diringankan
dengan obat.

1.2.4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa. Pasien juga tidak mempunyai
riwayat trauma pada bagian lutut maupun kaki. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi
sejak 5 tahun yang lalu dan rutin mengonsumsi obat hipertensi.

1.2.5. Riwayat Penyakit Keluarga


Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Keluarga
pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi atau diabetes.

1.2.6. Riwayat Sosial


Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan lebih banyak menghabiskan waktu
sehari-hari dalam melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu dan menyuci baju. Pasien
tinggal bersama suami dan anaknya di Kampung Tukang Kajang. Suaminya sudah pensiun
dan anaknya bekerja sebagai buruh konstruksi bangunan. Status ekonomi pasien tergolong
menengah kebawah. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok maupun meminum alkohol.

1.2.7. Pemeriksaan Fisik


1. Kesadaran dan Tanda Vital
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Tingkat kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 78 kali / menit
 Laju Nafas : 17 kali / menit
 Suhu tubuh : 37 ˚C
 Berat badan : 67 kg
 Tinggi Badan : 150 cm
 BMI : 67 / ( 1,5 x 1,5 ) = 29,78
2. Pemeriksaan Generalis
 Kepala
a) Mata :
- Konjungtiva tidak anemis
- Sklera tidak ikterik

b) Hidung :
- Tidak ada deformitas

 Toraks
- Inspeksi : Bentuk dada datar dan simetris, tidak ada lesi pada kulit
- Auskultasi : Suara jantung normal S1-S2, suara nafas vesicular

 Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada lesi pada kulit
- Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan pada seluruh region
abdomen
- Auskultasi : Bising usus normal

 Ekstremitas
- Genu Dextra :
o Look:
 Hiperemis: (+)
 Edema: (+)
 Deformitas: (-)
 Muscle Wasting: (-)
o Feel:
 Teraba Hangat: (+)
 Nyeri Tekan (+)
 Krepitus (+)
o Move:
 Range of Motion Aktif:
 Fleksi: Genu Dextra Terbatas (+)
 Ekstensi: Genu Dextra Terbatas (+)
 Range of Motion Pasif:
 Fleksi: Genu Dextra Terbatas (+)
 Ekstensi: Genu Dextra Terbatas (+)

1.2.8. Resume
Pasien atas nama Ibu A, berumur 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri di lutut
kanan. Nyeri lutut sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan bersifat hilang timbul. Rasa
nyerinya berdenyut, tajam dan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri tersebut muncul setelah
beraktivitas, seperti berjalan dan naik turun tangga. Faktor yang memperingan rasa nyeri
adalah dengan berduduk dan beristirahat. Nyeri juga disertai dengan adanya pembengkakan
pada lutut kanan sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku sering mengonsumsi obat yang
dibeli di apotek untuk memperingan rasa nyeri. Namun, sejak 3 hari yang lalu, nyeri
tersebut tidak membaik walaupun sudah mengonsumsi obat. Keluhan tambahan pasien
adalah merasa kaku di bagian lutut pada pagi hari selama sekitar 10 menit. Pasien juga
mendengar suara gemertak apabila lututnya digerakkan. Pasien tidak memiliki riwayat
trauma pada bagian lutut maupun kaki. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
sedang rutin mengonsumsi obat.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya pembengkakan pada lutut kanan.
Daerah pembengkakan terasa hangat dan terlihat merah. Pada saat fleksi ekstensi sendi
lutut, ditemukan adanya krepitasi dan nyeri pada lutut.

1.2.9. Diagnosis
Osteoartritis

1.2.10. Diagnosis Banding


Rheumatoid arthritis
BAB III
Disease Review / Landasan Teori

Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang dapat menyerang 1 sendi atau
lebih. Penyakit OA disebabkan oleh pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi,
yang dapat menyebabkan remodelling dari tulang subkondral, inflamasi dari membran
synovial dan penumbuhan tulang baru. OA dibagi menjadi dua jenis, yaitu OA primer dan
sekunder. OA primer bersifat idiopatik dan biasanya sering ditemukan pada wanita.
Sedangkan OA sekunder disebabkan oleh adanya trauma atau kelainan pada struktur sendi.
Faktor resiko OA adalah usia tua, obesitas, trauma dan aktivitas sehari-hari yang banyak
melibatkan sendi.1

Patofisiologi OA dimulai dari adanya proses degeneratif pada kartilago sendi.


Kartilago yang normal kaya akan proteoglikan dan kolagen tipe II. Namun, pada usia tua,
kartilago mengalami disintegrasi, dan menjadi kekurangan proteoglikan dan adanya
gangguan pada kolagen tipe II. Hal tersebut akan menyebabkan kartilago menjadi lemah.
Sehingga lama-kelamaan, kartilago sendi akan menipis dan kedua tulang subkondral akan
saling bertemu dan bergesekan. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri pada sendi.
Untuk memperbaiki hal tersebut, tubuh kita akan berusaha membentuk tulang baru yang
dikenal sebagai osteofit. Osteofit berfungsi untuk mengurangi gerakan sendi, dan
menyebabkan sendi menjadi kaku. Faktor lain, seperti obesitas menyebabkan sendi harus
menahan beban yang berat, sehingga akan memperparah kondisi OA. 3,4

Gejala dari OA adalah adanya nyeri pada sendi. Biasanya OA terjadi di sendi-sendi
penopang berat atau sendi besar, seperti lutut. Rasa nyerinya akan timbul setelah beraktivitas
dan akan mengurang pada saat istirahat. Penderita OA juga akan merasa kaku pada pagi hari
dengan jangka waktu kurang dari 1 jam. Selain itu, dapat ditemukan krepitasi pada sendi
akibat dari gesekan antar tulang. OA dapat menyebabkan inflamasi pada membran synovial,
sehingga menyebabkan pembengkakan pada lutut dengan tanda-tanda inflamasi. Pada OA di
tangan, dapat juga ditemukan Heberden nodule (di sendi DIP) dan Bouchard's nodule (di
sendi PIP). Pada pemeriksaan x-ray, dapat ditemukan adanya penyempitan celah sendi,
sklerosis dari tulang subkondral, osteofit pada pinggir sendi dan perubahan struktur anatomi
sendi.5
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah:6
1. Meredakan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi sendi
3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi

Pengobatan OA dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis. Untuk


pengobatan nonfarmakologis, pasien akan dianjurkan untuk mengubah pola hidup,
mengurangi berat badan, istirahat teratur dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan beban
pada sendi, rehabilitasi medik atau fisioterapi dan melakukan olahraga yang tidak menopang
berat badan, seperti berenang dan sepeda statis. Pengobatan farmakologis berupa analgetik,
NSAIDs, DMARDs, injeksi intraartikular (steroid dan Hyaluronan). Apabila kondisi OA
sangat parah dan tidak dapat diperbaiki dengan cara nonfarmakologi ataupun farmakologi,
maka harus dilakukan pembedahan. Pembedahan dapat berupa realignment osteotomy dan
replacement joint.6
BAB III
Case Reasoning / Analisa Kasus

Pasien pada kasus ini datang dengan keluhan nyeri di kedua lutut sejak 6 bulan
yang lalu. Nyeri tersebut hilang timbul dan terasa seperti berdenyut, tajam dan seperti
tertusuk-tusuk. Nyeri tersebut muncul setelah beraktivitas, seperti berjalan jauh dan naik
turun tangga. Rasa nyeri tersebut membaik pada saat pasien duduk dan istirahat. Pasien juga
mengeluh adanya rasa kaku pada kedua lutut di pagi hari, dengan jangka waktu sekitar 10
menit. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan lutut kanan pasien bengkak, merah dan terasa
hangat. Pada saat menggerakkan kedua lutut, ditemukan adanya krepitasi. Dari keluhan dan
pemeriksaan fisik diatas, dapat ditentukan diagnosis pasien tersebut adalah osteoartritis.
Osteoartritis adalah penyakit degeneratif yang biasanya menyerang sendi besar, seperti lutut.
Gejala khas dari OA berupa asimetris, kaku pada pagi hari yang kurang dari 1 jam, adanya
osteofit dan bersifat lokal. Selain itu, pasien juga memiliki faktor resiko OA, yaitu usia tua
dan obesitas (BMI= 29.8).

Selain OA, ada juga diagnosis banding yaitu rheumatoid arthritis. RA merupakan
penyakit autoimun yang menyerang sendi (biasanya sendi kecil) dan juga bagian tubuh lain.
Pada RA, gejala yang khas meliputi keterlibatan sendi secara simetris, kaku sendi pada pagi
hari yang lebih dari 1 jam, adanya inflamasi pada sendi dan adanya gejala sistemik. Gejala-
gejala tersebut mirip dengan OA, namun kita harus mampu membedakannya. Dari anamnesis
dan hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa pasien mengalami nyeri pada sendi besar, yaitu di
lutut kanan (non bilateral). Selain itu, pasien merasa kaku pada pagi hari berlangsung kurang
dari 1 jam. Pasien juga tidak memiliki gejala sistemik. Sehingga dari keluhan dan hasil
pemeriksaan tersebut, kita dapat menyingkirkan RA dari diagnosis pasien.

Untuk mendiagnosis secara pasti, pasien harus melakukan x-ray. Tujuan


melakukan x-ray adalah untuk melihat apakah ada penyempitan celah sendi, osteofit dan
sklerosis pada tulang subkondral. Setelah mendiagnosis penyakit OA, maka tahap selanjutnya
adalah penentuan grading dari OA, dengan tujuan untuk menentukan pengobatan yang
sesuai. Namun untuk sementara, pasien diberikan obat analgesik dan anti inflamasi (NSAIDs)
untuk mengurangi rasa nyeri dan mengurangi inflamasi dari lutut. Selain itu, pasien juga
diedukasi untuk mengurangi berat badan, mengurangi penggunaan beban pada sendi, dan
melakukan olahraga yang tidak menopang berat badan, seperti berenang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.


Pennsylvania : Lippincott Williams & Wilkins, 1999; p. 257.
2. Setiyohadi B. Osteoartritis Selayang Pandang. Jakarta: Dalam Temu Ilmiah Reumatologi,
2003; pp. 27 – 31.
3. Klippel JH, Dieppe PA, Brooks P, et al. Osteoarthritis. In : Rheumatology. United
Kingdom : Mosby – Year Book Europe Limited;1994.
4. Carter MA. Osteoartritis. In: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: EGC, 2006; p. 1380.
5. Haq I, Murphy E, Dacre J. Osteoarthritis Review. Postgraduate Medical Journal [serial
online]. 2003 [cited 2018 Sep 28]; 79 : 377 – 383. Available from:
https://pmj.bmj.com/content/79/933/377

Anda mungkin juga menyukai